Kesakitan Wijaya

Gangguan makhluk penunggu rumah angker terus menerus menghantui. Wanita muda bekas bunga desa itu tanpa sadar sedang di perhatikan dari kejauhan oleh seorang pria memakai pakaian seragam putih dari balik kaca mobil. Wajah ayu putih polos tanpa make up tebal, alis mata hitam bagai semut beriring, rambut di sanggul tampak elegan memakai baju daster seukuran mata kaki. Lisa sibuk memeras baju dan berjemur , pria berseragam turun dari mobil berdiri terkejut melihat sosok hitam tinggi besar bermata merah di dekatnya.

“Lisa!” Teriak pria itu berlari membentuk lekukan tubuh dan tangan seraya ingin memeluk.

Dia tersungkur di atas tanah, Lisa bergerak refleks menjauh lalu mendorong membuat pakaian di tangannya jatuh.

“Mas Wijaya sedang apa kau disini?”

“Aku mencari mu, aku mendengar kabar pernikahan mu dari Santi.”

“Kau hanya bagian dari masa lalu ku, aku sudah bahagia dengan mas Transo.”

Mendengar perkataan Lisa, pria itu mengusap dadanya sendiri bersama tarikan nafas panjang melihat perut besar Lisa. Mata membulat terdiam beberapa detik tangan sebelahnya hampir berhasil menyentuh perut wanita yang masih dia cintai. Namun Lisa tetap pada pendirian, menjaga maruah sebagai istri menjauh lebih jauh lagi.

“Aku ingin bicara dengan mu, sudi kah engkau memberikan ku segelas minuman terakhir?” ucap Wijaya menatap dirinya.

“Kau tunggu disini saja, aku akan segera kembali”

Dia mengunci pintu rumah, berjalan di ikuti oleh Wijaya menuju rumah tetangga.

Tok, tok, tok.

“Permisi mbak!” seru Lisa melingak-linguk melihat jendela rumah tertutup.

“Apa yang sedang kau pikirkan? Sepertinya tidak ada orang di dalam” ucap Wijaya sambil membersihkan pakaiannya.

“Bagaimana bisa aku bisa menerima mu masuk ke dalam rumah, sementara suami ku sedang tidak ada. Hanya tempat ini satu-satunya untuk berbicara pada mu. Lain kali, jangan ganggu aku lagi. Aku tekan kan bahwa aku sudah bahagia dengan mas Transo” Lisa menggenggam tangannya sendiri memalingkan wajah dari Wijaya.

Pria maskulin, berkelas dan berwibawa masih dengan keadaan tenang berjongkok menunggu segala keinginan Lisa dan semua perlakuan kepadanya.

“Aku akan tetap sabar menerima semua perkataan mu” jawab Wijaya bernada rendah.

...----------------...

Suara pintu rumah terbuka sedikit, seorang anak kecil mengintip dari dalam hanya mengeluarkan kepalanya. “Kakak cari siapa?”

“Ada ibu di rumah? Tolong panggilkan ya” kata Lisa tersenyum menatap anak kecil itu.

“Mbak, ada apa?” Dia menemui Lisa lalu menarik sudut pandang melihat pria berwajah tampan dan berpakaian rapi di sampingnya.

“Mbak Dita, aku kedatangan sahabat jauh. Bolehkah aku berbicara dengannya di dalam rumah mu? Suami ku sedang tidak ada di rumah” bisik Lisa.

Dita mengangguk setuju, dia mempersilahkan mereka masuk lalu pergi ke dapur. Sementara ke dua anaknya masih berusia balita memperhatikan dari balik pintu.

“Sini di dekat kakak, jangan taku aku adalah teman ibu kalian” kata Lisa mendekati keduanya.

Mereka menjerit histeris ketakutan saat Lisa menyentuh pundak dua anak tersebut. “Didi, dodo sebentar lagi ibu akan kesana!” teriak Dita dari arah dapur.

“Lisa, kali ini dengarkan ucapan ku. Aku sekarang siap membawa mu pergi bersama ku. Ada yang tidak beres dengan Transo! Seharusnya engkau menikah dengan ku saat lamaran sudah engkau terima di hari itu!” ucap Wijaya.

Wijaya menggenggam tangan Lisa.

Mata berkaca-kaca, tubuh bergetar tertatih meminta cinta dan diri Lisa kembali ke pelukan. Melihat adegan itu, gelas dari tangan Dita terjatuh pecah hampir mengenai anaknya.

“Mbak!” seru Lisa.

Dia bergegas membantu membersihkan pecahan gelas, Dita menenangkan Didi dan Dodo yang tangisan semakin keras di dalam kamar.

“Mas Wijaya! Sebaiknya engkau pergi sekarang juga!” Lisa mendorong tubuh Wijaya keluar dari rumah lalu menutup pintu.

“Lisa!” panggil Wijaya menekuk kakinya.

...----------------...

Beberapa tahun lalu.

Cuaca cerah menyinari atap rumah pak Hery dan buk Hani, iring-iringan keluarga besar untuk menuju rumah mereka begitu ramai. Berbagai macam seserahan, bingkisan dan sekotak perhiasan telah siap untuk di berikan kepada Lisa. Wijaya yang sudah tidak sabar melamar Lisa, berjalan cepat mendahului keluarga besarnya untuk masuk ke dalam rumah.

Jauh hari segala persiapan matang bahkan segala keperluan dan jaminan hidup untuk masa depan Lisa bersamanya sudah tersusun rapi. Ikatan cinta Transo dengan Lisa yang terjalin selama tiga tahun telah kandas di usik kehadiran pria dari pulau seberang terselubung mantra ilmu hitam berhasil menyemburkan pelet dan sihir untuk mengunci hati Lisa.

Sosok yang hadir diantara Lisa dan Transo menutupi pandangan Lisa melihat kehadiran Wijaya. Dahulu mereka telah berjanji untuk saling mencintai dan setia hingga waktunya telah tiba untuk berharap bersama selamanya. Tatapan kebencian kepada Wijaya terlihat jelas ketika langkah kaki pemuda berkulit putih itu tersenyum melihat bagai seorang musuh yang teramat dia benci.

“Lisa, aku akan melamar mu hari ini. Aku akan membahagiakan mu sayang, mendekat lah aku sudah pulang menjemput mu” ucap Wijaya akan memeluk nya.

Transo dengan santai menarik sudut tipis bibir memperhatikan Wijaya, dia sudah berhasil menggunakan ilmu pelet untuk mengubur segala perasaan cinta Lisa selain untu dia seorang.

“Tidak, aku tidak ingin menikah dengan mu.

Maafkan lah aku, aku memilih mas Transo sebagai pendamping hidup ku!” Lisa menepis tangan Wijaya. Pertengkaran, keributan dan adu otot tidak berhenti sampai Lisa menarik tangan Transo pergi dari rumah.

“Lisa, keluarga ku sudah di ruang tamu menunggu kita!” Wijaya menarik tangannya namun lagi-lagi di hempas kuat oleh Lisa.

Tanpa permisi kepada orang tuanya, Lisa pergi bersama Transo mengendarai sepeda di kejar oleh Yuno dari belakang.

“Transo berhenti! Mau kau bawa kemana adik ku!” teriak Yuno sampai berhasil mengejar mereka lalu menampar wajah Transo hingga telapak tangan tergambar di wajahnya.

“Kurang ajar kau Transo! Begini cara mu ingin mempermalukan keluarga ku?” Yuno sangat marah dan geram, tangan di kepal sudah siap menumbuk ingin menghajar. Lisa mencoba memisahkan keduanya, dia memegang tangan Yuno dan menangis menggerakkan tangan untuk memukul dirinya sendiri.

“Mas Yuno, pukul saja aku. Jangan sakiti Transo dia tidak bersalah!” isak tangis Lisa.

Adiknya yang malang, tergores nasib buruk sudah mendekatinya. “Bagaimana bisa adik ku memutuskan lamaran Wijaya, pria baik yang sangat mencintainya dengan tulus hanya untuk pergi bersama Transo? Sahabat ku yang pecinta wanita telah berhianat dan merusak hubungan adikku dengan kekasihnya. Apa yang sudah di lakukan oleh Transo sehingga Lisa menjadi rela melepaskan Wijaya?” gumam Yuno menurunkan tangan berusaha mengatur nafas terengah-engah menatap tajam Transo.

Dari kejauhan Wijaya melihat semuanya, dia meneteskan air mata terduduk lemas di tengah jalan.

Tin_tin (suara klakson mobil dari arah belakang) “Mas Wijaya awas!” “Wijaya!"

Terpopuler

Comments

🕶Lala dan lili 💄🕶🕶

🕶Lala dan lili 💄🕶🕶

takut 😨

2022-10-28

1

loli pop candy 🍭 gen Z

loli pop candy 🍭 gen Z

muke gile Transo. 😈

2022-10-24

1

Geo

Geo

💖

2022-07-04

1

lihat semua
Episodes
1 Berusaha merasuki
2 Bisikan setan
3 Iblis pengganggu
4 Kesakitan Wijaya
5 rudal penghancur
6 Derita waktu
7 Kegelisahan
8 Teror rumah berhantu
9 Serangan setan
10 Pekat
11 iblis nyata itu Transo
12 kain kafan maut
13 Menyeruak hal mistis
14 Dita yang lain
15 Kalung tasbih milik Lisa
16 Tumbal
17 kesurupan
18 tersakiti
19 Sederet luka
20 Kepulangan mereka
21 Tiada detik tanpa menyiksa
22 Transo memuja ilmu hitam
23 Makhluk hasil pemujaan
24 Penjahat jiwa
25 Salinan penting
26 Bengis
27 Hitam hari suram
28 Sosok Pelindung
29 Racun di jiwa
30 Iblis
31 Rasuk
32 Ulah iblis
33 Perdebatan dan rantai pengunci jiwa
34 Gundah
35 Darah iblis
36 Sengsara
37 Di rasuki jin
38 Penopang jiwa
39 Celakalah waktu
40 Goyah
41 Racun
42 Sesat
43 Kesakitan
44 Penderitaan setiap hari
45 Penghujung tanpa batas
46 Resah dan pengisi kelam
47 Terlilit setan
48 Fatal
49 Ranjau misteri
50 Gelisah
51 Jasad yang hilang
52 Lara masih sama
53 Sakit tiada tara
54 Fana
55 Hantaman
56 Calon mayat
57 kematian pak Admaja
58 Bekas tumbal
59 Sulit dan derita
60 Jejak kepergian
61 Bidik ghaib
62 Luluh lantak
63 Kesakitan
64 Kejam
65 Perang ghaib
66 Mantra iblis
67 Siasat
68 Kesakitan
69 Cerita berkepanjangan
70 Melepas bayi Jaka
71 Sakit tiada tara
72 Penyiksaan dari Transo
73 Terombang-ambing
74 Di ganggu
75 Tragedi
76 Pekik
77 Hal mistis
78 Sosok di tubuh Denta
79 Siksa batin
80 Lelaki tidak berguna
81 Kesakitan
82 Suster Kela kerasukan
83 Gemulir
84 Tipuan setan
85 Denta, Rara dan Fredi menghilang
86 Silap mata
87 Kematian
88 Kepergian selamanya
89 Brutal
90 Patung Kera
91 Sesat
92 Menyelamatkan Lisa dari Pasungan
93 Layar hitam
94 Luka batin
95 Tumbal
96 Jasad yang lain
97 Jarak kematian
98 Mantra Setan
99 Korban
100 Setan
101 Kehilangan
102 Guncangan
103 Tumbal berikutnya
104 Fatal
105 Bersekutu dengan iblis
106 Kelakuan si dukun iblis
107 Darah daging Tumbal
108 Rume bangkit dari kubur
109 Jin kafir, iblis dan setan terkutuk
110 Ringisan kejam
111 Sesat
112 Mencari Tumbal
113 Tipuan Makhluk Kafir
114 Gelagat Rume
115 Pelet si iblis
116 Skandal
117 Sinar Kejahatan
118 Keturunan pengabdi setan
119 Ulah si dukun
120 Menepis mantra
121 Menggerogoti iman
122 Lika-liku mistis
123 Gabungan serangan ilmu Hitam dan putih
124 Akibat bersekutu dengan setan
125 Musuh mengintai
126 Melaknat setan
127 Kisah hitam penuh pembelajaran hidup
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Berusaha merasuki
2
Bisikan setan
3
Iblis pengganggu
4
Kesakitan Wijaya
5
rudal penghancur
6
Derita waktu
7
Kegelisahan
8
Teror rumah berhantu
9
Serangan setan
10
Pekat
11
iblis nyata itu Transo
12
kain kafan maut
13
Menyeruak hal mistis
14
Dita yang lain
15
Kalung tasbih milik Lisa
16
Tumbal
17
kesurupan
18
tersakiti
19
Sederet luka
20
Kepulangan mereka
21
Tiada detik tanpa menyiksa
22
Transo memuja ilmu hitam
23
Makhluk hasil pemujaan
24
Penjahat jiwa
25
Salinan penting
26
Bengis
27
Hitam hari suram
28
Sosok Pelindung
29
Racun di jiwa
30
Iblis
31
Rasuk
32
Ulah iblis
33
Perdebatan dan rantai pengunci jiwa
34
Gundah
35
Darah iblis
36
Sengsara
37
Di rasuki jin
38
Penopang jiwa
39
Celakalah waktu
40
Goyah
41
Racun
42
Sesat
43
Kesakitan
44
Penderitaan setiap hari
45
Penghujung tanpa batas
46
Resah dan pengisi kelam
47
Terlilit setan
48
Fatal
49
Ranjau misteri
50
Gelisah
51
Jasad yang hilang
52
Lara masih sama
53
Sakit tiada tara
54
Fana
55
Hantaman
56
Calon mayat
57
kematian pak Admaja
58
Bekas tumbal
59
Sulit dan derita
60
Jejak kepergian
61
Bidik ghaib
62
Luluh lantak
63
Kesakitan
64
Kejam
65
Perang ghaib
66
Mantra iblis
67
Siasat
68
Kesakitan
69
Cerita berkepanjangan
70
Melepas bayi Jaka
71
Sakit tiada tara
72
Penyiksaan dari Transo
73
Terombang-ambing
74
Di ganggu
75
Tragedi
76
Pekik
77
Hal mistis
78
Sosok di tubuh Denta
79
Siksa batin
80
Lelaki tidak berguna
81
Kesakitan
82
Suster Kela kerasukan
83
Gemulir
84
Tipuan setan
85
Denta, Rara dan Fredi menghilang
86
Silap mata
87
Kematian
88
Kepergian selamanya
89
Brutal
90
Patung Kera
91
Sesat
92
Menyelamatkan Lisa dari Pasungan
93
Layar hitam
94
Luka batin
95
Tumbal
96
Jasad yang lain
97
Jarak kematian
98
Mantra Setan
99
Korban
100
Setan
101
Kehilangan
102
Guncangan
103
Tumbal berikutnya
104
Fatal
105
Bersekutu dengan iblis
106
Kelakuan si dukun iblis
107
Darah daging Tumbal
108
Rume bangkit dari kubur
109
Jin kafir, iblis dan setan terkutuk
110
Ringisan kejam
111
Sesat
112
Mencari Tumbal
113
Tipuan Makhluk Kafir
114
Gelagat Rume
115
Pelet si iblis
116
Skandal
117
Sinar Kejahatan
118
Keturunan pengabdi setan
119
Ulah si dukun
120
Menepis mantra
121
Menggerogoti iman
122
Lika-liku mistis
123
Gabungan serangan ilmu Hitam dan putih
124
Akibat bersekutu dengan setan
125
Musuh mengintai
126
Melaknat setan
127
Kisah hitam penuh pembelajaran hidup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!