Malam semakin larut, namun Zian tak kunjung pulang, begitupun dengan sekretaris Kim, dia juga tidak kembali. Seusai menyantap habis makan malam yang diantar petugas hotel, Nia merebahkan dirinya di ranjang, dia bahkan sudah menelepon ibunya, namun ternyata wanita yang melahirkannya itu tengah pergi ke luar kota.
"mommy bahkan tidak mencariku! Dia pergi begitu saja, tanpa memikirkan aku!" dengusnya dengan terus menggulir ponsel yang baru menyala itu.
Beberapa pesan masuk ke ponselnya, pesan dari Serly, dan Vina yang khawatir padanya, dan juga pesan dari Cecilia dan juga Nita. Dia sempat membalas pesan dari kedua sahabatnya. Namun pesan dari Cecilia dan Nita dia abaikan begitu saja.
"Merekalah sumber kekacauan ini! Sampai akhirnya aku ada di tempat ini!" ujarnya dengan menghela nafas.
Agnia menutup aplikasi pesan singkatnya, dia lebih memilih mencari informasi tentang kendaraan dan juga jalan untuk bisa kembali ke kota A, setelah menemukannya, dia membuat catatan kecil, agar memudahkannya besok pagi, lalu Agnia pun memilih untuk tidur.
Tidak berselang lama Zian pun pulang, dia bersiul-siul karena sesuatu yang mengganjal telah tertuntaskan oleh sang pujaan hati, dan dia langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Selesai dengan kegiatannya di kamar mandi, dia keluar dengan hanya menggunakan handuk sebatas pinggang, tanpa memakai apa-apa dia langsung merebahkan dirinya di atas kasur berukuran king size itu.
Bruuk
Tubuh Zian mengenai Agnia, tangannya meraba-raba sesuatu yang dia kira guling,
Deg
Gadis liar ini lagi
Zian menyibakkan selimut yang menutupi kepalanya, dan benar saja, sosok gadis keras kepala itu berada di dalamnya, tak sedikitpun merasa terganggu dengan kehadiran Zian, dia memperhatikan wajah yang terlihat masih polos itu dengan lekat.
"Cantik...." gumamnya.
Segaris senyuman terlihat di sudut bibirnya, untuk beberapa saat dia menatap gadis yang tidur dengan nyenyak itu. Memperhatikan kelopak mata yang tertutup barisan bulu yang lentik, hidung mancung kecil bak perosotan, juga bibir tipis dengan warna alami.
"Gadis liar ini masih akan bertambah cantik lagi nanti!" gumamnya lagi.
Tiba-tiba Agnia menggeliat, membuat Zian turun dari ranjang dan bersembunyi dengan posisi tubuh tengkurap, Sial untuk apa aku sembunyi, dia yang berada di ranjangku, kenapa aku malah yang takut ketahuan. Ujarnya dalam hati.
Zian mendongkakkan kepalanya, melihat ke arah Agnia, dan melihat pa ha putih yang terlihat , karena selimut yang tersibak.
Sesuatu menyeruak dengan cepat di dalam dirinya, sensasi yang berbeda hanya karena melihat Agnia yang tertidur kini menyerangnya, dan benda keramatnya tiba-tiba menegang.
Damnn.... hanya melihat pa hanya saja, milikku sudah berdiri, padahal baru saja melakukannya dengan Dita.
Zian pun beranjak dari lantai dan masuk ke dalam kamar mandi. Dia benar-benar tidak bisa menahannya, dan harus menuntaskan nya. Lagi
.
.
Keesokan pagi
Agnia yang sudah berniat pergi dari sejak malam mengerjapkan matanya. Tak menunggu lama, dia masuk ke kamar mandi dan berganti pakaiannya. Agnia menyapu ruangan, namun tidak ada tanda-tanda kepulangan Zian, dia pun keluar begitu saja dari kamarnya.
Berbekal catatan kecil yang sudah dibuatnya, Agnia keluar dari kamar hotel president suite yang selama dua malam ini dia tinggali, suite room satu-satunya di hotel berbintang lima itu, dengan berjalan santai dia melewati koridor panjang yang tampak sepi yang terhubung langsung menuju lift.
Setelah berhasil masuk lift, dia yang bertekad untuk kembali pulang walau sendirian, merogoh dompet dan catatan memo miliknya.
"Untung saja Om Zian sempat memberiku uang, dan sepertinya ini lebih dari cukup untuk sampai ke kota A." Gumamnya.
Suasana masih terlihat lenggang, awan pun masih menghitam. Agnia berdiri di depan lobby hotel menunggu taxi. Untuk hari yang masih terlalu pagi, karena terlalu pagi, taxi yang lewat masih jarang, karena tidak mungkin kembali, dia menunggu beberapa saat.
.
.
Hari sudah menjelang siang, Zian yang semalam memilih ke bar kembali ke kamar, namun tidak menemukan Agnia dimana pun, barang-barang miliknya pun tidak ada, hanya pakaian yang di berikan oleh Kim lah yang tersisa.
"Kemana dia?" ujarnya saat membuka kamar dan tidak menemukan siapapun.
"Damnn ... apa dia pergi seorang diri?!" Ujarnya dengan menelepon Iyan.
"Segera kemari!" serunya pada assisten pribadinya.
Tak lama Iyan muncul, dan menanyakan yang terjadi pada bosnya itu.
"Nia hilang, gadis itu sepertinya pergi, cepat cari Yan!"
"Baik bos! Aku akan mencarinya."
Kenapa harus dicari! Apa bos tidak membiarkan dia pulang! Apa mau bos sebenarnya?
Lalu Iyan pun keluar, dan berpapasan dengan sekretaris Kim, yang berjalan dengan tergesa-gesa.
"Kim ... kau sudah tahu?" Kim mengangguk, "Kita cari bersama-sama Kim!"
"Lebih baik kita berpencar, agar cepat!" Ujarnya dengan berjalan mendahului Iyan,
"Dia memang wanita gesit jika berkaitan dengan Bos Zian!" gumam Iyan dengan melihat punggung Kim semakin menjauh.
Mereka mencarinya kemana-mana, hingga Kim meminta rekaman cctv pada petugas hotel, dan tentu saja itu sangatlah mudah dia dapatkan.
Terlihat dari cctv Agnia mulai dari keluar kamar, masuk ke dalam lift hingga akhirnya sendiri di jalan dan menaiki taxi, setelah itu mereka kehilangan jejak.
"Dia pasti pulang ke kota A, kau lihat, dia membawa catatan kecil, sepertinya dia sangat gadis pintar."
Zian mendengus, entah kenapa dia merasa kecewa. "Kita pulang sekarang juga Kim!"
"Maaf Bos, kita belum bisa pulang, tim investigasi akan datang hari ini!"
"Atur kepulanganku hari ini juga Ayana hakim!"
Kim mendengus, dia paling tidak suka orang memanggil nama aslinya, "Maaf tapi tidak bisa, tunggu sehari atau dua hari lagi sampai masalah di perusahaan terselesaikan, kau juga harus!"
Zian bangkit dari kursinya dan keluar dari ruangan CCTV itu dengan kesal.
Brakk
Dia menutup pintu dengan keras, membuat Iyan kaget dan melirik ke arah Kim. "Bos mu kenapa selalu uring-uringan jika berkenaan dengan gadis itu!"
"Agnia namanya!"
"Ya terserahlah, siapapun itu! Gadis itu memang cantik, bahkan sangat cantik! Apa bos Zian tertarik padanya, dan ingin menjadikan gadis itu mainannya?"
Kim menghela nafas, "Entahlah aku tidak tahu! Lebih baik kau susul dia!"
.
.
Sementara Agnia dalam perjalanan, dia naik bis untuk bisa sampai ke kota A, walaupun dirinya sendirian, dia berusaha tidak takut, dan berusaha tenang, bentuk tubuhnya yang tinggi, membuat orang lain tidak percaya kalau usianya masih 17 tahun, dan itu sangat menguntungkannya saat ini.
Agnia juga sudah menghubungi sahabatnya, untuk menjemputnya di pemberhentian terakhir bis yang di tumpangi nya.
Setelah beberapa jam, akhirnya bis pun berhenti, Agnia yang sempat tertidur itu meregangkan kedua tangannya, wajahnya berseri karena sebentar lagi dia sampai di rumah.
Agnia turun dari bis, kedua manik hitamnya menyisir tempat itu, mencari Serly yang akan menjemputnya. Namun kedua matanya memicing saat dia melihat sosok Serly yang sedang bercengkrama dengan seseorang yang dia kenal.
Langkahnya terhenti, dia memilih bersembunyi dan melihat mereka yang tengah bercanda, dari kejauhan.
"Apa mereka merencanakan ini semua?"
.
.
Hai ... jangan lupa untuk selalu like, komen, rate 5, gift maupun vote... Dan terima kasih untuk yang kalian yang selalu dukung author.
Maaf juga kalau author sering telat balas komentar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
Sherly pemain juga yah... 🤭
2024-08-29
0
starblue
buaya darat hati buaya darat cuih tampan apa nya tp hatinya suka berubah2 gt cuih
2023-04-12
0
Aidah Djafar
Serly sama cecelia yg jebak Agnia ya 🤔moga Agnia dnger semua obroln mereka🤔
2023-03-27
0