Hai, aku Reihand

"Sorry ya, gue tadi narik lu mendadak, abis gue liat lo bengong aja, dari pada ntar lo benjol kena timpuk, lo pasti masih kaget ya?" Tanya Reihand sambil menundukkan kepalanya menatap Meira yang memang masih memandangnya dengan wajah kebingungan.

Sebagian penjelasan Reihand barusan jelas saja tidak sepenuhnya benar. Dia memang sengaja menyelamatkan Meira dari situasi tawuran, tapi juga untuk memancing kemarahan musuh bebuyutannya Arga.

"Lo mau tau gak? terakhir kali gue kena timpuk, ada sekitar sembilan jahitan di kepala gue!!!" Reihand menjelaskan dengan gaya lucu sambil terus berjalan dengan menggandeng tangan Meira.

Karna sikap ramahnya, Reihand berhasil mengendurkan sedikit rona ketakutan di wajah Meira. Laki laki itu sepertinya bukan orang jahat!

Setelah melewati gang sempit dan berujung di jalan besar dekat kolong jembatan. Reihand terlihat menelpon.

"Lo urus sisanya oke jak!" Meira dapat mendengar sedikit percakapan Reihand. Sepertinya dia sedang menelpon salah satu temannya.

Sambil berjalan ke arah warung pinggir jalan, Reihand terlihat membeli sebotol aqua lalu kemudian kembali menatap Meira.

"Nih, minum dulu, lo pasti auskan?" Reihand menyerahkan sebotol air mineral itu.

Namun Meira tetap tak juga mau membuka mulutnya.

"Ini, tenang aja, gue bukan orang jahat kok, liat deh, masa sama tampang ganteng gini lo takut!!" Reihand terkekeh. Namun Meira masih menatapnya dengan tatapan waspada membuat Reihand menjadi kikuk.

Dengan ragu dan takut, akhirnya Meira menerima botol minuman itu. Dia memang merasa sangat haus setelah berlari lumayan jauh, apalagi dengan gerakan cepat, dia harus bersusah payang menyamai langkah kaki cowok ini.

"Thanks." Ucap Meira, setelah dia menenggak hampir setengah isi dari botol minumannya, dia kembali menatap Reihand.

"Lo anak Jayakarta ya?"

Pertanyaan Meira itu sontak membuat Reihand terdiam sejenak. Dia terlihat seperti sedang berpikir untuk mencari kalimat yang pas.

Dia tidak ingin gadis yang ada didepannya itu menganggapnya sebagai musuh dari kampusnya walaupun faktanya memang iya.

"Iya, gue emang anak Jayakarta, tapi gue gak bakal nyerang cewek kok, apalagi cewek secantik lo."

Mata Meira membulat seketika, dasar gombal! baru ketemu udah bilang cantik!

"Kenapa? apa lo gak percaya gue bilang gitu?"

Reihand memang terkesima pada kecantikan natural dari Meira. Gadis itu, meskipun tanpa polesan makeup tebal diwajahnya, tetap dapat memancarkan aura kecantikannya.

Apalagi melihat mata meira yang bulat seperti boneka, dengan dihiasi bulu mata yang sangat lentik, gadis itu terlihat benar benar menggemaskan.

"Kebanyakan yang gampang bilang cantik itu biasanya tukang gombal, tukang modus!" Desis Meira membuat Reihand terkekeh geli.

"Ouh.. gitu ya kalau dari pandangan seorang cewek kalau cowok lagi muji?"

"Hmm.."

"Tapi gue emang serius, gue gak lagi gombal! oh iya, ngomong-ngomong, gak enak nih ngobrol dipinggir jalan gini, lo mau gak ngobrol disana?" Reihand menunjuk sebuah cafe kecil tepat diseberang jalan.

Meira mengikuti arah Reihand menunjuk lalu menggeleng.

"Gak ah, gue lagi gak laper, lagi pula duit gue cuman cukup buat naek angkot, ntar gue gak bisa balik kalau gue jajan disana."

Sontak saja Reihand langsung tertawa mendengarnya. Baru kali ini dia bertemu dengan cewek yang sama sekali gak jaim ngomong kalau dia gak punya duit.

"Udah tenang aja, gue traktir ya.."

"Gak ah! gue gak mau ngerepotin!"

"Sebentar aja, gak ngerepotin kok, please.." Reihand terlihat mengiba dengan wajah yang lucu dia memasang tampang seperti anak kecil yang sedang merengek.

Bukan tanpa alasan. Reihand memang ingin kenal lebih dekat dengan gadis ini, dia ingin mencari tahu sebenarnya siapa gadis ini, gadis yang sepertinya ingin sekali Arga lindungi.

"Yaudah, oke. Sebentar aja tapi ya?"

"Deal!"

Dengan wajah sumringah, Reihand kembali menggandeng lengan Meira dan membantunya untuk menyebrang ke Cafe dipinggir jalan.

Sampai didalam Cafe, Reihand segera memesan dua gelas jus alpukat dan sepiring pisang goreng keju kepada pelayan disana.

Meira menatap sekeliling. Suasana Cafe tidak terlalu ramai saat itu.

"Hei, ngomong ngomong, kita belum sempet kenalan. Gue Reihand.."

Reihand tiba tiba mengulurkan tangannya diikuti seulas senyum dibibirnya.

"Gue Meira.." Meira menyambut uluran tangan itu.

"Meira? nama yang cantik."

"Apaan sih lo, gue gak punya receh tau buat ngasih lo, dari tadi lo muji gue mulu!"

Reihand terkekeh mendengarnya. Gadis ini ternyata benar benar menggemaskan.

"Meira, gue boleh tanya sesuatu gak?"

"Apaan?"

"Lo kenal Arga?"

Meira tampak sedikit kaget mendengar pertanyaan Reihand.

"Arga? maksud lo Arga Alexander?"

"Iya.." Reihand sepertinya tak perlu bertanya lebih jauh. Meira tahu nama lengkap Arga, sudah pasti Meira kenal pada pentolan Mandala itu.

"Gue gak terlalu kenal dan gak mau kenal."

"Masa? tapi kayaknya tadi dia juga mau nyelametin lo deh dari tawuran.." Reihand merasa ada nada marah saat Meira menyebut nama Arga.

"Oh, palingan juga dia cuman mau so keren doang. Aslinya dia tuh jahat!"

"Jahat?" Reihand mengangkat satu alisnya, tuh kan! lagi lagi Meira menyebut Arga dengan intonasi tidak suka. Sepertinya memang Meira kenal betul siapa Arga.

"Emang sejahat apa sih?" Tanya Reihand memancing. Diluruskan matanya demi menatap ke arah Meira.

"Lo bayangin aja, masa dia nikahin gue cuman buat balas dendam!!!"

Reihand tersentak, mulutnya langsung terbuka lebar tak mampu menyembunyikan keterkejutannya.

Sementara Meira langsung menutup mulutnya setelah sadar bahwa dia baru saja keceplosan bicara.

"Nikah? jadi lo istrinya Arga?" Tanya Reihand tak percaya.

Meira hanya diam, betapa bodohnya dia, kenapa pake acara keceplosan segala! depan orang yang baru dikenal pulak!

"Lupain aja yang gue bilang tadi. Anggep aja gue gak ngomong apa-apa!"

"Engga, gue tau yang tadi keluar dari mulut lo tadi emang kenyataannya, gue emang sempet denger kalau Arga nikah, gue kira itu cuman kabar burung, ternyata emang dia nikah beneran ya?" Reihand masih tak yakin dengan apa yang baru didengarnya.

Seorang Arga menikah? kemustahilan yang paling gak mungkin terjadi!! Dia kenal betul cowok itu paling ogah menjalin hubungan serius dengan satu cewek. Bahkan karena sikap Arga itulah akhirnya sekarang mereka saling bermusuhan seperti ini.

Reihand memang bukan nama baru bagi Arga, mereka sempat satu SMA, bahkan dulu Arga dan Reihand satu tongkrongan, namun karna satu hal, persahabatan mereka jadi renggang.

Entah apa alasannya, Arga pun ingin sekali tahu dari mulut mantan sahabatnya itu. Namun Reihand tetap bungkam dan malah memilih menjadi musuh abadi untuknya.

Setelah lulus sekolah, akhirnya Reihand memilih kampus Jayakarta dan Arga di Mandala. Kedua kampus itu memang sudah dikenal bermusuhan dari dulu.

Sampai suatu ketika, saat tawuran pertama yang dipimpin Arga pecah, dia melihat Reihand ada diantara gerombolan anak anak jayakarta, menatapnya dengan tatapan kebencian yang sama besar.

Dan akhirnya Arga tahu, jika Reihand telah menjadi pentolan Jayakarta, berdiri dengan posisi yang sama seperti dirinya. Sudah tidak mungkin bertanya baik baik alasan mengapa Reihand begitu membencinya.

"Jadi, gue malah nyelametin istri pentolan Mandala nih?" Reihand kembali bertanya dengan nada ramah saat sadar Meira terlihat tegang saat dia menaikkan intonasi suaranya tadi.

"Permisi, ini pesanannya, silahkan dinikmati.." Seorang pelayan perempuan tiba tiba memotong pembicaraan mereka, meletakan dua jus alpukat dan sepiring pisang goreng kehadapan mereka.

"Terima kasih mba.." Ucap Reihand. Setelah pelayan itu pergi dia kembali menatap Meira yang masih diam tak bergeming.

"Ini Mei, diminum."

Reihand menyodorkan segelas jus alpukat ke hadapan Meira. Dengan senyum terulas diwajahnya dia menatap Meira dengan hangat.

"Maaf ya, gue kaget banget soalnya, sorry kalau reaksi gue berlebihan.." Reihand meminta maaf.

"Iya gak apa-apa, lo nyesel ya nyelametin gue saat tau gue istrinya Arga?"

Reihand langsung menggeleng cepat.

"Engga Mei, sumpah. Gue malah bersyukur ketemu sama elo."

"Lagian kalian kenapa sih tawuran? apa yang kalian mau tunjukin? kekuatan? kekuasaan?"

Reihand tertawa geli mendengar pertanyaan Meira yang polos.

"Lo gak akan paham Mei, ini urusan laki laki."

Meira cemberut, nah ini nih yang paling dia benci dari mahluk bernama laki laki! Sok paling misterius!

"Mei, gue boleh tanya sesuatu gak?"

"Nanya aja.."

"Lo nikah karna cinta atau.." Reihand tampak ragu meneruskan kalimatnya.

"Gak ada, gue gak cinta sama Arga.."

Meira langsung mencela.

Reihand tampak lega mendengarnya. Namun Meira tak sadar dengan ekspresi Reihand barusan.

bersambung..

Note:Jangan lupa like, komen dan votenya ya ;)

Terpopuler

Comments

Bunga Lili

Bunga Lili

lanjut thor seru ceritax

2022-03-30

0

Oyyal Arlin

Oyyal Arlin

Next

2022-03-30

0

Sumarni

Sumarni

sipp biar nyesel tu si Arga , keren lanjut deh

2022-03-29

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Arga dan Meira
2 Ternyata Meira adiknya Siska
3 Rencana Arga untuk Meira
4 Arga sang pentolan kampus
5 Pernikahan Arga dan Meira
6 Balas dendam dimulai
7 Diturunkan ditengah jalan
8 Keisengan Arga
9 Ancaman Arga
10 Lagi lagi terjebak tawuran
11 Hai, aku Reihand
12 Kekalahan pertama Arga
13 Direnggut paksa
14 Sedikit sesal
15 Aku ingin pergi jauh
16 Kebusukan Lusi
17 Saingan baru
18 Reihand mencari Meira
19 Arga Menjemput Meira
20 Maksud terselubung
21 Waspada
22 Tercium juga kebusukan
23 Terkuak
24 Kemarahan Arga
25 Kemarahan Arga
26 Tawuran lagi
27 Berdebar
28 Mulai tersentuh
29 Menyangkal perasaan.
30 Kecurigaan Reihand
31 Kecurigaan Reihand
32 Cemburu
33 Salah paham
34 Penyesalan
35 Mulai luluh
36 Canggung
37 Maaf..
38 Curiga
39 Rencana Andrew
40 Mencurigakan
41 Seranjang
42 Keinginan Andrew
43 Kedatangan Meta
44 Lamaran Andrew
45 Rencana pernikahan Andrew dan Meta
46 Kemunculan Bima
47 Lengsernya Reihand
48 Penyerangan tiba tiba
49 Niat jahat Bima
50 Rasa yang mulai disadari
51 Fakta yang menyakitkan
52 Mulai terbuka
53 Khawatir
54 Hari pernikahan Meta dan Andrew
55 Pernyataan Cinta Arga
56 Sikap aneh Meta
57 Berani melawan
58 Ketahuan
59 Cemburu
60 Kemunculan Reihand di kampus
61 Cinta yang semakin kuat
62 Percikan Asmara
63 Petaka dimulai
64 Tragedi dijalan
65 Tragedi
66 Arga Kritis
67 Arga sadar dari koma
68 Siapa kau?
69 Kehilangan ingatan
70 Menyangkal
71 Diturunkan ditengah jalan lagi
72 Kembalinya sang pentolan kampus
73 Masih peduli
74 Aku bukan barang
75 Sampai kapan?
76 Mulai ingat
77 Seberapa berharga?
78 Sentuhan lembut
79 Penyatuan
80 Mulai terkuak
81 Nasib Andrew
82 Cinta yang menguat
83 Cinta yang menguat (2)
84 akhirnya tuan Heru tau semuanya
85 Kabar bahagia
86 Kejatuhan Andrew
87 Meta selingkuh
88 pemeriksaan kehamilan
89 Ketahuan
90 Menangkap basah perselingkuhan Meta
91 Meminta ijin kuliah
92 Perasaan Flo untuk Manji
93 Rasa yang tak disadari hadir
94 Meta siuman
95 Keripuhan ibu Hamil
96 peraturan gila
97 munculnya perasaan itu
98 pengumuman peraturan gila
99 Terlacak nya keberadaan Andrew
100 Tragedi di lapangan basket
101 Debaran mulai hadir
102 pulang bareng
103 Penggerebekan Andrew (1)
104 Penggrebekan Andrew (2)
105 Kecemasan Reihand
106 Canggung
107 Memaafkan Lusi
108 Widya cemburu
109 Perhatian Manji
110 Caper
111 diantar pulang Manji
112 Rasa yang tak lagi sama
113 Rencana liburan bersama
114 Masuk kuliah lagi
115 Tidak tega menolak ibu hamil
116 Lihat aku seorang
117 Melihat Arga main basket
118 Menginap dirumah Reihand
119 Hari keberangkatan
120 Tiba di Ora Beach
121 Tragedi di bawah laut
122 Rencana Widya
123 Kesal dan Malu
124 Jangan Menghindar
125 Ungkapan cinta Reihand
126 Jangan berharap lebih
127 Isi Hati Flo Yang Sebenarnya
128 Gitar bersama
129 Cemburu
130 Ternyata Arga tahu semuanya
131 Keegoisan Widya
132 Ancaman Widya
133 Perubahan sikap Reihand
134 Ciuman paksa
135 Tebing Cinta
136 Hati Yang Panas
137 Widya menjauh
138 Kedatangan Stella di Salon
139 Ternyata Ulah Widya
140 Mengerjai Flo Pagi Pagi
141 Berbagi Bekal dengan Reihand
142 Pindah tempat duduk
143 Keusilan Stella
144 Keisengan Stella
145 Datangnya Reihand
146 Diantar pulang Reihand
147 Kecemasan Meira
148 Mengantar Widya Membeli Gaun
149 Pertemuan Flo dan Ibunya Reihand
150 Dijemput Reihand
151 Terpesona Pada Flo
152 Kedatangan Flo dan Reihand
153 Meminta Reihand Menjadi Pacar
154 Menyelamatkan Flo
155 Ternyata Widya
156 Terpaksa Menerima Cinta Widya
157 Menyerah
158 Kemarahan Manji Pada Stella
159 Pura pura Baik
160 Pembalasan Farel
161 Main ke Kedainya Ibu Reihand
162 Bertemu Ibu Reihand Lagi
163 Widya Kumat
164 Marah Karna Flo di Goda
165 Dihukum karna Flo
166 Hukuman untuk Reihand dan Dendi
167 Widya melabrak Stella
168 Melabrak Stella part (2)
169 Pertemuan Tidak Sengaja
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Pertemuan Arga dan Meira
2
Ternyata Meira adiknya Siska
3
Rencana Arga untuk Meira
4
Arga sang pentolan kampus
5
Pernikahan Arga dan Meira
6
Balas dendam dimulai
7
Diturunkan ditengah jalan
8
Keisengan Arga
9
Ancaman Arga
10
Lagi lagi terjebak tawuran
11
Hai, aku Reihand
12
Kekalahan pertama Arga
13
Direnggut paksa
14
Sedikit sesal
15
Aku ingin pergi jauh
16
Kebusukan Lusi
17
Saingan baru
18
Reihand mencari Meira
19
Arga Menjemput Meira
20
Maksud terselubung
21
Waspada
22
Tercium juga kebusukan
23
Terkuak
24
Kemarahan Arga
25
Kemarahan Arga
26
Tawuran lagi
27
Berdebar
28
Mulai tersentuh
29
Menyangkal perasaan.
30
Kecurigaan Reihand
31
Kecurigaan Reihand
32
Cemburu
33
Salah paham
34
Penyesalan
35
Mulai luluh
36
Canggung
37
Maaf..
38
Curiga
39
Rencana Andrew
40
Mencurigakan
41
Seranjang
42
Keinginan Andrew
43
Kedatangan Meta
44
Lamaran Andrew
45
Rencana pernikahan Andrew dan Meta
46
Kemunculan Bima
47
Lengsernya Reihand
48
Penyerangan tiba tiba
49
Niat jahat Bima
50
Rasa yang mulai disadari
51
Fakta yang menyakitkan
52
Mulai terbuka
53
Khawatir
54
Hari pernikahan Meta dan Andrew
55
Pernyataan Cinta Arga
56
Sikap aneh Meta
57
Berani melawan
58
Ketahuan
59
Cemburu
60
Kemunculan Reihand di kampus
61
Cinta yang semakin kuat
62
Percikan Asmara
63
Petaka dimulai
64
Tragedi dijalan
65
Tragedi
66
Arga Kritis
67
Arga sadar dari koma
68
Siapa kau?
69
Kehilangan ingatan
70
Menyangkal
71
Diturunkan ditengah jalan lagi
72
Kembalinya sang pentolan kampus
73
Masih peduli
74
Aku bukan barang
75
Sampai kapan?
76
Mulai ingat
77
Seberapa berharga?
78
Sentuhan lembut
79
Penyatuan
80
Mulai terkuak
81
Nasib Andrew
82
Cinta yang menguat
83
Cinta yang menguat (2)
84
akhirnya tuan Heru tau semuanya
85
Kabar bahagia
86
Kejatuhan Andrew
87
Meta selingkuh
88
pemeriksaan kehamilan
89
Ketahuan
90
Menangkap basah perselingkuhan Meta
91
Meminta ijin kuliah
92
Perasaan Flo untuk Manji
93
Rasa yang tak disadari hadir
94
Meta siuman
95
Keripuhan ibu Hamil
96
peraturan gila
97
munculnya perasaan itu
98
pengumuman peraturan gila
99
Terlacak nya keberadaan Andrew
100
Tragedi di lapangan basket
101
Debaran mulai hadir
102
pulang bareng
103
Penggerebekan Andrew (1)
104
Penggrebekan Andrew (2)
105
Kecemasan Reihand
106
Canggung
107
Memaafkan Lusi
108
Widya cemburu
109
Perhatian Manji
110
Caper
111
diantar pulang Manji
112
Rasa yang tak lagi sama
113
Rencana liburan bersama
114
Masuk kuliah lagi
115
Tidak tega menolak ibu hamil
116
Lihat aku seorang
117
Melihat Arga main basket
118
Menginap dirumah Reihand
119
Hari keberangkatan
120
Tiba di Ora Beach
121
Tragedi di bawah laut
122
Rencana Widya
123
Kesal dan Malu
124
Jangan Menghindar
125
Ungkapan cinta Reihand
126
Jangan berharap lebih
127
Isi Hati Flo Yang Sebenarnya
128
Gitar bersama
129
Cemburu
130
Ternyata Arga tahu semuanya
131
Keegoisan Widya
132
Ancaman Widya
133
Perubahan sikap Reihand
134
Ciuman paksa
135
Tebing Cinta
136
Hati Yang Panas
137
Widya menjauh
138
Kedatangan Stella di Salon
139
Ternyata Ulah Widya
140
Mengerjai Flo Pagi Pagi
141
Berbagi Bekal dengan Reihand
142
Pindah tempat duduk
143
Keusilan Stella
144
Keisengan Stella
145
Datangnya Reihand
146
Diantar pulang Reihand
147
Kecemasan Meira
148
Mengantar Widya Membeli Gaun
149
Pertemuan Flo dan Ibunya Reihand
150
Dijemput Reihand
151
Terpesona Pada Flo
152
Kedatangan Flo dan Reihand
153
Meminta Reihand Menjadi Pacar
154
Menyelamatkan Flo
155
Ternyata Widya
156
Terpaksa Menerima Cinta Widya
157
Menyerah
158
Kemarahan Manji Pada Stella
159
Pura pura Baik
160
Pembalasan Farel
161
Main ke Kedainya Ibu Reihand
162
Bertemu Ibu Reihand Lagi
163
Widya Kumat
164
Marah Karna Flo di Goda
165
Dihukum karna Flo
166
Hukuman untuk Reihand dan Dendi
167
Widya melabrak Stella
168
Melabrak Stella part (2)
169
Pertemuan Tidak Sengaja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!