Dia ingin memastikan bahwa letak rumah Dita sama persis dengan rumah yang pernah dia singgahi.
“Rumah saya berada di sisi kanan jalan beberapa langkah dari sini.”
“Apakah mbak punya dua anak?” tanya Lisa kembali.
“Hah, bagaimana kamu tau kalau saya pernah mempunyai dua anak laki-laki kembar? Siapa kau” Dita terkejut sampai menjatuhkan barang belanjaannya.
“Mbak setelah belanja kita harus berbicara empat mata” Lisa mempercepat memilih bahan pokok lalu mengikuti langkah Dita menuju rumahnya.
Dia mempersilahkan Lisa masuk, di dalam ruang tamu yang sedikit gelap itu tidak ada kursi ataupun barang elektronik. Hanya ada sebuah pot besar berisi bunga plastik berwarna merah. Dita kembali dari dapur membawa secangkir gelas.
“Silahkan di minum” Dita mendorong gelas ke arah Lisa lalu memperhatikan air mukanya.
“Terimakasih” Lisa meneguk air perlahan kemudian meletakkan gelas dengan sangat hati-hati.
“Aku penasaran mengapa mbak bisa tau tentang ku, padahal kita baru saja berjumpa.”
Posisi duduk Dita sedikit merapat ke Lisa, dia mengerutkan dahi lalu memijat kepalanya.
“Mbak, aku melihat rumah mu beberapa jarak dari rumah ku, kamu disana tinggal bersama Didi dan Dodo” ucap Lisa.
“A_a_apa? Ya benar aku beberapa tahun yang lalu menempati rumah di bagian kiri ujung dekat pohon raksasa. Kejadian itu masih melekat dalam ingatan ku. Kepergian kedua anak ku disana, arwah mereka di sembunyikan oleh salah satu penghuni pohon raksasa.”
Tanpa terasa Dita meneteskan air mata.
“Jadi, benar apa yang aku katakan sebelumnya?”
“Mbak Lisa, engkau harus berhati-hati tinggal di wilayah ini. Terlebih lagi engkau sedang mengandung. Ada banyak kejadian mistis yang bukan menjadi rahasia umum lagi disini. Kedua anak ku telah di curi oleh makhluk jahat!” ucap Dita menangis tersedu-sedu.
Lisa menepuk-nepuk pundaknya, anak di dalam perutnya sudah sangat kelaparan dan hari sudah mulai siang.
“Mbak, lain kali kita akan mengobrol lagi Aku harus pulang, suami ku menunggu ku” ucap Lisa berpamitan.
Di dalam mobil, Wijaya gelisah dan hampir keluar menemuinya. Rasa ingin mendekati Lisa tertahan melihat dia sudah keluar dari rumah itu. Lisa berjalan kembali ke rumah membawa dua plastik belanjaan di tangan kanan dan kiri. Setelah yakin bahwa Lisa baik-baik saja, dia pergi meninggalkannya.
Di dalam rumah, Lisa tidak menemukan keberadaan Transo. Dia meletakkan belanjaan lalu bergegas memasak. Sesekali terdengar suara nyanyian dari arah kamar mandi, Lisa acuh melanjutkan memotong sayuran tanpa terasa dia sudah memotong ujung jarinya sendiri.
“Arghh!” teriak Lisa begitu keras.
Luka di tangannya segera dia cuci dengan air, dia mencari kotak P3K perlahan membalut luka dengan perban.
“Kemana perginya mas Transo?” gumam Lisa.
Dia teringat akan sebuah kamar yang tidak boleh di buka. Kamar berpintu hitam tempat Transo melakukan persemedian untuk mengurung diri.
Tok, tok (suara ketukan pintu).
“Mas, apakah kau di dalam sana?”
Lisa memegang gagang pintu menoleh melihat ruangan penuh kepulan asap putih tebal bercampur bau tidak sedap.
“Uhuk, uhuk” dia memasuki ruangan memperhatikan sekeliling berjejer berbagai macam benda-benda aneh.
“Mas Transo, ternyata selama ini kau melakukan hal seperti ini?” gumam Lisa meraih sebuah tulang tengkorak.
Tiba-tiba pintu terbanting tertutup sendiri. Asap yang semula mengepul kini menggulung memadamkan lilin di sudut ruangan. Penampakan sosok jin berbaju hitam terbang tanpa wajah mendekatinya.
“Arghhh..”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
👑Ria_rr🍁
iih siapa sih sosok itu
2022-07-01
1
Elisabeth Ratna Susanti
daratkan like sampai sini dulu 😍
2022-04-14
1
Ramdhan
angker
2022-04-04
1