"Bye Nia ... good lucky."
Agnia mendengus kasar, dia memasukkan kertas yang diberikan Cecilia ke dalam sakunya dengan cepat, lalu dia keluar dari perpustakaan itu, dan kembali berjalan menuju kantin.
"Huft...."
Agnia mendaratkan bokongnya di kursi dimana Serly dan Vina sudah duduk disana sejak tadi.
"Lo dari mana Nia? Gue cariin lo dari tadi, gue telepon juga gak di angkat."
"Sorry, gue lupa kalau ponsel gue silent, tadi gue dari perpustakaan, gue udah ngomong sama Adam."
"Lo berhasil?" ujar Serly dengan mata yang berbinar.
Agnia menggelengkan kepalanya. "Gue gagal lagi!"
Vina yang lebih pendiam dari keduanya meraih tangan Agnia, wajahnya yang manis tertutup oleh rambut poni miliknya.
"Nia, maafin aku, gak seharusnya kamu ngelakuin ini cuma buat aku!"
"Ngomong apaan sih lo Vin, udah deh ... gak usah merasa bersalah, kalaupun bukan lo, gue juga pasti bakal ngelakuinnya. Jadi lo tenang aja oke?" ucap Agnia dengan yakin.
Saat itu Cecilia dan Nita lewat dihadapan mereka, membuat Serly bangkit dari duduknya, dan hendak menghampiri mereka. Namun Agnia mencegahnya, dia mencekal lengannya serta menggelengkan kepalanya.
"Jangan Serl, lebih baik kita cabut dari sini!"
"Serly... ayo!" ucapnya dengan menarik tangan sahabatnya.
Mereka kembali ke kelas, walaupun jam istirahat masih tersisa lumayan banyak, namun mereka memilih untuk mengobrol di kelas saja.
Adam yang baru saja keluar dari ruangan perpustakaan pun kembali ke kelas, dan berpapasan dengan Agnia, dia berusaha bersikap biasa saja, namun Adam langsung membuang wajahnya ke arah lain.
"Bener-bener ya tuh anak, gayanya so cool abis, lihat saja, kalau tiba-tiba jatuh cinta sama gue!" seloroh Agnia dengan mengibaskan rambutnya.
Membuat Serly tertawa dan Vina mengulum bibirnya.
"Kalian gak percaya? Suatu saat, dia pasti jatuh cinta sama gue, secara cinta dan benci itu bedanya tipis banget!" ujarnya lagi.
"Ya ... percaya deh, lagian siapa juga yang gak mau sama lo, lo nya aja pilih- pilih." sahut Serly, dia langsung mendaratkan pantatnya di kursi.
Agnia menyusulnya dengan duduk di sebelahnya, "Bukan gue pilih-pilih, belum ada yang bisa menggetarkan hati gue, paham gak sih lo?"
"Ya ...ya terserah lo aja deh!"
Vina hanya tersenyum melihat kedua sahabatnya itu berdebat. Dia lantas duduk di bangku di belakang Serly, dan meliriknsebentar ke arah Adam yang duduk di bangku paling belakang.
"Jadi nanti malam? Lo kesana?" tukas Serly setelah melihat secarik kertas yang diperlihatkan sahabatnya itu.
"Huum...!"
"Lo yakin bakal ngelakuin hal itu?" tanya Sherly lagi.
"Udah tanggung setuju, lagian cuma nemenin kan?"
Setelah jam sekolah selesai, mereka akhinya membereskan buku dan peralatan lainnya,
"Guys ... gue duluan ya, udah dijemput nih!" ujar Serly yang menyampirkan tas dipunggungnya.
Begitu juga Vina yang sudah dijemput, mereka meninggalkan Agnia yang berjalan seorang diri.
Adam yang mengendarai motor melewatinya begitu saja, dan membuat Agnia mengepalkan tangan.
"Tuh cowok dinginnya udah lebih dari kulkas." gumamnya.
Tin
Tin
Agnia melonjak karena kaget dengan suara klakson dari belakang, mobil sedan yang berwarna merah itu melintas di depannya,
"Sendirian nih? Mana teman-teman lo yang culun itu, kok mereka ninggalin lo sih!" tukas Cecilia dengan membuka kaca mobilnya.
"Kasian banget, lo bela-belain temen-temen lo, tapi mereka ninggalin lo gitu aja!" timpal Nita yang duduk di belakang kemudi.
Agnia hanya diam, dia tidak mengguvris perkataan keduanya, dan memilih kembali berjalan keluar gerbang sekolah.
"Bye Nia...jangan lupa nanti malem yaa!" seeu keduanya dengan tangan yang melambai-lambai ke arahnya.
Agnia mendengus kasar, dia mengotak-atik ponselnya dan memesan ojek online untuk pulang.
"Agnia ya?" sapa seorang pengemudi motor yang dipastikan supir ojek online yang baru saja dipesannya.
Dia mengganguk, tak lama kemudian dia naik ke atas motor.
"Sesuai aplikasi ya!"
.
.
Nia ... cepatlah! Kau tidak lupa perjanjian kita kan?"
Seorang gadis berusia 17 tahun menggeliat didalam selimut nya. Kedua manik hitamnya mengerjap-ngerjap saat guncangan di bahunya semakin kencang.
"Nia ... astaga, kalau kamu tidak bangun juga, mereka akan berbuat lebih dari ini! Cepat Nia...!"
"Serly, apaa sih! Aku masih mengantuk!" gumamnya dengan menyembunyikan setengah wajahnya ke dalam selimut.
Sreeett
Serly menyibakkan selimut hingga tubuh Agnia. Tubuh indah nan molek miliknya yang hanya di balut oleh tank top dan juga hot pants itu kini terpangpang nyata.
"Cepat Nia!"
Agnia terperanjat, dia kaget saat Serly menarik lengannya untuk bangun.
"Astaga, Serly ... bisa sabar sedikit tidak sih!"
"Tidak bisa, kalau terlambat sedikit saja, mereka pasti membunuh kita Nia."
Nia berdecak, mendengar ucapan sahabatnya yang membuatnya bingung.
"Tunggu Sherly, membunuh? Siapa?"
"Ih ... Nia kau lupa? Kita kalah taruhan, dan kita harus membayarnya dengan waktu, lebih tepatnya kamu yang akan melakukannya.
"Taruhan?"
"Kalah?"
Seketika Nia membuka lebar kelopak matanya, ingatannya baru saja terkumpul, taruhan bersama genk paling rese di sekolahnya.
Agnia berlari ke kamar mandi begitu saja, membuat Serly terhuyung hingga terjatuh.
"Sorry Sherly!" Teriaknya dengan menutup pintu kamar mandi dengan keras.
"Astaga, gue kok bisa lupa ya malam ini, lagian kenapa juga gue harus tidur sore-sore gini." gerutunya di kamar mandi.
Setelah selesai mandi, dia bersiap-siap, dengan memakai dress selutut berwarna biru yang sangat kontras dengan kulit putihnya.
"Untung gue kesini Nia! Kalau tidak, kelar hidup lo, bentar lagi nih lihat!" ujar Serly dengan menunjukan jam tangan nya pada Agnia yang tengah memoles wajahnya.
"Lo memang sahabat terbaik gue Serl," ujarnya dengan tersenyum.
"Lo masih bisa senyum! Gue heran sama lo Nia! Harusnya lo tolak perjanjian ini, gue takut lo kenapa-napa!"
"Lo tenang saja, gue bisa jaga diri gue sendiri kok!" ujarnya dengan memeluk Serly.
"Gue pergi ya!"
"Kita bareng aja, gue drop lo di hotel, mami lo pasti nyariin lo, jadi lo bisa bilang lo nginep rumah gue!"
Agnia yang tengah memakai fkatshoesnya pun kembali memeluk sahabatnya. "Tuh kan lo memang sahabat terbaik, gue aja gak kepikiran ke situ lho!"
"Ya udah yuk, nanti lo telat!"
Mereka akhirnya pergi dari sana, Agnia hanya berpamitan pada asisten rumah tangga nya saja, karena sang ibu memang jarang sekali berada di rumah.
Agnia dan Serly menaiki mobil yang dikemudikan oleh Serly, membuat Agnia heran melihatnya.
"Sejak kapan lo boleh bawa mobil sendiri Serl?" tanyanya saat memasuki mobil.
"Sejak sore tadi!" jawab Serly terkekeh.
"Oh...." Agnia hanya beroh ria.
Serly mengemudikan mobil nya ke alamat yang di tuju, dengan banyak cerita menemani perjalanan mereka malam itu. Hingga tak terasa mereka akhirnya sampai di tempat tujuan.
Hotel Bluemoon.
"Lo yakin ini tempatnya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
wah..ngapain nih..
2024-08-27
0
Mike
kebiasaan baca novel kpasha ayu yg singkat padat jelas greget, jadi berasa bgt bosen klo baca yg bertele-tele gini🙏 jejaky cm sampai di sini k'author diliat-liat panjang jg episodey🤔😂
2023-04-01
0
Julio Stevaning
mengulang
2022-12-01
1