"Om ... sekali saja! Bantu aku lagi!"
Pria itu mendengus kasar, kesialan apa yang dia dapatkan hari ini. Meeting yang sudah direncanakan jauh-jauh hari di batalkan secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas, mitra bisnisnya hanya mengatakan hal lain yang lebih penting dari pada harus meeting dengannya. Sementara dia sudah menunggu hampir 2 jam di lobby hotel.
Dan lebih parahnya lagi, kekasih yang akan ditemuinya malam ini mendadak pergi ke luar kota, dan mengatakan akan tinggal disana selama seminggu, dan sekarang bertemu dengan gadis yang tiba-tiba masuk ke dalam mobilnya, membuatnya semakin kesal, lebih parahnya lagi dia membangunkan sesuatu di bawah sana, tanpa ada penyelesaiannya. Ziandra Mahesa.
Pria yang baru saja berulang tahun ke 34 tahun, seorang pembisnis yang tidak dapat di ragukan lagi kemampuannya, seorang dengan segala kelebihannya, berkarisma, tampan, mapan dan juga mempesona.
"Damnn itt!" ujarnya dengan memukul stir kemudi dengan tangan yang mengepal.
Membuat Agnia kaget dan bungkam seketika.
Tanpa kata apapun pria itu kembali melajukan mobilnya, sementara Agnia terus melirik ke arahnya.
"Kau mau ku turunkan dimana? Cepat katakan?" ketusnya.
Namun tidak ada jawaban dari gadis yang duduk disebelahnya itu. Zian melihat ke arahnya dan mendengus kasar.
"Kenapa dia bisa mudah tertidur begitu! Dasar gadis liar, masih kecil sudah keluar masuk hotel, mau jadi apa dia nanti nya!" gerutunya dengan pandangan kembali ke ruas jalan.
"Enak-enakan dia tidur, bagaimana dengan ku yang kesakitan! Sial sekali hari ini!" gerutunya. lagi.
Dreet
Dreet
Ponselnya menggelepar di atas dashboard, Zian mengambilnya dan melihat siapa yang meneleponnya.
'Ada apa Yan?'
'......'
'Kau bercanda?'
'......'
'Oke kita bertemu disana!'
Tut
Sambungan telepon berakhir, Zian kembali melajukan mobilnya dengan cepat, sesuatu terjadi dengan perusahaannya yang berada di kota B, dan dia harus segera ke sana, sampai dia sendiri melupakan kehadiran gadis kecil yang tertidur pulas disampingnya.
Perjalanan dari kota A ke kota B hanya memakan waktu kurang lebih 3 jam, dan dengan cara mengemudinya yang cepat, dia hanya memerlukan waktu 2 jam saja, lewat jalan tol.
Kota B
Agnia menggeliat, tubuhnya terasa sangat pegal, perlahan dia mengerjapkan kedua matanya, dan suasana di luar sudah sangat gelap.
Dia melirik jam tangan di pergelangan tangannya, dan sontak kaget karena jam menunjukan pukul sebelas malam.
"Om ... kau akan membawaku kemana? Ini dimana Om?" tanyanya mulai panik, jalanan yang dia lihat sama sekali tidak dikenalnya, bukan jalan yang biasa dia lewati, bukan pula jalan di kota dimana dia tinggal.
"Om ... jawab aku, Om mau menculikku ya?"
Zian yang baru tersadar dirinya membawa serta gadis yag masuk begitu saja itu mendengus, "Salah sendiri, kenapa lo masuk ke dalam mobil sembarangan, dan inilah akibatnya, dan sudah aku bilang, aku banyak urusan!"
Agnia milai histeris, dia meronta-ronta memukul bahu dan lengan Zian, membuat kendaraannya oleng, "Hentikan, kau bisa membuat kita celaka bodoh!"
"Aku mau pulang Om, aku mau pulang!"
"Diamlah, kau membuat kepalaku semakin pusing saja!"
"Tapi aku mau pulang!" ucapnya terisak.
"Tidak bisa, kita sudah sampai di kota B!"
Masih dengan terisak, Agnia semakin kaget, "Kota B, itu sangat jauh! Kenapa Om tidak membangunkanku tadi, kenapa malah membawaku pergi! Kurang ajar, dasar Om-Om mesuum, sama saja kalian ini!" ujarnya kembali memukul lengan.
"Hentikan gadis sialan!"
"Biar saja, aku belum puas,"
Krek
Agnia menggigit bahu Zian hingga dia berteriak kesakitan, dan mendorong tubuh gadis itu hingga membentur kaca mobil.
Agnia kembali menangis, dengan memegangi kepalanya. "Aku mau pulang, mami...."
"Diamlah, kau mau aku turunkan di jalan tol ini!"
Agnia masih menangis, namun tidak sehisteris tadi, ancaman Zian padanya membuatnya benar-benar takut, namun suara isak nya masih terdengar.
Zian meraup wajahnya dengan kasar, "Kita akan kembali setelah urusanku selesai semua!" ucapnya dengan menggosok bekas gigitan Agnia.
"Kau benar-benar anak liar ya, bagaimana bisa kau menggigit dengan keras! Sudah seperti binatang!"
Agnia sama sekali tidak menjawabnya, dia bahkan tidak mampu berfikir dengan jernih, fikirannya hanya satu, ingin pulang, bagaimana jika mami mencarinya, Serly tidak mungkin bisa menjelaskannya dan mengatakan dia setiap hari menginap di rumahnya, itu sangat mencurigakan.
"Bagaimana ini!" gumamnya dengan terus terisak.
"Aku akan menyuruh orangku untuk mengantarkan kau pulang besok, sekarang kau ikut aku. Kita akan mencari hotel, aku lelah sekali!"
Secepat kilat Agnia menutupi bagian dadanya dengan tangan dan tas selempangnya, "Om jangan macam-macam, aku ini masih di bawah umur!"
"Di bawah umur, tapi kau keluar dari hotel, kau gadis di bawah umur yang liar!" ucap Zian menohok.
"Tapi aku tidak melakukan apa-apa, aku dijebak oleh temanku."
"Aku tidak peduli, itu pasti hanya alasanmu saja. Bagaimana orang tuamu mendidik anak gadis sepertimu, mereka pasti terlalu sibuk mencari uang, hingga melupakanmu."
Agnia tertunduk, dia kembali menangis, kali ini dia menutup wajahnya dengan kedua tangan, sementara suara isak terdengar lirih.
"Diamlah!!" sentaknya.
"Kalau kau terus menangis, aku akan benar-benar menurunkan mu disini!"
Agnia membuka kedua tangannya, dengan wajah yang basah oleh air mata, dia menoleh pada Zian, "Lalu aku harus bagaimana? Om yang membuatku menangis!"
Zian memberikan sapu tangan padanya, "Hapus ingusmu, menjijikan."
Agnia meraih sapu tangan yang diberikan Zian dan mengyusut ingusnya.
Hhiiiihhhggg
"Jorok sekali!" tukas Zian.
Tak berapa lama, mobil memasuki basement sebuah hotel bintang 5, Zian menghentikan laju kendaraannya.
"Kita istirahat di sini, ayo!"
"Tapi Om tidak akan melakukan apa-apa padaku kan?"
"Entahlah, gimana nanti!" ujarnya dengan membuka pintu dan keluar dari mobil.
Sementara Agnia tak dapat mencerna ucapan Zian.
Tok
Tok
"Jangan membuatku berubah fikiran, dan meninggalkanmu disini! Ayo lekas keluar." serunya mengetuk kaca mobil.
Perlahan Agnia keluar dari mobil itu, rambutnya berantakan, ditambah wajahnya yang sendu, dengan hidung yang memerah seperti badut.
"Perbaiki rambutmu, kau ingin membuat orang berfikir aku memperr ko sa mu?"
Agnia menyisir rambut dengan jarinya, dan menyeka wajahnya dengan kedua tangannya, sementara sapu tangan yang diberikan Zian dia kembalikan.
"Kau simpan saja! Aku tidak mau menyimpan sapu tangan bekas ingusmu!" ujar Zian dengan melangkah meninggalkan Agnia.
"Om jahat sekali!"lirihnya dengan mengikuti langkah pria yang bahkan dia belum tahu namanya siapa.
Mereka memasuki lobby hotel, Zian memperlambat langkahnya dan membiarkan Agnia berjalan disampingnya, bukan dibelakangnya, terlihat seperti keponakannya saja.
"Cepatlah, kau lambat sekali!"
"Ini sudah cepat Om, langkah Omnya saja yang seperti raksasa, cepat sekali!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
wah ribet bener dua orang ini hehe
2024-08-29
0
Aidah Djafar
lucu wkwkwkwk
2023-03-27
1
Wina Fe
ceritanya bgus, cm koreksi sedikit di pemakaian aku-kamu-kau,
dan lo - gue, harus diperhatikan lgi thor, biar lbh rapi 🙏
2023-03-25
2