Kebusukan Lusi

Jam kukuk berbunyi, Meira langsung membuka matanya dan terduduk sambil memegangi kepalanya. Pening. Entah mengapa dia merasa agak tidak enak badan pagi ini.

Meira mendekat ke arah meja dipinggir kasur untuk mematikan benda mungil yang masih terus bernyanyi nyanyi itu.

Meira menoleh ke samping tempat tidur, Arga masih terlelap disana. Kalau sedang tidur begitu, Arga sama sekali tidak terlihat rese ataupun menyebalkan. Dia terlihat seperti anak baik baik pada umumnya.

'Ternyata si tengil ini memiliki wajah yang begitu tampan. Hidungnya yang mancung serta postur tubuhnya yang begitu atletis begitu memanjakan mata siapa saja yang memandangnya, pantas saja cewek cewek dikampusnya begitu tergila gila'

Namun ketika sadar dirinya terus saja menatap Arga, Meira langsung menggeleng keras

'Ih najis, kenapa juga gue merhatiin si sableng ini!'

Meira buru buru berbalik dan merapikan tempat tidurnya dilantai.

Dia bergegas masuk ke kamar mandi dan menyalakan shower untuk membasuh sekujur tubuhnya. Hari ini ada kelas pagi, dia tidak ingin absen lagi karna kemarin sempat tak masuk kuliah sehari.

Tiba tiba wajahnya menjadi sedih, dia mungkin akan kehilangan beasiswanya kalau terus terusan absen. Ini semua gara gara Arga. Argh Rasanya dia ingin sekali meninju wajah pentolan kampus itu!

Setelah selesai mandi, Meira mengambil handuk dan melilit tubuhnya yang mulus, dia lalu keluar kamar mandi sambil membawa baju kotornya.

Namun langkahnya terhenti tepat didepan lemari saat dia hendak mengambil baju. Kepalanya tiba tiba terasa berputar putar lagi.

Hampir saja tubuh Meira mencium lantai kalau Arga tidak dengan sigap menopang tubuhnya dari belakang. Tali handuk yang menggantung di dada Meira pun hampir lepas namun Arga langsung menyambinya dan menutupi kembali bagian tubuh Meira yang sensitif itu.

"Hei, lo kenapa?" Tanya Arga cemas.

Meira masih memegangi keningnya, namun beberapa saat kemudian dia mulai merasa enakan dan segera mendorong tubuh Arga untuk menjauhinya.

"Gue gak apa-apa!"

"Gak apa apa gimana! lo mau pingsan gitu!"

"Gue bilang gue gak apa apa!" Meira malah menjawab dengan nada ketus.

"Yaudah serah lo! kalau ada apa apa jangan nyusahin gue ya!" Desis Arga.

Arga langsung berbalik dan masuk kedalam kamar mandi dengan wajah dongkol. Dibaikin kok malah jutek!

Setelah bersiap, Meira langsung turun ke bawah tangga untuk ikut sarapan bersama keluarga besar Alexander, dia memutuskan untuk tetap masuk kuliah meskipun dia merasa tidak enak badan, Meira gak boleh manja, gak ada kata manja di dalam kamus hidupnya!

"Selamat pagi.." Ucap Meira saat melihat semua anggota keluarga sudah duduk dengan rapi diruang makan.

Hanya Tuan Heru yang membalas sapaannya, sementara mertuanya Nyonya Lusi dan Andrew tampak acuh kepadanya.

Tak lama Arga datang dan langsung duduk disebelahnya.

"Meira, papah mau tanya, apa kamu butuh supir untuk antar jemput kamu ke kampus?" Tuan Heru menatap Meira yang langsung menoleh kaget mendengar pertanyaan mertuanya itu.

"Engga usah pah, aku bisa berangkat sendiri." Meira menggeleng.

"Arga yang bakal nganterin Meira pah, gak usah pake supir supir segala." Celah Arga.

"Papah tau, tapikan untuk beberapa hari ke depan, kamu bakal ikut papah belajar di perusahaan, kamu bakal absen dan gak bisa nganter Meira."

Meira langsung menoleh dan menatap Arga. Dia kaget karna Arga tidak pernah mengatakan jika dia akan absen kuliah beberapa hari kedepan.

"Meira, Arga akan jadi pewaris utama perusahaan papa, maka dari itu, dia harus mulai belajar dari sekarang.."

Andrew dan Bu Lusi langsung melirik ke arah Arga dengan pandangan tidak suka. Meira bisa merasakan aura itu walau hanya melihat sekilas ke arah dua orang itu.

Namun Arga tampak cuek, meskipun dia sendiri sadar ada tatapan tidak suka tengah mengarah kepadanya.

Itu sudah biasa, setiap kali ayahnya membicarakan solah pewaris perusahaan, Nyonya Lusi ataupun Andrew pasti akan memasang wajah tidak enak padanya.

"Gak usah ngomongin itu lagi pah. Ayo, Mei kita berangkat."

Arga mengulurkan tangannya kehadapan Meira. Meira langsung terbelalak, bingung namun akhirnya dia menyambut uluran tangan itu.

Saat sampai digarasi, Arga langsung melepaskan genggamannya. Meira sadar jika sudah keluar dari rumah, maka dia tidak perlu lagi berpura pura mesra dengan Arga.

"Ayo, masuk!" Arga membuka salah satu pintu mobilnya dihadapan Meira. Meira mengerutkan alis. Tumben nih anak mau ke kampus gak pake motor, biasanya dia anti banget naek mobil.

"Malah bengong!" Arga membentak Meira.

"Gak ah, gue mau naek angkot aja ke depan!" Tolak Meira sebari berjalan meninggalkan Arga.

Namun Arga langsung mencekal tanganya dari belakang.

"Bisa gak nurut sama gue kali ini aja! ntar kalau lo pingsan di jalan gimana?" Arga melotot sambil menatap Meira dengan wajah kesal.

Hah? pingsan? jadi nih anak bela belain naek mobil ke kampus karna dia khawatir sama gue! gumam Meira masih tak percaya.

"Gue gak apa apa kok! gak usah sok peduli sama gue!"

"Gue terpaksa. Kalau sampe lo kenapa napa, nama baik gue juga yang tercoreng, ntar gue disangka gak becus jagain istri gue!"

"Oh jadi karna itu!" Entah kenapa Meira merasa sedikit kecewa mendengar alasan Arga itu. Dia pikir Arga benar benar menghawatirkannya, ternyata dia salah.

"Udah cepet masuk!" Karna tak sabar, akhirnya Arga menggendong tubuh Meira dan meletakannya di depan kursi penumpang.

"Ish!" Protes Meira.

"Pake sabuk pengaman lo!" Arga langsung menutup pintu dan berlari ke kursi mengemudi.

"Cepet pasang sabuk pengaman lo, soalnya gue mau ngebut!" Ucap Arga saat melihat Meira masih tetap tak memasang sabuknya, Meira langsung mencubit tangannya tanpa sadar.

"Aw! sakit woy! pedes amat tuh tangan kecil kecil juga!"

"Bodo! awas kalau lo ngebut, gue lompat dari mobil!" Ancam Meira sambil mengambil sabuk pengaman dan kemudian memasangnya.

"Dasar tukang ngancem!" Cetus Arga.

Arga langsung menyalakan mesin dan membawa mobil melaju membelah kepadatan ibu kota pagi itu.

Sementara itu, setelah Tuan Heru pergi ke kantornya, Bu Lusi menghampiri Andrew di kamar sekaligus ruang kerjanya. Andrew masih menyiapkan beberapa berkas untuk meeting bersama client papahnya sore ini.

Tok tok tok

"Siapa? masuk aja." Ucap Andrew tanpa menoleh ke arah pintu.

"Ndrew, mamah masuk ya." Nyonya Lusi terlihat berjalan menghampiri putra kandungnya itu.

"Iya mah masuk aja, ada apa?"

"Ndrew, mamah sebenarnya khawatir dengan keputusan papahmu soal Arga yang mau di libatkan kedalam perusahaan."

Andrew yang sedari tadi sibuk dengan berkas berkasnya langsung terdiam.

"Mamah takut kalau Arga akan mengacaukan semua rencana yang kita susun selama ini." Wajah Nyonya Lusi tampak cemas.

Andrew menoleh dan mengusap punggung ibunya.

"Mah, gak usah terlalu dipikirin, lagi pula Arga kan belum mengerti apa apa, dia harus banyak belajar untuk tau seluk beluk perusahaan. Andrew jamin rencana kita gak akan gagal"

"Kamu yakin nak? Kamu kan belum tau kemampuan Arga, bisa saja tuh anak gak seacuh yang kita kira selama ini."

Nyonya Lusi masih tidak tenang. Bagaimanapun Arga itu adalah ancaman terbesarnya untuk mendapatkan semua harta suaminya.

Dia sudah merencanakan semuanya dengan matang matang, akan dijadikannya Andrew pewaris utama semua kekayaan milik keluarga Alexander.

Dia tidak ingin si anak tengil itu sampai mengacaukan semuanya. Apalagi Arga adalah anak yang benar benar tidak bisa dia tebak.

Akan sia sia perjuangannya selama ini bersama Andrew kalau sampai Arga berulah.

Enam tahun yang lalu, dia menjebak Ibu Diana sahabatnya yang tak lain adalah istri dari Tuan Heru. Dia sengaja menyuruh seorang pria untuk datang menyusup ke dalam rumah saat Tuan Heru sedang dinas di luar kota.

Dia menyuruh pria itu untuk tidur disebelah Diana yang sedang dalam pengaruh obat bius.

Dengan liciknya, dia mengirim foto foto rekayasa itu ke ponsel milik tuan Heru. Dan boom! sesuai harapannya, terjadilah pertengkaran hebat hingga akhirnya Heru memutuskan untuk berpisah dengan Diana dan mengusir ibu Arga itu dari rumah mereka.

Dan lebih parahnya, setahun yang lalu, Lusi juga ikut andil atas kematian Stefan kakak kandung Arga.

Dia yang sudah memanifulasi perjodohan Siska. Dia sengaja menjebak Ayahnya Meira agar terlilit hutang judi, dan pada akhirnya dia juga yang merencanakan perjodohan kakaknya Meira itu.

Karna Lusi tau Stefan sangat mencintai gadis miskin itu. Rencananya pun berhasil, setelah siska menikah, Stefan jadi depresi dan akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri.

Kini tinggal memikirkan bagaimana cara menyingkirkan Arga, si tengil yang sulit diatur itu!

bersambung..

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen serta likenya biar thor makin semangat update 😁

Terpopuler

Comments

Sumarni

Sumarni

oh gitu ceritanya

2022-04-30

1

Susilawati

Susilawati

suatu saat kjhtan &kbusukan ibu tiri akn trbgkar.. mdh"n arga ga nva"

2022-04-28

1

Fakih Hidin

Fakih Hidin

bikin Arga bucin aja😍😍😍

2022-04-28

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Arga dan Meira
2 Ternyata Meira adiknya Siska
3 Rencana Arga untuk Meira
4 Arga sang pentolan kampus
5 Pernikahan Arga dan Meira
6 Balas dendam dimulai
7 Diturunkan ditengah jalan
8 Keisengan Arga
9 Ancaman Arga
10 Lagi lagi terjebak tawuran
11 Hai, aku Reihand
12 Kekalahan pertama Arga
13 Direnggut paksa
14 Sedikit sesal
15 Aku ingin pergi jauh
16 Kebusukan Lusi
17 Saingan baru
18 Reihand mencari Meira
19 Arga Menjemput Meira
20 Maksud terselubung
21 Waspada
22 Tercium juga kebusukan
23 Terkuak
24 Kemarahan Arga
25 Kemarahan Arga
26 Tawuran lagi
27 Berdebar
28 Mulai tersentuh
29 Menyangkal perasaan.
30 Kecurigaan Reihand
31 Kecurigaan Reihand
32 Cemburu
33 Salah paham
34 Penyesalan
35 Mulai luluh
36 Canggung
37 Maaf..
38 Curiga
39 Rencana Andrew
40 Mencurigakan
41 Seranjang
42 Keinginan Andrew
43 Kedatangan Meta
44 Lamaran Andrew
45 Rencana pernikahan Andrew dan Meta
46 Kemunculan Bima
47 Lengsernya Reihand
48 Penyerangan tiba tiba
49 Niat jahat Bima
50 Rasa yang mulai disadari
51 Fakta yang menyakitkan
52 Mulai terbuka
53 Khawatir
54 Hari pernikahan Meta dan Andrew
55 Pernyataan Cinta Arga
56 Sikap aneh Meta
57 Berani melawan
58 Ketahuan
59 Cemburu
60 Kemunculan Reihand di kampus
61 Cinta yang semakin kuat
62 Percikan Asmara
63 Petaka dimulai
64 Tragedi dijalan
65 Tragedi
66 Arga Kritis
67 Arga sadar dari koma
68 Siapa kau?
69 Kehilangan ingatan
70 Menyangkal
71 Diturunkan ditengah jalan lagi
72 Kembalinya sang pentolan kampus
73 Masih peduli
74 Aku bukan barang
75 Sampai kapan?
76 Mulai ingat
77 Seberapa berharga?
78 Sentuhan lembut
79 Penyatuan
80 Mulai terkuak
81 Nasib Andrew
82 Cinta yang menguat
83 Cinta yang menguat (2)
84 akhirnya tuan Heru tau semuanya
85 Kabar bahagia
86 Kejatuhan Andrew
87 Meta selingkuh
88 pemeriksaan kehamilan
89 Ketahuan
90 Menangkap basah perselingkuhan Meta
91 Meminta ijin kuliah
92 Perasaan Flo untuk Manji
93 Rasa yang tak disadari hadir
94 Meta siuman
95 Keripuhan ibu Hamil
96 peraturan gila
97 munculnya perasaan itu
98 pengumuman peraturan gila
99 Terlacak nya keberadaan Andrew
100 Tragedi di lapangan basket
101 Debaran mulai hadir
102 pulang bareng
103 Penggerebekan Andrew (1)
104 Penggrebekan Andrew (2)
105 Kecemasan Reihand
106 Canggung
107 Memaafkan Lusi
108 Widya cemburu
109 Perhatian Manji
110 Caper
111 diantar pulang Manji
112 Rasa yang tak lagi sama
113 Rencana liburan bersama
114 Masuk kuliah lagi
115 Tidak tega menolak ibu hamil
116 Lihat aku seorang
117 Melihat Arga main basket
118 Menginap dirumah Reihand
119 Hari keberangkatan
120 Tiba di Ora Beach
121 Tragedi di bawah laut
122 Rencana Widya
123 Kesal dan Malu
124 Jangan Menghindar
125 Ungkapan cinta Reihand
126 Jangan berharap lebih
127 Isi Hati Flo Yang Sebenarnya
128 Gitar bersama
129 Cemburu
130 Ternyata Arga tahu semuanya
131 Keegoisan Widya
132 Ancaman Widya
133 Perubahan sikap Reihand
134 Ciuman paksa
135 Tebing Cinta
136 Hati Yang Panas
137 Widya menjauh
138 Kedatangan Stella di Salon
139 Ternyata Ulah Widya
140 Mengerjai Flo Pagi Pagi
141 Berbagi Bekal dengan Reihand
142 Pindah tempat duduk
143 Keusilan Stella
144 Keisengan Stella
145 Datangnya Reihand
146 Diantar pulang Reihand
147 Kecemasan Meira
148 Mengantar Widya Membeli Gaun
149 Pertemuan Flo dan Ibunya Reihand
150 Dijemput Reihand
151 Terpesona Pada Flo
152 Kedatangan Flo dan Reihand
153 Meminta Reihand Menjadi Pacar
154 Menyelamatkan Flo
155 Ternyata Widya
156 Terpaksa Menerima Cinta Widya
157 Menyerah
158 Kemarahan Manji Pada Stella
159 Pura pura Baik
160 Pembalasan Farel
161 Main ke Kedainya Ibu Reihand
162 Bertemu Ibu Reihand Lagi
163 Widya Kumat
164 Marah Karna Flo di Goda
165 Dihukum karna Flo
166 Hukuman untuk Reihand dan Dendi
167 Widya melabrak Stella
168 Melabrak Stella part (2)
169 Pertemuan Tidak Sengaja
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Pertemuan Arga dan Meira
2
Ternyata Meira adiknya Siska
3
Rencana Arga untuk Meira
4
Arga sang pentolan kampus
5
Pernikahan Arga dan Meira
6
Balas dendam dimulai
7
Diturunkan ditengah jalan
8
Keisengan Arga
9
Ancaman Arga
10
Lagi lagi terjebak tawuran
11
Hai, aku Reihand
12
Kekalahan pertama Arga
13
Direnggut paksa
14
Sedikit sesal
15
Aku ingin pergi jauh
16
Kebusukan Lusi
17
Saingan baru
18
Reihand mencari Meira
19
Arga Menjemput Meira
20
Maksud terselubung
21
Waspada
22
Tercium juga kebusukan
23
Terkuak
24
Kemarahan Arga
25
Kemarahan Arga
26
Tawuran lagi
27
Berdebar
28
Mulai tersentuh
29
Menyangkal perasaan.
30
Kecurigaan Reihand
31
Kecurigaan Reihand
32
Cemburu
33
Salah paham
34
Penyesalan
35
Mulai luluh
36
Canggung
37
Maaf..
38
Curiga
39
Rencana Andrew
40
Mencurigakan
41
Seranjang
42
Keinginan Andrew
43
Kedatangan Meta
44
Lamaran Andrew
45
Rencana pernikahan Andrew dan Meta
46
Kemunculan Bima
47
Lengsernya Reihand
48
Penyerangan tiba tiba
49
Niat jahat Bima
50
Rasa yang mulai disadari
51
Fakta yang menyakitkan
52
Mulai terbuka
53
Khawatir
54
Hari pernikahan Meta dan Andrew
55
Pernyataan Cinta Arga
56
Sikap aneh Meta
57
Berani melawan
58
Ketahuan
59
Cemburu
60
Kemunculan Reihand di kampus
61
Cinta yang semakin kuat
62
Percikan Asmara
63
Petaka dimulai
64
Tragedi dijalan
65
Tragedi
66
Arga Kritis
67
Arga sadar dari koma
68
Siapa kau?
69
Kehilangan ingatan
70
Menyangkal
71
Diturunkan ditengah jalan lagi
72
Kembalinya sang pentolan kampus
73
Masih peduli
74
Aku bukan barang
75
Sampai kapan?
76
Mulai ingat
77
Seberapa berharga?
78
Sentuhan lembut
79
Penyatuan
80
Mulai terkuak
81
Nasib Andrew
82
Cinta yang menguat
83
Cinta yang menguat (2)
84
akhirnya tuan Heru tau semuanya
85
Kabar bahagia
86
Kejatuhan Andrew
87
Meta selingkuh
88
pemeriksaan kehamilan
89
Ketahuan
90
Menangkap basah perselingkuhan Meta
91
Meminta ijin kuliah
92
Perasaan Flo untuk Manji
93
Rasa yang tak disadari hadir
94
Meta siuman
95
Keripuhan ibu Hamil
96
peraturan gila
97
munculnya perasaan itu
98
pengumuman peraturan gila
99
Terlacak nya keberadaan Andrew
100
Tragedi di lapangan basket
101
Debaran mulai hadir
102
pulang bareng
103
Penggerebekan Andrew (1)
104
Penggrebekan Andrew (2)
105
Kecemasan Reihand
106
Canggung
107
Memaafkan Lusi
108
Widya cemburu
109
Perhatian Manji
110
Caper
111
diantar pulang Manji
112
Rasa yang tak lagi sama
113
Rencana liburan bersama
114
Masuk kuliah lagi
115
Tidak tega menolak ibu hamil
116
Lihat aku seorang
117
Melihat Arga main basket
118
Menginap dirumah Reihand
119
Hari keberangkatan
120
Tiba di Ora Beach
121
Tragedi di bawah laut
122
Rencana Widya
123
Kesal dan Malu
124
Jangan Menghindar
125
Ungkapan cinta Reihand
126
Jangan berharap lebih
127
Isi Hati Flo Yang Sebenarnya
128
Gitar bersama
129
Cemburu
130
Ternyata Arga tahu semuanya
131
Keegoisan Widya
132
Ancaman Widya
133
Perubahan sikap Reihand
134
Ciuman paksa
135
Tebing Cinta
136
Hati Yang Panas
137
Widya menjauh
138
Kedatangan Stella di Salon
139
Ternyata Ulah Widya
140
Mengerjai Flo Pagi Pagi
141
Berbagi Bekal dengan Reihand
142
Pindah tempat duduk
143
Keusilan Stella
144
Keisengan Stella
145
Datangnya Reihand
146
Diantar pulang Reihand
147
Kecemasan Meira
148
Mengantar Widya Membeli Gaun
149
Pertemuan Flo dan Ibunya Reihand
150
Dijemput Reihand
151
Terpesona Pada Flo
152
Kedatangan Flo dan Reihand
153
Meminta Reihand Menjadi Pacar
154
Menyelamatkan Flo
155
Ternyata Widya
156
Terpaksa Menerima Cinta Widya
157
Menyerah
158
Kemarahan Manji Pada Stella
159
Pura pura Baik
160
Pembalasan Farel
161
Main ke Kedainya Ibu Reihand
162
Bertemu Ibu Reihand Lagi
163
Widya Kumat
164
Marah Karna Flo di Goda
165
Dihukum karna Flo
166
Hukuman untuk Reihand dan Dendi
167
Widya melabrak Stella
168
Melabrak Stella part (2)
169
Pertemuan Tidak Sengaja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!