Lagu just the way you are menjadi bel tanda masuk di SMA harapan bangsa. Lagu yang dinyanyikan oleh Bruno mars itu telah bergema diseluruh ruangan sekolah. Seorang gadis berambut panjang yang di kuncir kuda berlari menuju kelas MIPA 3 dengan nafas terengah-engah.
"Heh...kebiasaan kamu Nia, datang selalu di akhir jam masuk! Tapi selalu beruntung karena tidak pernah telat." ujar Sherly yang tengah duduk, menatap sahabat serta tempat satu bangku nya yang baru saja masuk.
"Iya nih, biasa ... di rumah tidak ada yang bangunin aku." Agnia sarasvati.
Gadis itu mendaratkan disebelah Serly, dan mengeluarkan buku lalu mengibaskannya tepat di depan wajahnya.
"Tapi PR ku aman kan?" ujar Serly.
"Aman dong!" tukas Agnia memberikan buku yang dipakainya untuk mengipas wajahnya yang berkeringat pada sahabatny.
Agnia sarasvati terbilang siswi cerdas, terbukti dia menjadi juara umum selama tiga tahun berturut-turut, pintar, cantik, juga supel, gaya bahasanya yang ceplas- ceplos, membuat Agnia disukai banyak orang.
Namun tidak untuk dua orang dari kelas sebelah. Cecilia dan juga Nita, mereka selalu mencari gara-gara dengannya, seperti hari ini.
Saat mereka berdua membully gadis berkaca mata yang selaku mereka suruh mengerjakan tugas, dan sering membelikan makanan untuk mereka berdua.
Agnia geram melihatnya, dan ini bukan hanya sekali.
"Kalian bisa tidak sih, tidak ganggu orang lain?"
" Tidak bisa!" jawab Nita dengan angkuh.
"Lagian, tidak perlu so jadi pahlawan, ngaca lo ..., lo aja ngerjain PR temen lo sendiri." timpal Cecilia.
"Itu jelas beda, gue yang mau, bukan di suruh-suruh! beda sama kalian!"
"Oh ya, beda? Jelas beda lah, gimana kalau lo gabung bareng kita? Biar kita sama?" ujar Cecilia dengan berseringai.
"Hey... jaga omongan lo, dasar cewe gak bener! Gak usah ngajak-ngajak orang!" ucap Serly.
Membuat Nita dan juga Cecilia semakin marah dan menjambak rambut Serly, Agnia berusaha melepaskan memisahkan mereka, namun Nita dan Cecilia ikut menyerangnya, mereka pun menjambak rambutnya.
Adam yang baru saja datang memisahkan mereka di bantu teman-temannya yang lain. Dia sebagai ketua kelas pun ikut memarahi mereka.
"Kalian bisa tidak sih bersikap layaknya siswa yang berpendidikan?" serunya pada mereka.
Tatapan nya tajam menghujam ke arah 4 gadis yang baru saja saling menyerang itu.
Semua orang di kelas itu melihat ke arah mereka.
"Lo juga, sebagai sekretaris kelas, lo harusnya memberikan contoh yang baik!" tunjuknya pada Agnia.
"Dan kalian berdua, bisa kan kembali ke kelas kalian? Sekarang juga!" ucapnya pada Cecilia dan juga Nita.
Mereka berdua berlalu dari sana, "Urusan kita belum selesai!" gumam Cecilia saat melewati Agnia.
Dengan menyibakkan rambutnya yang kini terurai, Agnia menatap mereka berdua dengan tajam.
"Gue gak takut!"
.
.
Setelah pertengkaran nya tadi pagi, Cecilia dan juga Nita kembali menghampiri Agnia dan Serly di kantin, disana juga ada Vina, gadis berkaca mata yang kerap mereka bully.
Mereka berdua dengan santainya duduk dihadapan Agnia yang tengah menikmati makan siangnya.
"Gue ada penawaran buat lo, kalau lo bisa melakukannya, gue bakal berhenti gangguin si Vina!" ujar Cecilia.
Agnia mendongkakkan kepalanya ke arah mereka, lalu menyimpan kembali sendok yang baru saja akan dia masukkan ke dalam mulut.
"Penawaran macam apa?"
"Jangan aneh-aneh deh kalian! Nia jangan mau, mereka hanya akan membuat gara-gara denganmu!"sergah Serly.
Cecilia berdecih, dia menatap tajam ke arah Agnia. "Gue tahu lo tidak punya nyali, jadi jangan sok jadi pahlawan di hadapan gue."
Cecilia dan Nita tertawa dan bangkit dari kursi, membuat Agnia mengepalkan tangannya di bawah meja.
"Gue tertarik dengan penawaran yang lo mau Cecil! Dan lo harus tepat janji lo, untuk berhenti gangguin Vina."
Vina yang sedari tadi hanya menggelengkan kepalanya kini mulai menangis, "Jangan lakukan itu Nia, Aku mohon! Biarkan saja nerka melakukan apapun padaku."
Cecilia dan juga Nita kembali membalikkan tubuhnya, dan tertawa melihat ke arah Vina, lalu beralih pada Agnia.
"Oke ... deal, dan ini mudah saja! Lo ikut gue sekarang."
.
.
Agnia mengikuti Cecilia dan juga Nita ke belakang sekolah, area yang tidak pernah terjamah oleh siapapun, termasuk pihak dari sekolah, dan tempat ini biasa di pakai oleh siswa laki-laki dan perempuan hanya untuk bolos, atau juga hanya untuk merokok.
Agnia yang baru pertama kali memasuki area ini bergidik melihatnya, bekas-bekas rokok dan juga sampai-sampai berserakan, bercampur dengan kursi dan meja yang sudah tidak layak pakai lagi.
"Ternyata ada tempat seperti ini di belakang sekolah!" gumam Agnia pada Serly yang hanya dijawab dengan anggukan.
"Oke jadi gini, lo tahu kan Adam itu siswa terdingin disekolah ini! Selama ini tidak ada yang bisa menaklukannya."
"Dan gue mau lo dapetin dia, kalau lo berhasil, gue bakalan salut sama lo, dan gue berhenti gangguin si Vina," Ujar Cecilia dengan tangan bersidekap di dadanya.
"Dan ... kalau lo gak berhasil! Lo harus ngelakuin sesuatu buat kita! Deal?" Timpal Nita.
"Sesuatu apaan maksud lo?" Tanya Agnia dengan penuh curiga.
Cecilia dan Nita tergelak, "Biasa aja muka lo! Gak usah kaget begitu, kita gak bakal macam-macam kok! Lagi pula, sesuatu itu tidak akan sampai merugikan lo berdua."
"Iya apaan jangan banyak bacot deh lo!" Agnia sudah mulai kesal dengan dengan tingkah mereka yang seenaknya.
"Nemenin orang ngobrol!" tukas Nita dengan seringaian di bibirnya.
"Nemenin ngobrol gimana tuh maksudnya? Seperti yang kalian lakuin selama ini? Begitu, nemenin om-om kesepian! Gue gak mau!" jawab Agnia dengan membalikkan tubuhnya.
"Ayo Serly, kita pergi dari sini."
"Oke gak apa-apa, tapi kalian tidak usah ikut campur lagi urusan kita, mau si Vina atau siapapun, atau bahkan temen lo, si Serly sekalipun yang bakal gue gangguin!"
Langkah Agnia terhenti, dia mengepalkan tangannya dan kembali berbalik. Walaupun Serly mencegahnya untuk kembali, namun dia tidak mendengarkannya.
"Udah deh, gak usah lo ladeni permainan mereka, lebih baik kita kembali ke kelas!" ujar Serly menarik tangan sahabatnya.
"Lepas Serl, gue gak bisa tinggal diam saja, mereka harus diberi pelajaran agar tidak seenaknya sama orang."
Cecilia dan Nita tergelak, mereka saling memandang dengan pandangan licik.
"Oke deal, gue setuju!" ujar Agnia dengan menyodorkan tangan pada mereka.
Cecilia menyambut tangan itu dengan senang, sementara Nita berseringai dengan menatap keduanya tajam.
"Oke deal ..., gue bakal nepatin janji gue sama kalian, begitu juga kalian, bakal ngelakuin hal ini, satu lagi ... ini bakal jadi rahasia kita berempat."
"Deal...."
Catatan othor,
Bukan kalian yang suka mari like dan komen dan juga rate 5. (Tapi othor gak maksa ya.) Dan buat yang gak suka, silakan skip dan cari bacaan lain tanpa harus kasih rate buruk, rate 1 dan bilang kecewa, ingat ini hiburan, jadi carilah novel yang cocok tanpa meninggalkan jejak buruk. Apalagi gak like gak komen tapi kasih rate kecewa. Pie to?
Mari saling bersinergi dengan baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
huh anak yang suka tantangan.. hehe
2024-08-26
0
Devi Marlina
good
2024-05-19
0
Andariya 💖
awal yg seru😂😂😂
2023-07-10
0