Ancaman Arga

Setelah melakukan kekacauan yang cukup parah dikelas Meira tadi, Arga malah dengan santainya ngeloyor pergi begitu saja ke arah kantin kampus.

Padahal bel kelasnya sudah mulai berbunyi. Hari ini ada dua mata kuliah yang harus dia hadiri, namun moodnya untuk belajar sedang tidak bagus, dari pada dia menciptakan kekacauan baru lebih baik baginya untuk menepikan diri sambil ngeteh di kantin.

Setelah melahap sepiring nasi kuning dan segelas teh hangat Arga pindah tempat duduk ke paling pojok, dia mulai mengeluarkan rokok dari saku baju dan segera menghisapnya.

Tiba tiba hpnya berdenyit, dan tertulis nama Manji temannya

"Bos, lo dimana?"

"Kantin.."

"Lo madol?"

"Ya, kenapa?"

"Pak Bambang nanyain lo nih!"

"Bilang sama dia gue lagi Mens.."

"Okay" Diseberang Manji menyeringai geli.

"Pak kata Arga dia lagi Mens." Dengan suara cukup keras Manji melapor. Kontan, seisi kelas tertawa mendengarnya.

Muka Dosen Bahasa Inggris itu langsung merah padam.

"Katakan, dimana Arga sekarang?"

Manji kembali menempelkan telponnya ke kuping.

"Bos, katanya posisi lo dimana sekarang?"

"Gue di kantin deket ruang lab!"

"Oh, sip." Manji mengangguk sambil kembali memberi laporan kepada Pak Bambang.

"Pak, Arga bilang dia lagi chek-up, di tempatnya Dr. Boyke. Katanya si 'anu'nya sakit."

Hah? Pak Bambang tampak kaget.

Manji kembali mendekatkan ponselnya ke kuping. "Bos, apanya yang sakit?"

Meskipun yang terdengar hanya suara gelak tawa Arga diseberang sana, Manji memang sengaja mengarang cerita sendiri.

"Katanya 'jagoannya' sakit Pak. Maklum pak pengantin baru, kalau kata orang sunda sih si otong nya Sawan!" Manji berbicara sambil menatap Pak Bambang seolah olah dia sedang melaporkan kejadian yang teramat genting.

Kontan seisi kelas langsung tertawa riuh mendengar ucapan Manji barusan, pun dengan Arga yang berada dikantin, cowok itu sampai membungkukan badannya demi menahan tawa yang sudah tak bisa dibendung lagi.

Pak Bambang benar benar setengah mati menahan dongkol pada Arga. Tapi dia tidak bisa melakukan apapun sama seperti dosen dosen yang lain, karna terakhir kali ada Dosen yang berani berurusan dengan Arga, esoknya dia sudah dipecat dari kampus itu.

Karna melihat kelas masih begitu riuh, akhirnya Pak Bambang hanya mampu memperingati kelasnya untuk kembali diam, bukan hanya dengan kata kata tapi juga dengan satu peringatan dia menggebrak mejanya dengan cukup keras .

"Sudah sudah! kalian ini sudah semester 5, jangan buang waktu kalian seperti Arga!" Tukas Pak Bambang dengan wajah galak dan suara yang terkesan tegas.

Manji kemudian teringat kembali pada panggilan ponselnya yang belum ditutup.

"Yaudah bos, gue tutup dulu wokey, met madol!"

Arga tersenyum. Tapi begitu Manji menutup telponnya matanya seketika menyipit, tawanya seketika hilang berganti dengan mimik wajah yang serius karna dia baru saja menangkap sosok Meira yang sedang berjalan ke arah kantin dengan wajah lesu.

Meira tak menyadari jika di kantin itu ada Arga. Meira berjalan ke arah Mang Udin yang berjualan jus buah. Dia memesan segelas jus alpukat kesukaannya.

"Mang, satu ya kayak biasa.." Meira menyodorkan uang ceban ke hadapan Mang Udin.

"Iya neng, siap!"

Meira pun berdiri menunggu jus pesanannya sambil memainkan ponselnya dengan wajah ditekuk.

Dia masih kesal pada Arga karna kejadian tadi. Setiap kali ingat banyak kecoak yang jatuh ke tubuhnya, tubuh Meira seakan kembali meremang, menggelikan sekaligus menjijikkan!

"Nih neng jus alpukat nya.."

Mang udin hendak menyerahkan segelas jus alpukat ke tangan Meira namun tiba tiba Arga telah berdiri tepat di belakangnya, tangannya yang panjang mengulur dengan gerakan cepat mendahului tangan Meira.

"Makasih mang!" Ucap Arga sambil menyeruput jus itu dengan wajah tak berdosa.

Meira tersikap dan langsung mencubit bahu Arga dengan kencang. lagi lagi cowok tengil ini muncul dihadapannya.

"Aw! sakit wey!" Arga pura pura meringis.

"Kembaliin jus gue!" Pinta Meira sambil berusaha mengambil jusnya dari tangan Arga. Namun ketika Meira berjinjit dan mengulurkan tangannya, Arga malah ikutan berjinjit hingga Meira tidak bisa menjangkau jus alpukat miliknya.

"Mau lo apa sih? gak puas sama yang tadi?"

Arga tersenyum melihat wajah Meira yang benar benar muak kepadanya.

"Yang tadi itu belum apa apa Meira, lo akan terima lebih banyak kesialan lebih dari yang tadi!" Arga mendekatkan wajahnya, teramat dekat hingga Meira harus melengkungkan punggungnya dan menarik wajahnya kebelakang untuk menghindari wajah Arga.

"Gue gak takut! gue gak akan kalah sama cowok sok kaya lo!" Meira melotot sambil mendorong tubuh Arga, namun Arga malah menarik tangannya hingga mereka jatuh bersamaan ke bawah lantai dengan posisi Meira berada diatas tubuh atletisnya Arga.

Jus ditangan Arga pun terlepas dan jatuh berserakan disekitar mereka.

Meira terpana ketika sadar jika Arga sedang dalam posisi mencium keningnya, jelas itu tidak disengaja, lebih tepatnya sebuah kecelakaan akibat jatuh barusan dan posisi itu benar benar mampu membuat jantungnya berdegup lebih cepat.

Dia dapat mencium wangi parfum Arga yang maskulin menusuk menyusup ke dalam hidungnya.

Arga mengangkat tubuh Meira dan mencoba untuk bangkit. Mata mereka saling beradu beberapa detik namun Meira segera memalingkan wajahnya dan buru buru berdiri.

Semua orang yang berada di kantin itu hanya melihat tanpa berani menyoraki adegan yang cukup bikin hati meleleh itu.

"Mau kemana?" Arga mencegat lengan Meira ketika gadis itu hendak pergi.

"Lepas! gue mau kemanapun itu bukan urusan lo!" Ketus Meira sambil merapikan rambutnya yang berantakan.

"Jelas urusan gue! karna lo sekarang adalah istri gue!" Arga mendekatkan wajahnya lagi sambil berbisik pelan.

Meira mendelik tajam.

"Lo nganggep gue istri?" Meira menghembuskan nafas jengah.

"Engga juga sih." Jawaban Arga membuat Meira tambah emosi. Bisa bisa gila dia lama lama berurusan dengan Arga.

"Yaudah kalau gitu minggir!" Tanpa dihiraukannya lagi Arga, Meira segera berlari menerobos kerumunan manusia yang sedari tadi tengah menatap ke arahnya karna tertarik melihat pertengkarannya dengan sang pentolan kampus itu.

Arga tersenyum puas melihat untuk kesekian kalinya raut emosi diwajah gadis itu.

"Ini belum apa apa Meira, belum apa-apa!" Arga berdecak sambil menatap punggung Meira yang mulai menghilang diujung koridor.

Ditaman kampus.

Seorang gadis berperawakan kurus bak model kelas wahid terlihat berjalan menuju taman kampus yang letaknya berada disamping bangunan ruang perpustakaan.

Dengan mengenakan baju model sabrina dan rok span hitam diatas lutut, Dia berjalan anggun, setiap langkah kakinya sudah pasti menjadi pusat perhatian mahasiswa disana.

Gadis itu adalah sang kembang kampus, namanya Clara, dia adalah wanita paling populer dan paling menjadi Most wanted abadi para mahasiswa.

"Kenapa Ra? kok muka lo kusut banget!" Tanya Novi ketika melihat sahabatnya itu seperti tak bersemangat hari ini.

Clara menaruh tasnya disamping pahanya kemudian menarik nafas dalam dalam. Wajah cantiknya terlihat begitu sendu.

"Biasalah Nov.."

"Pasti karna Arga?" Tebak Novi.

Clara mengangguk pelan.

"Udahlah move on aja, kan banyak yang ngantri buat lo! ngapain sih masih mikirin dia, dia udah nikah Clar, gak mungkinkan lo masih tetep nekat deketin dia lagi?"

"Tapi gue cintanya sama Arga Nov, lo kan tau gue udah ngincer dia dari semester satu."

Novi diam. Memang benar Clara ini cinta mati banget sama pentolan kampus itu.

Arga dan Clara satu SMA, sejak di SMA Tiara juga sudah mulai menyukai Arga, namun laki laki itu hanya menganggapnya tak lebih dari sekedar sahabat.

Alasan Clara sampai sekarang jomblo pun juga karna tak bisa membuka hati selain untuk Arga.

Tapi Arga seolah tuli, dia bersikap tetap acuh meski sudah seribu satu cara dilakukan demi bisa merebut hatinya namun semua sia sia. Arga sama sekali tak tersentuh hatinya sedikitpun. Namun penolakan demi penolakan itu justru membuat Clara semakin penasaran dan akhirnya dia terobsesi untuk memiliki Arga.

"Iya gue ngerti.."

"Gak! lo gak akan ngerti, karna lo gak tau seberapa besar rasa sayang gue sama Arga!"

Novi mengelus punggung Clara.

"Iya maaf Clara, tapikan sekarang kita semua tau Arga baru aja nikah sama Meira.."

"Jadi, nama wanita itu Meira.." Potong Clara sambil menatap ke arah depan.

"Iyah, dia anak fakultas ekonomi."

Clara diam. Dia tampak sangat gusar. Melihat itu Novi jadi tak tega juga.

"Kenapa ya, gue ngerasa pernikahan mereka kemaren tuh kesannya dipaksa banget, mendadak tau gak! gue udah kenal Arga 5 tahun lebih Nov, dia gak pernah sekalipun cerita kalau dia lagi deket sama cewek, apalagi siapa tadi tuh nama istrinya?"

"Meira!"Sergah Novi.

"Iya itu Meira, gue gak pernah denger nama itu dalam hidupnya Arga! dan kemaren gak ada angin gak ada hujan, mereka tiba tiba aja gitu nikah, aneh kan Nov?"

"Clar, sebenernya gue tau sesuatu sih soal pernikahan mereka tapi mungkin info ini bisa jadi keliru.."

Clara langsung menoleh dan menatap Novi dengan wajah serius.

"Apa Nov? kasih tau gue!"

"Gue denger dari salah satu sahabat Arga, Arga itu nikahin Meira cuman buat balas dendam aja Clar.."

Hah? Sontak Clara terperangah dan raut wajahnya yang tadi sendu tiba tiba berubah menjadi cerah.

bersambung..

Terpopuler

Comments

Sumarni

Sumarni

seru tapi , penasaran lanjutin dong 😘

2022-03-27

1

Oyyal Arlin

Oyyal Arlin

lanjut

2022-03-27

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Arga dan Meira
2 Ternyata Meira adiknya Siska
3 Rencana Arga untuk Meira
4 Arga sang pentolan kampus
5 Pernikahan Arga dan Meira
6 Balas dendam dimulai
7 Diturunkan ditengah jalan
8 Keisengan Arga
9 Ancaman Arga
10 Lagi lagi terjebak tawuran
11 Hai, aku Reihand
12 Kekalahan pertama Arga
13 Direnggut paksa
14 Sedikit sesal
15 Aku ingin pergi jauh
16 Kebusukan Lusi
17 Saingan baru
18 Reihand mencari Meira
19 Arga Menjemput Meira
20 Maksud terselubung
21 Waspada
22 Tercium juga kebusukan
23 Terkuak
24 Kemarahan Arga
25 Kemarahan Arga
26 Tawuran lagi
27 Berdebar
28 Mulai tersentuh
29 Menyangkal perasaan.
30 Kecurigaan Reihand
31 Kecurigaan Reihand
32 Cemburu
33 Salah paham
34 Penyesalan
35 Mulai luluh
36 Canggung
37 Maaf..
38 Curiga
39 Rencana Andrew
40 Mencurigakan
41 Seranjang
42 Keinginan Andrew
43 Kedatangan Meta
44 Lamaran Andrew
45 Rencana pernikahan Andrew dan Meta
46 Kemunculan Bima
47 Lengsernya Reihand
48 Penyerangan tiba tiba
49 Niat jahat Bima
50 Rasa yang mulai disadari
51 Fakta yang menyakitkan
52 Mulai terbuka
53 Khawatir
54 Hari pernikahan Meta dan Andrew
55 Pernyataan Cinta Arga
56 Sikap aneh Meta
57 Berani melawan
58 Ketahuan
59 Cemburu
60 Kemunculan Reihand di kampus
61 Cinta yang semakin kuat
62 Percikan Asmara
63 Petaka dimulai
64 Tragedi dijalan
65 Tragedi
66 Arga Kritis
67 Arga sadar dari koma
68 Siapa kau?
69 Kehilangan ingatan
70 Menyangkal
71 Diturunkan ditengah jalan lagi
72 Kembalinya sang pentolan kampus
73 Masih peduli
74 Aku bukan barang
75 Sampai kapan?
76 Mulai ingat
77 Seberapa berharga?
78 Sentuhan lembut
79 Penyatuan
80 Mulai terkuak
81 Nasib Andrew
82 Cinta yang menguat
83 Cinta yang menguat (2)
84 akhirnya tuan Heru tau semuanya
85 Kabar bahagia
86 Kejatuhan Andrew
87 Meta selingkuh
88 pemeriksaan kehamilan
89 Ketahuan
90 Menangkap basah perselingkuhan Meta
91 Meminta ijin kuliah
92 Perasaan Flo untuk Manji
93 Rasa yang tak disadari hadir
94 Meta siuman
95 Keripuhan ibu Hamil
96 peraturan gila
97 munculnya perasaan itu
98 pengumuman peraturan gila
99 Terlacak nya keberadaan Andrew
100 Tragedi di lapangan basket
101 Debaran mulai hadir
102 pulang bareng
103 Penggerebekan Andrew (1)
104 Penggrebekan Andrew (2)
105 Kecemasan Reihand
106 Canggung
107 Memaafkan Lusi
108 Widya cemburu
109 Perhatian Manji
110 Caper
111 diantar pulang Manji
112 Rasa yang tak lagi sama
113 Rencana liburan bersama
114 Masuk kuliah lagi
115 Tidak tega menolak ibu hamil
116 Lihat aku seorang
117 Melihat Arga main basket
118 Menginap dirumah Reihand
119 Hari keberangkatan
120 Tiba di Ora Beach
121 Tragedi di bawah laut
122 Rencana Widya
123 Kesal dan Malu
124 Jangan Menghindar
125 Ungkapan cinta Reihand
126 Jangan berharap lebih
127 Isi Hati Flo Yang Sebenarnya
128 Gitar bersama
129 Cemburu
130 Ternyata Arga tahu semuanya
131 Keegoisan Widya
132 Ancaman Widya
133 Perubahan sikap Reihand
134 Ciuman paksa
135 Tebing Cinta
136 Hati Yang Panas
137 Widya menjauh
138 Kedatangan Stella di Salon
139 Ternyata Ulah Widya
140 Mengerjai Flo Pagi Pagi
141 Berbagi Bekal dengan Reihand
142 Pindah tempat duduk
143 Keusilan Stella
144 Keisengan Stella
145 Datangnya Reihand
146 Diantar pulang Reihand
147 Kecemasan Meira
148 Mengantar Widya Membeli Gaun
149 Pertemuan Flo dan Ibunya Reihand
150 Dijemput Reihand
151 Terpesona Pada Flo
152 Kedatangan Flo dan Reihand
153 Meminta Reihand Menjadi Pacar
154 Menyelamatkan Flo
155 Ternyata Widya
156 Terpaksa Menerima Cinta Widya
157 Menyerah
158 Kemarahan Manji Pada Stella
159 Pura pura Baik
160 Pembalasan Farel
161 Main ke Kedainya Ibu Reihand
162 Bertemu Ibu Reihand Lagi
163 Widya Kumat
164 Marah Karna Flo di Goda
165 Dihukum karna Flo
166 Hukuman untuk Reihand dan Dendi
167 Widya melabrak Stella
168 Melabrak Stella part (2)
169 Pertemuan Tidak Sengaja
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Pertemuan Arga dan Meira
2
Ternyata Meira adiknya Siska
3
Rencana Arga untuk Meira
4
Arga sang pentolan kampus
5
Pernikahan Arga dan Meira
6
Balas dendam dimulai
7
Diturunkan ditengah jalan
8
Keisengan Arga
9
Ancaman Arga
10
Lagi lagi terjebak tawuran
11
Hai, aku Reihand
12
Kekalahan pertama Arga
13
Direnggut paksa
14
Sedikit sesal
15
Aku ingin pergi jauh
16
Kebusukan Lusi
17
Saingan baru
18
Reihand mencari Meira
19
Arga Menjemput Meira
20
Maksud terselubung
21
Waspada
22
Tercium juga kebusukan
23
Terkuak
24
Kemarahan Arga
25
Kemarahan Arga
26
Tawuran lagi
27
Berdebar
28
Mulai tersentuh
29
Menyangkal perasaan.
30
Kecurigaan Reihand
31
Kecurigaan Reihand
32
Cemburu
33
Salah paham
34
Penyesalan
35
Mulai luluh
36
Canggung
37
Maaf..
38
Curiga
39
Rencana Andrew
40
Mencurigakan
41
Seranjang
42
Keinginan Andrew
43
Kedatangan Meta
44
Lamaran Andrew
45
Rencana pernikahan Andrew dan Meta
46
Kemunculan Bima
47
Lengsernya Reihand
48
Penyerangan tiba tiba
49
Niat jahat Bima
50
Rasa yang mulai disadari
51
Fakta yang menyakitkan
52
Mulai terbuka
53
Khawatir
54
Hari pernikahan Meta dan Andrew
55
Pernyataan Cinta Arga
56
Sikap aneh Meta
57
Berani melawan
58
Ketahuan
59
Cemburu
60
Kemunculan Reihand di kampus
61
Cinta yang semakin kuat
62
Percikan Asmara
63
Petaka dimulai
64
Tragedi dijalan
65
Tragedi
66
Arga Kritis
67
Arga sadar dari koma
68
Siapa kau?
69
Kehilangan ingatan
70
Menyangkal
71
Diturunkan ditengah jalan lagi
72
Kembalinya sang pentolan kampus
73
Masih peduli
74
Aku bukan barang
75
Sampai kapan?
76
Mulai ingat
77
Seberapa berharga?
78
Sentuhan lembut
79
Penyatuan
80
Mulai terkuak
81
Nasib Andrew
82
Cinta yang menguat
83
Cinta yang menguat (2)
84
akhirnya tuan Heru tau semuanya
85
Kabar bahagia
86
Kejatuhan Andrew
87
Meta selingkuh
88
pemeriksaan kehamilan
89
Ketahuan
90
Menangkap basah perselingkuhan Meta
91
Meminta ijin kuliah
92
Perasaan Flo untuk Manji
93
Rasa yang tak disadari hadir
94
Meta siuman
95
Keripuhan ibu Hamil
96
peraturan gila
97
munculnya perasaan itu
98
pengumuman peraturan gila
99
Terlacak nya keberadaan Andrew
100
Tragedi di lapangan basket
101
Debaran mulai hadir
102
pulang bareng
103
Penggerebekan Andrew (1)
104
Penggrebekan Andrew (2)
105
Kecemasan Reihand
106
Canggung
107
Memaafkan Lusi
108
Widya cemburu
109
Perhatian Manji
110
Caper
111
diantar pulang Manji
112
Rasa yang tak lagi sama
113
Rencana liburan bersama
114
Masuk kuliah lagi
115
Tidak tega menolak ibu hamil
116
Lihat aku seorang
117
Melihat Arga main basket
118
Menginap dirumah Reihand
119
Hari keberangkatan
120
Tiba di Ora Beach
121
Tragedi di bawah laut
122
Rencana Widya
123
Kesal dan Malu
124
Jangan Menghindar
125
Ungkapan cinta Reihand
126
Jangan berharap lebih
127
Isi Hati Flo Yang Sebenarnya
128
Gitar bersama
129
Cemburu
130
Ternyata Arga tahu semuanya
131
Keegoisan Widya
132
Ancaman Widya
133
Perubahan sikap Reihand
134
Ciuman paksa
135
Tebing Cinta
136
Hati Yang Panas
137
Widya menjauh
138
Kedatangan Stella di Salon
139
Ternyata Ulah Widya
140
Mengerjai Flo Pagi Pagi
141
Berbagi Bekal dengan Reihand
142
Pindah tempat duduk
143
Keusilan Stella
144
Keisengan Stella
145
Datangnya Reihand
146
Diantar pulang Reihand
147
Kecemasan Meira
148
Mengantar Widya Membeli Gaun
149
Pertemuan Flo dan Ibunya Reihand
150
Dijemput Reihand
151
Terpesona Pada Flo
152
Kedatangan Flo dan Reihand
153
Meminta Reihand Menjadi Pacar
154
Menyelamatkan Flo
155
Ternyata Widya
156
Terpaksa Menerima Cinta Widya
157
Menyerah
158
Kemarahan Manji Pada Stella
159
Pura pura Baik
160
Pembalasan Farel
161
Main ke Kedainya Ibu Reihand
162
Bertemu Ibu Reihand Lagi
163
Widya Kumat
164
Marah Karna Flo di Goda
165
Dihukum karna Flo
166
Hukuman untuk Reihand dan Dendi
167
Widya melabrak Stella
168
Melabrak Stella part (2)
169
Pertemuan Tidak Sengaja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!