Rangga memasuki kamar mama nya, di dalam kamar sudah tidak ada lagi Bambang, Bambang keluar setelah beberapa saat setelah Natasya dan Yongki keluar. Yang Rangga lihat pertama kali bukan mama nya yang berbaring lemah seperti orang habis pingsan tapi seperti orang ketiban durian runtuh, wajah mama Rangga sangat berseri seri.
"Mama baik baik saja kan" Rangga takut mama nya jadi gila.
Dasar Rangga anak durhaka.
"Mama sangat sangat baik baik saja" jawab Melisa senang.
"Ada apa sih pa, kenapa mama seneng banget gitu"
"Mama lagi senang, karena nak Cha Cha setuju mau nikah sama mas Yongki"
"Apaaaaa, kok bisa sih pa, tunggu tunggu dulu, jangan jangan mama pura pira pingsan ya buat ngibulin Natasya"
Rangga terkejut mendengar Natasya setuju menikah dengan mas Yongki tapi kenapa Natasya bisa cepat sekali berubah pikiran. Rangga sih sebenarnya ngak masalah kalau Natasya jadi kakak iparnya, dia suka tipe orang seperti Natasya yang tidak matre dan ganjen seperti cewek cewek yang selama ini mendekati mas Yongki, hal itu dia setuju selama Natasya suka suka aja, tapi bukankah beberapa menit yang lalu Natasya menolak permintaan mamanya. Rangga mencium ada aroma yang tidak beres di sini.
"Mama beneran sakit kok" sanggah Melisa.
"Tapi kenapa mama seperti orang dapet rejeki nomplok ya"
"Mama hanya senang aja akhirnya nak Cha Cha mau menikah sama mas Yongki, uuuhhh mama jadi nggak sabar mereka cepet menikah dan mama akan segera mengendong cucu" pikiran Melisa sudah kebayang mengendong cucunya dari Natasya dan Yongki.
"Terserah mama aja deh, tapi mama harus ingat jangan sampai keinginan mama ini menghancurkan masa depan Natasya"
"Kamu kalau bicara yang bener dong, masak mama akan menghancurkan masa depan anak mama sendiri" sewot Melisa.
"Ya bisa jadi kan, siapa tau Natasya ke paksa setuju gitu"
"Kamu ini ya, mulai besok sampai seminggu ke depan kamu nggak ada uang jajan, pa blokir kartunya sekalian, awas aja kalau papa kasih, papa akan tau akibat nya" ancam Melisa.
"Baik ma" Hartato hanya bisa menurut saja keinginan Melisa.
"Lhah kok gitu sih ma, pa jangan di blokir dong, masak uang jajan nggak di kasih kartu juga di blokir ntar Rangga mau jajan pakai apa" protes Rangga.
"Itu sudah keputusan mama jadi papa ngak bisa berbuat apa pun, papa ngak mau nanti harus tidur di luar lagi"
Ya Hartato sering tidur di luar kalau Melisa lagi marah atau keingannya tidak di kabulkan, kalau Hartato tetap nekad masuk maka Melisa akan langsung ambil koper pulang ke rumah orang tuanya, maka dari itu Hartato sering mengalah dan mengabulkan kemauan istrinya selama itu masih sanggup dia kabulkan.
Pak Hartato ternyata bucin ya.
"Maaaa" rengek Rangga.
"Kamu nangis darah pun mama ngak akan berubah pikiran, sana kamu pergi" usir Melisa.
"Ngak mau, pokok nya mama batalin dulu blokir kartu kredit Rangga dulu" kekeh Rangga.
"Bodoh amat, pa mana HP mama, mama mau telpon Yuli dulu"
Hartato segera memberikan HP Melisa. Tanpa menunggu waktu lama Melisa langsung menelpon Yuli.
"Ah Yuli tadi terima kasih ya"
Tanpa babibu Melisa langsung ke inti pembicara saat Yuli mengangkat teleponnya.
"Iya sama sama, emang apa yang terjadi sih, pasti ada sangkut paut sama anak gadis yang ada di kamar kamu tadi kan"
"Ah kamu tau aja"
Rangga dan Hartato hanya menjadi pendengar yang budiman dari pada kena marah Melisa lagi.
"Dia itu calon menantu ku, gimana cantik nggak"
"Gila aja kamu Melisa, dia masih muda, dan lagian mereka juga masih sekolah"
"Dia bukan mau menikah sama Rangga kok, tapi sama Yongki"
"Apa segitunya kamu pengen punya anak perempuan ya" tanya Yuli prihatin.
"Kan kamu tau sendiri dari dulu aku pengen sekali punya anak perempuan, kebetulan Cha Cha adalah calon menantu yang paling ideal"
"Jadi nama nya Cha Cha ya, tapi kenapa harus sama Yongki kan dia seumuran sama Rangga, lebih cocok sama Rangga"
Melisa melirik sebentar ke arah Rangga.
"Rangga sama Cha Cha mana ada cocok cocoknya, Menang banyak Rangga dong, Rangga tu anak yang ngak becus bikin kepala aku sakit selalu, kalau Cha Cha tu anak yang penurut lembut bisa masak lagi, beda sama Yongki yang sudah dewasa mapan ganteng lagi, Rangga sama Yongki antara 11 sama 112 kali"
Rangga yang mendengarnya merasa kesal, mama nya mau di mana mau sama siapa selalu menjelekkannya, walaupun mas Yongki lebih dewasa dan mapan ya wajar dia lebih tua dan sudah kerja, kalau tampan kan sama tampan juga, 11 sama 12 gitu, kenapa sama maamnya jadi 11 sama 112, mama nya perlu di periksa ke dokter mata kayaknya.
Yuli yang di seberang yang mendengarnya hanya menggelengkan kepala sifat Melisa ngak pernah berubah kalau lagi kesal sama orang sering menjelekkan orang itu walaupun ngak serius.
"Ya sudah terserah kamu, tapi apa ni bayarannya aku sudah bantu kamu tadi"
"Kamu mau apa" tanya Melisa tanpa beban.
"Kebetulan ada tas yang baru keluar, aku mau tas itu boleh ngak" tawar Yuli.
Melisa berpikir sebentar, tas yang Yuli maksud adalah tas merk terkenal yang beri keluar walaupun bukan limited edition tapi harganya cukup menguras dompet, sayang sekali kartu Yongki sudah Melisa kasih ke Natasya ke paksa pakai kartu suaminya kalau gini.
"Baik lah, kamu boleh beli tas itu, nanti kita belanja bareng ya"
"Nah gitu dong, terima kasih ya"
'Asyik, akhirnya bisa beli tas baru, lumayan bisa menghemat uang belanja bulan ini' batin Yuli.
"Ngomong ngomong Obat yang kamu kasih ini obat apa ya"
"Itu hanya vitamin C biasa kok"
"Oh gitu, ya sudah kalau begitu, sampai ketemu lagi ya"
"Iya sama sama"
Melisa mematikan HP nya.
"Nih buat kamu"
Melisa menyerahkan vitamin C tadi kepada Rangga.
"Bukankah ini obat mama"
"Itu hanya vitamin C biasa, kamu aja yang minum biar kamu tambah pinter sedikit, sana keluar mama mau tidur dulu, mama mau mimpi indah sama anak mama, kalau kamu di sini ntar mama bisa mimpi buruk" setelah menyuruh Rangga keluar Melisa langsung menarik selimut.
Rangga dengan kesal mengigit obat vitamin C itu dengan kesal, papa nya ngak bisa di harapkan kalau mama nya lagi marah.
Kalau begini caranya, dia hanya bisa berharap sama mas Yongki. Hanya mas Yongki yang bisa membantunya. Rangga sudah bertekad akan minta uang lebih sama mas Yongki tanpa sepengetahuan mamanya. Karena mamanya tidak pernah bercanda. Kalau dia tidak punya uang mau jajan pakai apa coba.
Biasanya mas Yongki bisa di ajak kerja sama dan lagian mas Yongki bukan tipe pelit. Belum pernah Rangga minta uang sama mas Yongki, tapi mas Yongki nya tolak. Malahan sering mas Yongki kasih sendiri tanpa Rangga minta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Anonymous
kocak tor saya suka saya suka
2021-03-09
0
Ini Elsa Srilya
kasian rangga
2021-01-06
0
Ai Nurlela
😂😂😂😂thor itu emak2 lucknut😂😂😂
2020-12-28
2