Bab 4

Kini Melisa dan Natasya sudah ada di salah satu pusat perbelanjaan terbesar. Melisa ingin belanja sekaligus cuci mata. Mereka masuk ke salah satu butik yang elit dan banyak menjual baju yang limited edition, salah satu butik langganan Melisa.

"Sayang kamu duduk di sini saja ya, Mama mau belanja baju dulu," ujar Melisa.

Melisa mendudukkan Natasya di bangku pengunjung.

"Mbak Rara di sini saja ya, tolong jaga anak saya sebentar, dia lagi kurang sehat," suruh Melisa.

"Baik Nyonya."

"Ah belanja mulai dari mana dulu ya, kayaknya banyak baju baru yang masuk."

Melisa sudah mulai mencari pakaian yang cocok menurutnya untuk dipakaikan sama Natasya.

"Mbak Dina mana baju yang baru masuk yang cocok sama calon menantu saya tadi?" tanya Melisa kepada pegawai yang mengikutinya dari tadi.

"Baju baru ada di sebelah sini Nyonya, mari saya tunjukkan."

Dina membimbing Melisa menuju barisan baju yang baru.

"Ini baju keluaran terbaru dan ada beberapa yang limited edition juga. Baju ini cocok dipakai sehari-hari, yang ini cocok dipakai untuk jalan jalan, yang ini cocok untuk pesta, yang ini bla bla...."

Dina terus menjelaskan kepada Melisa tentang baju-baju yang ada di sana. Dina sang pegawai tau jika Melisa salah satu pelanggang tetap yang sering dan banyak belanja. Apa salahnya mencoba menjelaskan semua baju, siapa tau ada yang tertarik dari beberapa potong yang dia jelaskan.

"Semuanya bagus-bagus dan cantik-cantik," guman Melisa.

Melisa susah dalam menentukan mau beli baju yang mana. Bagi dia semua baju yang dijelaskan tadi sangat menggiurkan.

"Iya Nyonya, semua baju di sini dari merk terkenal dan kualitas terbaik serta disesuaikan dengan fashion sekarang."

"Ah bingung mau beli yang mana."

"Mbak tolong bungkus semua baju yang Mbak jelaskan tadi, daripada saya pusing pilih yang mana, mending saya beli semuanya aja," putus Melisa akhirnya.

'Ngak apa beli baju banyak, kan uang Yongki tidak akan habis hanya beli baju segini, ini juga untuk calon istrinya.'

"Terima kasih Nyonya, mari saya antar ke kasir, biar kawan saya yang membungkus bajunya," kata Dina dengan tersenyum lebar.

'Wah bisa dapat bonus gede bulan ini, tidak rugi tadi jelasin panjang lebar, kadang capek jelaskan tapi beli kagak.'

"Jadi totalnya 276 juta dari 29 potong bajunya Nyonya."

"Ini," Melisa menyerahkan kartu kredit punya Yongki.

"Mbak nanti bajunya kirim langsung ke rumah saja ya, seperti biasa."

"Baik Nyonya, terima kasih atas kunjungannya."

Melisa setelah mengambil kartunya langsung menuju ke tempat Natasya.

"Sayang ayo kita belanja lagi."

"Ma lapar," rengek Natasya.

Melisa yang menyuruh Natasya memanggil Melisa dengan panggilan Mama.

"Kalau gitu ayo kita makan dulu di sana ya, Cha Cha mau makan apa sayang?" tanya Melisa.

Melisa sekarang juga mau memanggil Natasya dengan sebutan Cha Cha biar tambah akrab gitu.

Kini mereka telah keluar dari butik itu dan menuju ke tempat jualan makanan.

"Apa aja Ma, Cha Cha udah lapar dari tadi nungguin Mama," Natasya bicara sambil cemberut.

"Maafkan Mama sayang, habis bajunya cantik semua, bagaimana kalau kita makan di sana saja."

Kini Natasya dan Melisa telah selesai makan siangnya. Sekarang mereka menuju ke tempat penjualan perhiasan.

"Sayang menurut kamu mana yang paling bagus yang ini atau yang ini?"

Melisa menunjukkan tiga kalung yang berbeda dengan mata berlian yang berbeda.

"Yang ini lebih simple Ma."

"Cha Cha suka yang ini, padahal Mama lebih suka yang berlian yang lebih besar."

"Pilihan anak Ibu tidak salah, walaupun kecil, harga kalung ini 870 juta, lebih mahal dari dua kalung lainnya. Harga dua kalung ini bahkan tidak sampai dari setengah harga kalung blue safire ini. Karena kalau kalung ini di buat dari material khusus dan sulit untuk didapatkan. Konon katanya, siapa yang memakai kalung ini akan memiliki pasangan yang tidak dapat dipisahkan," jelas pengawai dengan ditambahkah cerita yang bisa menarik perhatian pembeli.

"Wah benarkah Mbak, kalung ini bisa membuat pasangan tidak akan terpisahkan?" tanya Melisa dengan mata berbinar.

"Iya Nyonya," jawab sang penjual dengan gugup.

'Kan tadi aku hanya bohong saja tentang mitos itu.'

"Sayang ayo segera pakai kalung ini," ujar Melisa dengan senang.

Melisa segera memakaikan kalung itu di leher Natasya.

"Itu sangat cocok sekali sayang, benar tidak Mbak."

"Iya Nyonya, kalung itu sangat cocok dipakai sama anak Nyonya dan anting, gelang sama cincin ini  jika dipakai barengan jadi satu set yang bagus. Sangat pas sekali sama anak Nyonya yang sangat cantik," jawab sang pegawai dengan senyum bisnis.

Sang pegawai menunjukkan kepada Melisa anting, cincin dan gelang yang paling mahal yang ada di sana yang kebetulan serasi dengan kalung.

Melisa berpikir sebentar melirik antara anting, cincin, gelang, pegawai dan Natasya.

"Kalau gitu yang Mbak tunjukkan tadi dibungkus juga ya."

"Baik Nyonya, terima kasih."

'Lah tau gitu saya tunjukkan lebih banyak lagi tadi, mana tau dibeli juga, nyesel aku.'

"Kalungnya apa juga mau dibungkus sekalian Nyonya."

"Tidak usah, biar dipakai langsung saja, bungkus yang tadi saja."

'Siapa tau cepat dipakai cepat nikah,' Melisa tersenyum puas dalam hati.

Mbak pegawai toko langsung membungkuskan pesanan Melisa. Saat membungkus dia teringat sama satu set perhiasan yang limited edition yang juga baru masuk.

"Totalnya 1,6 M Nyonya, apa Nyonya mau tambah satu set perhiasan ini juga. Ini adalah barang limited edition yang baru masuk kemarin, warnanya pink kalem sangat cocok dipakai sama anak anda. Harganya cuma 900 juta saja, jadi totalnya nanti 2,5 M," jelas Mbak pegawai harap harap cemas.

Melisa berpikir sebentar, tadi dia beli satu set saja,

'Beli satu set lagi tidak apa-apa kali ya, ini uang Yongki pun, jadi tak masalah.'

"Baik Mbak, bungkus yang itu juga, ini kartu kreditnya."

"Wah terima kasih Nyonya," ujar pegawai dengan senyum merekah.

"Sayang ada barang lain yang di suka coba dipilih."

"Tidak usah Ma, Cha Cha cukup sama kalung ini saja, kalung ini sangat cantik."

Sari pertama kali dipakai Natasya asyik memegang dan melihat kalung yang dia pakai.

"Ini Nyonya barang dan kartunya, semoga mau berkunjung kembali."

Melisa dan Natasya keluar dari toko perhiasan. Kini Melisa ingin lanjut belanja lagi, kapan lagi coba dia bisa belanja sama anak perempuan begini, dari dulu dia sudah berharap ada kawan belanja gini.

"Sayang sekarang ayo kita ke toko sepatu dulu ya, habis itu kita ke salon ya."

Dengan semangat 45 Melisa menarik Natasya ke toko sepatu, Melisa mau beli semua keperluan Natasya.

Sebenarnya itu keperluan Natasya atau hobby mama Melisa sih, author juga bingung.

Mari kita tinggalkan mama Melisa yang sedang shopping yang tidak akan kenal waktu.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Suryani Nst

Suryani Nst

ini pemenang orng kaya dalam novel yg pernah aqu baca🤭😁😁😁

2021-08-01

0

💕RismaInara❤

💕RismaInara❤

mau dong jadi natasya

2021-01-18

1

Aini Nurr

Aini Nurr

sultan mah bebas... bangkrut urusan belakang

2021-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. Pertemuan dan Asal Mula Kejadian
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31. Hari Kelulusan
32 Bab 32. Jurusan
33 Bab 33. Shopping
34 Bab 34. Memilih
35 Bab 35. Mobil Baru
36 Visual karakter
37 Bab 36. Malam Acara Perpisahan
38 Bab 37. Status
39 Bab 38. Pertunangan
40 Bab 39. Penolakan
41 Bab 40. Keputusan
42 Bab 41. Tidak Ada Perkembangan
43 Bab 42. Gagal Kencan
44 Bab 43. Tertidur
45 Bab 44. Makan bersama
46 Bab 45. Tes Gaun Pengantin Part 1
47 Bab 46. Tes Gaun Pengantin Part 2
48 Bab 47. Kebenaran
49 Bab 48. Flashback Part 1
50 Bab 49. Flashback Part 2
51 Bab 50. Flashback Part 3
52 Bab 51. Pernikahan
53 Bab 52. Berangkat
54 Bab 53. Apes
55 Bab 54. Mantan
56 Bab 55. Makan siang
57 Bab 56. Sang Mantan
58 Bab 57. Karma
59 Bab 58. Pulang
60 Pengumuman Hiatus
61 Bab 59. Mau pindah
62 Bab. 60 Tidak Jadi Pindah
63 Bab. 61 Curhatan Perempuan
64 Bab. 62 Masa Kelam Bimo
65 Bab. 63 Tas
66 Bab. 64 Rangga Juga Mau
67 Bab. 65 Bersikap Tegas
68 Bab. 66 Iri Bilang Bos
69 Bab 67. Kesempatan Emas
70 Bab. 68 Taktik Rangga
71 Bab. 69 Bad Mood
72 Bab. 70 Kepercayaan Kunci Kebahagiaan
73 Bab. 71 Pamer
74 Bab. 72 Kemampuan Angel
75 Bab. 73 Karyawan Baik atau Tidak?
76 Bab. 74 Salah Paham
77 Bab. 75 Terpaksa
78 Bab. 76 Rencana Mereka
79 Bab. 77 Menolong Melati
80 Bab. 78 Hati yang Tersakiti
81 Bab. 79 Kebohongan Safira
82 Bab. 80 Jeritan Hati Melati
83 Bab. 81 Rencana Bimo
84 Bab. 82 Permintaan Bimo
85 Bab. 83 Ada Luka Dibalik Senyuman
86 Bab. 84 Tipuan Safira
87 Bab 85. Manja
88 Bab 86. Rencana Hartato
89 Bab 87. Ide Hartato
90 Bab 88. Keputusan Pindah
91 Bab 89. Menjenguk Herry
92 Bab 90. Kesempatan
93 Bab 91. Dilema Rangga
94 Bab 92. Belajar Memasak
95 Bab 93. Kapal Pecah
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. Pertemuan dan Asal Mula Kejadian
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31. Hari Kelulusan
32
Bab 32. Jurusan
33
Bab 33. Shopping
34
Bab 34. Memilih
35
Bab 35. Mobil Baru
36
Visual karakter
37
Bab 36. Malam Acara Perpisahan
38
Bab 37. Status
39
Bab 38. Pertunangan
40
Bab 39. Penolakan
41
Bab 40. Keputusan
42
Bab 41. Tidak Ada Perkembangan
43
Bab 42. Gagal Kencan
44
Bab 43. Tertidur
45
Bab 44. Makan bersama
46
Bab 45. Tes Gaun Pengantin Part 1
47
Bab 46. Tes Gaun Pengantin Part 2
48
Bab 47. Kebenaran
49
Bab 48. Flashback Part 1
50
Bab 49. Flashback Part 2
51
Bab 50. Flashback Part 3
52
Bab 51. Pernikahan
53
Bab 52. Berangkat
54
Bab 53. Apes
55
Bab 54. Mantan
56
Bab 55. Makan siang
57
Bab 56. Sang Mantan
58
Bab 57. Karma
59
Bab 58. Pulang
60
Pengumuman Hiatus
61
Bab 59. Mau pindah
62
Bab. 60 Tidak Jadi Pindah
63
Bab. 61 Curhatan Perempuan
64
Bab. 62 Masa Kelam Bimo
65
Bab. 63 Tas
66
Bab. 64 Rangga Juga Mau
67
Bab. 65 Bersikap Tegas
68
Bab. 66 Iri Bilang Bos
69
Bab 67. Kesempatan Emas
70
Bab. 68 Taktik Rangga
71
Bab. 69 Bad Mood
72
Bab. 70 Kepercayaan Kunci Kebahagiaan
73
Bab. 71 Pamer
74
Bab. 72 Kemampuan Angel
75
Bab. 73 Karyawan Baik atau Tidak?
76
Bab. 74 Salah Paham
77
Bab. 75 Terpaksa
78
Bab. 76 Rencana Mereka
79
Bab. 77 Menolong Melati
80
Bab. 78 Hati yang Tersakiti
81
Bab. 79 Kebohongan Safira
82
Bab. 80 Jeritan Hati Melati
83
Bab. 81 Rencana Bimo
84
Bab. 82 Permintaan Bimo
85
Bab. 83 Ada Luka Dibalik Senyuman
86
Bab. 84 Tipuan Safira
87
Bab 85. Manja
88
Bab 86. Rencana Hartato
89
Bab 87. Ide Hartato
90
Bab 88. Keputusan Pindah
91
Bab 89. Menjenguk Herry
92
Bab 90. Kesempatan
93
Bab 91. Dilema Rangga
94
Bab 92. Belajar Memasak
95
Bab 93. Kapal Pecah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!