Miya mengemasi pakaiannya, dia menangis tersedu-sedu berjalan menyeret koper keluar kamar. Akan tetapi, tangan Yuno langsung menahannya. Pandangan menatap ke sekeliling berharap Lisa tidak mengetahui keributan ini.
“Ku mohon sedikit lagi bersabar sampai aku dapat meluluhkan hati adik ku agar berpisah dengan Transo dan pulang bersama kita” ucap Yuno memelas.
Miya menepis tangannya, bergerak mencampakkan koper. Dia sangat kecewa dengan keputusan sang suami. Dia berlari keluar tanpa menggunakan alas kaki. Yuno mengejarnya sampai menuju jurang bagian depan rumah.
“Arghh!” jeritnya.
“Miya! Dimana kau?” teriak Yuno.
Miya terjatuh ke dalam jurang, tubuhnya terlempar ke arah semak belukar yang berduri. Hampir saja sebuah batang pohon yang masih tegak itu menancap di tubuhnya. Dia tidak sadarkan diri sampai menjelang sore hari. Sementara Yuno mencari arah jalan lain agar dapat memasuki jurang di dekat pohon raksasa. Suara burung hantu bersahutan, udara dingin menembus kulit, kaki semakin kaku berpijak pada tanah yang lembab. Tiba-tiba Yuno tergelincir ketika kakinya berpijak pada batu. Dia terhempas sampai mengenai akar besar menjalar yang saling terlilit.
“Arghh!” jeritnya kesakitan.
Darah di kakinya mengalir, aroma angin yang terbawa oleh angin membuat para makhluk bergentayangan.
“Darah! Aku haus darah!” gema suara dari pohon raksasa.
Transo membuka mata, dia mendengar suara berisik di sekitar pohon dekat dia bersemedi.
“Siapa yang sudah mengganggu ritual ku?” gumamnya mencari sumber suara tersebut.
...----------------...
Tangis lisa tersedu-sedu, langkah berhenti mencari pegangan benda apasaja yang bisa menopang tubuhnya yang semakin lemah. Perutnya terasa sangat sakit, dia merintih kesakitan memaksakan diri kembali untuk mencari Transo menuju wilayah jurang.
“Mas, kamu dimana mas? Jangan kesana, disana ada sosok yang pernah mengganggu ku!” rintih Lisa kembali.
Tubuh Lisa di tarik oleh seorang wanita dari arah belakang.
“Mbak! Jangan kesana mbak bahaya!” ucapnya.
Ketika Lisa membalikkan tubuh, terlihat Dita ikut menangis lalu memeluknya. Dia membantu Lisa berjalan menjauh dari jurang menuju teras rumah. Rara melihat adegan adik iparnya hanya mengerutkan wajah enggan mendekati mereka. Dia menemui Fredi, melipat kedua tangan menyorot pandangan ketidaksukaan.
“Mas, ada yang nggak beres di rumah ini. Tubuh ku sampai kini terasa berat dan aku selalu merasakan hawa dingin” ucap Rara.
Keluhannya hanya di balas dengan senyuman, dia menggiringnya untuk duduk lalu mengambilkan segelas air putih.
“Aku tau maksudmu, aku akan membicarakan hal ini kepada mas Yuno” ucap Fredi.
“Yasudah aku berharap kita segera pulang, pikirkan anak mu yang masih balita”
Mendengar ucapan Rara, hati Fredi menjadi tidak tenang. Dia mencari Yuno di sekeliling rumah, yang ada hanya Lisa dan seorang wanita menangis.
“Dik, ada masalah apa?” tanya Fredi.
“Mas, bantu aku mencari mas Transo. Dia berlari menuju ke arah pohon raksasa depan jurang. Kasian mas Transo!” ucap Lisa.
“Baiklah, akan tetapi mas mohon kamu jangan menangis lagi. Engkau harus menjaga bayi yang sedang kau kandung.”
“Terimakasih mas. Mbak Dita dia adalah abang kandungku, namanya mas Fredi” ucap Lisa.
Dita enggan menjawab, dia hanya sibuk menyeka air matanya yang masih mengalir.
“Sudah tidak apa-apa. Sebelumnya apakah engkau melihat mas Yuno?” tanya Fredi dengan pandangan mencari ke segala arah.
“Mas Yuno dan mbak Miya tadi keluar rumah, kemungkinan mereka akan segera kembali mas” jawab Lisa datar. Dia ingin menyampaikan keributan antara mas Yuno dan istrinya namun masih ada Dita di sampingnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
chan
Ngeri
2022-04-21
1
👑Keluarga author
Sudah firasat mulai dari sini
2022-04-16
1
👑Keluarga author
geregetan
2022-04-16
1