Dia memeriksa keranjang sampah di belakang rumah, semua barang-barang ritual miliknya berada di dalam sana.
“Mas, apa yang sedang kau cari?” tanya Lisa memperhatikan gerakan Transo.
“Apakah kau yang melakukan semua ini?” bentak Transo mendorong pundaknya.
Lisa menangis menahan tubuh perlahan memegang tangannya agar bisa bangkit meski tersungkur ke tanah. Transo meninggalkannya begitu saja tanpa sepatah katapun. Transo mengemasi barang dan membawa sejumlah uang hasil ritual ilmu hitam. Di malam yang larut, pergi melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi.
“Mas..” isak tangis Lisa berusaha menguatkan tubuh berjalan masuk ke dalam rumah.
Walau dia tinggal dengan para jin dan setan ataupun berdomisili di perkampungan jin. Hingga saat ini para iblis tidak dengan mudah membunuhnya begitu saja. Bekal puasa mutih, puasa benteng diri ajaran si mbah semasa Lisa beranjak belia dahulu.
...----------------...
Transo menuju rumah Laila, dia melemparkan koper ke dalam kamarnya ketika wanita itu masih berada di kamar mandi.
“Mas Transo, apakah engkau sudah pulang? Tolong ambilkan handukku mas” ucap Laila dari dalam kamar mandi.
Transo meraih handuk untuk Laila, sebelumnya dia membuka koper yang berisi setumpuk uang penuh lalu di meletakkan di atas ranjang. Dia mengucapkan mantra, memanggil nama iblis yang di puja olehnya agar mendapatkan uang ghaib.
“Sasaran mu adalah wanita yang akan mempunyai anak dari ku. Dia adalah Laila!” seru Transo.
“Mas, kamu berbicara dengan siapa? Cepatlah, aku sudah kedinginan.”
Transo mengantarkan handuk untuk Laila, dia mengangkat tubuh Laila yang masih basah menuju ke atas ranjang.
...----------------...
Pagi hari di perkampungan siluman, Lisa membuka mata menatap bantal milik Transo. Hari ini terlintas di pikirannya akan gambaran para wanita selingkuhan suaminya yang lain.
“Apakah mas Transo tidak pulang karena terlalu sibuk mengurus para kekasih gelapnya?” gumam Lisa meneteskan air mata.
Lamunan Lisa di buyarkan oleh suara berisik dari luar. Kedatangan kakak keduanya membuat dia bersemangat menyambut Fredi dan Rara merangkul Lisa menuju sofa, rumah terasa lebih hangat dan nyaman. Suasana bertambah ramai dengan kedatangan Yuno dan Miya, kini Lisa tersenyum kembali sembari memperhatikan mereka yang sibuk membereskan tas dan barang lainnya.
“Dik Lisa, kamu cukup duduk manis saja. Biar mbak dan mbak Miya yang akan memasak di dapur” ucap Rara.
“Terimakasih kakak-kakak ipar.”
Sementara Fredi sibuk membersihkan rumah, menyapu halaman dan menyiram bunga. Yuno mendekati Lisa menyodorkan sebuah tas besar berwarna merah muda.
“Apa ini mas? Tidak perlu repot-repot untuk membelikan ku . Kalian datang kesini saja sudah cukup. Lihatlah tidak ada keponakan yang ikut, apakah kalian merencanakan bulan madu kedua disini?” ucap Lisa tersenyum ceria.
Dia membuka tas besar tersebut yang berisi berbagi macam peralatan lengkap untuk anak bayi.
“Wah, terimakasih mas” ucap Lisa.
“Dari tadi aku tidak melihat batang hidung Transo, dimana dia?”
“Mas Transo ada urusan di kantornya.”
“Pembohong, dia berani membohongi adik ku lagi? Tunggulah, akan aku telpon salah satu pegawai disana” kata Yuno meraih ponsel dari saku.
“Jangan mas, dia pasti akan segera pulang”
melihat raut wajah Lisa memelas membuat kakak tertuanya itu tidak tega. Dia mengusap kepala Lisa sambil menghela nafas panjang.
“Mas bersama mas Fredi kesini menjemput mu. Pikirkan sekali lagi, mas tidak mau seumur hidup engkau akan menderita lahir dan batin” ujar Yuno.
Lisa hanya terdiam, dia menunduk menahan tangis yang akan pecah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
🖤Lum ⬛
🖤🖤🖤
2022-10-30
0
👑Ria_rr🍁
iih lempar saja tu sih transo bikin jengkel aja
2022-07-01
1
Astuty Nuraeni
pulang aja Lisa
2022-06-21
0