Rencana Arga untuk Meira

Arga duduk di sudut kamarnya sambil memegangi bingkai foto dengan figuran dia dan kakaknya yang sedang bermain bola.

Sudah lama sekali dia tak berani melihat foto kakaknya itu, dia sangat trauma, setiap kali dia melihatnya, Arga tak kuasa menahan gejolak sakit di dalam dadanya.

Kehilangan orang yang begitu dekat dengannya membuatnya hampir gila saat itu.

Meskipun sudah setahun berlalu, namun kekosongan itu belum juga sembuh. Arga masih sangat merindukan sosok kakaknya. Karna selama ini hanya sosok itu yang dekat dengan dirinya dirumah besarnya ini.

Tok tok tok

Tiba tiba terdengar suara pintu di ketuk. Arga menoleh dan melihat ayahnya sudah berdiri di badan pintu kamarnya sambil memandangnya dengan wajah datar.

"Kau belum tidur ga?"

Tanya Pak Heru Alexander sambil menyalakan lampu kamar Arga yang sedari tadi sengaja tak dinyalakan, hanya terlihat sedikit cahaya yang berasal dari pantulan rembulan lewat pintu jendela kamarnya yang terbuka.

Arga hanya diam tak bergeming.

Hubungannya dengan sang ayah memang tidak berjalan harmonis semenjak ayahnya menikah lagi dengan wanita lain yang kini sudah menjadi ibu tirinya yang bernama Nyonya Lusi.

Orang tua Arga telah lama bercerai saat Arga masih duduk di bangku SMP, Arga tidak diberitahu alasannya. Dia hanya tahu kalau orang tuanya sudah tidak bisa bersama sama lagi untuk mengasuhnya. Saat itulah Arga merasa dunianya benar benar hancur total.

Orang tua Arga sepakat jika kedua anaknya itu diurus oleh sang ayah sementara ibunya Arga memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di bandung.

Tak ada lagi kebahagiaan yang Arga rasakan di dalam rumah semenjak perceraian itu. Saat itulah hari harinya terasa sangat berat untuk dilewati, Arga merasa Ayahnya terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya.

Apalagi semenjak Ibu Tiri dan kakak tirinya yang bernama Andrew ikut tinggal dirumahnya, Arga merasa semakin tercekik dan tak bebas dirumahnya sendiri.

"Apa kau sedang merindukan Stefan?" Ayah Arga melangkah lalu kemudian duduk disamping Arga.

Dia ikut menatap bingkai foto ditangan Arga, raut mukanya seketika berubah sedih.

"Iya, aku sangat merindukannya, hanya dialah satu satunya orang yang peduli padaku dirumah ini, sayang sekali bukan, kenapa kakak tidak mengajak aku menenggak racun saat itu ya? Padahal aku akan dengan senang hati menemaninya!" Arga menatap nanar bingkai ditangannya.

Dia mencibir ayahnya sendiri lewat perkataannya barusan.

Tuan Hero pun menoleh kaget sambil menahan emosinya.

"Jangan sembarangan bicara Arga!" Tuan Heru merasa geram mendengarnya.

Sekarang Arga adalah satu satunya anak kandung Tuan Heru, bagaimana pun dia sangat menyayangi anaknya itu.

"Memangnya kenapa? Aku serius! kalaupun aku mati aku siap! untuk apa hidup dirumah yang sangat megah ini tapi aku selalu merasa sendirian!"

Arga berdiri dan hendak pergi meninggalkan Tuan Heru, namun Tuan Heru buru buru mencegat tangannya.

"Kau mau kemana? Arga, dengarkan ayah! Ayah harus bilang berapa kali, ayah sangat peduli dan sayang kepadamu, kenapa kau selalu menganggap ayah ini orang yang jahat?"

"Ayah peduli padaku? Apa ayah punya waktu untukku?"

"Ayah harus mengurusi banyak sekali perusahaan Arga, kau tau kan bisnis keluarga kita sedang berkembang pesat, apalagi semenjak Stefan tiada, tidak ada lagi yang membantu ayah di perusahaan."

Arga tersenyum kecut tanpa menoleh sedikitpun.

"Klasik, alasan ayah tidak pernah berubah!"

Arga hendak pergi lagi namun Tuan Heru terus berusaha mencegahnya.

"Ayah harus apa agar kau percaya ayah menyayangimu?"

Arga diam sesaat.

Tiba tiba saja dia langsung teringat Meira adik dari Siska yang tak lain adalah seseorang yang sudah membuat kakaknya bunuh diri. Arga langsung terbersit satu rencana jahat untuk Meira.

"Nikahkan aku dengan seseorang, maka aku akan percaya ayah menyayangiku!"

"Hah?" Tuan Heru langsung membulatkan matanya mendengar permintaan tidak masuk akal dari anaknya itu.

Dua hari berlalu semenjak hari itu..

setelah mengambil pertimbangan yang tidak gampang, akhirnya Tuan Heru menyetujui permintaan Arga.

Dia berharap setelah menikah, Arga tidak akan merasa kesepian lagi dan dengan begitu Tuan Heru bisa memperbaiki hubungannya dengan putranya itu.

"Siapa calon mu Arga? Kenalkan pada ayah, ayah ingin tahu dia gadis seperti apa.."Seru Tuan Heru di suatu pagi saat mereka sedang sarapan bersama di meja makan.

"Pap, kau yakin akan setuju dengan ide gilanya Arga!" Ibu Tiri Arga protes karna merasa keputusan suaminya itu sangatlah gegabah, mengingat mereka ini adalah salah satu keluarga ningrat di jakarta. Pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa diputuskan secara sembarangan.

Lusi ingin Arga menikah dengan yang gadis yang sepadan kastanya dengan mereka.

"Bagaimana kalau Arga salah pilih? Malu Pap! Malu loh nanti kita! Gimana kalau dia milih orang yang gak jelas asal usulnya, jangan buru buru menyetujuinya." Lusi masih terus nyerocos sambil melirik tajam ke arah Arga.

Arga malah tersenyum sinis mendengarnya.

"Bagus sekali kalimat Anda barusan, SEMPURNA! harusnya saya mengucapkan kalimat itu dulu ketika ayah mau menikah dengan Anda." Arga menyindir Ibu Tirinya dengan satu tepuk tangan keras.

"Kau lancang sekali Arga!" Andrew kakak tiri Arga menggebrak meja dengan keras karna merasa Arga sangat tidak sopan kepada ibu kandungnya.

"Arga, hormati dia, bagaimanapun dia itu ibumu!" Perintah Tuan Heru.

"Dia itu istri ayah, dia bukan ibuku!" Ucap Arga santai sambil mencomot roti tawar di meja dan menggantungkannya di sela bibirnya.

Arga langsung meninggalkan meja makan tanpa merasa sudah membuat suasana disana menjadi sangat tegang.

Ayah Arga menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak kandungnya itu.

Entah harus dengan cara apa lagi dia mendidik Arga agar mau menurut kepadanya.

Semenjak perceraian itu perangai Arga benar benar berubah total, dulu dia anak yang sangat penurut, namun lihatlah sekarang, dia seperti berandalan yang tak membiarkan siapapun mengatur hidupnya, apalagi semenjak kepergian kakaknya Devano, tambah tambah saja sifat membangkangnya.

"Lihat kelakukan anakmu Papi, dia masih semester 5 tapi sudah minta nikah! Apa apaan itu! Andrew saja yang sudah bekerja belum ku ijinkan untuk ke arah sana. Kau malah gegabah sekali mengijinkannya mengambil keputusan sebesar itu!" Lusi mendengus kesal saat Arga telah pergi dari hadapan mereka.

"Bagaimana kalau dia memilih gadis dari orang miskin? Malu Pap! Muka mami mau taro dimana?" Lusi berdecak sambil mengoles roti tawarnya dengan selai kacang. Dia pun langsung menyodorkan roti itu ke piring suaminya.

"Sudahlah mah biarkan saja, papa sudah menyerah menangani Arga, mungkin setelah menikah, sikap Arga bisa berubah jadi lebih baik, makanya papah menyetujui permintaannya itu." Sergah Tuan Heru seraya berdiri sambil menenteng tas kerjanya.

"Kau tidak mau sarapan dulu pap?" Tanya Lusi sambil ikut berjalan keluar.

"Aku sudah kehilangan selera makan." Jawab Tuan Heru sambil menghela nafas jengkel. Andrew pun ikut berdiri dan mengikuti langkah ayahnya dari belakang.

Andrew adalah kakak tiri Arga, umurnya lebih tua 3 tahun dari Arga. Dia diberikan tugas untuk mengurus salah satu perusahaan milik pak Heru yang berada di jakarta.

Hubungannya dengan Arga tidak terlalu baik karna Arga memang dari awal tidak pernah menunjukkan sikap ramah meskipun sekarang mereka sudah menjadi saudara di dalam rumah itu.

Sementara itu di kampus Mandala

Meira sudah masuk kembali seperti biasanya, meskipun perban di kepalanya saja masih belum copot, dia tak ingin melewatkan waktu yang sia sia dengan hanya berdiam diri dirumah.

Bukan apa apa, Meira bisa kuliah itu karna bantuan beasiswa, jadi kalau dia sampai absen, itu akan otomatis mempengaruhi penilaiannya. Meira tidak ingin jika sampai beasiswanya di cabut, karna hanya beasiswa inilah harapan satu satunya Meira untuk bisa mengenyam bangku kuliah.

Semenjak kedua orang tuanya bangkrut, ayah dan ibunya bercerai. Meira tinggal bersama ibunya yang sudah menikah lagi dengan seorang duda yang sayangnya hanya menjadi benalu di rumah mereka. Ayah tirinya itu seorang penjudi dan pemabuk berat.

Dia jugalah yang sudah menjadi biang kerok diantara hubungan Siska dan Devano. Ayah tirinya itu sudah tega menjadikan Siska sebagai bahan taruhan judinya. Saat kalah dia pun terpaksa menikahkan Siska dengan Anak temannya itu.

Tempramen ayahnya begitu buruk. Dia bahkan tak segan segan memukuli Meira dan kakaknya Siska jika emosinya sedang kumat.

Ibu Meira bekerja sebagai seorang karyawan swasta di suatu perusahaan. Gajinya yang tak seberapa hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan sehari hari saja.

Dia juga tak tau mengapa dulu orang tuanya bercerai. Padahal Meira sangat menentang perpisahan itu, namun apa mau dikata, ibunya tetap bersikukuh untuk segera berpisah dengan ayahnya.

Meira tidak tahu dimana ayahnya sekarang karna semenjak bercerai ayahnya sudah tidak pernah lagi mengunjunginya sekalipun.

bersambung

Terpopuler

Comments

Rindy Agustin

Rindy Agustin

lanjut

2022-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Arga dan Meira
2 Ternyata Meira adiknya Siska
3 Rencana Arga untuk Meira
4 Arga sang pentolan kampus
5 Pernikahan Arga dan Meira
6 Balas dendam dimulai
7 Diturunkan ditengah jalan
8 Keisengan Arga
9 Ancaman Arga
10 Lagi lagi terjebak tawuran
11 Hai, aku Reihand
12 Kekalahan pertama Arga
13 Direnggut paksa
14 Sedikit sesal
15 Aku ingin pergi jauh
16 Kebusukan Lusi
17 Saingan baru
18 Reihand mencari Meira
19 Arga Menjemput Meira
20 Maksud terselubung
21 Waspada
22 Tercium juga kebusukan
23 Terkuak
24 Kemarahan Arga
25 Kemarahan Arga
26 Tawuran lagi
27 Berdebar
28 Mulai tersentuh
29 Menyangkal perasaan.
30 Kecurigaan Reihand
31 Kecurigaan Reihand
32 Cemburu
33 Salah paham
34 Penyesalan
35 Mulai luluh
36 Canggung
37 Maaf..
38 Curiga
39 Rencana Andrew
40 Mencurigakan
41 Seranjang
42 Keinginan Andrew
43 Kedatangan Meta
44 Lamaran Andrew
45 Rencana pernikahan Andrew dan Meta
46 Kemunculan Bima
47 Lengsernya Reihand
48 Penyerangan tiba tiba
49 Niat jahat Bima
50 Rasa yang mulai disadari
51 Fakta yang menyakitkan
52 Mulai terbuka
53 Khawatir
54 Hari pernikahan Meta dan Andrew
55 Pernyataan Cinta Arga
56 Sikap aneh Meta
57 Berani melawan
58 Ketahuan
59 Cemburu
60 Kemunculan Reihand di kampus
61 Cinta yang semakin kuat
62 Percikan Asmara
63 Petaka dimulai
64 Tragedi dijalan
65 Tragedi
66 Arga Kritis
67 Arga sadar dari koma
68 Siapa kau?
69 Kehilangan ingatan
70 Menyangkal
71 Diturunkan ditengah jalan lagi
72 Kembalinya sang pentolan kampus
73 Masih peduli
74 Aku bukan barang
75 Sampai kapan?
76 Mulai ingat
77 Seberapa berharga?
78 Sentuhan lembut
79 Penyatuan
80 Mulai terkuak
81 Nasib Andrew
82 Cinta yang menguat
83 Cinta yang menguat (2)
84 akhirnya tuan Heru tau semuanya
85 Kabar bahagia
86 Kejatuhan Andrew
87 Meta selingkuh
88 pemeriksaan kehamilan
89 Ketahuan
90 Menangkap basah perselingkuhan Meta
91 Meminta ijin kuliah
92 Perasaan Flo untuk Manji
93 Rasa yang tak disadari hadir
94 Meta siuman
95 Keripuhan ibu Hamil
96 peraturan gila
97 munculnya perasaan itu
98 pengumuman peraturan gila
99 Terlacak nya keberadaan Andrew
100 Tragedi di lapangan basket
101 Debaran mulai hadir
102 pulang bareng
103 Penggerebekan Andrew (1)
104 Penggrebekan Andrew (2)
105 Kecemasan Reihand
106 Canggung
107 Memaafkan Lusi
108 Widya cemburu
109 Perhatian Manji
110 Caper
111 diantar pulang Manji
112 Rasa yang tak lagi sama
113 Rencana liburan bersama
114 Masuk kuliah lagi
115 Tidak tega menolak ibu hamil
116 Lihat aku seorang
117 Melihat Arga main basket
118 Menginap dirumah Reihand
119 Hari keberangkatan
120 Tiba di Ora Beach
121 Tragedi di bawah laut
122 Rencana Widya
123 Kesal dan Malu
124 Jangan Menghindar
125 Ungkapan cinta Reihand
126 Jangan berharap lebih
127 Isi Hati Flo Yang Sebenarnya
128 Gitar bersama
129 Cemburu
130 Ternyata Arga tahu semuanya
131 Keegoisan Widya
132 Ancaman Widya
133 Perubahan sikap Reihand
134 Ciuman paksa
135 Tebing Cinta
136 Hati Yang Panas
137 Widya menjauh
138 Kedatangan Stella di Salon
139 Ternyata Ulah Widya
140 Mengerjai Flo Pagi Pagi
141 Berbagi Bekal dengan Reihand
142 Pindah tempat duduk
143 Keusilan Stella
144 Keisengan Stella
145 Datangnya Reihand
146 Diantar pulang Reihand
147 Kecemasan Meira
148 Mengantar Widya Membeli Gaun
149 Pertemuan Flo dan Ibunya Reihand
150 Dijemput Reihand
151 Terpesona Pada Flo
152 Kedatangan Flo dan Reihand
153 Meminta Reihand Menjadi Pacar
154 Menyelamatkan Flo
155 Ternyata Widya
156 Terpaksa Menerima Cinta Widya
157 Menyerah
158 Kemarahan Manji Pada Stella
159 Pura pura Baik
160 Pembalasan Farel
161 Main ke Kedainya Ibu Reihand
162 Bertemu Ibu Reihand Lagi
163 Widya Kumat
164 Marah Karna Flo di Goda
165 Dihukum karna Flo
166 Hukuman untuk Reihand dan Dendi
167 Widya melabrak Stella
168 Melabrak Stella part (2)
169 Pertemuan Tidak Sengaja
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Pertemuan Arga dan Meira
2
Ternyata Meira adiknya Siska
3
Rencana Arga untuk Meira
4
Arga sang pentolan kampus
5
Pernikahan Arga dan Meira
6
Balas dendam dimulai
7
Diturunkan ditengah jalan
8
Keisengan Arga
9
Ancaman Arga
10
Lagi lagi terjebak tawuran
11
Hai, aku Reihand
12
Kekalahan pertama Arga
13
Direnggut paksa
14
Sedikit sesal
15
Aku ingin pergi jauh
16
Kebusukan Lusi
17
Saingan baru
18
Reihand mencari Meira
19
Arga Menjemput Meira
20
Maksud terselubung
21
Waspada
22
Tercium juga kebusukan
23
Terkuak
24
Kemarahan Arga
25
Kemarahan Arga
26
Tawuran lagi
27
Berdebar
28
Mulai tersentuh
29
Menyangkal perasaan.
30
Kecurigaan Reihand
31
Kecurigaan Reihand
32
Cemburu
33
Salah paham
34
Penyesalan
35
Mulai luluh
36
Canggung
37
Maaf..
38
Curiga
39
Rencana Andrew
40
Mencurigakan
41
Seranjang
42
Keinginan Andrew
43
Kedatangan Meta
44
Lamaran Andrew
45
Rencana pernikahan Andrew dan Meta
46
Kemunculan Bima
47
Lengsernya Reihand
48
Penyerangan tiba tiba
49
Niat jahat Bima
50
Rasa yang mulai disadari
51
Fakta yang menyakitkan
52
Mulai terbuka
53
Khawatir
54
Hari pernikahan Meta dan Andrew
55
Pernyataan Cinta Arga
56
Sikap aneh Meta
57
Berani melawan
58
Ketahuan
59
Cemburu
60
Kemunculan Reihand di kampus
61
Cinta yang semakin kuat
62
Percikan Asmara
63
Petaka dimulai
64
Tragedi dijalan
65
Tragedi
66
Arga Kritis
67
Arga sadar dari koma
68
Siapa kau?
69
Kehilangan ingatan
70
Menyangkal
71
Diturunkan ditengah jalan lagi
72
Kembalinya sang pentolan kampus
73
Masih peduli
74
Aku bukan barang
75
Sampai kapan?
76
Mulai ingat
77
Seberapa berharga?
78
Sentuhan lembut
79
Penyatuan
80
Mulai terkuak
81
Nasib Andrew
82
Cinta yang menguat
83
Cinta yang menguat (2)
84
akhirnya tuan Heru tau semuanya
85
Kabar bahagia
86
Kejatuhan Andrew
87
Meta selingkuh
88
pemeriksaan kehamilan
89
Ketahuan
90
Menangkap basah perselingkuhan Meta
91
Meminta ijin kuliah
92
Perasaan Flo untuk Manji
93
Rasa yang tak disadari hadir
94
Meta siuman
95
Keripuhan ibu Hamil
96
peraturan gila
97
munculnya perasaan itu
98
pengumuman peraturan gila
99
Terlacak nya keberadaan Andrew
100
Tragedi di lapangan basket
101
Debaran mulai hadir
102
pulang bareng
103
Penggerebekan Andrew (1)
104
Penggrebekan Andrew (2)
105
Kecemasan Reihand
106
Canggung
107
Memaafkan Lusi
108
Widya cemburu
109
Perhatian Manji
110
Caper
111
diantar pulang Manji
112
Rasa yang tak lagi sama
113
Rencana liburan bersama
114
Masuk kuliah lagi
115
Tidak tega menolak ibu hamil
116
Lihat aku seorang
117
Melihat Arga main basket
118
Menginap dirumah Reihand
119
Hari keberangkatan
120
Tiba di Ora Beach
121
Tragedi di bawah laut
122
Rencana Widya
123
Kesal dan Malu
124
Jangan Menghindar
125
Ungkapan cinta Reihand
126
Jangan berharap lebih
127
Isi Hati Flo Yang Sebenarnya
128
Gitar bersama
129
Cemburu
130
Ternyata Arga tahu semuanya
131
Keegoisan Widya
132
Ancaman Widya
133
Perubahan sikap Reihand
134
Ciuman paksa
135
Tebing Cinta
136
Hati Yang Panas
137
Widya menjauh
138
Kedatangan Stella di Salon
139
Ternyata Ulah Widya
140
Mengerjai Flo Pagi Pagi
141
Berbagi Bekal dengan Reihand
142
Pindah tempat duduk
143
Keusilan Stella
144
Keisengan Stella
145
Datangnya Reihand
146
Diantar pulang Reihand
147
Kecemasan Meira
148
Mengantar Widya Membeli Gaun
149
Pertemuan Flo dan Ibunya Reihand
150
Dijemput Reihand
151
Terpesona Pada Flo
152
Kedatangan Flo dan Reihand
153
Meminta Reihand Menjadi Pacar
154
Menyelamatkan Flo
155
Ternyata Widya
156
Terpaksa Menerima Cinta Widya
157
Menyerah
158
Kemarahan Manji Pada Stella
159
Pura pura Baik
160
Pembalasan Farel
161
Main ke Kedainya Ibu Reihand
162
Bertemu Ibu Reihand Lagi
163
Widya Kumat
164
Marah Karna Flo di Goda
165
Dihukum karna Flo
166
Hukuman untuk Reihand dan Dendi
167
Widya melabrak Stella
168
Melabrak Stella part (2)
169
Pertemuan Tidak Sengaja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!