Bab 17

"Kamu dengarkan tadi mama Rangga bilang bahwa aku calon menantunya"

"Iya, terus" Melati melanjutkan minumnya.

"Sebenarnya yang akan di jodohkan sama aku bukannya Rangga tapi kakaknya Rangga, mas Yongki"

uhuk uhuk uhuk

Melati terbatuk karena tersendak sama minuman yang dia minum saat mendengar pernyataan Natasya. Natasya mencoba mengelus bahu Melati untuk mengurangi batuk yang di alami Melati.

Biasanya Melati adalah orang yang kalem dan jarang menunjukkan emosinya tapi kali ini muka Melati malah seperti melihat sesuatu yang horor.

"Apa aku aku nggak sa salah denger Natasya" Melati malah terbata bata bicaranya sangking syok nya.

"Biasa aja ekspresi kenapa sih, kek lihat hantu aja" kata Natasya kesal.

"Kamu kamu se serius" tanya Melati lagi, mengabaikan perkataan Natasya barusan.

Natasya melihat wajah Melati dengan datar.

"Apa muka aku seperti orang lagi bercanda" tantang Natasya.

"Ya ampun Natasya, ini malah lebih heboh dan bikin syok dari pada kau di jodohkan sama Rangga dan menikung Angel sekalipun"

"Siapa yang mau menikung Angel" kata Natasya sewot.

"Ku ngak sejahat itu kali" tambah Natasya lagi.

"Yah maksud aku, aku beneran sangat kaget, tapi kok bisa"

"Tanya aja sendiri sama Rangga"

"Tapi kenapa kamu menceritakan nya biasa aja Natasya padahal ini berita heboh loh heboh, jika publik tau maka akan terjadi hari patah hati nasional, siapa yang tidak mengincar calon suami ideal no satu se asia menurut majalah kumpas tuntas"

"Kamu aja yang denger begini reaksinya, apalagi aku yang mengalaminya"

"Terus bagaimana ceritanya kamu bisa jadi calon istrinya Yongki pria tampan mampan sejagat itu"

"Kamu suka ya sama mas Yongki, jika kamu mau untukmu saja" tawar Natasya seperti menawar ikan di pasar.

"Nggak usah terima kasih, di kasih pun mas Yongki nggak akan mungkin mau memilih aku, jadi bagaimana"

"Bagaimana apa nya"

"Ya bagaimana kamu bisa di anggap calon menantu sama mama Rangga"

"Kamu ingat nggak saat aku sakit dan menginap di rumah Rangga beberapa hari yang lalu"

"Ya aku ingat, terus"

"Terus sejak saat itu mama Rangga anggap aku calon menantunya, padahal saat itu Rangga bilang aku di anggap sebagai anak nya tante Melisa ya aku pikir sebagai anak angkat gitu mana tau jadi anak menantu"

"Terus mas Yongki nya gimana"

"Kamu dari tadi terus terus terus nggak pernah bilang stop, nanti bisa nabrak orang tau" canda Natasya.

Natasya menghela nafas sebentar.

"Mas Yongki hanya diam saja, tidak membantah atau melawan"

"Tumben mas Yongki mau di jodohkan, padahal dia selalu menolak jika di jodohkan, tiga bulan yang lalu mas Yongki juga di jodoh kan sama sepupu jauh aku, tapi malah di tolak mentah mentah, atau jangan jangan mas Yongki suka sama kamu Natasya"

"Kamu ini Melati, kalau ngomong jangan ngaco deh, mana mungkin cowok sekelas mas Yongki bisa suka sama aku"

"Yah mungkin saja, siapa tau mas Yongki beneran sama kamu, makanya tidak menolak saat di jodohkan sama kamu" persepsi Melati.

"Sudah jangan di bahas lagi, dan kamu sudah janji nggak akan cerita sama siapapun"

"Ya aku janji, lagian ini masalah pribadi kamu dan Angel pun hanya salah paham saja, kalau begitu aku pamit dulu ya, kita buat tugas kelompok nya on line saja, Angel dan Aura pun sudah pulang"

"Aku sih tidak masalah jika buat on line atau off line"

"Kalau begitu aku pamit pulang juga ya"

"Iya hati hati di jalan"

Setelah kepergian Melati, Natasya jadi ke ingat sama omongan dia.

'Apa mungkin mas Yongki suka sama aku sehingga mas Yongki tidak menolak saat di jodohkan, ah itu tidak mungkin terjadi, mas Yongki pasti terpaksa juga melihat kondisi mama melisa'

Natasya menyakini diri sendiri bahwa Yongki tidak menyukai nya.

***

Aura dan Angel sudah tiba di rumah Angel. Angel langsung membuka pintu mobil dan berlari ke dalam rumah.

"Yah Angel tunggu" seru Aura.

Aura buru buru buka safety belt. Aura mengejar Angel sampai ke kamar. Tapi Angel malah mengunci pintunya dari dalam kamar. Aura di luar kamar Angel mengedor ngedor pintu.

"Angel buka pintunya"

Senyap hanya ada suara tangisan Angel yang terdengar.

"Angel ayo buka pintunya, kita bicara lagi baik baik ya"

Hening, Angel tidak menjawab.

"Angel aku adalah temanmu, jika kamu ingin sendiri untuk menenangkan diri aku pulang ya, kamu jangan melakukan hal yang nekat, jika kamu membutuhkan sesuatu kamu tinggal telpon saja aku, aku akan segera mengangkatnya, kamu harus ingat bahwa kami selalu ada untuk kamu ya, aku pamit pulang dulu, Dimas pasti telah menunggu aku di depan"

Setelah berkata begitu Aura pergi dari kamar Angel karena Angel juga tak merespon, biar Angel menenangkan diri dulu. Di dalam kamar Angel menangis meringkuk di depan pintu, jika memang dia harus melepaskan Rangga itu sangat berat baginya. Bagaimana pun mereka telah bersama sejak kecil, apalagi membayangkan Rangga bersama sahabatnya yang lain membuat hatinya makin terasa sakit.

***

"Kalian sudah siap buat tugas kelompoknya"

"Belum, tadi ada sedikit masalah"

"Masalah apa memangnya" ta ya Dimas kepo.

"Sudah nggak usah banyak tanya ini masalah cewek"

Aura lebih memilih tidak menceritakan masalah ini sama Dimas, karena akar permasalahannya saja belum tau.

"Ini" Dimas menyerahkan helm.

Aura mengambil dan langsung memakainya. Aura menaiki motor sport Dimas. Motor Dimas pergi meninggalkan kediaman milik keluarga Angel.

Dari balik jendela Angel melihat kepergian Aura dan Dimas. Angel menutup lagi gorden yang dia angkat. Angel membuka lemari dan mengambil sebuah kotak peti. Angel membukanya dan melihat berbagai kenangan bersama Rangga. Ada juga hadiah hadiah kecil yang Rangga dulu berikan dari mereka kecil. Angel mengambil salah satu foto saat mereka liburan di pantai, Angel memeluk foto itu sambil berbaring. Lama kelamaan Angel tidur dengan air mata yang masih mengalir.

***

Setelah mengantar Aura ke rumah Dimas kembali lagi ke tempat janjian dia buat tugas kelompok sama yang lain.

"Hahhhh" Dimas menghela nafas pas dia duduk di kursi nya.

"Ada apa sih" tanya Rangga.

"Nggak ada apa apa"

"Tapi mengapa Aura suruh kamu jemput dia di tempat Angel, apa mereka sudah siap sama tugas mereka"

"Aku juga nggak tau kenapa, pas aku tanya sama Aura, dia bilang masalah cewek"

"Cewek mah gitu, dikit dikit ngambekan, apa apa bilang nya terserah, yang ujung ujung bilang cowok itu nggak peka" kata Herry.

"Kamu sendiri juga gitu" balas Rangga.

"Aku nggak begitu"

"Nah tu sudah mulai ngambek nya" tambah Dimas.

"Kalian ya, dimana mana selalu ngebuli aku, kalian jahat tau nggak"

"Nggak" jawab mereka bertiga barengan.

"Tuh kan" bela Herry.

Dimas, Rangga dan Bimo ketawa lepas karena bisa mengerjai Herry. Setelah puas menertawakan Herry, mereka lanjut mengerjakan tugas mereka.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Midha Lailatullovi

Midha Lailatullovi

o....begitu knpa gk langsung djelasin saja si ke angel jd kn patah hati tu.....

2021-01-07

0

Leni Martina

Leni Martina

sejauh yg gue baca cerita bagus tp interaksi Natasya dan Yongki kurang Thor

2020-07-31

9

Abdul Malik

Abdul Malik

kasian si Herry
tapi lucu

2020-05-18

9

lihat semua
Episodes
1 Bab. Pertemuan dan Asal Mula Kejadian
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31. Hari Kelulusan
32 Bab 32. Jurusan
33 Bab 33. Shopping
34 Bab 34. Memilih
35 Bab 35. Mobil Baru
36 Visual karakter
37 Bab 36. Malam Acara Perpisahan
38 Bab 37. Status
39 Bab 38. Pertunangan
40 Bab 39. Penolakan
41 Bab 40. Keputusan
42 Bab 41. Tidak Ada Perkembangan
43 Bab 42. Gagal Kencan
44 Bab 43. Tertidur
45 Bab 44. Makan bersama
46 Bab 45. Tes Gaun Pengantin Part 1
47 Bab 46. Tes Gaun Pengantin Part 2
48 Bab 47. Kebenaran
49 Bab 48. Flashback Part 1
50 Bab 49. Flashback Part 2
51 Bab 50. Flashback Part 3
52 Bab 51. Pernikahan
53 Bab 52. Berangkat
54 Bab 53. Apes
55 Bab 54. Mantan
56 Bab 55. Makan siang
57 Bab 56. Sang Mantan
58 Bab 57. Karma
59 Bab 58. Pulang
60 Pengumuman Hiatus
61 Bab 59. Mau pindah
62 Bab. 60 Tidak Jadi Pindah
63 Bab. 61 Curhatan Perempuan
64 Bab. 62 Masa Kelam Bimo
65 Bab. 63 Tas
66 Bab. 64 Rangga Juga Mau
67 Bab. 65 Bersikap Tegas
68 Bab. 66 Iri Bilang Bos
69 Bab 67. Kesempatan Emas
70 Bab. 68 Taktik Rangga
71 Bab. 69 Bad Mood
72 Bab. 70 Kepercayaan Kunci Kebahagiaan
73 Bab. 71 Pamer
74 Bab. 72 Kemampuan Angel
75 Bab. 73 Karyawan Baik atau Tidak?
76 Bab. 74 Salah Paham
77 Bab. 75 Terpaksa
78 Bab. 76 Rencana Mereka
79 Bab. 77 Menolong Melati
80 Bab. 78 Hati yang Tersakiti
81 Bab. 79 Kebohongan Safira
82 Bab. 80 Jeritan Hati Melati
83 Bab. 81 Rencana Bimo
84 Bab. 82 Permintaan Bimo
85 Bab. 83 Ada Luka Dibalik Senyuman
86 Bab. 84 Tipuan Safira
87 Bab 85. Manja
88 Bab 86. Rencana Hartato
89 Bab 87. Ide Hartato
90 Bab 88. Keputusan Pindah
91 Bab 89. Menjenguk Herry
92 Bab 90. Kesempatan
93 Bab 91. Dilema Rangga
94 Bab 92. Belajar Memasak
95 Bab 93. Kapal Pecah
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. Pertemuan dan Asal Mula Kejadian
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31. Hari Kelulusan
32
Bab 32. Jurusan
33
Bab 33. Shopping
34
Bab 34. Memilih
35
Bab 35. Mobil Baru
36
Visual karakter
37
Bab 36. Malam Acara Perpisahan
38
Bab 37. Status
39
Bab 38. Pertunangan
40
Bab 39. Penolakan
41
Bab 40. Keputusan
42
Bab 41. Tidak Ada Perkembangan
43
Bab 42. Gagal Kencan
44
Bab 43. Tertidur
45
Bab 44. Makan bersama
46
Bab 45. Tes Gaun Pengantin Part 1
47
Bab 46. Tes Gaun Pengantin Part 2
48
Bab 47. Kebenaran
49
Bab 48. Flashback Part 1
50
Bab 49. Flashback Part 2
51
Bab 50. Flashback Part 3
52
Bab 51. Pernikahan
53
Bab 52. Berangkat
54
Bab 53. Apes
55
Bab 54. Mantan
56
Bab 55. Makan siang
57
Bab 56. Sang Mantan
58
Bab 57. Karma
59
Bab 58. Pulang
60
Pengumuman Hiatus
61
Bab 59. Mau pindah
62
Bab. 60 Tidak Jadi Pindah
63
Bab. 61 Curhatan Perempuan
64
Bab. 62 Masa Kelam Bimo
65
Bab. 63 Tas
66
Bab. 64 Rangga Juga Mau
67
Bab. 65 Bersikap Tegas
68
Bab. 66 Iri Bilang Bos
69
Bab 67. Kesempatan Emas
70
Bab. 68 Taktik Rangga
71
Bab. 69 Bad Mood
72
Bab. 70 Kepercayaan Kunci Kebahagiaan
73
Bab. 71 Pamer
74
Bab. 72 Kemampuan Angel
75
Bab. 73 Karyawan Baik atau Tidak?
76
Bab. 74 Salah Paham
77
Bab. 75 Terpaksa
78
Bab. 76 Rencana Mereka
79
Bab. 77 Menolong Melati
80
Bab. 78 Hati yang Tersakiti
81
Bab. 79 Kebohongan Safira
82
Bab. 80 Jeritan Hati Melati
83
Bab. 81 Rencana Bimo
84
Bab. 82 Permintaan Bimo
85
Bab. 83 Ada Luka Dibalik Senyuman
86
Bab. 84 Tipuan Safira
87
Bab 85. Manja
88
Bab 86. Rencana Hartato
89
Bab 87. Ide Hartato
90
Bab 88. Keputusan Pindah
91
Bab 89. Menjenguk Herry
92
Bab 90. Kesempatan
93
Bab 91. Dilema Rangga
94
Bab 92. Belajar Memasak
95
Bab 93. Kapal Pecah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!