Bab 8

Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 malam. Sudah waktunya Natasya pulang dari tempat kerja. Natasya bekerja di salah satu restoran yang ada di pusat perbelanjaan, restoran itu selalu rame, Natasya bekerja sebagai koki utama di sana karena masakan yang Natasya buat sangat enak dan di gemari sama pelanggan di sana.

Dia sudah bekerja sejak kelas dua SMA. Jam kerja Natasya mulai dari jam 4 sore sampai jam 10 malam. Gaji yang dia terima di sana sangat besar sesuai dengan kualitas restoran. Untung saja restoran tempat dia kerja tidak memecatnya karena tidak masuk selama tiga walaupun pas hari terakhir dia di izinkan pulang karena sakit.

Kini Natasya sudah berada di depan kontrakannya, kontrakan yang hanya seluas 4x6 meter, hanya ada tiga ruangan, kamar mandi, dapur dan kamar untuk tidur sekaligus ruangan serba guna. Natasya belum pulang sejak ia sakit kemarin, dia sudah bisa ngebayangin seberapa jorok sudah rumahnya karena tidak di tempati selama 4 hari. Pasti sudah bau busuk karena sampah yang tidak ia buang.

Natasya memasukkan kunci rumahnya, saat dia buka pintu hal yang pertama ia lihat adalah kemewahan, semua apa yang ada di dalam rumahnya seperti hotel berbintang kelas atas bukan seperti rumah kontrakan nya. Natasya menutup pintu kembali, di lihatnya no kamarnya, masih dengan no yang sama.

'Apa mata aku yang salah ya, kok rasanya kek bukan tempat tinggal aku'

Natasya menyakini pada diri nya sendiri bahwa tadi dia berhalusinasi. Natasya membuka kembali pintunya, tapi apa yang dia lihat masih sama seperti yang di lihat tadi. Natasya mengucek ngucek matanya, barang kali ada taik mata sehingga matanya rabun. Tapi setelah di kucek masih tetap sama.

Natasya menutup pintunya kembali, dia segera turun ke bawah mau menemui pemilik kontrakkan. Pas sekali mereka bertemu di lobi bawah.

'Tapi kenapa pemilik kontrakan bawa barang banyak kek gini, seperti orang mau pindahan aja'

"Malam ibu" Natasya menyapa ibu pemilik kontrakan.

"Iya ada apa Natasya"

"Bu kenapa kontrakan saya di sewa kan ke orang lain, kan saya ngak pernah telat bayar dan di mana barang barang saya"

Natasya menduga bahwa pemilik kontrakan menyewakan ke orang lain lantaran barang barang yang ada di kontrakan tersebut bukan barang dia, semuanya serba waaah.

'Tapi orang kaya gila mana yang pindah ke kontrakan butut kek gini, padahal barang semua mewah kenapa ngak sewa di aparteman aja, ini malah sewa di kontrakan yang aku tempati'

"Siapa yang bilang kontrakan kamu di sewakan lagi untuk orang lain"

"Kalau bukan, kenapa barang yang ada di kontrakan tersebut berubah semua tidak ada lagi barang barang saya"

"Ya mana tau ibu kalau barang nya berubah, kamu tanya aja sama bu Melisa, kemarin dia yang minta kunci kontrakan kamu"

Natasya bingung apa maksudnya ini. Jangan jangan mama Rangga yang memonopoli kamar nya.

""Mama aku tuh sudah anggap kamu sebagai anak nya""

Natasya ke ingat ucapan Rangga.

"Pak angkat barang yang ini harus hati hati ya, jangan sampai pecah, ini terbuat dari kaca" pemilik kontrakan menyuruh kepada kusir pengangkut barang.

"Ibu mau ke mana malam malam begini sambil pindahin barang"

"Natasya dengar ya, mulai dari sekarang kontrakan ini bukan lagi milik saya, ada orang dermawan yang beli kontrakan ini dengan harga setinggi langit, jadi mana mau saya tolak, jadi sudah ya saya mau pindahan ke rumah baru"

Setelah semua barang siap di naikkan, pemilik lama kontrakan langsung pergi meninggalkan tempat tersebut.

Natasya tanpa pilihan lain segera ke kontrakan nya. Di buka nya pintu, Natasya melihat sekeliling ruangan, sudah tidak ada lagi cat yang tergelupas semuanya sudah terganti dengan wallpaper yang elegan, karpet bututnya kini sudah di ganti dengan karpet yang super halus,  kasur jeleknya kini sudah berganti menjadi kasur yang super empuk.

Dapur nya yang dulu hanya memiliki satu wajan, satu teplon dan beberapa barang seadanya kini menjadi dapur dengan setelan set lengkap seperti peralatan yang ada di restoran nya, lengkap dengan segala ***** bengek alat memasak, mulai dari oven listrik, satu set blender bahkan juga ada kulkas dua pintu, dulu boro boro punya kulkas bayar listrik aja pas pasan.

Kepala Natasya rasanya makin pusing. Dari pada tambah pusing Natasya memutuskan lebih baik mandi terus tidur saja. Natasya hendak mau mengambil handuk baru di dalam lemari usang nya tapi kemana pergi lemari nya.

Natasya celingak celinguk mencari lemarinya, tapi matanya kini tertuju pada sebuah pintu, pintu yang mencurigakan, bagaimana tidak mencurigakan jika dulu di sana hanyalah sebuah dinding lusuh, tapi kini malah ada sebuah pintu, karena penasaran Natasya membuka pintunya.

Ternyata pintu yang Natasya buka adalah pintu menuju ke ruangan sebelah. Ruangan itu dulu di tempati sama pasutri baru nikah, tapi kini sudah di sulap menjadi lemari pakaian ralat maksudnya ruangan pakaian sangking besarnya untuk ukuran lemari.

Natasya berkeliling ruangan tersebut di bukanya satu persatu laci. Isi dari laci itu berisi pakaian, tas, sepatu, aksesoris, perhiasan, jam. Yang jika harganya di totalkan jangan di tanya, kalau di totalkan sudah tidak di hitung jumlah nol nya.

Walaupun Natasya miskin Natasya tau beberapa merk barang terkenal dan harga perhiasan tersebut, berterima kasihlah pada Aura yang tanpa di tanya akan di bahasnya. Bahkan pakaian usang Natasya sudah tidak ada nampak satu pun.

""Intinya kamu sudah di anggap anak sama mama aku dan jadi bagian dari keluarga aku, bahkan mama aku sudah beli banyak barang untuk mu di rumah termasuk kalung, anting sama gelang yang kamu pakai""

Kini Natasya kebayang lagi ucapan Rangga, sekarang dia tau maksud  kata Rangga mamanya membelikan banyak barang di rumah.

Padahal rumah yang Rangga maksud adalah yang ada di rumah nya, yang ada di kontrakan Natasya hanya sebagian kecil. Maklum orang kaya bebas, apalagi buat calon menantunya. Tapi mana Natasya tau, ya kan pembaca.

'Tapi ngak kayak gini gini amat, padahal hanya di anggap anak, apa segitu kepengennya punya anak perempuan, mungkin kalau jadi anak beneran lebih parah lagi'

Tidak mau nambah pusing lagi, Natasya akhirnya memutuskan mengambil handuk baru (baru di beli sama Melisa bukan baru di cuci). Siap mandi Natasya langsung tidur dengan pulas.

***

Keesokan hari nya Natasya pagi pagi sekali pergi ke sekolah, Natasya langsung menuju ke kelasnya, kebetulan atau keberuntungan Natasya, orang yang di cari sudah ada di dalam kelas hanya sendiri pula, pas sekali waktunya.

"Rangga" panggil Natasya.

Rangga yang di panggil menoleh ke arah pemanggil, padahal dia lagi seru seruan main game di ponselnya.

"Apa"

"Aku ngak mau tau, pokoknya bilang sama mama kamu angkut semua barang yang ada di kontrakan aku dan balikin semua barang aku seperti semula termasuk dinding nya" dengan gebu gebu Natasya ngomong.

"Kenapa nggak kamu ambil aja barang nya, jarang jarang lho mama aku seloyal itu"

"Aku ngak peduli, pokoknya kembalikan barang aku"

"Kalau gitu kamu bilang langsung aja ke mama aku"

Rangga ngak mau berurusan sama mama nya kalau menyangkut Natasya pasti dia yang selalu salah.

"Kan kamu anak nya, kamu yang bilang dong"

Natasya sengaja menyuruh Rangga bilang kepada mamanya, dia sangat segan kalau harus bilang langsung, apalagi barang yang di kasih banyak gitu dan kalau bicara sama mama Rangga, Natasya pasti kalah debat kek kemarin.

"Walaupun aku anaknya, mama aku itu kalau dah pilih A, apapun yang terjadi tetap A, sudah terima aja"

"Nggak bisa gitu dong, ka....."

Natasya tidak melanjutkan omongannya karena di depan pintu sudah terlihat Angel masuk beserta beberapa siswa lainnya.

"Apa yang lagi kalian omongin, kayaknya serius amat" tanya Angel curiga.

"Ngak ada apa apa kok yang, tadi kita lagi bahas tentang perpisahan sekolah, kan sebentar lagi kita mau tamat SMA".

Angel menatap Rangga makin curiga, dia menyipitkan matanya.

"Bener kok Angel apa yang di bilang Rangga kami lagi bahas perpisahan sekolah sama tentang masuk universitas mana gitu"

Natasya juga menambahkan alasan, Angel mudah curiga, karena dia punya rasa peka yang paling tinggi di antara mereka berdelapan. Angel memilih percaya sama mereka.

'Aku harap mereka ngak menyembunyikan sesuatu dari aku'

"Oh begitu, ya sudahlah" Angel kini duduk di bangkunya samping Rangga.

'Syukurlah kalau Angel percaya' batin ke duanya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

R Imelda Hardianti

R Imelda Hardianti

ajib bener dinding kontrakan pasuntri aja sampek di jebol loh dan di jadiin ruang ganti😂😂

2021-02-03

0

Ita Sinta

Ita Sinta

pingin jd nya d angkat anak sama horkay

2020-12-24

0

Liska Putri

Liska Putri

kaya beneeer ya mama nya rangga

2020-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. Pertemuan dan Asal Mula Kejadian
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31. Hari Kelulusan
32 Bab 32. Jurusan
33 Bab 33. Shopping
34 Bab 34. Memilih
35 Bab 35. Mobil Baru
36 Visual karakter
37 Bab 36. Malam Acara Perpisahan
38 Bab 37. Status
39 Bab 38. Pertunangan
40 Bab 39. Penolakan
41 Bab 40. Keputusan
42 Bab 41. Tidak Ada Perkembangan
43 Bab 42. Gagal Kencan
44 Bab 43. Tertidur
45 Bab 44. Makan bersama
46 Bab 45. Tes Gaun Pengantin Part 1
47 Bab 46. Tes Gaun Pengantin Part 2
48 Bab 47. Kebenaran
49 Bab 48. Flashback Part 1
50 Bab 49. Flashback Part 2
51 Bab 50. Flashback Part 3
52 Bab 51. Pernikahan
53 Bab 52. Berangkat
54 Bab 53. Apes
55 Bab 54. Mantan
56 Bab 55. Makan siang
57 Bab 56. Sang Mantan
58 Bab 57. Karma
59 Bab 58. Pulang
60 Pengumuman Hiatus
61 Bab 59. Mau pindah
62 Bab. 60 Tidak Jadi Pindah
63 Bab. 61 Curhatan Perempuan
64 Bab. 62 Masa Kelam Bimo
65 Bab. 63 Tas
66 Bab. 64 Rangga Juga Mau
67 Bab. 65 Bersikap Tegas
68 Bab. 66 Iri Bilang Bos
69 Bab 67. Kesempatan Emas
70 Bab. 68 Taktik Rangga
71 Bab. 69 Bad Mood
72 Bab. 70 Kepercayaan Kunci Kebahagiaan
73 Bab. 71 Pamer
74 Bab. 72 Kemampuan Angel
75 Bab. 73 Karyawan Baik atau Tidak?
76 Bab. 74 Salah Paham
77 Bab. 75 Terpaksa
78 Bab. 76 Rencana Mereka
79 Bab. 77 Menolong Melati
80 Bab. 78 Hati yang Tersakiti
81 Bab. 79 Kebohongan Safira
82 Bab. 80 Jeritan Hati Melati
83 Bab. 81 Rencana Bimo
84 Bab. 82 Permintaan Bimo
85 Bab. 83 Ada Luka Dibalik Senyuman
86 Bab. 84 Tipuan Safira
87 Bab 85. Manja
88 Bab 86. Rencana Hartato
89 Bab 87. Ide Hartato
90 Bab 88. Keputusan Pindah
91 Bab 89. Menjenguk Herry
92 Bab 90. Kesempatan
93 Bab 91. Dilema Rangga
94 Bab 92. Belajar Memasak
95 Bab 93. Kapal Pecah
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. Pertemuan dan Asal Mula Kejadian
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31. Hari Kelulusan
32
Bab 32. Jurusan
33
Bab 33. Shopping
34
Bab 34. Memilih
35
Bab 35. Mobil Baru
36
Visual karakter
37
Bab 36. Malam Acara Perpisahan
38
Bab 37. Status
39
Bab 38. Pertunangan
40
Bab 39. Penolakan
41
Bab 40. Keputusan
42
Bab 41. Tidak Ada Perkembangan
43
Bab 42. Gagal Kencan
44
Bab 43. Tertidur
45
Bab 44. Makan bersama
46
Bab 45. Tes Gaun Pengantin Part 1
47
Bab 46. Tes Gaun Pengantin Part 2
48
Bab 47. Kebenaran
49
Bab 48. Flashback Part 1
50
Bab 49. Flashback Part 2
51
Bab 50. Flashback Part 3
52
Bab 51. Pernikahan
53
Bab 52. Berangkat
54
Bab 53. Apes
55
Bab 54. Mantan
56
Bab 55. Makan siang
57
Bab 56. Sang Mantan
58
Bab 57. Karma
59
Bab 58. Pulang
60
Pengumuman Hiatus
61
Bab 59. Mau pindah
62
Bab. 60 Tidak Jadi Pindah
63
Bab. 61 Curhatan Perempuan
64
Bab. 62 Masa Kelam Bimo
65
Bab. 63 Tas
66
Bab. 64 Rangga Juga Mau
67
Bab. 65 Bersikap Tegas
68
Bab. 66 Iri Bilang Bos
69
Bab 67. Kesempatan Emas
70
Bab. 68 Taktik Rangga
71
Bab. 69 Bad Mood
72
Bab. 70 Kepercayaan Kunci Kebahagiaan
73
Bab. 71 Pamer
74
Bab. 72 Kemampuan Angel
75
Bab. 73 Karyawan Baik atau Tidak?
76
Bab. 74 Salah Paham
77
Bab. 75 Terpaksa
78
Bab. 76 Rencana Mereka
79
Bab. 77 Menolong Melati
80
Bab. 78 Hati yang Tersakiti
81
Bab. 79 Kebohongan Safira
82
Bab. 80 Jeritan Hati Melati
83
Bab. 81 Rencana Bimo
84
Bab. 82 Permintaan Bimo
85
Bab. 83 Ada Luka Dibalik Senyuman
86
Bab. 84 Tipuan Safira
87
Bab 85. Manja
88
Bab 86. Rencana Hartato
89
Bab 87. Ide Hartato
90
Bab 88. Keputusan Pindah
91
Bab 89. Menjenguk Herry
92
Bab 90. Kesempatan
93
Bab 91. Dilema Rangga
94
Bab 92. Belajar Memasak
95
Bab 93. Kapal Pecah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!