"Lho mama kok di sini" ujar Rangga basa basi.
"Mama mau jemput nak Cha Cha, kamu lihat ngak Rangga"
"Bukannya Natasya dah pulang duluan ya tante" ujar Dimas setelah mereka semua menyalami Melisa.
"Tapi dari tadi tante tunggu di sini kok nggak kelihatan ya"
"Mungkin kebetulan nggak berpas pasan aja tante" tambah Aura.
"Ya udah tante kalau gitu, padahal tante rindu sekali dengan nak Cha Cha, tante duluan ya" ujar Melisa lesu, padahal hari ini dia mau ajak Natasya jalan jalan lagi.
"Eh ada tante, siang tante" tiba tiba Herry muncul sebelum Melisa memasuki mobil.
"Iya, tante mau jemput Natasya tapi katanya Natasya sudah pulang duluan"
"Lho bukannya Natasya ada di lo......." ucapan Herry terputus karena mulutnya segera ditutup oleh Dimas dan kakinya juga di injak sama Bimo.
Double skak.
Melisa merasa ada yang aneh.
"Kalian kenapa tutup mulutnya Herry, jangan jangan kalian bohong ya" curiga Melisa.
"Ngak kok tante, ngak ada apa apa, kami cuma mau main aja"
"Kalau mau main jangan kasar kasar, kasian nak Herry nya"
"Iya tante" jawab mereka kompak.
"Kalian habis ini mau ke mana"
"Kami rencana nya mau makan bareng ma"
"Ohh, nanti pulangnya jangan sampai larut ya"
"Kalian mau makan ya, kok tega nggak ajak ajak aku sih, kenapa ajaknya harus sekarang juga aku kan lagi nggak ada duit" keluh Herry.
"Makanya punya duit nabung di atm bukan di perut" sindir Aura.
"Udah jangan ribut, nih uangnya Herry makan yang banyak jangan sampai kurus ya" Melisa menyerahkan lima lembar uang merah.
"Makasih tante" Herry menerimanya dengan senang, Melisa memang sering kasih uang ke Herry sedari kecil, karena Herry sangat patuh dan nurut sama Melisa, beda sama Rangga yang anak kandungnya yang rada nakal.
"Ma kok cuma Herry aja yang di kasih, aku kan anak mama, masak aku nggak di kasih juga" protes Rangga.
"Nih buat kamu, dah ya, mama sibuk, mama pulang duluan, tante pamit dulu ya semua nya" Melisa langsung pergi meninggalkan sekolah.
Rangga melihat uang di telapak tangannya, uang itu berjumlah lima ribu. Kawan yang lain yang melihatnya ke tawa keras dan lebar sampai terpingkal pingkal.
"Beda ya anak angkat sama anak pungut" ejek Dimas.
Rangga berdecak kesal, mama nya bener pilih kasih, Herry di kasih lima ratus ribu dia di kasih lima ribu, ini bener tidak adil.
"Rangga kenapa mama mu kasih kamu cuma segitu, kalau Herry banyak di kasih" tanya Melati.
Herry segera memasukkan uangnya ke dalam tas takut di ambil sama Rangga. Rangga hanya bisa menghela nafas sama sikap mama nya yang semakin parah akut nggak bisa bedain mana anak kandung mana bukan.
"Pasti mama ku itu dah di pelet sama anak ini, dah ayo kita pergi makan"
Rangga segera menarik tangan Angel pergi dari situ, semuanya juga ikut, meraka akan menjemput Natasa dulu di persimpangan, kalau nggak siapa nanti yang akan mentraktir mereka.
***
"Kalian semua gila yaa" teriak Natasya dengan keras.
Kini mereka berada di depan salah satu restoran yang mahal di dalam sebuah mall terbesar di daerah mereka. Natasya begitu kaget begitu tau kemana mereka pergi dan meminta traktirannya. Mereka bahkan jadi perhatian pengunjung lain karena berdiri di depan restoran sambil berdebat.
"Kalian kan tau, aku bukan orang berada yang sama kek kalian, satu bulan gaji ku bisa habis buat satu kali makan di sini, apalagi kalian ada tujuh orang, bisa setengah tahun aku nggak makan apapun, apa kalian ingin membunuhku ya" keluh Natasya frustasi.
"Rangga aku rasa ini sudah kelewatan deh, aku aja ngerasa ini sangat berat buat aku jika traktir di tempat ini, apalagi kalau Natasya" ujar Dimas.
"Iya Rangga, kamu kenapa sih ke gini sih mau ngerjain Natasya, kan kasihan dia sayang" tambah Angel.
Angel dan kawan yang lain lain juga merasa kalau ini sangat berat bagi Natasha, tapi kenapa Rangga malah memaksa makan di sini.
"Jadi semua ini adalah ide kamu Rangga?" tanya Natasya.
Yang lain menganggukan kepalanya termasuk Angel.
"Kenapa kamu lakukan ini Rangga, apa kamu ada dendam sama aku, tapi ngak kek gini juga kali, nanti aku bayar makannya pakai apa, di dompet aku paling ada dua ratus ribu, kalau ngak percaya nih periksa sendiri" Natasya menyerahkan tasnya pada Rangga.
Rangga segera membuka tas Natasya yang ada di tangannya. Rangga mengeledah isinya untuk mencari dompet, di dalam dompet memang hanya ada uang sekitar dua ratus ribu, tapi bukan itu yang Rangga cari.
"Nah kan ada ini" tunjuk Rangga.
Rangga menunjukkan kartu kredit infinite punya mas Yongki yang di kasih sama mama Melisa kepada Natasya.
"Kok kamu bisa punya ini sih Natasya" Bimo langsung mengambil kartu itu dan membolak balikan nya.
Kawan yang lain juga bergantian melihat nya untuk memastikan apa itu asli atau tidak, walaupun orang tua mereka kaya tapi kalau kartu ini mana di kasih, di kasih yang gold aja sudah bersyukur. Ini kartu kredit infinite men.
"Ah itu...." Natasya ngak tau harus jelaskan gimana, lagian Natasya beneran lupa kalau dia di kasih kartu itu sama mama Melisa.
'Tapi kenapa Rangga bisa tau ya, ahh mungkin mama Melisa yang kasih tau' pikir positif Natasya.
"Jangan jangan kamu dapat dari tante Melisa ya Natasya, soalnya tante Melisa itu kalau sudah suka sama sesuatu nggak tanggung tanggung" ujar Herry.
"Iya" jawab Natasya seadanya.
"Kok bisa sih, Rangga aja dapat yang gold" tanya Angel heran.
"Kan aku sudah cerita sama kalian kalau mama aku tu sangat sayang pakek buanget sama Natasya, jadi kalau ini sih masih kecil menurut ku" jawab Rangga santai.
Yang mendengarnya berdecak kagum. Rangga segera mengambil kembali kartu kredit Natasya dan memasukkan kembali ke dalam dompet Natasya.
"Selamat Natasya, sepertinya kamu mendapatkan jackpot yang luar biasa"
Dengan heboh Aura memegang kedua bahu Natasya dan mengguncang guncangkan nya. Kemudian Aura seketika berbalik ke arah Rangga.
"Rangga mama mu masih butuh anak perempuan nggak, aku mau daftar ni" ujar Aura bersemangat.
"Mama ku tu nggak butuh anak kayak kamu, kamu bukan tipe mama ku"
"Kenapa, aku kan cantik, baik, sholeha, rajin menabung" puji Aura pada diri sendiri
"Bisa masak nggak?" tanya Rangga.
Aura langsung cemberut, pandai masak?, masak telur mata sapi aja kalau tidak hangus ya asin.
"Tapi Rangga bukankah kartu ini sangat terbatas ya, hanya beberapa orang yang punya, apa bener ini punya mama mu" tanya Dimas.
"Ini sih sebenarnya bukan punya mama, ini punya mas Yongki, karena....."
Natasya langsung mencubit pinggang Rangga dengan sangat keras, takutnya Rangga malah membocorkan tentang hubungannya sama mas Yongki.
"Kamu kenapa yang" cemas Angel.
"Ah nggak apa apa kok"
"Jadi itu punya mas Yongki? Kenapa bisa di kasih sama Natasya" tanya Dimas lagi.
"Yah pokoknya mama dulu pinjem kartu mas Yongki, dan mama malah memberikannya pada Natasya"
"Mas Yongki nya nggak keberatan?" tanya Bimo.
"Masih banyak nanya aja, jadi makan atau ngak sih"
"Jadi dong" jawab mereka barengan.
"Tapi apa nggak apa apa Rangga, aku pakai kartu ini" cemas Natasya.
"Kamu tenang aja Natasya, kartu ini sudah di kasih ke kamu, jadi kamu boleh beli apa pun pakai kartu ini, sekarang ayo kita masuk dan makan sepuasnya"
"Kenapa jadi kamu yang bersemangat sih Rangga, kek kamu aja yang naktir" ujar Herry
"Baweeelll"
Mereka akhirnya memasuki restoran itu dan tak tanggung tanggung memesan banyak dan memilih menu sesuka hati. Kapan lagi kan bisa makan gratis di restoran mahal begini. Natasya saja sampai tersendak air ludah sendiri melihat pesanan mereka yang tergolong tidak murah.
Malahan Aura memilih beberapa menu untuk Natasya, karena Natasya hanya membeli minuman yang paling murah. Mereka makan bener benar lahap seperti orang tidak makan berhari hari. Saat akan membayar kaki Natasya seakan lemah, total makanan yang mereka makan menghabiskan sampai jutaan.
"Ayo kita pergi" Rangga menyeret Natasya yang masih melihat bill pembayaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Desi Rose
rangga bales dendam ato kesempatan dpt untung nih
2021-02-04
0
Maria Jabat
mantap torrr
lw soal jodoh lebih enak beda umur agar harmonis
2021-01-31
1
Siti Pauzana
harus nya Rangga sama Natasya aja kan cocok seumuran Thor
2020-12-24
2