Bab 3

"Natasya ayo bangun sayang, kita sarapan dulu, habis itu ke rumah sakit," panggil Melisa membangunkan Natasya.

Dengan tubuh lemas Natasya bangun tanpa bersuara. Melisa meraba dahi Natasya. Badan Natasya masih panas.

"Kita bersihkan badan dulu ya."

Melisa menuntun Natasya ke kamar mandi dan membantu membersihkan badan Natasya. Melisa sangat senang bisa membantu Natasya seolah dia sedang memandikan anak kandungnya saja.

Kini kamar yang ditempati Natasya semalam sudah berantakan sama baju-baju yang diletakkan Melisa sembarangan. Jika dihitung ada sekitar sepuluh pasang potong baju. Kini Melisa sedang menyisir rambut Natasya, Natasya hanya diam saja seperti boneka.

Rangga kemudian masuk ke kamar yang ditempati Natasya. Rangga bisa melihat banyak sekali baju yang bertebaran di atas kasur.

"Dari mana Mama dapat baju banyak gini, ini kan semua baju baru, ada merknya lagi."

Dari merk yang Rangga lihat, Rangga dapat pastikan bahwa baju baju ini dari merk terkenal semua.

"Ya beli dong, masak pungut sih," jawab Melisa cuek, Melisa masih menyisir rambut Natasya.

"Beli dimana,  kayaknya Mama tidak pernah beli baju beginian, ini kan baju anak remaja Tidak mungkinkan Mama koleksi baju beginian."

"Kamu kurang update ya, jaman canggih gini tinggal online aja. Klik sana klik sini, tranfer, tinggal tunggu aja barengnya datang."

Rangga hanya diam mendengar ucapan Mamanya.

"Mama serius mau menikahkan Natasya dengan Mas Yongki?"

Melisa melihat hasil karyanya pada tubuh Natasya, kini rambut Natasya dikucir satu di atas kepala dengan gaun yang pas di tubuhnya. Di mata Melisa, Natasya gadis paling cantik yang pernah ia lihat.

'Calon menantu Mama cantik sekali, ehhh bukan calon menantu tapi menantuku,' Melisa puas dengan hasil karyanya.

"Ma temen Rangga itu bukan boneka," protes Rangga.

Rangga heran dengan tingkah Mamanya.

"Kenapa emangnya, Natasya saja tidak protes dari tadi."

'Gimana mau protes, sikapnya saja lain dari kemarin, kayaknya Natasya ini kesurupan deh.'

"Mama sama Papa juga termasuk Kakek kamu malahan sudah nentuin dimana Mas Yongki dan Natasya akan honeymoon nanti."

"Kalian sudah gila, memang Mama tidak tanyakan sama Natasya dulu, apa dia mau atau tidak."

Melisa diam sebentar, dia belum kepikiran dengan jawaban Natasya nanti, sebenarnya dia juga takut kalau Natasya bakal menolak untuk dijadikan menantunya.

'Pokoknya Natasya harus jadi menantuku, harus,' tekad Melisa.

"Harus dong, memang siapa yang bisa menolak pesona keluarga Sudirman yang kekayaan tidak akan habis tujuh turunan," jawab Melisa pede.

"Terserah Mama saja deh, Rangga pusing sama pemikiran Mama. Rangga tidak mau jika keinginan Mama mempengaruhi pertemanan kami nanti."

Melisa mengabaikan Rangga dia menyibukkan diri merapikan gaun yang dikenakan Natasya.

Merasa diabaikan Rangga keluar dari kamar itu, lebih baik dia sarapan, biar tidak telat ke sekolah.

***

"Kakeeek," panggil Natasya.

Melihat Bambang Natasya segera memeluknya, Bambang juga membalas memeluk calon cucu menantunya.

"Sini sayang duduk di samping Kakek ya, Rangga kamu sana pindah ke kursi sebelah Mas Yongki."

Tanpa protes Rangga langsung pindah dengan cemberut, dia tau pasti akan kalah kalau berdebat sekarang.

'Baru juga calon menantu dah disuruh pindah ke tempat duduk lain, dah pilih kasih ni. Dulu di sayang sekarang dibuang, ntar kalau sudah nikah pasti dikasih apa pun,' Rangga mendumel sendiri.

"Rangga kamu minta izin sama gurumu ya, bilang kalau Natasya lagi sakit. Setalah ini Mama sama yang lain mau antar Natasya ke rumah sakit."

"Baik Ma."

"Tapi Ma, Yongki ada rapat pagi ini."

"Rapatnya ditunda sebentar kan tidak ada yang protes, kan kamu bosnya. Sudah kamu ikut Mama aja ke rumah sakit biar tau kondisi calon istrimu."

Yongki hanya diam, Mamanya tidak pernah mau mengalah dan merasa selalu benar.

"Ayo semuanya dilanjutkan makannya."

Semuanya makan dengan hikmat. Mereka makan dalam diam.

Rangga segera pergi ke sekolah dengan mobilnya, sedangkan yang lain berangkat ke rumah sakit.

***

"Jadi Dokter Bram bagaimana keadaan Nak Natasya."

"Natasya hanya deman saja beberapa hari juga bakalan sembuh."

"Tapi kenapa kata Rangga sifat Nak Natasya berubah dokter Bram?"

"Sebenarnya Natasya memiliki sebuah sindrom atau keadaan dimana dia akan sadar dibawah kesadarnya."

"Maksud Dokter bagaimana?"

"Begini, apa kalian pernah mendengar seorang berjalan saat lagi tidur tanpa adanya kesadaran."

"Iya Dokter."

"Kondisi yang dialami Natasya saat ini kurang lebih seperti itu. Sebenarnya Natasya dalam fase tidur karena demamnya, tetapi alam bahwa sadarnya bangun mencari apa yang dia butuhkan dan menurut yang dari saya dengar dari cerita Ibu Melisa sepertinya Natasya ini membutuhkan seseorang yang menyayanginya dan memanjakannya, apalagi dia hidup sendiri. Kebetulan juga Pak Bambang ini mungkin mengingatkan Natasya atas almarhum sangat Kakek."

"Jadi kami harus bagaimana Dokter, apa ini berbahaya?" Melisa cemas akan keadaan Natasya.

"Bu Melisa tidak perlu cemas, semua itu tidak berbahaya bagi Natasya, saya sarankan agar Natasya diberi kenyamanan senyaman mungkin."

"Berapa lama dia akan 'sadar' Dokter?"

"Dia akan sadar kembali saat demannya sembuh, jika meminum obat yang saya anjurkan, sekitar dua atau tiga hari akan sembuh, dan kemungkinan saat dia sadar dia tidak akan mengingat apa yang terjadi saat dia 'terjaga'."

Mereka prihatin atas keadaan Natasya, Melisa dan Bambang mengelus kepala Natasya.

"Apa ada lagi Dokter?" tanya Hartato.

"Untuk sekarang cukup, biarkan dia beristirahat cukup dan berkegiatan seperti biasa saat terjaga ini, kalau bisa turuti apa keinginan dia dan awasi saja."

"Baik Dokter, kalau begitu kami pamit dulu."

Mereka semua keluar dari ruangan Dokter dan mengambil obat di apotik.

"Mama bagaimana pulangnya, Papa, Yongki dan Ayah ada rapat sebentar lagi, mau diantar sopir  atau Papa yang antar."

"Mama sama Nak Natasya diantar supir aja Pa, Mama sama Nak Natasya mau jalan jalan dulu."

"Kalau gitu kami pamit ya Ma, Mama jaga Natasya dengan baik, jangan buat dia sampai kelelahan."

"Iya Pa, ayo Nak Natasya kita pergi."

***

"Tumben kamu telat Rangga?" tanya Dimas salah satu teman Rangga.

"Ada masalah sedikit tadi dirumah."

"Owhhh."

Dimas tidak lanjut lagi bertanya karena mungkin masalah pribadi.

"Natasya bagaimana kabarnya Rangga, kok tidak barengan?" tanya Herry.

"Kok kamu tanya Natasya sama Rangga sih, tumben juga Natasya telat datang," kata Aura, pacarnya Dimas.

"Natasya hari ini izin sakit, dia dibawa ke rumah sakit sama Mama aku."

"Kenapa Mama kamu bisa antar Natasya ke rumah sakit?" kini Angel bertanya dengan nada cemburu.

"Sayang jangan cemburu ya, kemarin tu kebetulan keluarga aku lagi makan dan kebetulan juga Herry dan Natasya juga ikut gabung karena berpas-pasan. Ternyata saat itu Natasya lagi deman, jadi karena dia sendiri kami memutuskan membawa Natasya ke rumah kami, dan pagi ini Mama aku anterin Natasya ke rumah sakit. Kamu jangan cemburu dong, cintaku itu hanya untukmu."

Rangga mengelus sebentar kepala Angel, Rangga tau pacarnya ini pasti lagi cemburu karena Angel tipe sensitif.

"Kenapa Mamamu bisa akrab sama Natasya, sedangkan sama aku Mamamu itu selalu judes."

'Tidak mungkinkan aku bilang kalau Mama mau jadikan Natasya jadi istri Mas Yongki.'

"Mungkin karena dia sebatang kara jadi Mamaku kasihan, ya sudah jangan cemberut lagi, ntar manisnya makin nambah," gombal Rangga.

"Kamu ini, aku lagi serius kamu malah ngengombal," Angel pura-pura marah sama Rangga.

"Ya ya yang terasa dunia milik kita berdua, yang lain pada nyewa, ahhh kenapa baby sweatyku belum datang juga, pengenkan juga manja-manja sama dia, meluk-meluk dia," kata Herry lebay larut dengan dunia indahnya.

"Emang berani meluk dia," ejek Dimas.

Herry mempoutkan bibirnya. Herry sangat suka, bukan suka tapi cinta kepada Melati tapi Bimo sepupunya sekaligus kawannya melarang Herry deket-deket dengan Melati, katanya Herry tidak cocok dengan Melati. Bimo sangat overprotektif terhadap Melati. Siapa yang mau menjadi pacar Melati harus bisa mengalahkannya dulu, sedangkan Bimo sendiri ahli bela diri dan sudah sabuk hitam. Malang sekali nasib Herry.

"Ahhh baby sweaty sudah datang."

Saat melihat Melati Herry segera menghampiri Melati, Herry hendak memeluk Melati tapi kerah bajunya sudah ditarik sama Bimo.

"Eh ada calon kakak ipar."

Bimo mendorong Herry.

"Kalau kamu belum bisa kalahkan aku jangan harap aku akan restuin hubungan kalian."

"Bimo jahat banget sih, kan Bimo tau sendiri Herry tidak bisa bela diri."

"Kalau gitu cari cewek lain aja, kalau kamu tidak bisa bela diri bagaimana kamu mau melindungi Melati nanti."

"Kak Bimo," protes Melati.

"Pokoknya sekali tidak tetap tidak, ayo kita masuk sebentar lagi mau bel."

Bimo menarik tangan Melati diikuti sama yang lain. Herry berjalan dengan lesu, tiap hari selalu begini.

"Yang sabar ya, ujianmu sangat berat bro," kata Dimas.

"Makasih kawan," jawab Herry dengan senyum lemah.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Siti Masithoh

Siti Masithoh

usaha donk herry belajar bela diri😆😆

2021-09-27

0

Sumia Kadek

Sumia Kadek

aku kurang nyambung

2020-12-18

1

☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

makin seeruuu kak

2020-12-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. Pertemuan dan Asal Mula Kejadian
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31. Hari Kelulusan
32 Bab 32. Jurusan
33 Bab 33. Shopping
34 Bab 34. Memilih
35 Bab 35. Mobil Baru
36 Visual karakter
37 Bab 36. Malam Acara Perpisahan
38 Bab 37. Status
39 Bab 38. Pertunangan
40 Bab 39. Penolakan
41 Bab 40. Keputusan
42 Bab 41. Tidak Ada Perkembangan
43 Bab 42. Gagal Kencan
44 Bab 43. Tertidur
45 Bab 44. Makan bersama
46 Bab 45. Tes Gaun Pengantin Part 1
47 Bab 46. Tes Gaun Pengantin Part 2
48 Bab 47. Kebenaran
49 Bab 48. Flashback Part 1
50 Bab 49. Flashback Part 2
51 Bab 50. Flashback Part 3
52 Bab 51. Pernikahan
53 Bab 52. Berangkat
54 Bab 53. Apes
55 Bab 54. Mantan
56 Bab 55. Makan siang
57 Bab 56. Sang Mantan
58 Bab 57. Karma
59 Bab 58. Pulang
60 Pengumuman Hiatus
61 Bab 59. Mau pindah
62 Bab. 60 Tidak Jadi Pindah
63 Bab. 61 Curhatan Perempuan
64 Bab. 62 Masa Kelam Bimo
65 Bab. 63 Tas
66 Bab. 64 Rangga Juga Mau
67 Bab. 65 Bersikap Tegas
68 Bab. 66 Iri Bilang Bos
69 Bab 67. Kesempatan Emas
70 Bab. 68 Taktik Rangga
71 Bab. 69 Bad Mood
72 Bab. 70 Kepercayaan Kunci Kebahagiaan
73 Bab. 71 Pamer
74 Bab. 72 Kemampuan Angel
75 Bab. 73 Karyawan Baik atau Tidak?
76 Bab. 74 Salah Paham
77 Bab. 75 Terpaksa
78 Bab. 76 Rencana Mereka
79 Bab. 77 Menolong Melati
80 Bab. 78 Hati yang Tersakiti
81 Bab. 79 Kebohongan Safira
82 Bab. 80 Jeritan Hati Melati
83 Bab. 81 Rencana Bimo
84 Bab. 82 Permintaan Bimo
85 Bab. 83 Ada Luka Dibalik Senyuman
86 Bab. 84 Tipuan Safira
87 Bab 85. Manja
88 Bab 86. Rencana Hartato
89 Bab 87. Ide Hartato
90 Bab 88. Keputusan Pindah
91 Bab 89. Menjenguk Herry
92 Bab 90. Kesempatan
93 Bab 91. Dilema Rangga
94 Bab 92. Belajar Memasak
95 Bab 93. Kapal Pecah
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. Pertemuan dan Asal Mula Kejadian
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31. Hari Kelulusan
32
Bab 32. Jurusan
33
Bab 33. Shopping
34
Bab 34. Memilih
35
Bab 35. Mobil Baru
36
Visual karakter
37
Bab 36. Malam Acara Perpisahan
38
Bab 37. Status
39
Bab 38. Pertunangan
40
Bab 39. Penolakan
41
Bab 40. Keputusan
42
Bab 41. Tidak Ada Perkembangan
43
Bab 42. Gagal Kencan
44
Bab 43. Tertidur
45
Bab 44. Makan bersama
46
Bab 45. Tes Gaun Pengantin Part 1
47
Bab 46. Tes Gaun Pengantin Part 2
48
Bab 47. Kebenaran
49
Bab 48. Flashback Part 1
50
Bab 49. Flashback Part 2
51
Bab 50. Flashback Part 3
52
Bab 51. Pernikahan
53
Bab 52. Berangkat
54
Bab 53. Apes
55
Bab 54. Mantan
56
Bab 55. Makan siang
57
Bab 56. Sang Mantan
58
Bab 57. Karma
59
Bab 58. Pulang
60
Pengumuman Hiatus
61
Bab 59. Mau pindah
62
Bab. 60 Tidak Jadi Pindah
63
Bab. 61 Curhatan Perempuan
64
Bab. 62 Masa Kelam Bimo
65
Bab. 63 Tas
66
Bab. 64 Rangga Juga Mau
67
Bab. 65 Bersikap Tegas
68
Bab. 66 Iri Bilang Bos
69
Bab 67. Kesempatan Emas
70
Bab. 68 Taktik Rangga
71
Bab. 69 Bad Mood
72
Bab. 70 Kepercayaan Kunci Kebahagiaan
73
Bab. 71 Pamer
74
Bab. 72 Kemampuan Angel
75
Bab. 73 Karyawan Baik atau Tidak?
76
Bab. 74 Salah Paham
77
Bab. 75 Terpaksa
78
Bab. 76 Rencana Mereka
79
Bab. 77 Menolong Melati
80
Bab. 78 Hati yang Tersakiti
81
Bab. 79 Kebohongan Safira
82
Bab. 80 Jeritan Hati Melati
83
Bab. 81 Rencana Bimo
84
Bab. 82 Permintaan Bimo
85
Bab. 83 Ada Luka Dibalik Senyuman
86
Bab. 84 Tipuan Safira
87
Bab 85. Manja
88
Bab 86. Rencana Hartato
89
Bab 87. Ide Hartato
90
Bab 88. Keputusan Pindah
91
Bab 89. Menjenguk Herry
92
Bab 90. Kesempatan
93
Bab 91. Dilema Rangga
94
Bab 92. Belajar Memasak
95
Bab 93. Kapal Pecah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!