"Sekarang kita mau pulang atau jalan jalan jalan dulu" tanya Dimas.
"Jalan jalan lah, mana seru pulang dulu" keluh Herry.
"Ya lah yang tadi di kasih uang" sindir Aura tapi tidak di hiraukan Herry.
Mereka akhirnya memutuskan untuk berkeliling sambil mencuci mata. Mereka masuk dari satu toko ke toko lain. Angel, melati dan Aura masing masing sudah membeli sebuah dres yang sekiranya cocok sama mereka. Ang cowok pun juga ikutan beli sesuai selera masing masing.
Kini mereka ada di salah satu toko pakaian, disana ada dijual pakaian cewek dan cowok sekaligus. Tadi Bimo katanya mau membeli jaket sehingga uang cowok pergi ke bagian jaket cowok. Yang cewek juga mau lihat lihat baju baju baru, sedangkan Natasya memilih duduk di kursi yang di sediakan di toko itu karena kakinya sudah sangat capek, Natasya bukanlah tipe yang suka belanja mutar sana mutar sini.
Saat berkeliling Rangga melihat sebuah jaket yang sangat bagus baginya dan harganya juga sangat mahal sesuai dengan kualitas barangnya.
"Kenapa mahal sekali sih, lagi nggak ada uang lagi" keluh Rangga.
"Mbak, apa jaket ini nanti ada masuk lagi?" tanya Rangga pada salah satu pegawai di sana.
"Maaf dik untuk jaket ini nggak mengeluarin model yang sama, jika tidak ambil sekarang maka tidak akan ada stok lagi, karena perusahaan ini hanya mengeluarkan produk sekali saja" jelas pegawai tersebut.
Rangga jadi dilema, mau beli tapi uang tidak ada. Tiba tiba dia punya ide, Rangga langsung mengambil jaketnya.
"Mbak tolong bawa ini ke kasir ya, saya ambil yang ini"
"Baik dik" pegawai itu langsung membungkus jaket tersebut.
Rangga setelah itu langsung mencari Natasya. Rangga melihat Natasya yang sedang duduk di salah satu kursi yang disediakan buat para pengunjung yang merasa kelelahan.
"Natasya pinjam kartu kreditnya mas Yongki dong" Rangga menadahkan tangannya pada Natasya. Natasya menengok antara tangan Rangga dan muka Rangga.
"Pinjamkan dong" ulang Rangga sekali lagi.
"Kenapa kamu minta pinjam" Natasya memicingkan matanya.
"Apa kamu nggak tau, jika uang jajan aku baru di potong dan kartu kredit aku juga di bekukan sama mama, jadi aku sekarang nggak ada uang, dan aku pun belum sempat minta uang sama mas Yongki"
"Kenapa ngak beli nanti aja"
"Aduh Natasya, jika aku bisa beli nanti aku ngak akan minta kartu kredit mas Yongki, soalnya jaket ini nggak akan mengeluarkan edisi ini lagi, plis ya pinjemin, ngak mahal kok, harganya murah, sangat sangat murah"
"Ya sudah ini, tapi hanya beli jaket saja ya"
"Iya ya" jawab Rangga semangat.
Beberapa saat kemudian Natasya melihat apa yang di beli Rangga. Rangga tidak hanya membeli jaket tapi juga membeli sepatu sama celana jeans baru yang harganya selangit, total belanja hampir dua puluh jutaan.
"Dasar tak tau di untung kamu ya Rangga, sudah di kasih jantung malah minta ginjal hati sama usus ususnya sekalian" Natasya menggapit leher Rangga dengan kuat.
"Aduh ampun Natasya, aku khilaf, aku janji nggak akan mengulanginya lagi, akan aku kembalikan kartu kamu sekarang nya"
Rangga langsung menyerahkan kartu kredit kepada Natasya. Natasya mengabaikan Rangga dan tetap menggapit leher Rangga di ketiaknya.
"Aduh Natasya sakit" rintih Rangga.
"Natasya apa yang kamu lakukan" Angel tiba dan melihat Rangga yang kesakitan. Angel langsung melepaskan tangan Natasya dari leher Rangga.
"Kamu nggak apa apa kan sayang" Angel mengelus leher rangga sebentar.
Natasya hanya bisa misuh misuh sendiri melihat mereka berdua.
"Kenapa kamu jahat banget sih sama Rangga"
"Itu salah Rangga nya sendiri" bela Natasya.
"Memang apa salah nya Rangga"
"Kamu tanya aja sendiri sama dia"
"Yang apa yang terjadi sih sebenarnya"
Rangga hanya diam, dia akui jika dia salah. Dia beneran khilaf saat melihat sepatu dan celana yang lumayan keren dan beken itu. Tau gini dia nggak beli tadi.
"Rangga itu tadi pinjam kartu kredit aku, katanya mau beli jaket yang harganya muraaaaaaah buanget, tapi nyatanya dia beli jaket yg harganya jutaan di tambah juga dia beli sepatu sama celana yang mahal juga" cerita Natasya karena Rangga hanya dian saja.
"Bener yang apa yang di katakan Natasya"
Rangga menganggukan kepalanya.
"Kenapa kamu nggak pakai uang kamu sendiri sih, lagian kamu nggak baik menipu Natasya begitu, aku ng gak suka ya punya pacar seorang penipu"
"Maaf sayang, tadi aku beneran khilaf deh, suwerr, dan aku pinjam kartu punya Natasya karena uang jajan aku di stop selama seminggu dan kartu aku juga di blokir jadi yah begitu"
"Kamu berantem lagi sama mama mu"
"Begitulah"
"Kenapa kamu nggak ia in aja kemauan mama mu atau diemin aja, jangan ngebantah, pasti kamu ngelawan mama mu lagi kan?" tebak Angel.
Walau Angel nggak dekat sama mama Rangga, Angel paling nggak suka lihat seseorang yang tipe pembangkang apalagi sama orangtua.
"Iya deh aku minta maaf, aku janji nggak akan mengulanginya lagi, maaf ya Natasya, nanti jika aku ada uang, akan aku kembalikan lagi"
"Sudah nggak sah bayar lagi, ini uang keluarga mu juga, sekarang kita susul teman kita yang lain saja, sepertunya mereka juga sudah siap belanja"
***
"Kamu dari mana saja, kenapa jam segini baru pulang, kan sudah mama bilang jangan pulang larut" Melisa mencegat Rangga yang baru pulang. Hari ini mood Melisa lagi jelek, karena nggak bisa jumpa sama calon anak menantunya.
"Ma ini baru jam delapan malam"
"Mama bilang larut ya larut, nggak usah ngebantah"Melisa mulai ngengas.
"Kamu ia in aja mama mu, mama mu hari ini lagi sensi, papa aja dari tadi kenak omel mulu, padahal papa hanya duduk diam saja" bisik Hartato yang kebetulan lewat.
"Papa ngapain bisik bisik sama Rangga, mau menjelekin mama ya"
"Ngak kok ma, papa itu tadi mau bilang sama Rangga bahwa mama malam ini sangat cantik, ia kan Rangga" Hartato mencari alasan melihat Melisa yang mulai mempelototinya.
"Iya" jawab Rangga sekenanya.
"Udah papa sana masuk kamar atau malam ini tidur di luar, nggak usah gombalin mama, mama nggak akan terpengaruh"
Hartato mencari aman, dia langsung pergi ke kamar tanpa bicara lagi. Sesudah Hartato pergi Melisa fokus kembali pada Rangga.
"Sudah sana kamu juga masuk ke kamar mama lagi nggak mau lihat wajah kamu lama lama, bikin mood mama tambah badmood saja" setelah berkata begitu Melisa berlalu pergi dari sana.
Rangga memperhatikan mama nya yang pergi ke kamarnya.
"Apa yang kamu lakukan di sini Rangga, kenapa hanya berdiri saja"
Yongki baru saja pulang dari rapat. Yongki segera duduk di sofa yang di susul sama Rangga.
"Itu mama lagi badmood, masak jam segini di bilang sudah larut"
"Memang kenapa mama bisa bad mood"
"Itu tadi siang mama mau menjemput Natasya tapi mama nggak jumpa sama Natasya jadi begitu deh jadinya"
"Owh" respon Yongki.
"Mas minta uang dong, uang jajan Rangga di stop lagi sama mama"
"Makanya kamu jangan membantah mama mu melulu" Yongki mengeluarkan dompetnya dan memberikan Rangga beberapa lembar uang merah.
"Ini"
"Terimakasih ya mas Yongki"
"Hemmm"
"Emm mas, Rangga ingin bertanya sesuatu boleh ngak"
"Mau tanya apa, ngak biasanya kamu begini"
"Itu, apa mas Yongki ngak nolak di nikahkan sama Natasya"
Yongki hanya melihat raut wajah Rangga tanpa menjawab pertanyaan Rangga.
"Kenapa mas lihat Rangga begitu"
Yongki menyibukkan dirinya dengan membuka dasi dan baju di pergelangan tangan dan leher.
"Mas jawab dong, biasanya mas langsung menolak mentah mentah saat dijodohkan"
"Kamu lebih baik belajar yang rajin, sebentar lagi kamu ujian dan mau masuk universitas, tidak usah pikirkan urusan mas mu"
Setelah berkata begitu Yongki langsung pergi ke kamarnya.
"Ah jawab aja kenapa sih, jangan jangan mas Yongki juga ke paksa lagi seperti Natasya, sudah ah, mending aku mau tes belanjaan hari ini, daripada mikir yang bukan urusan aku"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Fitri Harahap
kok mas yongki nya sekali kali aja lewat,kn hrusny dy jg jd pemeran utama thor..
2021-01-13
0
Ai Nurlela
thor knpa emak nya yg ngebet sich,knpa yongki gk d crtain sich thor yongki gk banyak protes apa yongki jga suka ya sma natasya
2020-12-28
1
Bogor Bogor
hahaha, susmi tkut istri bpknya rangga
2020-07-20
10