"Katakan pada Kim, suruh dia membawa pakaian untuknya."
Iyan tidak menjawabnya, dia hanya mengangguk dengan pandangan ke arah Agnia, membuat Zian geram dan melemparkan bolpoin padanya.
"Kerja yang benar! Kau dengar aku tadi mengatakan apa?"
Iyan mengangguk, "Maaf bos, tadi bos mengatakan untuk Kim mengantarkan pakaian untuknya,"
"Bukan itu bodoh!"
"Ooh ... agar Kim sekalian mengantarkan gadis itu pulang ke kota A hari ini juga!"
"Dasar bodoh, kau simpan otakmu dimana hah! Aku katakan sekali lagi, berikan jeda waktu hari ini, aku ingin membuat kejutan untuk Dita."
Iyan kembali mengangguk, "Ba--baik akan aku atur lagi waktunya, dan sekarang waktunya kita pergi bos!"
"Hm ... kau duluan, tunggu aku di luar!"
Iyan mengangguk lalu keluar dari ruangan itu dengan cepat, sebelum bosnya itu kembali murka padanya.
Pria itu menakutkan sekali kalau marah, seperti setan! batin Agnia yang sedari tadi memperhatikan bos dan asistennya berdebat.
Zian memghampirinya, dan menyimpan sejumlah uang yang dia letakkan dia atas meja, tanpa melihat ke arah Agnia, namun hidungnya menangkap aroma sabun yang kembali menggoda imannya.
Sabun ini pasti sama dengan sabun yang aku pakai, tapi kenapa harumnya bisa berbeda seperti ini. batin Zian.
"Kau tunggu disini, sampai ada orangku mengantarkan sarapan dan pakaianmu, setelah itu dia akan mengantarkanmu pulang." ujarnya dengan berbalik dan keluar kamar.
Agnia hanya memandang uang di atas meja, lalu beralih pada Zian, namun tidak disangka, Zian berbalik, membuat jantung Agnia terasa berhenti karena tatapan tajam darinya.
"Satu lagi, jangan pernah muncul lagi dihadapanku setelah ini! Lebih baik sekolah yang benar dan jangan menyia-nyiakan waktumu dengan hal yang tidak berguna sama sekali!" ujarnya lalu melangkah keluar dari kamarnya.
"Dari mana dia tahu waktu berguna dan tidak berguna untukku! Dasar om- om sok tahu!" gerutunya.
Agnia hanya menatap kepergiannya, lalu kembali menatap uang yang bertumpuk, "Tapi ternyata lumayan baik juga om-om itu, haiss, aku tidak tahu namanya siapa." gumamnya.
.
.
Agnia berjalan mondar mandir dengan masih menggunakan bathrobe, orang yang Zian kirimkan untuk mengantarkan pakaian untuknya tidak kunjung datang. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk kembali memakai kemeja berwarna putih milik Zian yang dia ambil dari lemari pakaian.
Dreet
Dreet
Ponselnya berbunyi kembali, sejak tadi pagi, ponsel terus saja berdering, Agnia tidak berani mengangkatnya, bahkan dia tidak melihatnya sama sekali. Karena takut jika yang menelepon adalah mommy nya.
Namun Ponsel itu terus saja berdering nyaring, membuat orang yang mendengarnya merasa pusing. Perlahan-lahan Agnia merogohnya dari dalam tas, dan melihat layar putih itu, menampilkan nama sahabatnya. Serly.
"Syukurlah bukan mommy maupun daddy yang menelepon." ucapnya.
Dia pun akhirnya mengangkat sambungan telepon dari sahabatnya.
'Ha--'
'Astaga Nia, lo kemana saja? Kenapa baru diangkat sekarang, gue panik nungguin kabar dari lo Nia,'
'Maaf Serl, gue lupa kalau gue belum ngabarin lo sama sekali.'
'Mommy lo terus nanyain lo Nia, lo ada dimana? Biar gue jemput lo sekarang!'
Deg
Agnia takut, pasti Mommynya sudah curiga, karena dia belum juga kembali, padahal rumahnya dan rumah Serly yang berjarak beberapa blok saja.
'Nia ... lo dengerin gue kan?'
Agnia tersadar, 'Ah iyaa Serl, gue denger kok, Tapi gue tidak berada di kota A, lo gak bisa jemput gue Serl.'
Serly terdengar kaget, 'Hah ... terus lo ada di mana sekarang?'
'Gue ... gue...ada di---'
Tut
Ponsel Agnia mati karena kehabisan daya, sementara dia tidak membawa Charger.
"Ih...sialan!! Pake mati lagi!" Agnia melemparkan ponselnya di atas ranjang, dsna mendengus kasar.
Krucukk
Perutnya telah berbunyi, lambungnya menagih asupan gizi, dia pun akhirnya berlari ke arah sofa, dimana petugas hotel meletakkan sarapan untuknya sedari tadi.
Baru saja dia hendak merebahkan dirinya di sofa, pintu masuk telah terbuka, sosok wanita cantik masuk begitu saja dan tersenyum ke arah Agnia yang membenarkan posisi duduknya.
"Halo ... aku sekretaris Kim, mengantarkan pakaian untukmu, Maaf menunggu lama."
"Sekretaris Kim?"
Wanita itu mengangguk, "Benar, aku sekretaris Kim, yang ditugaskan tuan Zian untuk mengantarkan pakaian dan membawamu kembali pulang ke kota A." ujarnya dengan sopan.
Ternyata orang suruhannya seorang wanita, cantik lagi.
"Terima kasih sekretaris Kim, oh ya ... Nia mau tanya sesuatu, siapa namanya, maksudku pria yang menyuruhmu, menyuruhmu sekretaris Kim?"
Sekretaris Kim tersenyum ke arahnya, baginya ini hal biasa, Zian kerap menyuruhnya, memberikan pakaian atau apapun pada seorang wanita, setelah kencan semalam mereka, atau bahkan menjemput Zian dan mengantarkannya pulang dalam keadaan tidak sadarkan diri, namun tidak ada yang berani bertanya namanya seperti Agnia.
"Apa kalian bertemu di aplikasi sugar m? Atau semacam aplikasi kencan on line?" tanyanya menohok.
"Maaf maksud Nia bukan seperti itu, tapi kami memang tidak sengaja bertemu kok!" jawabnya dengan cepat.
Agnia pun menceritakan kejadian yang sebenarnya pada sekretaris Kim, membuat dia membelalakkan matanya, "Jadi seperti itu kejadiannya?"
Agnia mengangguk, lalu dia menerima paper bag yang diberikan kepadanya, dengan cepat dia masuk kedalam kamar mandi.
Sekretaris Kim tersenyum manis, dia tidak menyangka gadis itu masih polos, karena tubuhnya lebih besar dibandingkan umur yang sebenarnya.
Dan ternyata Agnia harus menunggu selama 3 jam sampai sekertaris Kim datang membawa pakaian untuknya. Dia pun menunggu dengan sabar hingga Agnia siap.
"Namanya Ziandra mahesa, dia orang yang cukup terpandang di dunia bisnis, kamu bisa mencari info tentangnya di jejaring sosial ." ajar Sekertaris Kim saat Agnia baru saja keluar dari kamar mandi.
Agnia terkaget, dia menoleh pada sekretaris itu, "Terima kasih Sekretaris Kim!"
"Sama-sama, oh iya siapa namamu?"
"Agnia Sarasvati, biasanya dipanggil Nia." ucapnya dengan mata yang berbinar.
"Baiklah Nia, ayo kita pulang! Bukankah Mommy mu sudah mencarimu?"
Agnia mengangguk, dia pun mengikuti langkah sekretaris Kim keluar dari kamar hotel.
Mereka masuk ke dalam lift, tak lama kemudian mereka keluar dari lift lobby, dan sebuah mobil berwarna silver sudah menunggu di depan lobby, Sekeretaris kim membuka pintu mobil belakang, membiarkan Agnia masuk terlebih dahulu, lalu setelahnya dia masuk di sampingnya.
"Kita pulang Pak!" titahnya pada supir yang langsung mengangguk dan menginjak pedal gas.
Mobil pun melaju, membelah jalanan kota B dan akan kembali ke kota A.
"Nia apa kau tidak keberatan kalau kita mampir ke toko bunga?"
"Tidak masalah sekertaris Kim!" ujarnya.
Mereka pun mampir di toko bunga, sekretaris Kim memesan satu bucket mawar merah, sementara Agnia memilih menciumi aroma-aroma bunga yang bermacam-macam.
"Sekeretaris Kim? Kau membeli bunga untuk siapa?" tanyanya.
"Perintah Tuan Zian, untuk dikirimkan pada nona Dita, pacarnya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
kebetulan sekali Nia jadi tau kehidupan Mahendra
2024-08-29
0
Aidah Djafar
suka ceritanya ...👍
2023-03-27
0
Rahmawaty❣️
Marah² bae om😂
2022-12-23
0