Setiap jam yang terlintas pada lelaki haus nafsu setan mencari celah untuk bersama kekasih gelap. Dia tidak memikirkan nasih istri dan jabang bayi yang ada di dalam kandungan Lisa. Kemarin dia sudah bersama Tini menghabiskan malam berdua. Surat-surat cinta yang dia tulis untuk kekasih kedua yang nun jauh disana. Kini dia sedang menikmati sentuhan belai wanita berusia muda.
Sementara istri sah yang sudah menunggu di rumah masih menanti batin berharap cemas. Suster Sarah masih tersenyum menyeringai, pandangan dingin duduk menghadap lurus tanpa bergerak sedikitpun.
Hujan deras, petir dan angin kencang mengakibatkan pemadaman listrik.
Duaarr.. suara petir menggelegar membuat tanah bagai terguncang. Tangan kanan Lisa memegang perut besarnya bersusah payah mencari senter dan lilin.
“Sus, bisa bantu saya mencari benda untuk penerangan ruangan?” tanya Lisa.
Tidak ada jawaban dari suster tersebut.
Tangan Lisa berhenti menyentuh sebuah benda berbentuk bulat berukuran bola pimpong. Tapi ada hal aneh saat sepasang jari-jari tangan kasar menyentuh tangannya. Lisa menarik tangannya lalu meraba gagang pintu. Akan tetapi pintu rumah terkunci, Lisa panik mencari jalan keluar. Dari belakang, rambut Lisa di tarik kuat sampai dia terjatuh di lantai.
“Arghhh..!” jeritan kesakitan sambil menopang tubuhnya dengan tangan.
......................
Di perjalanan Wijaya menerima panggilan telepon, dia mendapat kabar bahwa suster yang sudah dia tugaskan sedang dalam perjalanan.
“Permisi dok Wijaya, saya atas nama suster Erika, saya sedang menuju lokasi tapi terhalang oleh hujan badai” ucapnya.
“Halo,sus saya akan bantu pemberi informasi petunjuk arah agar segera sampai kesana.”
“Saya masih berhenti di pertigaan jalan dok.”
“Baiklah kalau begitu suster ambil jalan kanan, rumah bu Lisa di bagian kiri perumahan urutan ketujuh dari rumah depan.”
“Saya tidak mendengar perkataan dokter, sebelah mana yang akan saya tuju dok?” tanya suster Erika.
Akan tetapi panggilan itu malah telpon terputus. Suster Lisa memutuskan melanjutkan perjalanan mengambil jalan jalur kiri. Dia melajukan kendaraan sambil memperhatikan jalanan semakin sepi. Tidak ada tiang-tiang listrik di jalanan ataupun perumahan warga. Pikiran bertambah was-was karena jalanan licin di tambah aura angker terdengar jeritan lengkingan suara kuntilanak. Suster Erika mengemudi kendaraan dengan kecepatan tinggi mengakibatkan kendaraan yang dia kemudi terjun ke jurang.
“Argghhh…”
Kring, kring, kring (Panggilan dari Wijaya)
Dia sudah tiba di sepertiga jalan mencari-cari mobil suster Erika.
“Mungkin suster itu sudah sampai di rumah Lisa” gumam Wijaya memutar kendaraan pulang.
Hatinya tidak tenang di tengah perjalanan kembali memutuskan untuk memutar kembali kendaraan menuju rumah Lisa.
...----------------...
Di dalam rumah Lisa, dia merangkak setelah terjatuh berusaha berdiri. “Tolong!” rintihnya.
Petir menyambar kilatan menampakkan bayangan dan suasana samar. Alangkah terkejutnya Lisa melihat gumpalan dan ari-ari bayinya keluar terjatuh di lantai.
“Argghhh! Tidak!”
Gumpalan darah berbentuk bayi kecil tertawa terbahak-bahak berjalan mendekat. Hal itu membuat Lisa langsung tidak sadarkan diri.
Tin, tin (suara klakson mobil Wijaya).
Dia tidak melihat kendaraan suster Erika, terpaksa Wijaya menunggu beberapa jam namun tidak kunjung tiba. Wijaya melakukan panggilan berkali-kali tapi tidak ada jawaban.
“Kemana perginya suster itu” gumamnya bergegas turun dari mobil.
“Lisa! Lisa!” panggil Wijaya.
Pintu rumah terkunci, dia berjalan ke sekeliling rumah. Mencari celah dari jendela kaca melihat rumah tampak sepi. “Lisa” panggilnya lagi.
Wijaya memutuskan untuk mendobrak pintu rumah. Dia sudah siap menerima konsekuensi jika Transo akan memukulinya.
Brugh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
👑Gre_rr
siapa si Sarah itu Thor
2022-07-04
1
👑Ria_rr🍁
makin menjadi-jadi si transo ini
2022-06-29
1
Astuty Nuraeni
Sarah suster jadi jadian ya kak?
2022-06-21
1