Saingan baru

Arga memarkirkan mobilnya tepat didepan gerbang kampus. Dia melirik ke arah Meira yang terlihat sedikit pucat.

"Lo yakin mau masuk kuliah?"

Meira mengangguk pelan. "Thanks ya." Ucap Meira singkat.

Dia pun lalu membuka pintu mobil dan mulai berjalan masuk ke dalam kampus dengan langkah pelan.

Meira dapat merasakan sepasang mata Arga masih menatapnya dibalik kaca mobil yang dibiarkan setengah terbuka.

Meira terus berjalan masuk namun beberapa detik berlalu dia bisa merasakan deru mesin mobil Arga belum juga menyala. Apa kah Arga masih menunggunya di depan gerbang. Karna penasaran, akhirnya Meira tak tahan untuk tak menoleh ke belakang.

Deg!

Ternyata benar dugaannya, sang pentolan kampus itu masih duduk manis di dalam bangku mobilnya sambil menatap ke arahnya.

Pandangannya lurus, Meira membeku beberapa saat, mendapati Arga tengah memperhatikannya dengan ekspresi yang lagi lagi tak dapat Meira artikan.

Akhirnya, karna salting dan tidak tahu mau berbuat apa, Meira pun kembali berbalik dan segera berlari masuk ke arah lorong kampus.

Tepat disaat tubuh gadis itu menghilang, Arga merogoh saku celananya, dia terlihat menekan tombol panggilan keluar.

"Halo bos, ada apa?"

"Ji, awasi Meira selama gue gak masuk kampus."

"Oke siap bos, laksanakan!"

Klik

Setelah menutup telponnya, Arga langsung menyalakan kembali mesin mobilnya dan meninggalkan kampus itu.

Sementara itu dirumah ibunya Meira.

Ayah tiri Meira terlihat sedang bersantai di ruang tv sambil mengunyah kacang ditangannya.

Tak dipedulikannya kulit kacang mengotori seluruh lantai ruangan itu, padahal tadi pagi, Siska baru saja menyapu dan mengepelnya. Setiap hari kerjaannya hanya makan, tidur dan main judi bersama teman temannya.

Siska baru saja pulang dari pasar kala itu dan langsung masuk ke dapur untuk menyiapkan makan siang.

"Hei Siska, buatkan ayah kopi." Seru ayah tiri Siska sambil melempar kulit kacang dengan sembarangan.

Tanpa menjawab, Siska menghela nafas jengkel, kadang kadang dia merasa bingung, kenapa ibunya tidak bercerai saja dengan pria pengangguran itu, kerjaannya hanya menyusahkan ibunya saja, setiap kali gajian, uang ibunya habis dipakai main judi.

Dia bahkan sudah ambil adil atas kehancuran hidupnya dan juga adiknya Meira. Gara gara hutang bekas bermain judinya itu, dia dijual kepada salah satu teman ayahnya untuk dijadikan menantu. Kalau ingat itu rasanya Siska ingin menyumpahi ayah tirinya itu untuk secepatnya mati saja.

"Nih, tanpa gula, soalnya abis." Siska meletakan secangkir kopi hitam dihadapan ayah tirinya itu.

"Apa apaan kau ini, mana enaklah ngopi gak pake gula, beli cepat sana gulanya ke warung." Perintah Baskoro.

"Yaudah mana sini duitnya?" Sungut Siska sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Yaelah gue mana ada duit. Minta sana sama laki lo si Dani! buruan!"

Baskoro langsung melotot marah.

"Mas Dani mana ada duit, dia aja makan numpang sama kita!" Ketus Siska sambil ngeloyor kembali ke arah dapur.

"Halah, dasar gak guna! punya anak sama mantu sama aja, kere!" Baskoro berdecak, seperti tak punya kaca dan menyadari kalau sumber masalah sebenarnya di dalam rumah itu adalah dirinya sendiri.

Siska mendongkol di dapur, dipotongnya sayur kangkung dengan gerakan kasar, ingin sekali dia mencincang mulut ayah tirinya itu!

"Pagi, sayangku.. aku laper nih, siapin makan dong." Dani tiba tiba muncul dibelakangnya dan mencium tengkuk Siska dengan suara sok manja.

Siska langsung berbalik dan otomatis pisau yang dipegangnya sekarang terarah pada wajah Dani suaminya.

Refleks dani langsung mundur dan mengangkat kedua tangannya karna ngeri.

"S-sayang bisa turunin pisaunya gak.." Pintanya dengan suara ketakutan.

"Kamu gak liat mas, aku aja baru balik dari pasar, baru mau masak! lebih baik kamu keluar geh cari kerja, biar kita bisa makan enak diluar sekali-kali."

"Aku gak tau sayang mau cari kerja dimana, kan kamu tau aku cuman lulusan SMA. Jaman sekarang mana ada yang mau mempekerjakan orang yang gak punya ijazah tinggi."

"Halah alasan kamu mas! bilang aja kamu males! diluar sana banyak kok pekerjaan kalau kamu niat kerja, jadi pelayan toko atau ngelamar jadi OB di perusahaan swastakan bisa!"

"Pelayan? OB? aku mana cocok kerja begituan sayang, ngada ngada aja kamu." Dani tertawa meledek.

"Terus kerjaan apa dong yang cocok buat kamu? Tidur? molor seharian? atau main judi sama ayahmu itu!?" Siska semakin mendekatkan pisaunya hingga Dani langsung mematung seketika.

"Yaudah yaudah, besok aku cari kerja, bawel banget sih kamu, suami minta makan aja pake diceramahi dulu! dosa kamu!" Ucap Dani sambil berlalu dengan wajah kesal karna tak mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Lebih dosa lagi kamu mas, karna gak nafkahin istri kamu!" Teriak Siska dari dalam dapur dengan suara melengking.

Dani menutup kupingnya sambil berjalan ke arah kamar. Dasar istri durhaka!

Siska mengelus dadanya, kira-kira seperti inilah kehidupannya setiap hari. Harus melayani dua laki laki tidak berguna di dalam rumahnya.

Andai saja waktu itu dia punya pilihan untuk menolak pernikahannya dengan Dani, dan terus melanjutkan kuliahnya, mungkin nasibnya tidak akan semenyedihkan sekarang.

Tiba-tiba dia jadi teringat Stefan mantan kekasihnya yang tak lain adalah kakaknya Arga.

Dulu hidupnya sangat amat bahagia bersama pria itu, lima tahun menjalin hubungan, bukanlah waktu yang sebentar. Dia mengenal betul kepribadian dan watak Stefan yang begitu baik.

Pria itu telah membuatnya jatuh cinta, namun semua berubah saat ayah tirinya tiba tiba menjodohkannya dengan Dani untuk melunasi hutang hutang judinya. Bahasa kasarnya, dia dijual untuk dijadikan tumbal pelunasan hutang.

Dari sini lah semua berawal. Dia terpaksa harus berhenti kuliah dan memutus semua hubungannya dengan Stefan. Nasib malangnya ternyata tak sampai disitu.

beberapa bulan setelahnya, dia malah mendapatkan kabar jika Stefan telah meninggal dunia.

Siska tertunduk mencoba menahan butiran bening yang mulai menggenang di ujung matanya. Selalu sesak setiap kali mengingatnya.

"Aku merindukanmu Stefan.." Ucapnya lirih.

Di salah satu perusahan milik keluarga Alexander.

Terlihat beberapa orang sedang berkumpul di suatu ruang. Tuan Heru masuk dan seketika semua orang langsung berdiri menyambutnya.

"Terima kasih, karna kalian mau meluangkan waktu pagi ini, saya mengumpulkan semuanya disini karna ingin memperkenalkan anak saya Arga kepada kalian." Ucap Tuan Heru, wajahnya tampak bahagia.

Tuan Heru langsung menoleh ke arah pintu dan mempersilahkan Arga masuk.

Arga melangkah ke dalam ruangan itu dengan disambut kekaguman dari setiap mata kaum hawa yang memandangnya.

Namun si pemilik tubuh jangkung itu tetap tak bergeming, dia hanya diam dan tetap memasang wajah dinginnya yang angkuh.

Semua mata menatap terkesima, pada sosok yang memiliki paras yang begitu tampan bahkan nyaris sempurna itu.

"Perkenalkan nama saya Arga Alexander. Panggil saja Arga." Ucapnya tegas tapi dingin. Dan tanpa senyum sedikitpun.

"Mulai sekarang dan seterusnya, Arga akan sering sering ada di perusahaan ini untuk belajar tentang seluk beluk perusahaan, mohon bimbingan kalian semua untuk mengajari apa yang perlu Arga pelajari disini."

Semua mengangguk patuh terutama para gadis gadis yang berada di ruangan itu, mereka terlihat antusias, bahkan mulai beroveracting untuk mencari perhatian Arga. Si berondong muda yang begitu tampan dan memukau hati.

"Hai, kenalin saya Meta, sekertaris Tuan Heru, kalau ada apa apa, kamu jangan sungkan minta tolong saya ya." Seorang gadis berambut sebahu tiba tiba menghampiri meja kerja Arga sambil mengulurkan tangannya.

Gadis ini memang gadis paling cantik di perusahaan itu, wajar saja jika dia merasa pede untuk mendekati anak dari pemilik perusahaan. Dia tidak pernah di tolak lelaki seumur hidupnya. Makanya dia yakin seratus persen kalau Arga pun akan lulu jika melihat kecantikannya.

Tapi dugaannya salah besar! Arga sama sekali tak melirik, bahkan menyambut uluran tangannya pun tidak. Dia hanya tersenyum tengil, senyum yang membuat bulu kuduk Metha seketika berdiri.

"Sial, baru kali ini gue di cuekin cowok!" Umpatnya kesal, saat sedang makan siang di kantin perusahaan.

"Ya iyalah di tolak, lo emang gak tau apa, dia kan udah nikah." Seru Jessy salah seorang teman Metha.

"Gue udah tau kalau soal itu mah, ya terus kenapa emang kalau udah nikah?"

"Idih, lo mau nekat deketin suami orang?"

"Kenapa engga? lagi pula, gue denger denger dia itu bakal jadi pewaris utama kekayaannya Tuan Heru. Sayang banget dong kalau gue gak ambil kesempatan ini. Siapa tau kan rejeki gue."

"Lo gak akan berhasil Met, gue denger denger dia itu anaknya susah diatur dan lo tau gak, dia itu pentolan di kampusnya, suka tawuran, walaupun ganteng tapi track recordnya serem ih!" Jessy bergidik ngeri, namun Metha malah terlihat lebih antusias dari sebelumnya.

"Keren dong, gue ngerasa lebih tertantang buat dapetin dia." Ucap Metha sambil menyunggingkan senyum penuh arti.

Kini tekadnya sudah sangat bulat, dia akan berusaha mendekati Arga bagaimanapun caranya.

"Dasar nekat lo!" Tukas Jessy geleng geleng kepala.

bersambung.

Terpopuler

Comments

Nur Janah

Nur Janah

aaaaa makin semangat bacanya
kalau yg jadi arga ternyata songkang

2022-05-21

1

Reni Anjarwani

Reni Anjarwani

lanjut thor semangat upnya

2022-04-30

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Arga dan Meira
2 Ternyata Meira adiknya Siska
3 Rencana Arga untuk Meira
4 Arga sang pentolan kampus
5 Pernikahan Arga dan Meira
6 Balas dendam dimulai
7 Diturunkan ditengah jalan
8 Keisengan Arga
9 Ancaman Arga
10 Lagi lagi terjebak tawuran
11 Hai, aku Reihand
12 Kekalahan pertama Arga
13 Direnggut paksa
14 Sedikit sesal
15 Aku ingin pergi jauh
16 Kebusukan Lusi
17 Saingan baru
18 Reihand mencari Meira
19 Arga Menjemput Meira
20 Maksud terselubung
21 Waspada
22 Tercium juga kebusukan
23 Terkuak
24 Kemarahan Arga
25 Kemarahan Arga
26 Tawuran lagi
27 Berdebar
28 Mulai tersentuh
29 Menyangkal perasaan.
30 Kecurigaan Reihand
31 Kecurigaan Reihand
32 Cemburu
33 Salah paham
34 Penyesalan
35 Mulai luluh
36 Canggung
37 Maaf..
38 Curiga
39 Rencana Andrew
40 Mencurigakan
41 Seranjang
42 Keinginan Andrew
43 Kedatangan Meta
44 Lamaran Andrew
45 Rencana pernikahan Andrew dan Meta
46 Kemunculan Bima
47 Lengsernya Reihand
48 Penyerangan tiba tiba
49 Niat jahat Bima
50 Rasa yang mulai disadari
51 Fakta yang menyakitkan
52 Mulai terbuka
53 Khawatir
54 Hari pernikahan Meta dan Andrew
55 Pernyataan Cinta Arga
56 Sikap aneh Meta
57 Berani melawan
58 Ketahuan
59 Cemburu
60 Kemunculan Reihand di kampus
61 Cinta yang semakin kuat
62 Percikan Asmara
63 Petaka dimulai
64 Tragedi dijalan
65 Tragedi
66 Arga Kritis
67 Arga sadar dari koma
68 Siapa kau?
69 Kehilangan ingatan
70 Menyangkal
71 Diturunkan ditengah jalan lagi
72 Kembalinya sang pentolan kampus
73 Masih peduli
74 Aku bukan barang
75 Sampai kapan?
76 Mulai ingat
77 Seberapa berharga?
78 Sentuhan lembut
79 Penyatuan
80 Mulai terkuak
81 Nasib Andrew
82 Cinta yang menguat
83 Cinta yang menguat (2)
84 akhirnya tuan Heru tau semuanya
85 Kabar bahagia
86 Kejatuhan Andrew
87 Meta selingkuh
88 pemeriksaan kehamilan
89 Ketahuan
90 Menangkap basah perselingkuhan Meta
91 Meminta ijin kuliah
92 Perasaan Flo untuk Manji
93 Rasa yang tak disadari hadir
94 Meta siuman
95 Keripuhan ibu Hamil
96 peraturan gila
97 munculnya perasaan itu
98 pengumuman peraturan gila
99 Terlacak nya keberadaan Andrew
100 Tragedi di lapangan basket
101 Debaran mulai hadir
102 pulang bareng
103 Penggerebekan Andrew (1)
104 Penggrebekan Andrew (2)
105 Kecemasan Reihand
106 Canggung
107 Memaafkan Lusi
108 Widya cemburu
109 Perhatian Manji
110 Caper
111 diantar pulang Manji
112 Rasa yang tak lagi sama
113 Rencana liburan bersama
114 Masuk kuliah lagi
115 Tidak tega menolak ibu hamil
116 Lihat aku seorang
117 Melihat Arga main basket
118 Menginap dirumah Reihand
119 Hari keberangkatan
120 Tiba di Ora Beach
121 Tragedi di bawah laut
122 Rencana Widya
123 Kesal dan Malu
124 Jangan Menghindar
125 Ungkapan cinta Reihand
126 Jangan berharap lebih
127 Isi Hati Flo Yang Sebenarnya
128 Gitar bersama
129 Cemburu
130 Ternyata Arga tahu semuanya
131 Keegoisan Widya
132 Ancaman Widya
133 Perubahan sikap Reihand
134 Ciuman paksa
135 Tebing Cinta
136 Hati Yang Panas
137 Widya menjauh
138 Kedatangan Stella di Salon
139 Ternyata Ulah Widya
140 Mengerjai Flo Pagi Pagi
141 Berbagi Bekal dengan Reihand
142 Pindah tempat duduk
143 Keusilan Stella
144 Keisengan Stella
145 Datangnya Reihand
146 Diantar pulang Reihand
147 Kecemasan Meira
148 Mengantar Widya Membeli Gaun
149 Pertemuan Flo dan Ibunya Reihand
150 Dijemput Reihand
151 Terpesona Pada Flo
152 Kedatangan Flo dan Reihand
153 Meminta Reihand Menjadi Pacar
154 Menyelamatkan Flo
155 Ternyata Widya
156 Terpaksa Menerima Cinta Widya
157 Menyerah
158 Kemarahan Manji Pada Stella
159 Pura pura Baik
160 Pembalasan Farel
161 Main ke Kedainya Ibu Reihand
162 Bertemu Ibu Reihand Lagi
163 Widya Kumat
164 Marah Karna Flo di Goda
165 Dihukum karna Flo
166 Hukuman untuk Reihand dan Dendi
167 Widya melabrak Stella
168 Melabrak Stella part (2)
169 Pertemuan Tidak Sengaja
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Pertemuan Arga dan Meira
2
Ternyata Meira adiknya Siska
3
Rencana Arga untuk Meira
4
Arga sang pentolan kampus
5
Pernikahan Arga dan Meira
6
Balas dendam dimulai
7
Diturunkan ditengah jalan
8
Keisengan Arga
9
Ancaman Arga
10
Lagi lagi terjebak tawuran
11
Hai, aku Reihand
12
Kekalahan pertama Arga
13
Direnggut paksa
14
Sedikit sesal
15
Aku ingin pergi jauh
16
Kebusukan Lusi
17
Saingan baru
18
Reihand mencari Meira
19
Arga Menjemput Meira
20
Maksud terselubung
21
Waspada
22
Tercium juga kebusukan
23
Terkuak
24
Kemarahan Arga
25
Kemarahan Arga
26
Tawuran lagi
27
Berdebar
28
Mulai tersentuh
29
Menyangkal perasaan.
30
Kecurigaan Reihand
31
Kecurigaan Reihand
32
Cemburu
33
Salah paham
34
Penyesalan
35
Mulai luluh
36
Canggung
37
Maaf..
38
Curiga
39
Rencana Andrew
40
Mencurigakan
41
Seranjang
42
Keinginan Andrew
43
Kedatangan Meta
44
Lamaran Andrew
45
Rencana pernikahan Andrew dan Meta
46
Kemunculan Bima
47
Lengsernya Reihand
48
Penyerangan tiba tiba
49
Niat jahat Bima
50
Rasa yang mulai disadari
51
Fakta yang menyakitkan
52
Mulai terbuka
53
Khawatir
54
Hari pernikahan Meta dan Andrew
55
Pernyataan Cinta Arga
56
Sikap aneh Meta
57
Berani melawan
58
Ketahuan
59
Cemburu
60
Kemunculan Reihand di kampus
61
Cinta yang semakin kuat
62
Percikan Asmara
63
Petaka dimulai
64
Tragedi dijalan
65
Tragedi
66
Arga Kritis
67
Arga sadar dari koma
68
Siapa kau?
69
Kehilangan ingatan
70
Menyangkal
71
Diturunkan ditengah jalan lagi
72
Kembalinya sang pentolan kampus
73
Masih peduli
74
Aku bukan barang
75
Sampai kapan?
76
Mulai ingat
77
Seberapa berharga?
78
Sentuhan lembut
79
Penyatuan
80
Mulai terkuak
81
Nasib Andrew
82
Cinta yang menguat
83
Cinta yang menguat (2)
84
akhirnya tuan Heru tau semuanya
85
Kabar bahagia
86
Kejatuhan Andrew
87
Meta selingkuh
88
pemeriksaan kehamilan
89
Ketahuan
90
Menangkap basah perselingkuhan Meta
91
Meminta ijin kuliah
92
Perasaan Flo untuk Manji
93
Rasa yang tak disadari hadir
94
Meta siuman
95
Keripuhan ibu Hamil
96
peraturan gila
97
munculnya perasaan itu
98
pengumuman peraturan gila
99
Terlacak nya keberadaan Andrew
100
Tragedi di lapangan basket
101
Debaran mulai hadir
102
pulang bareng
103
Penggerebekan Andrew (1)
104
Penggrebekan Andrew (2)
105
Kecemasan Reihand
106
Canggung
107
Memaafkan Lusi
108
Widya cemburu
109
Perhatian Manji
110
Caper
111
diantar pulang Manji
112
Rasa yang tak lagi sama
113
Rencana liburan bersama
114
Masuk kuliah lagi
115
Tidak tega menolak ibu hamil
116
Lihat aku seorang
117
Melihat Arga main basket
118
Menginap dirumah Reihand
119
Hari keberangkatan
120
Tiba di Ora Beach
121
Tragedi di bawah laut
122
Rencana Widya
123
Kesal dan Malu
124
Jangan Menghindar
125
Ungkapan cinta Reihand
126
Jangan berharap lebih
127
Isi Hati Flo Yang Sebenarnya
128
Gitar bersama
129
Cemburu
130
Ternyata Arga tahu semuanya
131
Keegoisan Widya
132
Ancaman Widya
133
Perubahan sikap Reihand
134
Ciuman paksa
135
Tebing Cinta
136
Hati Yang Panas
137
Widya menjauh
138
Kedatangan Stella di Salon
139
Ternyata Ulah Widya
140
Mengerjai Flo Pagi Pagi
141
Berbagi Bekal dengan Reihand
142
Pindah tempat duduk
143
Keusilan Stella
144
Keisengan Stella
145
Datangnya Reihand
146
Diantar pulang Reihand
147
Kecemasan Meira
148
Mengantar Widya Membeli Gaun
149
Pertemuan Flo dan Ibunya Reihand
150
Dijemput Reihand
151
Terpesona Pada Flo
152
Kedatangan Flo dan Reihand
153
Meminta Reihand Menjadi Pacar
154
Menyelamatkan Flo
155
Ternyata Widya
156
Terpaksa Menerima Cinta Widya
157
Menyerah
158
Kemarahan Manji Pada Stella
159
Pura pura Baik
160
Pembalasan Farel
161
Main ke Kedainya Ibu Reihand
162
Bertemu Ibu Reihand Lagi
163
Widya Kumat
164
Marah Karna Flo di Goda
165
Dihukum karna Flo
166
Hukuman untuk Reihand dan Dendi
167
Widya melabrak Stella
168
Melabrak Stella part (2)
169
Pertemuan Tidak Sengaja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!