Mereka masih mengobrol ngobrol ringan sampai Bambang mengajukan pertanyaan yang lain.
"Nanti habis tamat SMA apa planing Cha Cha" tanya Bambang mengalihkan pembicaraan sambil selidiki keinginan calon cucu menantu.
"Rencana Cha Cha mau sambung kuliah kek, karena kebetulan Cha Cha dapat beasiswa juga untuk lanjut ke universitas"
"Cucu kakek ini memang pintar" ujar Bambang bangga.
Natasya senang jika Bambang memuji dan mengelus kepalanya seperti ini, ini mengingatkan atas almarhum kakek nya.
"Menurut Cha Cha nikah muda itu bagaimana" tanya Hartato hati hati.
Semua yang di situ melihat ke arah Hartato kemudian melihat lagi ke arah Natasya termasuk Yongki.
"Menurut Natasya sih ngak masalah, asal bisa bertanggung jawab sama saling suka aja" jawab Natasya sekena nya.
Sadar atau ngak mereka semua menghela nafas lega kecuali Rangga dan Natasya. Natasya merasa aneh respon mereka.
"Nanti kalau menikah Natasya mau berapa orang anak" tanya Melisa gebu gebu.
Natasya makin curiga ada yang aneh sama pertanyaan nya, kenapa bahas tentang nikah ya, tapi Natasya tetap ambil pikiran positif aja mungkin mereka hanya asal tanya.
"Cha Cha ngak kepikiran mau berapa, seberapa di kasih sama yang Maha Kuasa aja ma" jawab Natasya santai sambil minum teh yang sudah di sediakan.
Yang di tanyain Natasya tapi entah kenapa Yongki yang merasa malu mendengar pertanyaan mama serta sama jawaban Natasya. Rangga hanya menyenggol lengan mas Yongki sambil menarik turun kan alis nya, menggoda mas nya.
Melisa, Bambang dan Hartato yang mendengarnya tersenyum puas.
'Akhirnya bisa segera menimbang cucu/cicit, bahkan bisa request banyak nanti'
Natanya heran melihat Melisa Hartato dan Bambang tersenyum lebar dan Rangga yang asyik menyenggol lengan mas Yongki.
'Ada apa ya, kok mereka jadi aneh sih'
"Ekhem jadi kalau mau resepsi nya mau di adakan bagaimana" Bambang berdehem sebentar untuk menghilangkan rasa senangnya yang berlebihan.
"Aaah kalau itu yang sederhana aja" jawab Natasya linglung bingung.
"Lho kenapa sederhana, pernikahan anak mama sama menantu mama harus mewah dong" bantah Melisa.
"Iya kalau perlu kita adain acaranya tujuh hari tujuh malam" sambung Bambang semangat.
"Ini maksudnya apa ma, kek, anak dan menantu apa nya, siapa yang akan menikah" Natasya beneran ngak nyambung sama obroran mereka.
"Tentu kamu yang menikah sayang, kamu sama mas Yongki, kamu kan calon menantu mama bentar lagi akan jadi menantu mama, mama seneng sekali"
Melisa segera memeluk Natasya erat, sedangkan Natasya masih memproses omongan melisa.
Setelah paham apa yang di bicarakan Natasya segera melepaskan pelukan Melisa.
"Maksud mama apa, kenapa Cha Cha harus nikah sama mas Yongki"
"Iya sayang mama mau kamu segera nikah sama mas Yongki, mau ya jadi menantu mama" Melisa memegang tangan Natasya.
"Ma Cha Cha masih sekolah, Cha Cha ngak bisa" tolak Natasya.
Natasya nggak habis pikir sama jalan pikiran mama Rangga, di anggap anak masih sedikit oke, ini malah di jadikan anak menantu.
"Kan bentar lagi kamu tamat SMA, jadi bisa langsung nikah, kan kamu juga bilang tidak masalah dengan nikah muda"
"Maaf ma Cha Cha nggak bisa" Natasya segera pergi dari ruangan itu, Rangga menyusul Cha Cha.
"Cha Cha sayang tunggu sayang, anak mana jangan pergi"
Melisa hendak mengejar Natasya tapi di cegah sama Hartato.
"Ma biarkan Natasya tenang dulu, beri kan dia waktu"
"Nggak pokok nya dia harus jadi anak mama pa, mama ngak mau tau"
"Ma biarlah Natasya memilih masa depannya sendiri" sambung Yongki, Yongki ngak mau keegoisan mama nya melukai anak yang tidak bersalah.
"Ngak, jika Cha Cha nggak jadi anak mama, kamu ngak akan mama anggap anak lagi"
Melisa merasa sedih dengan respon Natasya, melisa pikir Natasya akan senang jadi menantunya.
***
"Natasya tunggu"
"Tunggu apa lagi hah" marah Natasya.
Natasya kini masih berada di teras keluarga Sudirman.
"Keluarga kamu gila ya, masak mau menikahkan aku sama mas mu, aku aja belum tamat sekolah"
"Iya jujur keluarga ku itu rada gila semua, yang normal hanya aku" canda Rangga.
"Kamu masih bisa bercanda ya"
Dengan geram Natasya menjambak rambut Rangga dengan keras, Natasya melepaskan emosinya di rambut Rangga.
"Aduh duh sakit Natasya, lepas dong aduh duh"
Rangga mencoba melepaskan jambakan Natasya yang begitu kencang.
"Rasakan ini ini ini"
Natasya tidak melepaskannya, setelah beberapa menit dan merasa puas baru Natasya melepaskan rambut Rangga.
"Dah puas kamu, aduh kepala aku pusing, bisa botak kepala aku kalau kamu jambak terus"
"Belum, rasanya mau aku botakkin sekalian rambut kamu"
"Kok kamu jahat gitu sih, nanti kalau aku botak Angel nggak suka lagi sama aku gimana" ujar Rangga pur pura sedih.
"Angel itu walaupun kamu botak atau jelek pun pasti akan tetap suka sama kamu"
Rangga hanya tersenyum mendengar ucapan Natasya karena Angel memang orang yang setia.
"Ya sudah yuk aku antar kamu, ini sudah mulai malam" tawar Rangga.
Natasya memutuskan ikut pulang dengan Rangga karena di depan rumah Rangga pasti tidak ada kendaraan umum karena ini kawasan elit. Kalau jalan kaki terlalu jauh.
"Tuan tuan Rangga tunggu" seorang pelayan memanggil Rangga.
"Ya ada pa bi"
"Itu itu tuan nyonya pingsan"
"Apaaa, Natasya kamu nanti aku antar ya, aku mau lihat keadaan mama aku dulu"
"Tunggu Rangga aku ikut"
***
"Pa kenapa mama bisa pingsan"
Rangga langsung bertanya sesampai di kamar mama nya. Rangga melihat mama nya yang tertidur di atas kasur karena pingsan.
"Papa juga nggak tau, tadi sehabis nak Cha Cha keluar mama begitu sedih sehingga tiba tiba mama kamu pingsan" jelas Hartato.
Natasya yang mendengarnya menjadi tidak enak karena dapat di simpulkan bahwa mama Rangga pingsan karena diri nya.
"Pa maafkan Cha Cha, Cha Cha ngak bermaksud membuat mama jatuh sakit" ujar Natasya sedih.
"Sudah kamu jangan menangis, sebentar lagi dokternya datang" Bambang menenangkan Natasya.
Tidak berapa lama dokter pun datang memeriksa Melisa. Setelah memeriksa dokter menghela nafas dan merapikan kembali peralatannya.
"Tante Yuli bagaimana keadaan mama" tanya Yongki.
Yuli adalah seorang dokter sekaligus teman Melisa dari kecil dan menjadi dokter pribadi mama Melisa sehingga Yuli sudah seperti salah satu Keluarga di kediaman Sudirman. Dan Yuli juga sudah tau segala tingkah laku dan gerak gerik Melisa, tidak ada yang bisa di sembunyikan Melisa dari Yuli.
"Keadaan Melisa kurang baik, sepertinya penyakit jantung nya kumat lagi"
Natasya kaget, Natasya baru tau kalau mama Melisa ada penyakit jantung.
"Apa ada hal yang membuat Melisa khawatir dan berpikir keras" tanya dokter Yuli.
"Ah itu...."
Mereka tidak tau mau jelaskan bagaimana. Yuli juga baru melihat ada seorang gadis di antara mereka, Yuli juga mengetahui bagaimana teman nya ini begitu menginginkan anak perempuan.
'Pasti ada hubungan sama anak gadis ini'
"Saya sarankan agar Melisa tidak banyak pikiran karena akan berpengaruh sama jantung dan kesehatannya, jika memungkinkan kabulkan apa yang dia minta, takutnya kalau dia banyak pikiran akan berakibat fatal"
Natasya tau apa keinginan mama Rangga tapi ini merupakan pilihan yang sulit untuk ia pilih, Natasya merasa sangat bersalah tapi apa ngak ada pilihan lain.
"Kalau begitu saya permisi dulu pa, Hartato, kalian jaga baik baik Melisa dan mama kalian, kalau ada apa apa kabari saya lagi, kalau Melisa sadar kalian bisa memberikan vitamin ini"
"Terima kasih nak Yuli kamu sudah merawat Melisa"
"Pa, Melisa sudah Yuki anggap sebagai kakak Yuli walaupun umur kita hanya beda beberapa bulan, jadi sudah wajar Yuli akan melakukan yang terbaik" ujar Yuli.
"Rangga kamu antar tante Yuli ya"
"Baik pa, mari tante Yuli Rangga antar ke depan"
Yuli keluar dengan Rangga. Tidak berapa lama Melisa mulai menunjukkan akan sadar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Haida Royana
mama keren
2021-01-28
0
Ai Nurlela
drama pasti ini mah😂😂
2020-12-28
5
Nana
modus si mamah ini mah 😆😆😆
2020-11-04
11