"Natasya ayo bangun sayang, kita sarapan dulu, habis itu ke rumah sakit," panggil Melisa membangunkan Natasya.
Dengan tubuh lemas Natasya bangun tanpa bersuara. Melisa meraba dahi Natasya. Badan Natasya masih panas.
"Kita bersihkan badan dulu ya."
Melisa menuntun Natasya ke kamar mandi dan membantu membersihkan badan Natasya. Melisa sangat senang bisa membantu Natasya seolah dia sedang memandikan anak kandungnya saja.
Kini kamar yang ditempati Natasya semalam sudah berantakan sama baju-baju yang diletakkan Melisa sembarangan. Jika dihitung ada sekitar sepuluh pasang potong baju. Kini Melisa sedang menyisir rambut Natasya, Natasya hanya diam saja seperti boneka.
Rangga kemudian masuk ke kamar yang ditempati Natasya. Rangga bisa melihat banyak sekali baju yang bertebaran di atas kasur.
"Dari mana Mama dapat baju banyak gini, ini kan semua baju baru, ada merknya lagi."
Dari merk yang Rangga lihat, Rangga dapat pastikan bahwa baju baju ini dari merk terkenal semua.
"Ya beli dong, masak pungut sih," jawab Melisa cuek, Melisa masih menyisir rambut Natasya.
"Beli dimana, kayaknya Mama tidak pernah beli baju beginian, ini kan baju anak remaja Tidak mungkinkan Mama koleksi baju beginian."
"Kamu kurang update ya, jaman canggih gini tinggal online aja. Klik sana klik sini, tranfer, tinggal tunggu aja barengnya datang."
Rangga hanya diam mendengar ucapan Mamanya.
"Mama serius mau menikahkan Natasya dengan Mas Yongki?"
Melisa melihat hasil karyanya pada tubuh Natasya, kini rambut Natasya dikucir satu di atas kepala dengan gaun yang pas di tubuhnya. Di mata Melisa, Natasya gadis paling cantik yang pernah ia lihat.
'Calon menantu Mama cantik sekali, ehhh bukan calon menantu tapi menantuku,' Melisa puas dengan hasil karyanya.
"Ma temen Rangga itu bukan boneka," protes Rangga.
Rangga heran dengan tingkah Mamanya.
"Kenapa emangnya, Natasya saja tidak protes dari tadi."
'Gimana mau protes, sikapnya saja lain dari kemarin, kayaknya Natasya ini kesurupan deh.'
"Mama sama Papa juga termasuk Kakek kamu malahan sudah nentuin dimana Mas Yongki dan Natasya akan honeymoon nanti."
"Kalian sudah gila, memang Mama tidak tanyakan sama Natasya dulu, apa dia mau atau tidak."
Melisa diam sebentar, dia belum kepikiran dengan jawaban Natasya nanti, sebenarnya dia juga takut kalau Natasya bakal menolak untuk dijadikan menantunya.
'Pokoknya Natasya harus jadi menantuku, harus,' tekad Melisa.
"Harus dong, memang siapa yang bisa menolak pesona keluarga Sudirman yang kekayaan tidak akan habis tujuh turunan," jawab Melisa pede.
"Terserah Mama saja deh, Rangga pusing sama pemikiran Mama. Rangga tidak mau jika keinginan Mama mempengaruhi pertemanan kami nanti."
Melisa mengabaikan Rangga dia menyibukkan diri merapikan gaun yang dikenakan Natasya.
Merasa diabaikan Rangga keluar dari kamar itu, lebih baik dia sarapan, biar tidak telat ke sekolah.
***
"Kakeeek," panggil Natasya.
Melihat Bambang Natasya segera memeluknya, Bambang juga membalas memeluk calon cucu menantunya.
"Sini sayang duduk di samping Kakek ya, Rangga kamu sana pindah ke kursi sebelah Mas Yongki."
Tanpa protes Rangga langsung pindah dengan cemberut, dia tau pasti akan kalah kalau berdebat sekarang.
'Baru juga calon menantu dah disuruh pindah ke tempat duduk lain, dah pilih kasih ni. Dulu di sayang sekarang dibuang, ntar kalau sudah nikah pasti dikasih apa pun,' Rangga mendumel sendiri.
"Rangga kamu minta izin sama gurumu ya, bilang kalau Natasya lagi sakit. Setalah ini Mama sama yang lain mau antar Natasya ke rumah sakit."
"Baik Ma."
"Tapi Ma, Yongki ada rapat pagi ini."
"Rapatnya ditunda sebentar kan tidak ada yang protes, kan kamu bosnya. Sudah kamu ikut Mama aja ke rumah sakit biar tau kondisi calon istrimu."
Yongki hanya diam, Mamanya tidak pernah mau mengalah dan merasa selalu benar.
"Ayo semuanya dilanjutkan makannya."
Semuanya makan dengan hikmat. Mereka makan dalam diam.
Rangga segera pergi ke sekolah dengan mobilnya, sedangkan yang lain berangkat ke rumah sakit.
***
"Jadi Dokter Bram bagaimana keadaan Nak Natasya."
"Natasya hanya deman saja beberapa hari juga bakalan sembuh."
"Tapi kenapa kata Rangga sifat Nak Natasya berubah dokter Bram?"
"Sebenarnya Natasya memiliki sebuah sindrom atau keadaan dimana dia akan sadar dibawah kesadarnya."
"Maksud Dokter bagaimana?"
"Begini, apa kalian pernah mendengar seorang berjalan saat lagi tidur tanpa adanya kesadaran."
"Iya Dokter."
"Kondisi yang dialami Natasya saat ini kurang lebih seperti itu. Sebenarnya Natasya dalam fase tidur karena demamnya, tetapi alam bahwa sadarnya bangun mencari apa yang dia butuhkan dan menurut yang dari saya dengar dari cerita Ibu Melisa sepertinya Natasya ini membutuhkan seseorang yang menyayanginya dan memanjakannya, apalagi dia hidup sendiri. Kebetulan juga Pak Bambang ini mungkin mengingatkan Natasya atas almarhum sangat Kakek."
"Jadi kami harus bagaimana Dokter, apa ini berbahaya?" Melisa cemas akan keadaan Natasya.
"Bu Melisa tidak perlu cemas, semua itu tidak berbahaya bagi Natasya, saya sarankan agar Natasya diberi kenyamanan senyaman mungkin."
"Berapa lama dia akan 'sadar' Dokter?"
"Dia akan sadar kembali saat demannya sembuh, jika meminum obat yang saya anjurkan, sekitar dua atau tiga hari akan sembuh, dan kemungkinan saat dia sadar dia tidak akan mengingat apa yang terjadi saat dia 'terjaga'."
Mereka prihatin atas keadaan Natasya, Melisa dan Bambang mengelus kepala Natasya.
"Apa ada lagi Dokter?" tanya Hartato.
"Untuk sekarang cukup, biarkan dia beristirahat cukup dan berkegiatan seperti biasa saat terjaga ini, kalau bisa turuti apa keinginan dia dan awasi saja."
"Baik Dokter, kalau begitu kami pamit dulu."
Mereka semua keluar dari ruangan Dokter dan mengambil obat di apotik.
"Mama bagaimana pulangnya, Papa, Yongki dan Ayah ada rapat sebentar lagi, mau diantar sopir atau Papa yang antar."
"Mama sama Nak Natasya diantar supir aja Pa, Mama sama Nak Natasya mau jalan jalan dulu."
"Kalau gitu kami pamit ya Ma, Mama jaga Natasya dengan baik, jangan buat dia sampai kelelahan."
"Iya Pa, ayo Nak Natasya kita pergi."
***
"Tumben kamu telat Rangga?" tanya Dimas salah satu teman Rangga.
"Ada masalah sedikit tadi dirumah."
"Owhhh."
Dimas tidak lanjut lagi bertanya karena mungkin masalah pribadi.
"Natasya bagaimana kabarnya Rangga, kok tidak barengan?" tanya Herry.
"Kok kamu tanya Natasya sama Rangga sih, tumben juga Natasya telat datang," kata Aura, pacarnya Dimas.
"Natasya hari ini izin sakit, dia dibawa ke rumah sakit sama Mama aku."
"Kenapa Mama kamu bisa antar Natasya ke rumah sakit?" kini Angel bertanya dengan nada cemburu.
"Sayang jangan cemburu ya, kemarin tu kebetulan keluarga aku lagi makan dan kebetulan juga Herry dan Natasya juga ikut gabung karena berpas-pasan. Ternyata saat itu Natasya lagi deman, jadi karena dia sendiri kami memutuskan membawa Natasya ke rumah kami, dan pagi ini Mama aku anterin Natasya ke rumah sakit. Kamu jangan cemburu dong, cintaku itu hanya untukmu."
Rangga mengelus sebentar kepala Angel, Rangga tau pacarnya ini pasti lagi cemburu karena Angel tipe sensitif.
"Kenapa Mamamu bisa akrab sama Natasya, sedangkan sama aku Mamamu itu selalu judes."
'Tidak mungkinkan aku bilang kalau Mama mau jadikan Natasya jadi istri Mas Yongki.'
"Mungkin karena dia sebatang kara jadi Mamaku kasihan, ya sudah jangan cemberut lagi, ntar manisnya makin nambah," gombal Rangga.
"Kamu ini, aku lagi serius kamu malah ngengombal," Angel pura-pura marah sama Rangga.
"Ya ya yang terasa dunia milik kita berdua, yang lain pada nyewa, ahhh kenapa baby sweatyku belum datang juga, pengenkan juga manja-manja sama dia, meluk-meluk dia," kata Herry lebay larut dengan dunia indahnya.
"Emang berani meluk dia," ejek Dimas.
Herry mempoutkan bibirnya. Herry sangat suka, bukan suka tapi cinta kepada Melati tapi Bimo sepupunya sekaligus kawannya melarang Herry deket-deket dengan Melati, katanya Herry tidak cocok dengan Melati. Bimo sangat overprotektif terhadap Melati. Siapa yang mau menjadi pacar Melati harus bisa mengalahkannya dulu, sedangkan Bimo sendiri ahli bela diri dan sudah sabuk hitam. Malang sekali nasib Herry.
"Ahhh baby sweaty sudah datang."
Saat melihat Melati Herry segera menghampiri Melati, Herry hendak memeluk Melati tapi kerah bajunya sudah ditarik sama Bimo.
"Eh ada calon kakak ipar."
Bimo mendorong Herry.
"Kalau kamu belum bisa kalahkan aku jangan harap aku akan restuin hubungan kalian."
"Bimo jahat banget sih, kan Bimo tau sendiri Herry tidak bisa bela diri."
"Kalau gitu cari cewek lain aja, kalau kamu tidak bisa bela diri bagaimana kamu mau melindungi Melati nanti."
"Kak Bimo," protes Melati.
"Pokoknya sekali tidak tetap tidak, ayo kita masuk sebentar lagi mau bel."
Bimo menarik tangan Melati diikuti sama yang lain. Herry berjalan dengan lesu, tiap hari selalu begini.
"Yang sabar ya, ujianmu sangat berat bro," kata Dimas.
"Makasih kawan," jawab Herry dengan senyum lemah.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Siti Masithoh
usaha donk herry belajar bela diri😆😆
2021-09-27
0
Sumia Kadek
aku kurang nyambung
2020-12-18
1
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
makin seeruuu kak
2020-12-15
0