Ternyata Meira adiknya Siska

Arga mencoba menahan ujung celurit yang terarah padanya dengan tangan kirinya. Darah segar seketika mengalir deras dari tangan Arga. Meira sontak terbelalak kaget.

Pria dihadapan Arga terus menekan celuritnya sampai-sampai Arga memekik menahan sakit di telapak tangannya yang sudah tertikam benda tajam itu.

Meira tak tinggal diam, dia langsung melepaskan genggaman tangan Arga dan lari menghampiri pria yang menyerang Arga, Meira langsung memukul mukul tubuh pria itu dengan menggunakan laptop ditangannya.

Terserah deh laptop yang masih di cicilnya itu rusak, yang penting sekarang dia bisa membantu menolong Arga dulu.

Serangan Meira berhasil, pria itu sempat terhuyung saat Meira memukul keras dibagian kepalanya.

BRUGH

Pria itu langsung jatuh dan celurit itupun terlepas dari tangannya.

Arga langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk balas menyerang lawannya itu.

Akhirnya adu jotos pun tak terelakan lagi diantara keduanya. Mereka saling serang dengan tangan kosong.

Beberapa kali Arga menonjok pria itu dan begitupun sebaliknya. Namun ditengah tengah pergulatan itu, tiba-tiba saja dua orang teman dari lawannya itu datang dan membantu pria itu untuk menyerang Arga.

Arga dikeroyok habis habisan oleh para lawannya itu. Dengan jumlah yang tidak seimbang dan karna tangan Arga juga sedang terluka karna kena tikaman celurit tadi, Arga jadi tidak bisa sepenuhnya melawan.

Akhirnya Arga tumbang saat salah seorang dari mereka memukulnya tepat dibagian belakang kepalanya dengan menggunakan balok kayu.

Meira melengking histeris seiring dengan robohnya tubuh Arga ke atas aspal jalan dengan kondisi yang sangat mengenaskan.

"Tidak!!!!" Meira berteriak keras seraya berlari menghampiri Arga yang walau pun dia sudah tak berdaya namun para pria itu rupanya masih tak berhenti memukulinya.

"Hentikan! jangan pukulin dia lagi!" Pinta Meira dengan suara yang mulai terisak.

Meira memegang salah satu tangan pria yang sedang memukuli Arga. Dia mencoba menahan tangan pria itu dengan sekuat tenaga. Tapi pria itu seperti kesetanan.

"Minggir!"

Pria itu malah mendorong keras tubuh Meira hingga menyebabkan gadis itu terpental ke belakang dan keningnya berbenturan keras dengan sisi trotoar jalan.

"Aw!"

Meira berteriak keras saat merasakan sakit di bagian kepalanya.

Arga sontak membuka matanya perlahan, dia melirik Meira yang sedang memegangi kepalanya sendiri. Keningnya terlihat mengeluarkan darah akibat benturan tadi.

Arga menarik napas dalam-dalam sambil mengepalkan kedua tangannya kuat kuat. Perlahan dia bangkit, seluruh orang yang menggebuginya tadi sampai terbengong bengong karna melihat pentolan kampus Mandala itu bisa berdiri lagi dengan gagahnya, padahal jelas jelas mereka baru saja memukulinya hingga nyaris te was.

"Jangan sentuh dia bangsat!" Suara Arga melengking keras di tengah-tengah gemuruh suasana tawuran.

Para lawannya itu langsung mencoba menyerangnya kembali, namun kini Arga membalas pukulan mereka dengan membabi buta, entah sisa tenaga itu datang dari mana.

Melihat Meira terluka rasanya Arga marah besar.

Akhirnya mereka semua tamat di tangan Arga dengan kondisi yang hampir sekujur tubuh mengalami lebam akibat di pukul terus menerus oleh si pentolan kampus itu.

Meira melihat Arga kini tengah berjalan ke arahnya. Kepalanya terasa berat sekali. Pandangan matanya menjadi kabur dan lama kelamaan gelap. Meira pingsan.

Arga langsung berlari kencang menangkap punggung Meira yang melemah dan hampir jatuh lagi ke aspal.

"Hei bangun.." Arga mencoba menepuk pelan pipi gadis itu tapi Meira telah tak sadarkan diri.

Arga pun langsung merengkuh tubuh Meira dan menggendong tubuh gadis itu kedalam pelukannya.

Beruntungnya para teman temannya yang lain yang melihat kejadian itu langsung membentuk dinding pertahanan ditengah tawuran agar Arga bisa keluar dari jalan itu.

Dengan susah payah, akhirnya Arga bisa menembus keluar dari blokade lawan dengan di tolong oleh teman temannya.

Setelah berlari cukup jauh dan setelah yakin posisi dia sekarang sudah aman, dengan masih menggendong tubuh Meira Arga tidak memperdulikan tatapan orang orang dijalan yang terarah kepadanya.

Arga langsung menyetop taksi yang lewat dan membawa Meira kerumah sakit.

"Hei bertahanlah!" Ucap Arga sambil menatap cemas kening Meira yang mulai mengeluarkan banyak darah. Padahal dirinya sendiri juga sedang terluka parah namun Arga sudah lupa dengan rasa sakitnya itu.

Tak lama taksi pun berhenti di sebuah rumah sakit besar. Arga langsung membopong keluar tubuh Meira dan berlari menuju ruang IGD.

Untungnya ada suster yang sedang berjaga disana.

"Sus, tolong panggilkan dokter, periksa kondisi dia sus! Keningnya terluka sus!" Pinta Arga sambil meletakan tubuh Meira ke atas ranjang dengan hati-hati.

Tak lama suster yang lain muncul bersama dengan seorang dokter.

"Silahkan bapak tunggu diluar dulu ya, kami akan memeriksa kondisi pasien."

Salah satu perawat menyuruh Arga keluar dari ruangan IGD. Arga menolak dan bersikukuh untuk menemani Meira didalam ICU. Mata Suster seketika tertuju pada luka di sekujur tubuh Arga terutama di telapak tangannya.

"Yasudah ayo masuk, bapak juga terluka kita harus segera mengobatinya." Perawat yang berusia paruh baya itu akhirnya memapah tubuh Arga ke dalam IGD.

Arga dibaringkan disamping tempat tidur Meira.

Arga melirik Meira yang sedang di periksa bagian kepalanya oleh sang Dokter. Terlihat suster sedang menyuntikkan infusan ke tangan Meira.

Suster yang lainnya membersihkan luka sayat ditangan Arga akibat terkena celurit tadi. Arga hanya diam bahkan ketika suster membalurkan alkohol ke lukanya, dia tak meringis sedikit pun.

Dia terlalu fokus melihat ke arah Meira. Setelah membersihkan luka Meira, Dokter pun mempersiapkan beberapa alat untuk menjahit luka di kepalanya.

Meira membuka matanya perlahan saat merasakan kepalanya berdecit nyeri. Dokter mulai menjahit dengan perlahan luka di kepala Meira agar pendarahan segera berhenti.

Arga spontan memegang tangan Meira yang berada disampingnya. Ketika jarum tajam itu menusuk kulit gadis itu, Meira meringis kesakitan sambil mencengkram lengan Arga dengan kuat.

Sejam lebih mereka dirawat di ruang IGD. Akhirnya mereka berdua dipindahkan keruang perawatan biasa setelah luka luka ditubuh mereka sudah selesai di obati.

Arga sudah boleh pulang saat itu juga namun tidak dengan Meira. Dia masih harus menginap semalam karna luka dikepalanya yang cukup parah.

Arga memperhatikan tubuh Meira yang sedang terbaring disebelahnya. Perlahan Arga bangkit dari tempat tidurnya dan mendekat kesisi ranjang Meira. Arga duduk disamping ranjang Meira, gadis itu sedang tertidur karna efek obat bius tadi.

Arga bergerak mundur sambil merogoh kantung celananya. Dia mengeluarkan ponsel dari sana.

"Hallo, cepat kalian semua kesini, gue ada dirumah sakit melati"

Arga langsung menutup telponnya setelah mengatakan itu.

Tok tok tok

Terdengar pintu diketuk dari luar dan tak lama seseorang melangkah masuk ke ruang perawatan. Arga menoleh dan seketika matanya membulat tajam menatap sosok dihadapannya.

"Siska..." Dengusnya dengan suara yang sarat akan kebencian.

"Arga! Kamu ngapain disini?" Tanya wanita itu yang juga sangat terkejut melihat adik dari mantan pacarnya kini berada tepat dihadapannya.

"Harusnya saya yang melontarkan pertanyaan itu.." Arga menatap Siska dengan sinis.

"Meira adik saya, saya kesini untuk melihat keadaanya setelah mendapatkan telpon dari rumah sakit.."

Arga ternganga tak percaya. Dunia begitu sempit rupanya. Jadi nama gadis itu Meira! dan ternyata dia adalah adik dari wanita bangsat yang sudah membuat kakaknya Stefan sampai bunuh diri dengan menenggak racun gara gara ditinggal nikah oleh perempuan yang kini berdiri tepat di hadapannya.

Arga menatap Siksa dengan menahan amarah yang begitu besar.

"Arga, aku benar benar minta maaf soal Stefan, sungguh aku pun sangat berduka mendengar berita itu, aku tidak tahu kalau Stefan bisa sampai senekat itu.." Ucap Siska. Jujur dia juga masih sangat bersalah setiap ingat kejadian itu.

"Bagaimana dia tidak nekat. Kau sudah meninggalkannya begitu saja tanpa mengabarinya kau malah menikah dengan orang lain!" Arga tampak menggertakan giginya menahan emosi.

"Maaf, seandainya aku bisa memutar waktu, aku tidak akan membiarkan ini terjadi, aku bisa apa Arga, keluargaku lah yang sudah menjodohkan ku." Mata Siska terlihat mulai berkaca kaca.

Dia kembali teringat dengan mantan kekasihnya itu. Stefan dan Siska telah menjalin hubungan selama 5 tahun, Siska dan Stefan saling mencintai namun keluarga Siska tiba tiba memutuskan untuk menikahkan Siska dengan orang lain.

Dan tentu saja hal itu membuat Stefan langsung terguncang dan tak lama dia mengakhiri hidupnya sendiri.

Arga melirik Meira yang masih terbaring di tempat tidurnya. Tatapan kasihan yang tadi dia tunjukan untuk Meira mendadak lenyap. Kini berganti dengan lirikan kebencian penuh dendam.

"Aku, akan membalas kematian kakakku lewat adikmu Meira!" Setelah berucap demikian Arga pun keluar kamar dengan membanting pintu di belakangnya.

Siska langsung lemas mendengar ucapan Arga barusan.

Apa yang akan dia lakukan pada adikku Meira?'

Siska tau keluarga Arga bukanlah keluarga biasa saja, mereka itu konglomerat kelas kakap. Dia bisa melakukan apapun dengan kekuatan uang yang mereka miliki.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Rindy Agustin

Rindy Agustin

pdhl bagus ini
lanjutkan

2022-05-24

0

Sekar Rasi Karimah

Sekar Rasi Karimah

Kasihan Meira yang tau apa2 jadi korban balas dendam

2022-04-01

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Arga dan Meira
2 Ternyata Meira adiknya Siska
3 Rencana Arga untuk Meira
4 Arga sang pentolan kampus
5 Pernikahan Arga dan Meira
6 Balas dendam dimulai
7 Diturunkan ditengah jalan
8 Keisengan Arga
9 Ancaman Arga
10 Lagi lagi terjebak tawuran
11 Hai, aku Reihand
12 Kekalahan pertama Arga
13 Direnggut paksa
14 Sedikit sesal
15 Aku ingin pergi jauh
16 Kebusukan Lusi
17 Saingan baru
18 Reihand mencari Meira
19 Arga Menjemput Meira
20 Maksud terselubung
21 Waspada
22 Tercium juga kebusukan
23 Terkuak
24 Kemarahan Arga
25 Kemarahan Arga
26 Tawuran lagi
27 Berdebar
28 Mulai tersentuh
29 Menyangkal perasaan.
30 Kecurigaan Reihand
31 Kecurigaan Reihand
32 Cemburu
33 Salah paham
34 Penyesalan
35 Mulai luluh
36 Canggung
37 Maaf..
38 Curiga
39 Rencana Andrew
40 Mencurigakan
41 Seranjang
42 Keinginan Andrew
43 Kedatangan Meta
44 Lamaran Andrew
45 Rencana pernikahan Andrew dan Meta
46 Kemunculan Bima
47 Lengsernya Reihand
48 Penyerangan tiba tiba
49 Niat jahat Bima
50 Rasa yang mulai disadari
51 Fakta yang menyakitkan
52 Mulai terbuka
53 Khawatir
54 Hari pernikahan Meta dan Andrew
55 Pernyataan Cinta Arga
56 Sikap aneh Meta
57 Berani melawan
58 Ketahuan
59 Cemburu
60 Kemunculan Reihand di kampus
61 Cinta yang semakin kuat
62 Percikan Asmara
63 Petaka dimulai
64 Tragedi dijalan
65 Tragedi
66 Arga Kritis
67 Arga sadar dari koma
68 Siapa kau?
69 Kehilangan ingatan
70 Menyangkal
71 Diturunkan ditengah jalan lagi
72 Kembalinya sang pentolan kampus
73 Masih peduli
74 Aku bukan barang
75 Sampai kapan?
76 Mulai ingat
77 Seberapa berharga?
78 Sentuhan lembut
79 Penyatuan
80 Mulai terkuak
81 Nasib Andrew
82 Cinta yang menguat
83 Cinta yang menguat (2)
84 akhirnya tuan Heru tau semuanya
85 Kabar bahagia
86 Kejatuhan Andrew
87 Meta selingkuh
88 pemeriksaan kehamilan
89 Ketahuan
90 Menangkap basah perselingkuhan Meta
91 Meminta ijin kuliah
92 Perasaan Flo untuk Manji
93 Rasa yang tak disadari hadir
94 Meta siuman
95 Keripuhan ibu Hamil
96 peraturan gila
97 munculnya perasaan itu
98 pengumuman peraturan gila
99 Terlacak nya keberadaan Andrew
100 Tragedi di lapangan basket
101 Debaran mulai hadir
102 pulang bareng
103 Penggerebekan Andrew (1)
104 Penggrebekan Andrew (2)
105 Kecemasan Reihand
106 Canggung
107 Memaafkan Lusi
108 Widya cemburu
109 Perhatian Manji
110 Caper
111 diantar pulang Manji
112 Rasa yang tak lagi sama
113 Rencana liburan bersama
114 Masuk kuliah lagi
115 Tidak tega menolak ibu hamil
116 Lihat aku seorang
117 Melihat Arga main basket
118 Menginap dirumah Reihand
119 Hari keberangkatan
120 Tiba di Ora Beach
121 Tragedi di bawah laut
122 Rencana Widya
123 Kesal dan Malu
124 Jangan Menghindar
125 Ungkapan cinta Reihand
126 Jangan berharap lebih
127 Isi Hati Flo Yang Sebenarnya
128 Gitar bersama
129 Cemburu
130 Ternyata Arga tahu semuanya
131 Keegoisan Widya
132 Ancaman Widya
133 Perubahan sikap Reihand
134 Ciuman paksa
135 Tebing Cinta
136 Hati Yang Panas
137 Widya menjauh
138 Kedatangan Stella di Salon
139 Ternyata Ulah Widya
140 Mengerjai Flo Pagi Pagi
141 Berbagi Bekal dengan Reihand
142 Pindah tempat duduk
143 Keusilan Stella
144 Keisengan Stella
145 Datangnya Reihand
146 Diantar pulang Reihand
147 Kecemasan Meira
148 Mengantar Widya Membeli Gaun
149 Pertemuan Flo dan Ibunya Reihand
150 Dijemput Reihand
151 Terpesona Pada Flo
152 Kedatangan Flo dan Reihand
153 Meminta Reihand Menjadi Pacar
154 Menyelamatkan Flo
155 Ternyata Widya
156 Terpaksa Menerima Cinta Widya
157 Menyerah
158 Kemarahan Manji Pada Stella
159 Pura pura Baik
160 Pembalasan Farel
161 Main ke Kedainya Ibu Reihand
162 Bertemu Ibu Reihand Lagi
163 Widya Kumat
164 Marah Karna Flo di Goda
165 Dihukum karna Flo
166 Hukuman untuk Reihand dan Dendi
167 Widya melabrak Stella
168 Melabrak Stella part (2)
169 Pertemuan Tidak Sengaja
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Pertemuan Arga dan Meira
2
Ternyata Meira adiknya Siska
3
Rencana Arga untuk Meira
4
Arga sang pentolan kampus
5
Pernikahan Arga dan Meira
6
Balas dendam dimulai
7
Diturunkan ditengah jalan
8
Keisengan Arga
9
Ancaman Arga
10
Lagi lagi terjebak tawuran
11
Hai, aku Reihand
12
Kekalahan pertama Arga
13
Direnggut paksa
14
Sedikit sesal
15
Aku ingin pergi jauh
16
Kebusukan Lusi
17
Saingan baru
18
Reihand mencari Meira
19
Arga Menjemput Meira
20
Maksud terselubung
21
Waspada
22
Tercium juga kebusukan
23
Terkuak
24
Kemarahan Arga
25
Kemarahan Arga
26
Tawuran lagi
27
Berdebar
28
Mulai tersentuh
29
Menyangkal perasaan.
30
Kecurigaan Reihand
31
Kecurigaan Reihand
32
Cemburu
33
Salah paham
34
Penyesalan
35
Mulai luluh
36
Canggung
37
Maaf..
38
Curiga
39
Rencana Andrew
40
Mencurigakan
41
Seranjang
42
Keinginan Andrew
43
Kedatangan Meta
44
Lamaran Andrew
45
Rencana pernikahan Andrew dan Meta
46
Kemunculan Bima
47
Lengsernya Reihand
48
Penyerangan tiba tiba
49
Niat jahat Bima
50
Rasa yang mulai disadari
51
Fakta yang menyakitkan
52
Mulai terbuka
53
Khawatir
54
Hari pernikahan Meta dan Andrew
55
Pernyataan Cinta Arga
56
Sikap aneh Meta
57
Berani melawan
58
Ketahuan
59
Cemburu
60
Kemunculan Reihand di kampus
61
Cinta yang semakin kuat
62
Percikan Asmara
63
Petaka dimulai
64
Tragedi dijalan
65
Tragedi
66
Arga Kritis
67
Arga sadar dari koma
68
Siapa kau?
69
Kehilangan ingatan
70
Menyangkal
71
Diturunkan ditengah jalan lagi
72
Kembalinya sang pentolan kampus
73
Masih peduli
74
Aku bukan barang
75
Sampai kapan?
76
Mulai ingat
77
Seberapa berharga?
78
Sentuhan lembut
79
Penyatuan
80
Mulai terkuak
81
Nasib Andrew
82
Cinta yang menguat
83
Cinta yang menguat (2)
84
akhirnya tuan Heru tau semuanya
85
Kabar bahagia
86
Kejatuhan Andrew
87
Meta selingkuh
88
pemeriksaan kehamilan
89
Ketahuan
90
Menangkap basah perselingkuhan Meta
91
Meminta ijin kuliah
92
Perasaan Flo untuk Manji
93
Rasa yang tak disadari hadir
94
Meta siuman
95
Keripuhan ibu Hamil
96
peraturan gila
97
munculnya perasaan itu
98
pengumuman peraturan gila
99
Terlacak nya keberadaan Andrew
100
Tragedi di lapangan basket
101
Debaran mulai hadir
102
pulang bareng
103
Penggerebekan Andrew (1)
104
Penggrebekan Andrew (2)
105
Kecemasan Reihand
106
Canggung
107
Memaafkan Lusi
108
Widya cemburu
109
Perhatian Manji
110
Caper
111
diantar pulang Manji
112
Rasa yang tak lagi sama
113
Rencana liburan bersama
114
Masuk kuliah lagi
115
Tidak tega menolak ibu hamil
116
Lihat aku seorang
117
Melihat Arga main basket
118
Menginap dirumah Reihand
119
Hari keberangkatan
120
Tiba di Ora Beach
121
Tragedi di bawah laut
122
Rencana Widya
123
Kesal dan Malu
124
Jangan Menghindar
125
Ungkapan cinta Reihand
126
Jangan berharap lebih
127
Isi Hati Flo Yang Sebenarnya
128
Gitar bersama
129
Cemburu
130
Ternyata Arga tahu semuanya
131
Keegoisan Widya
132
Ancaman Widya
133
Perubahan sikap Reihand
134
Ciuman paksa
135
Tebing Cinta
136
Hati Yang Panas
137
Widya menjauh
138
Kedatangan Stella di Salon
139
Ternyata Ulah Widya
140
Mengerjai Flo Pagi Pagi
141
Berbagi Bekal dengan Reihand
142
Pindah tempat duduk
143
Keusilan Stella
144
Keisengan Stella
145
Datangnya Reihand
146
Diantar pulang Reihand
147
Kecemasan Meira
148
Mengantar Widya Membeli Gaun
149
Pertemuan Flo dan Ibunya Reihand
150
Dijemput Reihand
151
Terpesona Pada Flo
152
Kedatangan Flo dan Reihand
153
Meminta Reihand Menjadi Pacar
154
Menyelamatkan Flo
155
Ternyata Widya
156
Terpaksa Menerima Cinta Widya
157
Menyerah
158
Kemarahan Manji Pada Stella
159
Pura pura Baik
160
Pembalasan Farel
161
Main ke Kedainya Ibu Reihand
162
Bertemu Ibu Reihand Lagi
163
Widya Kumat
164
Marah Karna Flo di Goda
165
Dihukum karna Flo
166
Hukuman untuk Reihand dan Dendi
167
Widya melabrak Stella
168
Melabrak Stella part (2)
169
Pertemuan Tidak Sengaja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!