Jangan lupa tinggalkan Like dan komen kalian ya biar thor lebih semangat lagi up nya 😚..
Hari yang dinantikan Arga pun telah tiba, dia sangat bahagia, akhirnya rencananya untuk bisa menikah dengan Meira berjalan dengan mulus tanpa hambatan sedikitpun.
Namun tidak dengan Meira, baginya ini adalah sebuah mimpi buruk. Dia benar benar tak menyangka jika nasibnya akan berubah secepat ini dalam hitungan detik.
Tidak ada pilihan lain, karna jika menolak, nasib ibunya lah yang akan dipertaruhkan, meski dia sangat membenci ketidakberdayaan ibunya yang selalu membela ayahnya.
Namun bagaimana pun, hubungan darah tetaplah hubungan darah, setidaknya dia melakukan ini untuk membalas budi, karna ibunya telah sudi membesarkannya sampai detik ini.
Waktu sedang menunjukkan pukul 5.30 wib.
Matahari belum muncul sepenuhnya, namun Meira dan keluarganya sudah dijemput oleh para bodyguardnya Tuan Heru.
Mata ayahnya Meira langsung terbelalak ketika mendapati sebuah mobil fortuner keluaran terbaru sudah terparkir gagah di depan rumahnya.
"Wih mobil orang kaya emang beda ya, coba ayah punya satu, wah bahagia banget kayaknya, kamu harus merayu suami Meira untuk membelikan ayah satu mobil yang seperti ini." Serunya sambil berjalan ke arah mobil dan mengelus bemper depan mobil.
Meira yang melihat itu mendesis jijik. Bisa bisanya dia berkata seperti itu setelah tega menjualnya kepada keluarga Arga.
Para bodyguard pun segera mengantarkan Meira dan keluarganya kerumah kediaman keluarga Tuan Heru, karna semua sudah menunggu mereka disana.
Setengah jam berlalu, rombongan mobil fortuner itupun telah sampai disebuah rumah nan megah milik keluarga tuan Heru Alexander.
Rumah besar dengan cat berwarna putih itu dikelilingi pagar besi yang menjulang dengan sangat anggun. Setiap sudut rumah dijaga oleh dua orang penjaga yang berbadan besar lengkap dengan senjata ditangan mereka.
Seorang satpam membukakan pagar agar mobil yang Meira tumpangi bisa lewat, pemandangan mobil mobil mewah milik keluarga Tuan Heru yang berjejer di garasi kontan membuat ayah Meira semakin histeris, dia tidak menyangka jika besannya sekaya itu.
Meira turun dari dalam mobil dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan. Beberapa orang pelayan wanita langsung menyambut keluarga Meira.
Meira langsung dibawa masuk keruang ganti untuk di dandani.
Keluarga Tuan Heru sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat sempurna, mulai dari dekor, katering dan yang lainnya. Keluarga Meira tinggal terima beres saja.
"Nona, mari kita ganti baju nona, ijinkan saya membantu nona." Seorang pelayan dengan nada sopan mencoba membuka kancing bajunya.
"Ih gak usah, saya bisa pake baju sendiri kok mba!" Meira menatap risih, emangnya dia anak kecil harus di pakein baju segala.
"Gak apa apa nona, kalau nona pakai sendiri, nanti makeup nya bisa rusak. Maaf ya, kami harus bantu nona bersiap sesuai perintah tuan muda Arga."
Pelayan itupun langsung mengkode teman sesama pelayannya untuk memegangi Meira. Meira kaget dan hendak berontak.
"Ih malu mba! Saya bisa sendiri!" Cegah Meira sambil mencoba menutupi tubuh atasnya yang kini telah polos karna dua pelayan itu berhasil membuka kemejanya dengan paksa.
Meira mencoba berteriak namun akhirnya dia pasrah juga karna sepertinya melawan pun tidak ada gunanya.
Para pelayan wanita yang ada diruangan itu menatap tak percaya pada gadis yang hari ini mereka dandani. Meira begitu cantik dengan gaun pengantin bergaya simpel, bahu meira yang terbuka membuat Meira kelihatan begitu manis dan anggun.
"Wah, nona begitu cantik sekali." Puji salah seorang pelayan.
Meira hanya mematung melihat pantulan dirinya di kaca. Apa benar yang didalam cermin itu bayangan dirinya?
Meira tak percaya kalau hari ini dia akan menikah. Harusnya dia bahagiakan hari ini? Semua wanita di dunia ini sangat menginginkan hari ini terjadi dalam hidup mereka.
Tapi Meira tidak bahagia, karna pernikahan ini bukanlah terjadi atas keinginannya. Perlahan air mata Meira menetes di kedua pipinya yang mulus.
Ibu Meira dan Siska menghampiri Meira, mereka terpana melihat Meira yang begitu sangat cantik dengan balutan gaun pengantin di tubuhnya.
Tapi otomatis raut wajah mereka berubah ketika mereka tak sengaja menangkap tangis diwajah Meira.
Ibu Meira memegang lengan Meira dan mengusapnya.
"Maafkan ibu nak, kau harus melewati semua ini karna ibu tak kuasa melawan keinginan ayahmu."
Meira hanya diam. Hatinya benar benar hancur.
"Meira, kakak tau perasaan kamu, kakak juga pernah ada di posisi kamu, tapi bagaimanapun pernikahan ini adalah sakral dimata Tuhan, jadi jagalah pernikahanmu Mei, hormati dan berbaktilah pada suamimu" Siska memeluk Meira dan ikut menangis bersamanya.
"Sudah, jangan drama kalian! cepat turun ke bawah! Semua tamu sudah menunggu kalian, Dasar udik!" Tiba tiba nyonya Lusi sang ibu tiri Arga masuk ke dalam ruangan itu sambil nyerocos.
"Cepat bawa gadis ini turun, saya heran, kenapa Arga ngotot banget mau menikah dengan kamu!" Kata nyonya Lusi lagi. Matanya menatap Meira tajam dari ujung kaki ke ujung kepala lalu kemudian bibirnya seperti mencibir.
Meira pun akhirnya digandeng turun oleh ibu dan kakaknya.
Arga yang menunggu di meja akad melirik ke arah Meira dan terkejut.
Meira begitu cantik. Dia sempat terpana sesaat, namun buru buru memalingkan wajahnya ketika dia ingat tujuan utamanya menikahi Meira hanyalah untuk balas dendam pada keluarga Meira terutama pada kakaknya yaitu Siska atas kematian stefan.
Arga menunggu Meira di bibir tangga dan mengulurkan tangannya ke hadapan Meira. Meira menatapnya sinis namun akhirnya menerima uluran tangan pria yang dianggapnya sinting itu.
Mata Meira menyapu ke sekeliling ruangan, dia melihat beberapa teman kampusnya hadir disana termasuk Flo dan Widya sahabatnya.
Pesta pun segera dimulai, Arga mengucapkan ijab kabul dan sekarang mereka telah resmi menjadi sepasang suami istri.
Pesta berjalan dengan sangat meriah, jamuan yang di suguhkan dari tangan para chef memanjakan lidah para tamu yang datang kesana. Belum lagi souvernir cincin diamond yang khusus dibagikan untuk semua yang hadir disana.
Semua teman teman Meira jujur sangat iri padanya. Seorang pentolan kampus Mandala yang begitu tampan dan terkenal sangat tajir kini sudah resmi menjadi suaminya.
Namun tak ada yang tahu kisah asli dibalik pernikahan yang sangat terlihat megah itu.
Pernikahan yang sebenarnya hanya berlandaskan balas dendam semata, balas dendam Arga untuk kematian kakaknya stefan lewat Meira adik kandung dari Siska yang tak lain adalah penyebab bunuh diri kakaknya itu.
Karna Arga merasa keluarga Siska harus merasakan penderitaan yang sama pahitnya seperti yang dia rasakan saat kehilangan stefan kakaknya.
Dia berjanji akan membuat hidup Meira bak di neraka, dengan begitu, keluarganya juga akan ikut menderita melihat nasib Meira yang malang.
"Hapus air mata palsu mu itu! apa kau tidak senang menjadi istriku? lihatlah tempat tinggal mu sekarang! begitu megah bukan? pasti ini adalah salah satu mimpi keluargamu yang jadi kenyataan, menjadi besan keluarga kaya raya!"
Dengus Arga ditelinga Meira, ucapannya begitu merendahkan namun berbanding terbalik dengan ekspresi wajahnya yang terlihat sangat ramah pada gadis itu.
Meira tahu Arga sedang bersandiwara dengan mimik wajahnya yang terlihat polos itu agar tidak ada satu orang pun yang curiga di pesta itu kepadanya.
Meira menahan nafas dongkol, ingin rasanya dia memaki Arga dan lari secepat mungkin dari pelaminan sialan itu.
"Kenapa kau hanya diam?" Bisik Arga lagi. Dia melihat Meira kini mengepalkan kedua tangannya sambil melirik tajam ke arah pentolan kampusnya itu.
Kalau saja saat ini dia tidak sedang jadi pusat perhatian di atas panggung pelaminan itu, mungkin salah satu heels dia sudah mendarat di wajah pria yang menurutnya sangat sok itu!
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments