"Kamu dengarkan tadi mama Rangga bilang bahwa aku calon menantunya"
"Iya, terus" Melati melanjutkan minumnya.
"Sebenarnya yang akan di jodohkan sama aku bukannya Rangga tapi kakaknya Rangga, mas Yongki"
uhuk uhuk uhuk
Melati terbatuk karena tersendak sama minuman yang dia minum saat mendengar pernyataan Natasya. Natasya mencoba mengelus bahu Melati untuk mengurangi batuk yang di alami Melati.
Biasanya Melati adalah orang yang kalem dan jarang menunjukkan emosinya tapi kali ini muka Melati malah seperti melihat sesuatu yang horor.
"Apa aku aku nggak sa salah denger Natasya" Melati malah terbata bata bicaranya sangking syok nya.
"Biasa aja ekspresi kenapa sih, kek lihat hantu aja" kata Natasya kesal.
"Kamu kamu se serius" tanya Melati lagi, mengabaikan perkataan Natasya barusan.
Natasya melihat wajah Melati dengan datar.
"Apa muka aku seperti orang lagi bercanda" tantang Natasya.
"Ya ampun Natasya, ini malah lebih heboh dan bikin syok dari pada kau di jodohkan sama Rangga dan menikung Angel sekalipun"
"Siapa yang mau menikung Angel" kata Natasya sewot.
"Ku ngak sejahat itu kali" tambah Natasya lagi.
"Yah maksud aku, aku beneran sangat kaget, tapi kok bisa"
"Tanya aja sendiri sama Rangga"
"Tapi kenapa kamu menceritakan nya biasa aja Natasya padahal ini berita heboh loh heboh, jika publik tau maka akan terjadi hari patah hati nasional, siapa yang tidak mengincar calon suami ideal no satu se asia menurut majalah kumpas tuntas"
"Kamu aja yang denger begini reaksinya, apalagi aku yang mengalaminya"
"Terus bagaimana ceritanya kamu bisa jadi calon istrinya Yongki pria tampan mampan sejagat itu"
"Kamu suka ya sama mas Yongki, jika kamu mau untukmu saja" tawar Natasya seperti menawar ikan di pasar.
"Nggak usah terima kasih, di kasih pun mas Yongki nggak akan mungkin mau memilih aku, jadi bagaimana"
"Bagaimana apa nya"
"Ya bagaimana kamu bisa di anggap calon menantu sama mama Rangga"
"Kamu ingat nggak saat aku sakit dan menginap di rumah Rangga beberapa hari yang lalu"
"Ya aku ingat, terus"
"Terus sejak saat itu mama Rangga anggap aku calon menantunya, padahal saat itu Rangga bilang aku di anggap sebagai anak nya tante Melisa ya aku pikir sebagai anak angkat gitu mana tau jadi anak menantu"
"Terus mas Yongki nya gimana"
"Kamu dari tadi terus terus terus nggak pernah bilang stop, nanti bisa nabrak orang tau" canda Natasya.
Natasya menghela nafas sebentar.
"Mas Yongki hanya diam saja, tidak membantah atau melawan"
"Tumben mas Yongki mau di jodohkan, padahal dia selalu menolak jika di jodohkan, tiga bulan yang lalu mas Yongki juga di jodoh kan sama sepupu jauh aku, tapi malah di tolak mentah mentah, atau jangan jangan mas Yongki suka sama kamu Natasya"
"Kamu ini Melati, kalau ngomong jangan ngaco deh, mana mungkin cowok sekelas mas Yongki bisa suka sama aku"
"Yah mungkin saja, siapa tau mas Yongki beneran sama kamu, makanya tidak menolak saat di jodohkan sama kamu" persepsi Melati.
"Sudah jangan di bahas lagi, dan kamu sudah janji nggak akan cerita sama siapapun"
"Ya aku janji, lagian ini masalah pribadi kamu dan Angel pun hanya salah paham saja, kalau begitu aku pamit dulu ya, kita buat tugas kelompok nya on line saja, Angel dan Aura pun sudah pulang"
"Aku sih tidak masalah jika buat on line atau off line"
"Kalau begitu aku pamit pulang juga ya"
"Iya hati hati di jalan"
Setelah kepergian Melati, Natasya jadi ke ingat sama omongan dia.
'Apa mungkin mas Yongki suka sama aku sehingga mas Yongki tidak menolak saat di jodohkan, ah itu tidak mungkin terjadi, mas Yongki pasti terpaksa juga melihat kondisi mama melisa'
Natasya menyakini diri sendiri bahwa Yongki tidak menyukai nya.
***
Aura dan Angel sudah tiba di rumah Angel. Angel langsung membuka pintu mobil dan berlari ke dalam rumah.
"Yah Angel tunggu" seru Aura.
Aura buru buru buka safety belt. Aura mengejar Angel sampai ke kamar. Tapi Angel malah mengunci pintunya dari dalam kamar. Aura di luar kamar Angel mengedor ngedor pintu.
"Angel buka pintunya"
Senyap hanya ada suara tangisan Angel yang terdengar.
"Angel ayo buka pintunya, kita bicara lagi baik baik ya"
Hening, Angel tidak menjawab.
"Angel aku adalah temanmu, jika kamu ingin sendiri untuk menenangkan diri aku pulang ya, kamu jangan melakukan hal yang nekat, jika kamu membutuhkan sesuatu kamu tinggal telpon saja aku, aku akan segera mengangkatnya, kamu harus ingat bahwa kami selalu ada untuk kamu ya, aku pamit pulang dulu, Dimas pasti telah menunggu aku di depan"
Setelah berkata begitu Aura pergi dari kamar Angel karena Angel juga tak merespon, biar Angel menenangkan diri dulu. Di dalam kamar Angel menangis meringkuk di depan pintu, jika memang dia harus melepaskan Rangga itu sangat berat baginya. Bagaimana pun mereka telah bersama sejak kecil, apalagi membayangkan Rangga bersama sahabatnya yang lain membuat hatinya makin terasa sakit.
***
"Kalian sudah siap buat tugas kelompoknya"
"Belum, tadi ada sedikit masalah"
"Masalah apa memangnya" ta ya Dimas kepo.
"Sudah nggak usah banyak tanya ini masalah cewek"
Aura lebih memilih tidak menceritakan masalah ini sama Dimas, karena akar permasalahannya saja belum tau.
"Ini" Dimas menyerahkan helm.
Aura mengambil dan langsung memakainya. Aura menaiki motor sport Dimas. Motor Dimas pergi meninggalkan kediaman milik keluarga Angel.
Dari balik jendela Angel melihat kepergian Aura dan Dimas. Angel menutup lagi gorden yang dia angkat. Angel membuka lemari dan mengambil sebuah kotak peti. Angel membukanya dan melihat berbagai kenangan bersama Rangga. Ada juga hadiah hadiah kecil yang Rangga dulu berikan dari mereka kecil. Angel mengambil salah satu foto saat mereka liburan di pantai, Angel memeluk foto itu sambil berbaring. Lama kelamaan Angel tidur dengan air mata yang masih mengalir.
***
Setelah mengantar Aura ke rumah Dimas kembali lagi ke tempat janjian dia buat tugas kelompok sama yang lain.
"Hahhhh" Dimas menghela nafas pas dia duduk di kursi nya.
"Ada apa sih" tanya Rangga.
"Nggak ada apa apa"
"Tapi mengapa Aura suruh kamu jemput dia di tempat Angel, apa mereka sudah siap sama tugas mereka"
"Aku juga nggak tau kenapa, pas aku tanya sama Aura, dia bilang masalah cewek"
"Cewek mah gitu, dikit dikit ngambekan, apa apa bilang nya terserah, yang ujung ujung bilang cowok itu nggak peka" kata Herry.
"Kamu sendiri juga gitu" balas Rangga.
"Aku nggak begitu"
"Nah tu sudah mulai ngambek nya" tambah Dimas.
"Kalian ya, dimana mana selalu ngebuli aku, kalian jahat tau nggak"
"Nggak" jawab mereka bertiga barengan.
"Tuh kan" bela Herry.
Dimas, Rangga dan Bimo ketawa lepas karena bisa mengerjai Herry. Setelah puas menertawakan Herry, mereka lanjut mengerjakan tugas mereka.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Midha Lailatullovi
o....begitu knpa gk langsung djelasin saja si ke angel jd kn patah hati tu.....
2021-01-07
0
Leni Martina
sejauh yg gue baca cerita bagus tp interaksi Natasya dan Yongki kurang Thor
2020-07-31
9
Abdul Malik
kasian si Herry
tapi lucu
2020-05-18
9