Kini Melisa dan Natasya sudah ada di salah satu pusat perbelanjaan terbesar. Melisa ingin belanja sekaligus cuci mata. Mereka masuk ke salah satu butik yang elit dan banyak menjual baju yang limited edition, salah satu butik langganan Melisa.
"Sayang kamu duduk di sini saja ya, Mama mau belanja baju dulu," ujar Melisa.
Melisa mendudukkan Natasya di bangku pengunjung.
"Mbak Rara di sini saja ya, tolong jaga anak saya sebentar, dia lagi kurang sehat," suruh Melisa.
"Baik Nyonya."
"Ah belanja mulai dari mana dulu ya, kayaknya banyak baju baru yang masuk."
Melisa sudah mulai mencari pakaian yang cocok menurutnya untuk dipakaikan sama Natasya.
"Mbak Dina mana baju yang baru masuk yang cocok sama calon menantu saya tadi?" tanya Melisa kepada pegawai yang mengikutinya dari tadi.
"Baju baru ada di sebelah sini Nyonya, mari saya tunjukkan."
Dina membimbing Melisa menuju barisan baju yang baru.
"Ini baju keluaran terbaru dan ada beberapa yang limited edition juga. Baju ini cocok dipakai sehari-hari, yang ini cocok dipakai untuk jalan jalan, yang ini cocok untuk pesta, yang ini bla bla...."
Dina terus menjelaskan kepada Melisa tentang baju-baju yang ada di sana. Dina sang pegawai tau jika Melisa salah satu pelanggang tetap yang sering dan banyak belanja. Apa salahnya mencoba menjelaskan semua baju, siapa tau ada yang tertarik dari beberapa potong yang dia jelaskan.
"Semuanya bagus-bagus dan cantik-cantik," guman Melisa.
Melisa susah dalam menentukan mau beli baju yang mana. Bagi dia semua baju yang dijelaskan tadi sangat menggiurkan.
"Iya Nyonya, semua baju di sini dari merk terkenal dan kualitas terbaik serta disesuaikan dengan fashion sekarang."
"Ah bingung mau beli yang mana."
"Mbak tolong bungkus semua baju yang Mbak jelaskan tadi, daripada saya pusing pilih yang mana, mending saya beli semuanya aja," putus Melisa akhirnya.
'Ngak apa beli baju banyak, kan uang Yongki tidak akan habis hanya beli baju segini, ini juga untuk calon istrinya.'
"Terima kasih Nyonya, mari saya antar ke kasir, biar kawan saya yang membungkus bajunya," kata Dina dengan tersenyum lebar.
'Wah bisa dapat bonus gede bulan ini, tidak rugi tadi jelasin panjang lebar, kadang capek jelaskan tapi beli kagak.'
"Jadi totalnya 276 juta dari 29 potong bajunya Nyonya."
"Ini," Melisa menyerahkan kartu kredit punya Yongki.
"Mbak nanti bajunya kirim langsung ke rumah saja ya, seperti biasa."
"Baik Nyonya, terima kasih atas kunjungannya."
Melisa setelah mengambil kartunya langsung menuju ke tempat Natasya.
"Sayang ayo kita belanja lagi."
"Ma lapar," rengek Natasya.
Melisa yang menyuruh Natasya memanggil Melisa dengan panggilan Mama.
"Kalau gitu ayo kita makan dulu di sana ya, Cha Cha mau makan apa sayang?" tanya Melisa.
Melisa sekarang juga mau memanggil Natasya dengan sebutan Cha Cha biar tambah akrab gitu.
Kini mereka telah keluar dari butik itu dan menuju ke tempat jualan makanan.
"Apa aja Ma, Cha Cha udah lapar dari tadi nungguin Mama," Natasya bicara sambil cemberut.
"Maafkan Mama sayang, habis bajunya cantik semua, bagaimana kalau kita makan di sana saja."
Kini Natasya dan Melisa telah selesai makan siangnya. Sekarang mereka menuju ke tempat penjualan perhiasan.
"Sayang menurut kamu mana yang paling bagus yang ini atau yang ini?"
Melisa menunjukkan tiga kalung yang berbeda dengan mata berlian yang berbeda.
"Yang ini lebih simple Ma."
"Cha Cha suka yang ini, padahal Mama lebih suka yang berlian yang lebih besar."
"Pilihan anak Ibu tidak salah, walaupun kecil, harga kalung ini 870 juta, lebih mahal dari dua kalung lainnya. Harga dua kalung ini bahkan tidak sampai dari setengah harga kalung blue safire ini. Karena kalau kalung ini di buat dari material khusus dan sulit untuk didapatkan. Konon katanya, siapa yang memakai kalung ini akan memiliki pasangan yang tidak dapat dipisahkan," jelas pengawai dengan ditambahkah cerita yang bisa menarik perhatian pembeli.
"Wah benarkah Mbak, kalung ini bisa membuat pasangan tidak akan terpisahkan?" tanya Melisa dengan mata berbinar.
"Iya Nyonya," jawab sang penjual dengan gugup.
'Kan tadi aku hanya bohong saja tentang mitos itu.'
"Sayang ayo segera pakai kalung ini," ujar Melisa dengan senang.
Melisa segera memakaikan kalung itu di leher Natasya.
"Itu sangat cocok sekali sayang, benar tidak Mbak."
"Iya Nyonya, kalung itu sangat cocok dipakai sama anak Nyonya dan anting, gelang sama cincin ini jika dipakai barengan jadi satu set yang bagus. Sangat pas sekali sama anak Nyonya yang sangat cantik," jawab sang pegawai dengan senyum bisnis.
Sang pegawai menunjukkan kepada Melisa anting, cincin dan gelang yang paling mahal yang ada di sana yang kebetulan serasi dengan kalung.
Melisa berpikir sebentar melirik antara anting, cincin, gelang, pegawai dan Natasya.
"Kalau gitu yang Mbak tunjukkan tadi dibungkus juga ya."
"Baik Nyonya, terima kasih."
'Lah tau gitu saya tunjukkan lebih banyak lagi tadi, mana tau dibeli juga, nyesel aku.'
"Kalungnya apa juga mau dibungkus sekalian Nyonya."
"Tidak usah, biar dipakai langsung saja, bungkus yang tadi saja."
'Siapa tau cepat dipakai cepat nikah,' Melisa tersenyum puas dalam hati.
Mbak pegawai toko langsung membungkuskan pesanan Melisa. Saat membungkus dia teringat sama satu set perhiasan yang limited edition yang juga baru masuk.
"Totalnya 1,6 M Nyonya, apa Nyonya mau tambah satu set perhiasan ini juga. Ini adalah barang limited edition yang baru masuk kemarin, warnanya pink kalem sangat cocok dipakai sama anak anda. Harganya cuma 900 juta saja, jadi totalnya nanti 2,5 M," jelas Mbak pegawai harap harap cemas.
Melisa berpikir sebentar, tadi dia beli satu set saja,
'Beli satu set lagi tidak apa-apa kali ya, ini uang Yongki pun, jadi tak masalah.'
"Baik Mbak, bungkus yang itu juga, ini kartu kreditnya."
"Wah terima kasih Nyonya," ujar pegawai dengan senyum merekah.
"Sayang ada barang lain yang di suka coba dipilih."
"Tidak usah Ma, Cha Cha cukup sama kalung ini saja, kalung ini sangat cantik."
Sari pertama kali dipakai Natasya asyik memegang dan melihat kalung yang dia pakai.
"Ini Nyonya barang dan kartunya, semoga mau berkunjung kembali."
Melisa dan Natasya keluar dari toko perhiasan. Kini Melisa ingin lanjut belanja lagi, kapan lagi coba dia bisa belanja sama anak perempuan begini, dari dulu dia sudah berharap ada kawan belanja gini.
"Sayang sekarang ayo kita ke toko sepatu dulu ya, habis itu kita ke salon ya."
Dengan semangat 45 Melisa menarik Natasya ke toko sepatu, Melisa mau beli semua keperluan Natasya.
Sebenarnya itu keperluan Natasya atau hobby mama Melisa sih, author juga bingung.
Mari kita tinggalkan mama Melisa yang sedang shopping yang tidak akan kenal waktu.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Suryani Nst
ini pemenang orng kaya dalam novel yg pernah aqu baca🤭😁😁😁
2021-08-01
0
💕RismaInara❤
mau dong jadi natasya
2021-01-18
1
Aini Nurr
sultan mah bebas... bangkrut urusan belakang
2021-01-16
0