kesurupan

Suara pecahan piring, teriakan dan jeritan keras dari arah dapur. Bola mata Rara berputar berubah menjadi warna putih ke arah atap langit-langit rumah. Miya ikut menjerit, tiba-tiba tubuhnya terlempar sendiri membentur dinding. Kesurupan kedua kakak ipar Lisa melibatkan para jin dan setan yang berkaitan antara penunggu rumah berhantu dan makhluk ghaib akibat ritual ilmu hitam. Pelet untuk pemikat Lisa ternyata berdampak dari penyakit hiper **** Transo yang semakin menggila. Setengah tubuhnya di rasuki iblis mencari-cari daun muda agar memakan pucuk muda membuat wajahnya awet muda dan mempesona. Ilmu hitam Transo menjadi ganas untuk mencari kekayaan di dunia. Uang ghaib untuk melancarkan nafsu dan harta berlimpah.

“Apa yang terjadi?” tanya Yuno meninggalkan pekerjaan menuju ke dapur di susul oleh Fredi dan Lisa.

Terlihat Rara kejang-kejang tertawa dan menangis, dia melemparkan peralatan dapur. Tubuhnya sangat kuat, Fredi berkali-kali terbanting ke lantai. Sementara Yuno mengangkat tubuh Miya ke atas sofa berusaha menyadarkannya. Mulut Miya mengeluarkan buih, Lisa panik mencari pertolongan ke luar rumah. Tapi, di depan jurang terlihat penampakan sosok gendoruwo hitam besar melihatnya. Lisa kembali menutup pintu rumah.

“Mas Yuno, biar aku saja yang mengurus mbak Miya. Bantu lah mas Fredi menenangkan mbak Rara” ucap Lisa.

Kekacauan itu berlangsung hingga matahari terbenam, Miya tidak lagi mengeluarkan buih dan Rara tidak sadarkan diri. Keduanya kini di baringkan di atas kasur ruang tamu, tubuh memucat terasa dingin. Tiga selimut berharap menghangatkan tubuh mereka. Fredi meraih kunci mobil dan jaket keluar rumah.

“Mas Fredi mau kemana?” tanya Lisa.

“Aku harus mencari dokter terdekat, kondisi mereka tampak memburuk” jawabnya.

“Biar teman ku saja yang datang kesini, engkau pergilah mencari makanan dan minuman. Dari pagi kita semua belum meneguk air dan makan apapun. Lisa, ada yang aneh di rumah ini, apakah engkau tidak merasakannya?” Yuno memegang pundak sang adik.

“Adik, mas Yuno benar. Ada yang tidak beres di rumah mu. Sebaiknya engkau cepat pindah dari sini” ucap Fredi pergi berlalu.

Lisa hanya terdiam, di dalam benak berharap Transo cepat pulang.

“Apa yang sudah Transo perbuat ke adik ku sampai semua perbuatan jahat dan kesengsaraan ini tidak di hiraukan olehnya “ gumam Yuno.

Yuno berjalan menuju teras, dia mencari sinyal untuk menghubungi Wijaya. Berselang beberapa menit saja pria itu datang dan memarkirkan mobil di dekat kendaraan Yuno.

“Mas, apa kabar?” tanya Wijaya memeluk lalu berjabat tangan.

“Kabar ku baik! Terimakasih. Ngomong- ngomong, cepat sekali engkau datang kesini” tanya Wijaya menggiringnya masuk ke dalam rumah.

Wijaya memeriksa Miya dan Rara begitu lama, dahinya mengerut setelah memeriksa mereka di bagian urat nadi pergelangan tangan.

“Mas, apa yang terjadi pada mereka? Hasil pemeriksaan mereka baik-baik saja. Aku hanya memberikan suntikan vitamin dan pil vitamin saja.”

Wijaya memberikan vitamin kepada Yuno.

“Terimakasih, aku hanya memberitahu garis besarnya saja. Perihal rumah adik ku serta gangguan di dalamnya. Tapi walau bagaimana pun mereka harus ditangani oleh medis karena kondisi mereka semakin melemah” ucap Yuno.

“Mas, sebaiknya rumah ini di adakan acara pengajian dan do’a bersama. Kita harus mengusir mereka untuk keselamatan Lisa mas.”

“Mas Wijaya, hingga saat ini engkau tetap mengkhawatirkan aku! Tidak ada lagi cinta untuk mu. Mas, lihatlah perutku yang besar ini. Kenapa engkau tetap menerima semua keadaan dan kekurangan ku? Kita tidak akan mungkin bersama” gumam Lisa.