Mereka berdelapan kini tiba di taman belakang, tempat nya begitu asri dan sepi.
"Sebenarnya apa yang terjadi di antar kalian sih" tanya Dimas.
Natasya langsung mempelototi Dimas, tadi sudah di peringatkan agar diam tapi malah nanya, susah emang kalau punya kawan suka kepo.
"Maaf Natasya bukan kami kepo tapi kami juga khawatir apa yang terjadi sama kamu, karena kamu adalah teman kami"
Natasya menghela nafas, memang mereka bertujuhlah temannya yang mau menerima Natasya apa adanya, karena dia hanyalah orang miskin yang beruntung mendapatkan beasiswa, jadi banyak orang yang tidak suka sama Natasya.
Di sekolah elit ini rata rata siswa nya berasal dari orang berada, hanya ada beberapa siswa beasiswa aja dari kalangan bawah, siswa yang di terima disini adalah siswa berperstasi sama siswa yang daftar melalui jalur umum, jalur umum sangatlah mahal, jadi hanya orang berada yang sanggup bayar.
Oke kembali ke topik.
"Ceritanya begini, empat hari yang lalu aku deman dan pagi tadi baru sembuh, mama Rangga bilang bahwa saat aku deman maka aku nggak akan ingat apa yang terjadi selama aku demam, jadi aku hanya ingin penjelasan saja dari Rangga apa sebenarnya yang terjadi selama aku sakit"
"Emang bisa begitu, aku baru denger" tanya Aura.
"Aku juga ngak tau, katanya keadaan ku kemarin kurang lebih lebih mirip seperti tidur berjalan kalau kalian mau jelas mbah google aja" (pemberitahuan penyakit ini 100% karangan author ya, anggap aja ada gitu)
"Ah sekarang aku mengerti, tapi apa hubungannya dengan Rangga" Dimas bertanya lagi.
Natasya menghela nafas sebentar.
"Jadi selama aku demam kemarin, aku tinggal di rumah Rangga, dan sikap keluarga Rangga juga aneh menurutku, makanya aku ingin bertanya pada Rangga, Rangga sekarang kamu jelas kan apa yang terjadi"
Yang lain nya juga penasaran apa yang terjadi.
"Jadi gini cerita nya"
"Gini gimana" potong Herry.
Dimas langsung menggapit leher Herry.
"Orang belum cerita dah main potong aja kamu, ayo terusin Rangga biar aku yang jaga mulut anak ni"
"Mau terusin kek mana mulai aja kagak" cibir Rangga.
"Jadi kalian kan tau mama ku itu pengen sekali punya anak perempuan apalagi yang pandai memasak"
Rangga melihat sekilas ke arah Angel, melihat tidak ada respon dari Angel Rangga melanjutkan ceritanya.
"Nah kebetulan aja mama tau Natasya itu pandai masak, mama aku tau karena aku yang ceritakan sama saat mama tanya tanya tentang Natasya, jadi sekarang mama suka sekali sama Natasya, apalagi saat Natasya sakit, Natasya begitu manja sikapnya dan dimanjain sama mama, papa bahkan kakek aku"
"APAAAAA" teriak mereka secara bersama.
Siapa yang tidak tau sifat dinginnya Bambang Sudirman lebih dingin dari kutup utara, kalau papa Rangga masih oke ini kakek nya, kalau dia sudah tidak suka sama seseorang maka habislah riwayat orang itu. Mereka melihat ngeri ke arah Natasya.
"Kenapa kalian melihat aku begitu" Natasya merasa risih dengan tatapan teman temannya, memang Natasya alien apa.
"Natasya kamu nggak kenal sama kakek nya Rangga" Aura bertanya dengan tubuh gemeter sangking gregetnya.
Natasya menggeleng, Natasya kan bukan dari kalangan atas mana dia tau, lagian Natasya juga jarang nonton TV, nonton TV itu dulu sekali saat dia pernah kerja parttime jadi babysitter.
"Oh may good Natasya, kamu kemana aja, kakek nya Rangga itu nyerimin banget, seperti makanan suapan terakhir yang teratuh" dengan mimik yang mendramalisir Herry menjelaskan.
Plak
Dengan gampang nya Bimo mengeplak kepala Herry.
"Kamu kalau merumpamakan sesuatu yang benar dong, masak seperti makanan suapan terakir yang terjatuh"
Herry langsung kicep kalau berhadapan sama Bimo.
"Kak jangan keterlaluan" bela Melati.
Bimo hanya cuek tanpa merasa bersalah. Herry langsung bersembunyi di belakang tubuh Dimas. Bimo kalau mukul nggak mikir mikir dulu, kan sakit.
"Jadi Natasya begini, kakek Rangga itu jarang sekali bisa deket sama orang baru bahkan sama kenalan yang sudah lama, hanya segelintir orang yang bisa dekat sama kakek Rangga, bahkan kakek ku saja segan sama beliau walaupun sering berbisnis dan juga teman dari kecil, kesimpulannya kamu orang yang beruntung bisa di manjain sama kakek Rangga, Rangga yang cucunya saja ngak pernah di manjain" jelas Angel.
Angel tau betul sifat kakek Rangga karena sering jumpa, Angel nggak pernah ngomong panjang lebar kalau jumpa, hanya sapaan basa basi aja selain itu ngak ada, kakek Rangga susah kali di deketin.
Rangga memang tidak membantah karena dia nggak pernah di manjain seperti kakeknya manjain Natasya, Rangga kadang merasa takut sama aura kakeknya sendiri. Rangga lebih cari aman, takutnya nanti dia di suruh cepet cepat kerja, kan Rangga mau bebas.
Beda sama halnya dengan Yongki yang sudah dari kecil di didik sebagai penerus utama perusahaan dan segala aset. Sedangkan Rangga mah ogah, mending dia jadi karyawan biasa dan punya banyak waktu luang, kalau uang sih gampang tinggal minta sama mas Yongki aja, itulah yang di pikir Rangga kalau di suruh magang dini di perusahaan sendiri.
"Intinya tuh, kamu sudah di anggap anak sama mama aku dan jadi bagian dari keluarga aku, bahkan mama aku sudah beli banyak barang untuk mu di rumah termasuk kalung, anting sama gelang yang kamu pakai sekarang"
Semua orang memperhatikan kalung dan gelang yang di pakai Natasya
"WAH GILA INI BENER BENER GILA" dengan kencang Aura berteriak heboh.
"Yang bisa ngak, kalau teriak jangan di samping kuping aku, budek ni" Dimas mengosokkan telinganya, Aura berteriak pas di samping kupingnya.
"Kamu kenapa sih Aura" tanya Angel.
"Kalian tau" Aura memengang kalung, anting dan gelang yang di pakai Natasya.
"Gelang dan anting ini adalah edisi limited edition yang baru keluar seminggu lalu, harga nya sangat mahal, bisa beli satu honda sport dan yang lebih gilanya lagi, harga kalung ini juga super mahal, bisa beli sebuah mobil mewah atau sebuah apartemen mewah" Aura berdecak kagum, Aura kalau tentang fashion memang tau segalanya.
"Beb beliin aku juga dong" pinta Aura.
"Mau beli gimana, barang semahal itu mana ada uang aku" jawab Dimas jujur.
Aura hanya cemberut, tapi kalung anting dan gelang itu beneran mahal.
Natasya yang memakainya menjadi tidak enak, dia belum pernah memakai barang semahal ini sebelum nya, mimpiin aja ngak berani apalagi beli. Natasya hendak melepaskan kalung yang dia pakai tapi......
"Natasya kamu nggak sah lepas kalungnya, kalau ngak besok pasti mama aku akan maksa kamu pakai lagi, walaupun hanya sebentar kamu tau gimana sifat mama aku"
"Tapi kalau hilang gimana, aku kan ngak ada uang buat ganti"
"Kalau hilang palingan nanti mama aku akan beliin lagi"
"Wiiihhh asyik bener jadi Natasya, mau dong di angkat anak sama mama kamu"
"Mama ku itu butuh anak perempuan yang pakai rok, kamu mau emangnya pakai rok"
Herry hanya bisa cemberut.
"Jadi masalah nya dah clear kan, ayo kita ke kelas, bentar lagi mau bel". Kata Dimas.
Mereka semua menuju ke kelas tapi Angel menarik tangan Rangga. Setelah semuanya menghilang di balik tembok baru Rangga berbicara.
"Sayang kamu tenang aja ya mama ku itu menganggap Natasya anaknya sendiri kok, kamu nggak usah cemburu gitu, aku tuh cuma cinta sama kamu doang kok"
Angel tersipu dengan perkataan Rangga, setelah mengatakan itu Rangga mengajak Angel masuk, Rangga tau persis gimana sifat Angel yang gampang cemburuan.
'Aku nggak usah cerita tentang Natasya yang mama anggap anak menantunya kan, hal ini aja bikin heboh apalagi kalau mereka tau kalau Natasya mau di jodohkan sama mas Yongki'
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
TongTji Tea
ini baruuu namanya 'penyakit halu' hahha.ada ada aja thor .untung dikou mencantumkan disclaimer bahwa itu penyakit cuma ngarang doang.takutnya ada yang semangat protes😂
2021-05-07
0
Ninik Sofia Akifa
penyakit langka ya toor..😁😁
2020-11-16
3
Narni Azaria
baru tau q ada penyakit kek gitu 🤣🤣🤣🤣
2020-10-30
6