"Sekretaris Kim? Kau membeli bunga untuk siapa?" tanyanya.
"Perintah Tuan Zian, untuk dikirimkan pada nona Dita, pacarnya!"
"Oh...." ucap Agnia dengan bibir yang membentuk lingkaran.
Ternyata om galak itu punya pacar juga,
Setelah memberikan informasi tentang alamat tujuan bunga itu diantar, sekretaris Kim keluar dari toko bunga, dengan Agnia mengekor di belakangnya, mereka kembali masuk ke dalam mobil. Dan supir kembali melajukan mobilnya.
Gadis berambut panjang itu menatap jalanan yang dia lewati tanpa berkedip, sementara Sekretaris Kim tersenyum melihatnya.
"Apa yang kau fikirkan Nia?"
Nia terperanjat, lalu menoleh pada wanita cantik disampingnya.
"Nia takut dimarahi Mommy ... sekertaris Kim," jawabnya polos.
"Apa Nia butuh bantuan ku?"
Sekretaris Kim menawarkannya bantuan, untuk sekedar memberikan keterangan pada ibunya, atau apa saja yang Agnia butuhkan.
"Emmpphh ... terima kasih sekretaris Kim! Tapi Nia rasa itu tidak perlu."
Wanita anggun itu pun mengangguk, dia memberikan kartu namanya kepada Agnia,
"Jika membutuhkan bantuanku, jangan sungkan ya Nia!"
"Terima kasih sekretaris Kim."
Perjalananpun berlanjut, membuat Agnia yang kelelahan itu mengantuk dan tertidur begitu saja. Sementara sekretaris Kim tersenyum melihatnya.
Dreet
Dreet
Ponsel milik sekretaris Kim berdering, dia dngan cepat mengangkatnya setelah tahu Iyan yang meneleponnya.
"Segera kembali sekarang juga! Ada masalah serius disini."
Sekretaris Kim melonjak kaget, dia pun mematikan sambungan teleponnya dan menyuruh supir untuk kembali berbalik arah.
Supir pun mengangguk, dengan cepat dia memutarkan arah kemudinya dan kembali ke hotel milik Zian.
Sekretaris Kim keluar dengan tergesa-gesa, menemui Iyan yang menunggunya di lobby,
"Ada apa?"
"Gawat ... bos mengamuk di kantor!"
Sekretaris Kim mendorong tubuh Iyan hingha terduduk, "Lalu kenapa kau ada di sini Brengsekk!" ujarnya dengan cepat kembali masuk ke dalam mobilnya, dan menyuruh supir untuk segera pergi ke kantor cabang.
Tak lama kemudian, mobil yang membawa Agnia yang masih tertidur pulas itu tiba di kantor. Sekeretaris Kim bergegas keluar dari mobil dan menuju ruangan Meeting.
Benar saja, Zian tengah mengamuk pada para pegawai nya, akibat kelalaian salah satu pegawainya, dia mengalami kerugian yang mencapai milyaran.
"Bos, lebih baik kita tinggalkan tempat ini, jangan membuat masalah ini semakin rumit, para pemegang saham pasti akan meminta pertanggung jawaban, tapi yang lebih berbahaya lagi, para pekerja yang akan menuntut mu karena bersikap arogan." jelas sekretaris Kim.
"Lalu apa aku harus diam saja, Kau lihat ini Kim! Laporan yang baru saja aku audit, jika aku tidak datang hari ini, mereka pasti membuat perusahan ini pailit."
"Kau tenang saja, aku akan menyuruh Tim investigasi untuk datang kemari, kita akan memprosesnya, lebih baik kau kembali ke hotel, atau menemui Dita?" bujuk Kim.
"Kalian tunggu hasil pemeriksaan, siapapun orangnya, apapun jabatannya, aku akan memastikan dia tidak akan hidup tenang! Ujar Zian yang berlalu pergi.
Sekretaris Kim mengikutinya dari belakang, langkah Bosnya terlalu cepat saat marah, dan dia selalu melakukan tindakan arogan jika tidak dicegahnya.
Zian keluar dari kantor dan masuk ke dalam mobil berwarna silver yang terparkir, namun dirinya malah kaget karena ada Agnia yang tengah tertidur disampingnya.
"Kenapa dia masih disini! Kim!" teriaknya.
"Aku putar balik, setelah Iyan tidak bisa menenangkanmu, Zian! Dan jangan berteriak padaku!" tunjuk Kim padanya.
Agnia yang mendengar suara orang berteriak pun langsung terbangun, kedua matanya mengerjap-ngerjap.
"Jangan memberi contoh yang tidak baik Kim, ada anak kecil disini!" ujar Zian mengalihkan kemarahan sekeretarisnya yang selalu menakutkan.
"Diam kau Ziandra Mahesa! Sudah aku katakan aku tidak suka dibentak!"
Agnia hanya menatap mereka bergantian, dsn tidak menyangka dengan Sekretaris Kim yang lemah lembut itu ternyata menakutkan saat marah.
Zian mendengus kasar, lalu memejamkan kedua matanya.
"Kita kembali ke hotel Pak!"Ucap sekretaris Kim kembali lembut dengan menoleh ke arah Agnia, "Maaf Nia, apa aku mengganggu tidurmu!"
"Kenapa Nia disini? Bukannya kita akan pulang?"
"Maaf sayang, karena ada sedikit masalah, aku membawamu kembali, setelah masalah selesai, aku akan mengantarmu pulang Nia!" seloroh Kim dari kursi depan. Sementara Zian masih memejamkan kedua matanya.
Tak lama kemudian Zian membuka matanya.
"Antarkan aku ke rumah Dita, Kim!"
Sekretaris Kim tidak menjawabnya, namun dia mengangguk dan menyuruh supir.
Mobilpun melaju ke arah perumahan Elite dimana Anindita tinggal, dan supir menghentikan mobil tepat di depan sebuah rumah dengan nuansa eropa.
Zian keluar dari mobil, diikuti oleh sekretaris Kim, Agnia yang tidak mengerti apa-apa itu pun mengikuti mereka dari belakang.
Sekretaris Kim mengetuk pintu nya, hingga pintu itu terbuka, seorang pelayan yang membukanya menyambut mereka.
"Dimana nona Dita bi?" tanya Sekretaris Kim tersenyum ramah.
"Ada di belakang Nona Kim, sedang berenang."
Zian menyunggingkan senyuman, dia lantas berjalan menuju ke arah belakang dimana kolam renang berada.
Benar saja, Dita tengah berenang,
"Honey...." seru Zian.
Dita menoleh, "Baby ... kau disini?"
Sekretaris Kim mengikutinya, sedangkan Agnia seperti anak ayam yang mengikuti induknya kemana pun dia pergi. Dia mengangga melihat Dita yang bertubuh dengan seksi dan juga cantik. Ini sih bidadari, cantik banget.
Dita naik dari kolam renang, memakai bathrobe yang menutupi tubuhnya dan berhambur menyambut Zian.
"Baby ... aku merindukanmu!" ujarnya lembut.
"Aku apalagi honey," ujarnya dengan melu matt bibir basah milik Dita.
Agnia menutupi matanya, dan bersembunyi di balik tubuh sekretaris Kim.
"Ekhem...." Kim berdehem membuat tautan keduanya terlepas dan menoleh ke arahnya.
"Ahk ... Kim, kau mengganggu kesenangan orang saja!" ujar Dita kembali melu matt bibir kekasihnya.
"Abaikan dia Honey, lebih baik kita ke atas. Aku sudah merindukanmu!"
"Nakal ... kenapa kau tahu aku di sini Baby?" ujarnya dengan tangan yang melingkar di pinggang Zian.
"Tunggu ... dia siapa?" Tunjuk Dita pada Agnia yang kini berdiri di samping sekertaris Kim.
"Hanya anak kecil tidak penting, ayo lebih baik kita ke atas, tidak usah kau hiraukan mereka." ujarnya dengan menggendong Dita ala bridal style dengan kembali saling melu matt.
Agnia terbelalak, dia tidak menyangka melihat secara langsung adegan yang biasa dia lihat hanya di video. Dan merasa ingin muntah melihatnya.
"Apa mereka akan melakukan itu di atas?" gumamnya.
"Kau benar Nia, dan kita terpaksa menunggu mereka disini, oh ya lebih baik Nia memberi tahu orang rumah, jika Nia akan kembali pulang terlambat."
Sekretaris Kim benar, aku harus memberi tahu Serly," ucapnya dengan merogoh tas selempangnya.
"Ponsel Nia kemana?"
Agnia mengeluarkan semua barang-barangnya dari tasnya, namun tidak menemukan ponsel miliknya.
"Coba di ingat pelan-pelan, apa Nia meninggalkannya begitu saja?"
Agnia terdiam dan berfikir, memang benar, ponselnya tertinggal di kamar Zian.
"Ada dihotel, di kamar Om Zian!" jawabnya cepat.
Anindita yang kembali keluar untuk mengambil ponselnya tertegun,
"Om Zian?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
lagi apa ya.. 🤭😍
2024-08-29
0
Mitridah Trivera
kirain zian bakal pergoki vita selingkuh he..he..😄😄😄😄
2023-06-19
1
Aidah Djafar
🤦😁😁😁
2023-03-27
0