Malam telah berganti, suara kicauan burung dan semerbak embun pagi mengawali hari di perkampungan siluman yang terkenal dengan kemistikannya.
Kringg… (Suara dering telpon)
“Halo dok, kami dari rumah sakit mengabarkan bahwa suster Erika mengalami kecelakaan. Mayatnya akan segera di evakuasi mengingat mobil yang dia kendaraan terjun ke dalam jurang.”
“Terimakasih , saya akan segera kesanaa” jawab Wijaya menutup telepon.
Ketika dia akan melajukan mobil, terlihat pintu rumah Lisa terbuka lebar. Ada penampakan suster berbaju putih kecoklatan sedang menatapnya. Wijaya turun dari mobil lalu mengamati, sosok suster itu mendekati Lisa sambil mengusap perut.
“Lisa! Lisa!” teriak Wijaya.
Keanehan terjadi saat dia berdiri di depan rumah. Pintu rumah Lisa masih tertutup rapat. Transo membuka pintu melotot menyiapkan kepalan di tangan.
“Hei! Apakah kau mau aku pukul lagi?”
“Cukup. Aku akan melaporkan mu pada polisi dengan semua bukti dan memastikan mu tidak keluar dari sana” ucap Wijaya.
“Hahahah, jadi kau sudah berani menantang ku?” Transo membusungkan dada bergaya sombong melihat tangan.
“Sudahlah, aku ingin bertanya apakah ada orang lain di rumah ini?”
“Ya, suster Sarah sedang merawat Lisa di dalam kamar.”
“Apa? Suster yang di panggil oleh mas Yuno tidak bisa menjalankan tugas sedangkan suster dari tempat aku bekerja semalam mengalam kecelakaan” kata Wijaya mengguncang tubuhnya.
Wijaya dan Transo berlari masuk ke dalam rumah, di setiap sudut ruangan. Tidak di temukan Lisa dimana pun, mereka berdua sangat panik mencari-cari. Transo masuk ke dalam kamar rahasia miliknya, sebuah pintu bercat hitam di dalamnya terdapat gorden hitam suasana remang-remang hanya terdapat sebuah lilin besar. Piring-piring kemenyan, dupa, bunga berwarna-warni dan kain hitam membentang di setiap sudut. Transo duduk di depan meja ritual mengucap mantra.
Sementara itu Wijaya keluar rumah menuju ke arah depan jurang. Pohon raksasa melambaikan dedaunan dan menerbangkan ranting patah, Wijaya perlahan memasuki jurang, tangan berpegang pada akar. Sepatunya licin hampir membuatnya tergelincir. Dia berpegang kuat tanpa sengaja meraih akar yang di sampingnya ada rumput berduri. Tangan berlumur darah, Wijaya sampai di dalam dasar jurang. Dia berjalan ke arah pohon. Di antara celah akar raksasa yang melengkung, ada Lisa menangis duduk memeluk sebuah batang pohon yang besar.
“Lisa, apakah kau baik-baik saja? Kemari raih tangan ku” kata Wijaya mengulurkan tangan.
Akar, lumut, bebatuan menghalangi jarak mereka. Susah payah Wijaya menarik, Lisa memperhatikan luka di tangan pria yang tidak pernah melupakannya. Desis ular terdengar melata mendekat, Wijaya menggendong Lisa lalu berlari mencari jalan keluar. Dia melewati sisi bagian tenggara berjalan menanjak naik sampai di belakang rumah warga di dekat pohon raksasa itu berada.
“Argghh…” jerit Lisa melihat gendoruwo berdiri di belakang Wijaya yang sedang menurunkannya.
“Lisa cepat lari!” Wijaya mendorong lalu dia berbalik arah menghadapi makhluk ganas itu.
Bersusah payah berlari dengan perut besar, Lisa menangis mencari jalan pulang. Langit berubah gelap, suara burung hantu terdengar kuat di udara.
“Kenapa langit berubah?” gumam Lisa.
Perkampungan jin mengabarkan keramaian kegiatan para makhluk astral. Di sisi kiri Lisa melihat keramaian orang-orang berwajah pucat berpakaian lusuh berkerumun. Lisa menghampiri memandang para penjual memajang dagangan berbau anyir dan penuh tetesan darah berwarna hitam. Bangkai, kepala hewan yang di gantung dan cacing-cacing panjang di bungkus ke dalam daun pisang.
Salah satu dari mereka mengetahui kehadiran Lisa, dia menyeringai melambaikan tangan kemudian kembali melanjutkan makan setumpuk cacing di tangan yang masih menggeliat.
“Arghh…”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Ima Diah
alur cerita nya gak beraturan...Napa tiba2 udh dlm jurang....
2023-02-19
0
👑Gre_rr
jiah nyicipin mie alami dari alam 🤤
2022-07-04
1
👑Ria_rr🍁
Masya Allah cacing itu we
2022-06-29
1