Bab 10

Mereka masih mengobrol ngobrol ringan sampai Bambang mengajukan pertanyaan yang lain.

"Nanti habis tamat SMA apa planing Cha Cha" tanya Bambang mengalihkan pembicaraan sambil selidiki keinginan calon cucu menantu.

"Rencana Cha Cha mau sambung kuliah kek, karena kebetulan Cha Cha  dapat beasiswa juga untuk lanjut ke universitas"

"Cucu kakek ini memang pintar" ujar Bambang bangga.

Natasya senang jika Bambang memuji dan mengelus kepalanya seperti ini, ini mengingatkan atas almarhum kakek nya.

"Menurut Cha Cha nikah muda itu bagaimana" tanya Hartato hati hati.

Semua yang di situ melihat ke arah Hartato kemudian melihat lagi ke arah Natasya termasuk Yongki.

"Menurut Natasya sih ngak masalah, asal bisa bertanggung jawab sama saling suka aja" jawab Natasya sekena nya.

Sadar atau ngak mereka semua menghela nafas lega kecuali Rangga dan Natasya. Natasya merasa aneh respon mereka.

"Nanti kalau menikah Natasya mau berapa orang anak" tanya Melisa gebu gebu.

Natasya makin curiga ada yang aneh sama pertanyaan nya, kenapa bahas tentang nikah ya, tapi Natasya tetap ambil pikiran positif aja mungkin mereka hanya asal tanya.

"Cha Cha ngak kepikiran mau berapa, seberapa di kasih sama yang Maha Kuasa aja ma" jawab Natasya santai sambil minum teh yang sudah di sediakan.

Yang di tanyain Natasya tapi entah kenapa Yongki yang merasa malu mendengar pertanyaan mama serta sama jawaban Natasya. Rangga hanya menyenggol lengan mas Yongki sambil menarik turun kan alis nya, menggoda mas nya.

Melisa, Bambang dan Hartato yang mendengarnya tersenyum puas.

'Akhirnya bisa segera menimbang cucu/cicit, bahkan bisa request banyak nanti'

Natanya heran melihat Melisa Hartato dan Bambang tersenyum lebar dan Rangga yang asyik menyenggol lengan mas Yongki.

'Ada apa ya, kok mereka jadi aneh sih'

"Ekhem jadi kalau mau resepsi nya mau di adakan bagaimana" Bambang berdehem sebentar untuk menghilangkan rasa senangnya yang berlebihan.

"Aaah kalau itu yang sederhana aja" jawab Natasya linglung bingung.

"Lho kenapa sederhana, pernikahan anak mama sama menantu mama harus mewah dong" bantah Melisa.

"Iya kalau perlu kita adain acaranya tujuh hari tujuh malam" sambung Bambang semangat.

"Ini maksudnya apa ma, kek, anak dan menantu apa nya, siapa yang akan menikah" Natasya beneran ngak nyambung sama obroran mereka.

"Tentu kamu yang menikah sayang, kamu sama mas Yongki, kamu kan calon menantu mama bentar lagi akan jadi menantu mama, mama seneng sekali"

Melisa segera memeluk Natasya erat, sedangkan Natasya masih memproses omongan melisa.

Setelah paham apa yang di bicarakan Natasya segera melepaskan pelukan Melisa.

"Maksud mama apa, kenapa Cha Cha harus nikah sama mas Yongki"

"Iya sayang mama mau kamu segera nikah sama mas Yongki, mau ya jadi menantu mama" Melisa memegang tangan Natasya.

"Ma Cha Cha masih sekolah, Cha Cha ngak bisa" tolak Natasya.

Natasya nggak habis pikir sama jalan pikiran mama Rangga, di anggap anak masih sedikit oke, ini malah di jadikan anak menantu.

"Kan bentar lagi kamu tamat SMA, jadi bisa langsung nikah, kan kamu juga bilang tidak masalah dengan nikah muda"

"Maaf ma Cha Cha nggak bisa" Natasya segera pergi dari ruangan itu, Rangga menyusul Cha Cha.

"Cha Cha sayang tunggu sayang, anak mana jangan pergi"

Melisa hendak mengejar Natasya tapi di cegah sama Hartato.

"Ma biarkan Natasya tenang dulu, beri kan dia waktu"

"Nggak pokok nya dia harus jadi anak mama pa, mama ngak mau tau"

"Ma biarlah Natasya memilih masa depannya sendiri" sambung Yongki, Yongki ngak mau keegoisan mama nya melukai anak yang tidak bersalah.

"Ngak, jika Cha Cha nggak jadi anak mama, kamu ngak akan mama anggap anak lagi"

Melisa merasa sedih dengan respon Natasya, melisa pikir Natasya akan senang jadi menantunya.

***

"Natasya tunggu"

"Tunggu apa lagi hah" marah Natasya.

Natasya kini masih berada di teras keluarga Sudirman.

"Keluarga kamu gila ya, masak mau menikahkan aku sama mas mu, aku aja belum tamat sekolah"

"Iya jujur keluarga ku itu rada gila semua, yang normal hanya aku" canda Rangga.

"Kamu masih bisa bercanda ya"

Dengan geram Natasya menjambak rambut Rangga dengan keras, Natasya melepaskan emosinya di rambut Rangga.

"Aduh duh sakit Natasya, lepas dong aduh duh"

Rangga mencoba melepaskan jambakan Natasya yang begitu kencang.

"Rasakan ini ini ini"

Natasya tidak melepaskannya, setelah beberapa menit dan merasa puas baru Natasya melepaskan rambut Rangga.

"Dah puas kamu, aduh kepala aku pusing, bisa botak kepala aku kalau kamu jambak terus"

"Belum, rasanya mau aku botakkin sekalian rambut kamu"

"Kok kamu jahat gitu sih, nanti kalau aku botak Angel nggak suka lagi sama aku gimana" ujar Rangga pur pura sedih.

"Angel itu walaupun kamu botak atau jelek pun pasti akan tetap suka sama kamu"

Rangga hanya tersenyum mendengar ucapan Natasya karena Angel memang orang yang setia.

"Ya sudah yuk aku antar kamu, ini sudah mulai malam" tawar Rangga.

Natasya memutuskan ikut pulang dengan Rangga karena di depan rumah Rangga pasti tidak ada kendaraan umum karena ini kawasan elit. Kalau jalan kaki terlalu jauh.

"Tuan tuan Rangga tunggu" seorang pelayan memanggil Rangga.

"Ya ada pa bi"

"Itu itu tuan nyonya pingsan"

"Apaaa, Natasya kamu nanti aku antar ya, aku mau lihat keadaan mama aku dulu"

"Tunggu Rangga aku ikut"

***

"Pa kenapa mama bisa pingsan"

Rangga langsung bertanya sesampai di kamar mama nya. Rangga melihat mama nya yang tertidur di atas kasur karena pingsan.

"Papa juga nggak tau, tadi sehabis nak Cha Cha keluar mama begitu sedih sehingga tiba tiba mama kamu pingsan" jelas Hartato.

Natasya yang mendengarnya menjadi tidak enak karena dapat di simpulkan bahwa mama Rangga pingsan karena diri nya.

"Pa maafkan Cha Cha, Cha Cha ngak bermaksud membuat mama jatuh sakit" ujar Natasya sedih.

"Sudah kamu jangan menangis, sebentar lagi dokternya datang" Bambang menenangkan Natasya.

Tidak berapa lama dokter pun datang memeriksa Melisa. Setelah memeriksa dokter menghela nafas dan merapikan kembali peralatannya.

"Tante Yuli bagaimana keadaan mama" tanya Yongki.

Yuli adalah seorang dokter sekaligus teman Melisa dari kecil dan menjadi dokter pribadi mama Melisa sehingga Yuli sudah seperti salah satu Keluarga di kediaman Sudirman. Dan Yuli juga sudah tau segala tingkah laku dan gerak gerik Melisa, tidak ada yang bisa di sembunyikan Melisa dari Yuli.

"Keadaan Melisa kurang baik, sepertinya penyakit jantung nya kumat lagi"

Natasya kaget, Natasya baru tau kalau mama Melisa ada penyakit jantung.

"Apa ada hal yang membuat Melisa khawatir dan berpikir keras" tanya dokter Yuli.

"Ah itu...."

Mereka tidak tau mau jelaskan bagaimana. Yuli juga baru melihat ada seorang gadis di antara mereka, Yuli juga mengetahui bagaimana teman nya ini begitu menginginkan anak perempuan.

'Pasti ada hubungan sama anak gadis ini'

"Saya sarankan agar Melisa tidak banyak pikiran karena akan berpengaruh  sama jantung dan kesehatannya, jika memungkinkan kabulkan apa yang dia minta, takutnya kalau dia banyak pikiran akan berakibat fatal"

Natasya tau apa keinginan mama Rangga tapi ini merupakan pilihan yang sulit untuk ia pilih, Natasya merasa sangat bersalah tapi apa ngak ada pilihan lain.

"Kalau begitu saya permisi dulu pa, Hartato, kalian jaga baik baik Melisa dan mama kalian, kalau ada apa apa kabari saya lagi, kalau Melisa sadar kalian bisa memberikan vitamin ini"

"Terima kasih nak Yuli kamu sudah merawat Melisa"

"Pa, Melisa sudah Yuki anggap sebagai kakak Yuli walaupun umur kita hanya beda beberapa bulan, jadi sudah wajar Yuli akan melakukan yang terbaik" ujar Yuli.

"Rangga kamu antar tante Yuli ya"

"Baik pa, mari tante Yuli Rangga antar ke depan"

Yuli keluar dengan Rangga. Tidak berapa lama Melisa mulai menunjukkan akan sadar.

Terpopuler

Comments

Haida Royana

Haida Royana

mama keren

2021-01-28

0

Ai Nurlela

Ai Nurlela

drama pasti ini mah😂😂

2020-12-28

5

Nana

Nana

modus si mamah ini mah 😆😆😆

2020-11-04

11

lihat semua
Episodes
1 Bab. Pertemuan dan Asal Mula Kejadian
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31. Hari Kelulusan
32 Bab 32. Jurusan
33 Bab 33. Shopping
34 Bab 34. Memilih
35 Bab 35. Mobil Baru
36 Visual karakter
37 Bab 36. Malam Acara Perpisahan
38 Bab 37. Status
39 Bab 38. Pertunangan
40 Bab 39. Penolakan
41 Bab 40. Keputusan
42 Bab 41. Tidak Ada Perkembangan
43 Bab 42. Gagal Kencan
44 Bab 43. Tertidur
45 Bab 44. Makan bersama
46 Bab 45. Tes Gaun Pengantin Part 1
47 Bab 46. Tes Gaun Pengantin Part 2
48 Bab 47. Kebenaran
49 Bab 48. Flashback Part 1
50 Bab 49. Flashback Part 2
51 Bab 50. Flashback Part 3
52 Bab 51. Pernikahan
53 Bab 52. Berangkat
54 Bab 53. Apes
55 Bab 54. Mantan
56 Bab 55. Makan siang
57 Bab 56. Sang Mantan
58 Bab 57. Karma
59 Bab 58. Pulang
60 Pengumuman Hiatus
61 Bab 59. Mau pindah
62 Bab. 60 Tidak Jadi Pindah
63 Bab. 61 Curhatan Perempuan
64 Bab. 62 Masa Kelam Bimo
65 Bab. 63 Tas
66 Bab. 64 Rangga Juga Mau
67 Bab. 65 Bersikap Tegas
68 Bab. 66 Iri Bilang Bos
69 Bab 67. Kesempatan Emas
70 Bab. 68 Taktik Rangga
71 Bab. 69 Bad Mood
72 Bab. 70 Kepercayaan Kunci Kebahagiaan
73 Bab. 71 Pamer
74 Bab. 72 Kemampuan Angel
75 Bab. 73 Karyawan Baik atau Tidak?
76 Bab. 74 Salah Paham
77 Bab. 75 Terpaksa
78 Bab. 76 Rencana Mereka
79 Bab. 77 Menolong Melati
80 Bab. 78 Hati yang Tersakiti
81 Bab. 79 Kebohongan Safira
82 Bab. 80 Jeritan Hati Melati
83 Bab. 81 Rencana Bimo
84 Bab. 82 Permintaan Bimo
85 Bab. 83 Ada Luka Dibalik Senyuman
86 Bab. 84 Tipuan Safira
87 Bab 85. Manja
88 Bab 86. Rencana Hartato
89 Bab 87. Ide Hartato
90 Bab 88. Keputusan Pindah
91 Bab 89. Menjenguk Herry
92 Bab 90. Kesempatan
93 Bab 91. Dilema Rangga
94 Bab 92. Belajar Memasak
95 Bab 93. Kapal Pecah
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. Pertemuan dan Asal Mula Kejadian
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31. Hari Kelulusan
32
Bab 32. Jurusan
33
Bab 33. Shopping
34
Bab 34. Memilih
35
Bab 35. Mobil Baru
36
Visual karakter
37
Bab 36. Malam Acara Perpisahan
38
Bab 37. Status
39
Bab 38. Pertunangan
40
Bab 39. Penolakan
41
Bab 40. Keputusan
42
Bab 41. Tidak Ada Perkembangan
43
Bab 42. Gagal Kencan
44
Bab 43. Tertidur
45
Bab 44. Makan bersama
46
Bab 45. Tes Gaun Pengantin Part 1
47
Bab 46. Tes Gaun Pengantin Part 2
48
Bab 47. Kebenaran
49
Bab 48. Flashback Part 1
50
Bab 49. Flashback Part 2
51
Bab 50. Flashback Part 3
52
Bab 51. Pernikahan
53
Bab 52. Berangkat
54
Bab 53. Apes
55
Bab 54. Mantan
56
Bab 55. Makan siang
57
Bab 56. Sang Mantan
58
Bab 57. Karma
59
Bab 58. Pulang
60
Pengumuman Hiatus
61
Bab 59. Mau pindah
62
Bab. 60 Tidak Jadi Pindah
63
Bab. 61 Curhatan Perempuan
64
Bab. 62 Masa Kelam Bimo
65
Bab. 63 Tas
66
Bab. 64 Rangga Juga Mau
67
Bab. 65 Bersikap Tegas
68
Bab. 66 Iri Bilang Bos
69
Bab 67. Kesempatan Emas
70
Bab. 68 Taktik Rangga
71
Bab. 69 Bad Mood
72
Bab. 70 Kepercayaan Kunci Kebahagiaan
73
Bab. 71 Pamer
74
Bab. 72 Kemampuan Angel
75
Bab. 73 Karyawan Baik atau Tidak?
76
Bab. 74 Salah Paham
77
Bab. 75 Terpaksa
78
Bab. 76 Rencana Mereka
79
Bab. 77 Menolong Melati
80
Bab. 78 Hati yang Tersakiti
81
Bab. 79 Kebohongan Safira
82
Bab. 80 Jeritan Hati Melati
83
Bab. 81 Rencana Bimo
84
Bab. 82 Permintaan Bimo
85
Bab. 83 Ada Luka Dibalik Senyuman
86
Bab. 84 Tipuan Safira
87
Bab 85. Manja
88
Bab 86. Rencana Hartato
89
Bab 87. Ide Hartato
90
Bab 88. Keputusan Pindah
91
Bab 89. Menjenguk Herry
92
Bab 90. Kesempatan
93
Bab 91. Dilema Rangga
94
Bab 92. Belajar Memasak
95
Bab 93. Kapal Pecah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!