Diturunkan ditengah jalan

Pagi itu jam 07.00 wib dirumah kediaman Heru Alexander

Meira membuka matanya perlahan, cahaya matahari pagi yang menyilaukan membuatnya terjaga dari tidurnya. Semalam tadi dia tidur diatas lantai dengan beralaskan selimut yang dilempar Arga kepadanya.

Meira menatap sekeliling, hening. Arga sepertinya tidak tidur di kamar semalam karna Meira melihat kasur disampingnya masih tertata rapih lengkap dengan hiasan kelopak bunga mawar yang membentuk hati yang sama sekali tak disentuh olehnya maupun Arga, kelopak mawar itu kelihatannya juga mulai layu dan menghitam.

Meira menghela nafas pelan, hatinya masih terasa sakit mengingat perkataan Arga semalam.

Meira menatap pantulan dirinya di cermin, sembab dan kusut! Semalaman dia menangis karna memikirkan nasib dirinya yang kini harus menjalani pernikahan yang menyedihkan ini.

*T**ok tok tok*

Meira menoleh ketika tersadar ada yang mengetuk pintu kamarnya.

Meira buru buru merapikan rambutnya yang terlihat sangat berantakan lalu berjalan ke arah pintu kamar dan membukanya.

"Selamat pagi nona, semua sudah menunggu nona dibawah untuk sarapan"

Bram, pengawal yang semalam itu datang lagi dan seperti biasa selalu membungkuk hormat sebelum memulai perkataannya.

"Iya, aku akan turun setelah mandi.." Ucap Meira.

"Baik, saya permisi dulu."

Setelah pengawal itu pergi, Meira masuk lagi ke dalam kamarnya dan bergegas untuk mandi dan siap siap pergi ke kampusnya.

Sarapan pagi itu terasa hambar bagi Meira, apalagi tatapan Nyonya Lusi kepadanya yang sarat akan kebencian membuat Meira merasa tidak nyaman.

"Kenapa makanmu sedikit? apa kau butuh yang lain?" Tanya Nyonya lusi dengan wajah galaknya dia mendelik ke arah Meira.

"Aku belum terlalu lapar Nyonya.."Jawab Meira sambil menyeruput segelas susu ditangannya.

Makanan dihadapannya memang sangat menggoda, ada nasgor, roti dan berbagai sandwich, beda sekali dengan menu sarapannya dirumah, tapi entah kenapa selera makannya benar benar tidak muncul sama sekali.

"Meira, kau bisa panggil dia Mamah, bukankah kau sekarang sudah menjadi anak kami juga Meira.." Ucap Tuan Heru sambil tersenyum ke arah Meira.

Mendengar perkataan suaminya Nyonya Lusi tampak tidak suka. Matanya menatap Meira dengan pandangan jengah.

"Oiya, dimana Arga?" Tanya Andrew ketika sadar jika dia tak melihat adik tirinya itu sejak tadi.

Meira menggeleng pelan, namun tiba tiba Arga sudah berdiri dibelakangnya sambil mengulurkan tangannya dan mencomot roti yang tergeletak di piring milik Meira dengan wajah cuek.

"Selamat pagi istriku.." Arga mengecup pipi Meira secara tiba-tiba membuat Meira spontan ternganga.

Meira refleks menoleh ke belakang sambil melotot ke arah Arga. Arga malah tersenyum tengil hingga deretan giginya yang putih terlihat dengan jelas.

"Arga, dari mana kamu? kenapa kamu malah muncul dari kamar stefan? apa kamu tidak tidur dengan Meira semalam?" Tanya Tuan Heru ketika dia merasa bingung melihat Arga yang muncul dari arah kamar mendiang kakaknya itu.

Nyonya Lusi dan Andrew ikut menatap Arga karna penasaran.

Arga memutar kedua bola matanya tampak berpikir sejenak sebelum menjawab.

"Oh itu, aku semalam tidur dengan Meira kok, hanya saja tadi pagi saat mandi, kran dikamar kita airnya tidak mau menyala, jadi aku mandi dibawah, apa ada yang salah dengan itu?" Arga berbohong sambil duduk disebelah Meira dengan wajah polosnya.

Meira mendesis sebal sambil melotot tajam ke arah Arga, pria ini pintar sekali membohongi keluarganya, jadi semalam itu ternyata dia tidur di kamar tamu, pantas saja dia tidak melihat lelaki tengil ini saat bangun tidur tadi.

Tuan Heru menatap Meira, dia masih tak yakin dengan ucapan Arga.

"Benar begitu Meira?"

Meira hendak menggeleng namun Arga segera menarik satu tangannya dibawah meja dan mer emasnya dengan kuat. Tidak ada yang menyadari jika Arga tengah mencoba membuat Meira diam, Meira terpekik dan spontan meringis.

"Iya dong begitu, iyakan sayang?" Arga pura pura mengelus kepala meira dengan lemah lembut.

Meira refleks mengangguk cepat, dia pun buru buru menarik tangannya dari cengkraman Arga.

Meira sungguh bingung, apa yang sebenarnya ingin Arga lakukan kepadanya, sandiwara macam apa yang sedang dia mainkan? dihadapan orang lain dia berlaga seperti suami yang mencintainya, padahal saat mereka hanya berdua Arga bersikap begitu kejam kepadanya.

"Ayo Meira kita berangkat sekarang." Arga menarik tangan Meira tanpa memperdulikan mimik protes yang ditunjukan oleh Meira.

"Baiklah, kalian hati-hati ya.." Tuan Heru merasa senang melihat Arga lebih bersemangat dari sebelumnya. Sepertinya kehadiran Meira memang bisa membawa suatu perubahan di hidup anaknya itu, Tuan Heru tersenyum sambil menatap kepergian Arga dan Meira ditempat duduknya.

"Pap, apa kau tidak merasa aneh dengan anakmu itu? sepertinya tadi dia berbohong tuh, dia pasti semalam memang tidur dikamar stefan, sudah ku bilang pap, Arga itu menikah pasti cuman buat main main aja, mana ada.."

"Cukup mah! Aku percaya pada ucapan Arga!" Potong Tuan Heru, istrinya itu langsung merengut saat mendengar suaminya malah membela Arga kali ini.

Sementara itu, didepan garasi rumah, Meira menggigit bibir bawahnya, sedikit tegang dia duduk dibelakang orang yang sangat dibencinya.

Yang telah membuat hidupnya kini menjadi seperti di neraka. Tapi, bukankah hidup tidak akan berhenti hanya karna kita kecewa ada takdir yang sedang kita alami?

Pernikahan ini juga rencana balas dendam Arga atas kematian kakaknya lewat dirinya sudah membuat Meira pasrah dan menyerahkan semuanya pada takdir. Mungkin ini memang sudah jalan hidup yang harus dilewatinya.

Arga melihat sekilas lewat kaca spion motor klasik bergaya retro miliknya. Dia melihat gadis dibelakangnya sedang merengut menahan dongkol.

"Kenapa lo malah cemberut? lo kecewa ya kita ke kampus gak naik mobil?" Tebak Arga yang langsung dibalas gelengan kepala oleh Meira.

"Engga! gue gak masalah naik motor juga!"

"Yaudah kalau gitu pegangan! emangnya lo pikir gue tukang ojeg? pegangan kok dibelakang jok gitu?! mau menyerahkan diri sama malaikat maut dengan suka rela ya?" Cocot Arga.

"Bawel banget sih lo! Lagian harus ya kita berangkat bareng? gue bisa kok naik angkot dari depan!"

Arga malah tertawa sambil mulai menyalakan mesin motornya.

"Lo pikir ada angkot didepan rumah gue? ini bukan jalan kampung, ini kawasan rumah elite, lo harus keluar komplek dulu buat nemuin angkutan umum! itupun jauh jaraknya, gue sih gak masalah kalau lo mau nyoba maraton pagi pagi ke depan sana.."

Perkataan Arga sontak membuat Meira mengernyitkan dahinya. Dia lupa, rumah Arga ini memang letaknya ada di dalam kawasan komplek rumah rumah elite. Mana mungkin disini ada angkot lewat!

"Gimana? jangan kelamaan mikir! mau jalan kedepan? apa mau pegangan?" Tanya Arga lagi, setelah menunggu beberapa saat dan kedua bibir seksi cewek dihadapannya ini tidak juga terbuka akhirnya Arga dengan terpaksa menarik kedua lengan Meira untuk segera melingkar dipinggangnya.

Meira terkejut, namun Arga sudah tak peduli, segera setelah dia yakin Meira tidak akan melepaskan pegangannya diapun segera memacu motornya dengan kecepatan penuh membelah jalanan ibu kota yang sibuk pagi itu.

Setelah beberapa menit bergulat dengan jalanan yang penuh sesak kendaraan, tiba tiba Arga meminggirkan motornya ditepi jalan, tepatnya di perempatan jalan yang jaraknya dengan kampus masih beberapa kilometer lagi.

Meira menatap punggung Arga dengan wajah bingung.

"Kok berhenti disini?" Tanya Meira sambil membuka kaca helmnya.

"Terus? mau sampe kampus? sorry ya, gue cuman berniat nganter lo sampe sini, gue yakin disini gak akan ada orang rumah yang liat! cepet turun!" Perintah Arga sambil menoleh ke kaca spion dan menatap Meira dengan wajah garangnya, Mulai deh nih cowok jiwa soknya keluar! Sungut Meira dalam hati.

"Lo jahat banget sih! lo berkepribadian ganda tau gak! kalau tau gini mending dari rumah kita gak usah bareng sekalian! ngapain tadi pura pura perhatian sama gue didepan keluarga lo!?" Dengus Meira kesal.

Arga menoleh ke belakang sambil menatapnya dengan sorot mata kebencian.

"Masih mending lo gue turunin disini! lo mau bokap gue tau, kalau gue nikahin lo cuman karna mau balas dendam? boleh aja sih, tapi tanggung sendiri resikonya!"

"Lo lagi ngancem gue?"

"Menurut lo?"

"Gue gak takut!" Kilah Meira sambil melompat turun dari boncengan motor Arga.

Arga cukup terkesima sesaat melihat Meira yang ternyata jauh dari perkiraannya, gadis ini memang beda, gadis ini bahkan lebih berani dari pada gadis gadis lain yang pernah ada disisinya.

"Nih!" Meira menyodorkan helm retro setelah melepasnya ke hadapan Arga dengan wajah kesal. Jelas saja, dia diturunkan ditengah jalan begini, siapapun yang melihatnya pasti akan mengira kalau dia seperti habis dicampakkan saja, miris!

"Sampai ketemu di kampus ya, bye!" Dengan wajah santainya Arga melirik Meira sesaat sebelum kembali melanjutkan laju kendaraannya.

Meira mengepalkan kedua tangannya sambil menahan dongkol. Dasar cowok gak berperasaan!!! Umpatnya dalam hati sambil melihat sekeliling, dan sekarang tinggallah Meira sendiri kebingungan karna tak melihat satu angkot pun lewat dihadapannya.

bersambung..

Note: Jangan lupa vote like dan komen ya readerku sayang biar thor tambah semangat up nya 😁😁😁

Terpopuler

Comments

Imelda Natalia Purba 21140023

Imelda Natalia Purba 21140023

plo que lo let PPPPPPLPPPPPPPPPPP pretty

2022-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Arga dan Meira
2 Ternyata Meira adiknya Siska
3 Rencana Arga untuk Meira
4 Arga sang pentolan kampus
5 Pernikahan Arga dan Meira
6 Balas dendam dimulai
7 Diturunkan ditengah jalan
8 Keisengan Arga
9 Ancaman Arga
10 Lagi lagi terjebak tawuran
11 Hai, aku Reihand
12 Kekalahan pertama Arga
13 Direnggut paksa
14 Sedikit sesal
15 Aku ingin pergi jauh
16 Kebusukan Lusi
17 Saingan baru
18 Reihand mencari Meira
19 Arga Menjemput Meira
20 Maksud terselubung
21 Waspada
22 Tercium juga kebusukan
23 Terkuak
24 Kemarahan Arga
25 Kemarahan Arga
26 Tawuran lagi
27 Berdebar
28 Mulai tersentuh
29 Menyangkal perasaan.
30 Kecurigaan Reihand
31 Kecurigaan Reihand
32 Cemburu
33 Salah paham
34 Penyesalan
35 Mulai luluh
36 Canggung
37 Maaf..
38 Curiga
39 Rencana Andrew
40 Mencurigakan
41 Seranjang
42 Keinginan Andrew
43 Kedatangan Meta
44 Lamaran Andrew
45 Rencana pernikahan Andrew dan Meta
46 Kemunculan Bima
47 Lengsernya Reihand
48 Penyerangan tiba tiba
49 Niat jahat Bima
50 Rasa yang mulai disadari
51 Fakta yang menyakitkan
52 Mulai terbuka
53 Khawatir
54 Hari pernikahan Meta dan Andrew
55 Pernyataan Cinta Arga
56 Sikap aneh Meta
57 Berani melawan
58 Ketahuan
59 Cemburu
60 Kemunculan Reihand di kampus
61 Cinta yang semakin kuat
62 Percikan Asmara
63 Petaka dimulai
64 Tragedi dijalan
65 Tragedi
66 Arga Kritis
67 Arga sadar dari koma
68 Siapa kau?
69 Kehilangan ingatan
70 Menyangkal
71 Diturunkan ditengah jalan lagi
72 Kembalinya sang pentolan kampus
73 Masih peduli
74 Aku bukan barang
75 Sampai kapan?
76 Mulai ingat
77 Seberapa berharga?
78 Sentuhan lembut
79 Penyatuan
80 Mulai terkuak
81 Nasib Andrew
82 Cinta yang menguat
83 Cinta yang menguat (2)
84 akhirnya tuan Heru tau semuanya
85 Kabar bahagia
86 Kejatuhan Andrew
87 Meta selingkuh
88 pemeriksaan kehamilan
89 Ketahuan
90 Menangkap basah perselingkuhan Meta
91 Meminta ijin kuliah
92 Perasaan Flo untuk Manji
93 Rasa yang tak disadari hadir
94 Meta siuman
95 Keripuhan ibu Hamil
96 peraturan gila
97 munculnya perasaan itu
98 pengumuman peraturan gila
99 Terlacak nya keberadaan Andrew
100 Tragedi di lapangan basket
101 Debaran mulai hadir
102 pulang bareng
103 Penggerebekan Andrew (1)
104 Penggrebekan Andrew (2)
105 Kecemasan Reihand
106 Canggung
107 Memaafkan Lusi
108 Widya cemburu
109 Perhatian Manji
110 Caper
111 diantar pulang Manji
112 Rasa yang tak lagi sama
113 Rencana liburan bersama
114 Masuk kuliah lagi
115 Tidak tega menolak ibu hamil
116 Lihat aku seorang
117 Melihat Arga main basket
118 Menginap dirumah Reihand
119 Hari keberangkatan
120 Tiba di Ora Beach
121 Tragedi di bawah laut
122 Rencana Widya
123 Kesal dan Malu
124 Jangan Menghindar
125 Ungkapan cinta Reihand
126 Jangan berharap lebih
127 Isi Hati Flo Yang Sebenarnya
128 Gitar bersama
129 Cemburu
130 Ternyata Arga tahu semuanya
131 Keegoisan Widya
132 Ancaman Widya
133 Perubahan sikap Reihand
134 Ciuman paksa
135 Tebing Cinta
136 Hati Yang Panas
137 Widya menjauh
138 Kedatangan Stella di Salon
139 Ternyata Ulah Widya
140 Mengerjai Flo Pagi Pagi
141 Berbagi Bekal dengan Reihand
142 Pindah tempat duduk
143 Keusilan Stella
144 Keisengan Stella
145 Datangnya Reihand
146 Diantar pulang Reihand
147 Kecemasan Meira
148 Mengantar Widya Membeli Gaun
149 Pertemuan Flo dan Ibunya Reihand
150 Dijemput Reihand
151 Terpesona Pada Flo
152 Kedatangan Flo dan Reihand
153 Meminta Reihand Menjadi Pacar
154 Menyelamatkan Flo
155 Ternyata Widya
156 Terpaksa Menerima Cinta Widya
157 Menyerah
158 Kemarahan Manji Pada Stella
159 Pura pura Baik
160 Pembalasan Farel
161 Main ke Kedainya Ibu Reihand
162 Bertemu Ibu Reihand Lagi
163 Widya Kumat
164 Marah Karna Flo di Goda
165 Dihukum karna Flo
166 Hukuman untuk Reihand dan Dendi
167 Widya melabrak Stella
168 Melabrak Stella part (2)
169 Pertemuan Tidak Sengaja
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Pertemuan Arga dan Meira
2
Ternyata Meira adiknya Siska
3
Rencana Arga untuk Meira
4
Arga sang pentolan kampus
5
Pernikahan Arga dan Meira
6
Balas dendam dimulai
7
Diturunkan ditengah jalan
8
Keisengan Arga
9
Ancaman Arga
10
Lagi lagi terjebak tawuran
11
Hai, aku Reihand
12
Kekalahan pertama Arga
13
Direnggut paksa
14
Sedikit sesal
15
Aku ingin pergi jauh
16
Kebusukan Lusi
17
Saingan baru
18
Reihand mencari Meira
19
Arga Menjemput Meira
20
Maksud terselubung
21
Waspada
22
Tercium juga kebusukan
23
Terkuak
24
Kemarahan Arga
25
Kemarahan Arga
26
Tawuran lagi
27
Berdebar
28
Mulai tersentuh
29
Menyangkal perasaan.
30
Kecurigaan Reihand
31
Kecurigaan Reihand
32
Cemburu
33
Salah paham
34
Penyesalan
35
Mulai luluh
36
Canggung
37
Maaf..
38
Curiga
39
Rencana Andrew
40
Mencurigakan
41
Seranjang
42
Keinginan Andrew
43
Kedatangan Meta
44
Lamaran Andrew
45
Rencana pernikahan Andrew dan Meta
46
Kemunculan Bima
47
Lengsernya Reihand
48
Penyerangan tiba tiba
49
Niat jahat Bima
50
Rasa yang mulai disadari
51
Fakta yang menyakitkan
52
Mulai terbuka
53
Khawatir
54
Hari pernikahan Meta dan Andrew
55
Pernyataan Cinta Arga
56
Sikap aneh Meta
57
Berani melawan
58
Ketahuan
59
Cemburu
60
Kemunculan Reihand di kampus
61
Cinta yang semakin kuat
62
Percikan Asmara
63
Petaka dimulai
64
Tragedi dijalan
65
Tragedi
66
Arga Kritis
67
Arga sadar dari koma
68
Siapa kau?
69
Kehilangan ingatan
70
Menyangkal
71
Diturunkan ditengah jalan lagi
72
Kembalinya sang pentolan kampus
73
Masih peduli
74
Aku bukan barang
75
Sampai kapan?
76
Mulai ingat
77
Seberapa berharga?
78
Sentuhan lembut
79
Penyatuan
80
Mulai terkuak
81
Nasib Andrew
82
Cinta yang menguat
83
Cinta yang menguat (2)
84
akhirnya tuan Heru tau semuanya
85
Kabar bahagia
86
Kejatuhan Andrew
87
Meta selingkuh
88
pemeriksaan kehamilan
89
Ketahuan
90
Menangkap basah perselingkuhan Meta
91
Meminta ijin kuliah
92
Perasaan Flo untuk Manji
93
Rasa yang tak disadari hadir
94
Meta siuman
95
Keripuhan ibu Hamil
96
peraturan gila
97
munculnya perasaan itu
98
pengumuman peraturan gila
99
Terlacak nya keberadaan Andrew
100
Tragedi di lapangan basket
101
Debaran mulai hadir
102
pulang bareng
103
Penggerebekan Andrew (1)
104
Penggrebekan Andrew (2)
105
Kecemasan Reihand
106
Canggung
107
Memaafkan Lusi
108
Widya cemburu
109
Perhatian Manji
110
Caper
111
diantar pulang Manji
112
Rasa yang tak lagi sama
113
Rencana liburan bersama
114
Masuk kuliah lagi
115
Tidak tega menolak ibu hamil
116
Lihat aku seorang
117
Melihat Arga main basket
118
Menginap dirumah Reihand
119
Hari keberangkatan
120
Tiba di Ora Beach
121
Tragedi di bawah laut
122
Rencana Widya
123
Kesal dan Malu
124
Jangan Menghindar
125
Ungkapan cinta Reihand
126
Jangan berharap lebih
127
Isi Hati Flo Yang Sebenarnya
128
Gitar bersama
129
Cemburu
130
Ternyata Arga tahu semuanya
131
Keegoisan Widya
132
Ancaman Widya
133
Perubahan sikap Reihand
134
Ciuman paksa
135
Tebing Cinta
136
Hati Yang Panas
137
Widya menjauh
138
Kedatangan Stella di Salon
139
Ternyata Ulah Widya
140
Mengerjai Flo Pagi Pagi
141
Berbagi Bekal dengan Reihand
142
Pindah tempat duduk
143
Keusilan Stella
144
Keisengan Stella
145
Datangnya Reihand
146
Diantar pulang Reihand
147
Kecemasan Meira
148
Mengantar Widya Membeli Gaun
149
Pertemuan Flo dan Ibunya Reihand
150
Dijemput Reihand
151
Terpesona Pada Flo
152
Kedatangan Flo dan Reihand
153
Meminta Reihand Menjadi Pacar
154
Menyelamatkan Flo
155
Ternyata Widya
156
Terpaksa Menerima Cinta Widya
157
Menyerah
158
Kemarahan Manji Pada Stella
159
Pura pura Baik
160
Pembalasan Farel
161
Main ke Kedainya Ibu Reihand
162
Bertemu Ibu Reihand Lagi
163
Widya Kumat
164
Marah Karna Flo di Goda
165
Dihukum karna Flo
166
Hukuman untuk Reihand dan Dendi
167
Widya melabrak Stella
168
Melabrak Stella part (2)
169
Pertemuan Tidak Sengaja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!