Transo mengetuk pintu kamar sangat kuat, seolah dia akan mendobrak paksa masuk bersama volume suaranya yang tinggi.
“Lisa! Buka pintunya!” teriak Transo.
Lisa menyeka sisa air mata di pipi beranjak membuka pintu itu. Kepalanya terasa sangat sakit, dia menahan rasa lapar sejak semalam. Setelah perpindahan dirinya di bawa oleh makhluk gendoruwo dan berhasil di selamatkan oleh Wijaya yang sampai kini belum ada kabar kembali. Kini dia harus menahan pahit menghadapi perselingkuhan suaminya.
“Lisa, kenapa kau tidak menjawab panggilan ku?” Mata Transo merah, nafas menggebu melotot menatap tajam.
“Ternyata, suami ku adalah pria yang kasar, aku tidak menyangka dia tidak menyesali semua perbuatannya, dia kini seakan ingin memukulku” gumam Lisa sambil mengusap perut.
Dia menunduk mengabaikan Transo, berjalan menuju dapur. Tidak ada bahan pangan disana, Lisa kembali lagi ke kamar mengambil dompet lalu berjalan keluar rumah.
“Lisa!” teriak Transo dari dalam rumah.
...----------------...
Lisa berjalan di pinggir jalan menuju rumah Dita. Dari halaman pekarangan luar tampak Didi dan Dodo sedang bermain. “Adik-adik, dimana ibu kalian?”
Dodo menunjuk ke dalam rumah, ketika dia akan melangkah masuk ke pintu yang sudah terbuka terdengar panggilan suara Wijaya menghentikannya.
“Lisa jangan masuk kesana!” Wijaya berlari menarik pergelangan tangannya untuk menghindari hal mistis yang hampir merenggut nyawa sang mantan kekasih.
Penampilan dokter muda itu cukup memprihatinkan, wajah kotor, pakaian compang camping tanpa alas kaki. Sayu mata lelah, tubuh lemas berjalan membawa dirinya masuk ke dalam mobil.
“Aku tidak mau melihat mu lagi, aku sudah mempunyai suami. Apa kata orang jika melihat aku bersama lelaki lain? Apakah kau sengaja ingin merusak nama baikku?” ucap Lisa keluar dari mobil.
“Baiklah, mulai sekarang aku akan belajar berjaga jarak dengan mu asal kau berjanji menjaga diri mu dengan baik” ucap Wijaya memelas.
“Aku akan baik-baik saja. Aku hanya ingin keluar rumah untuk berbelanja” Lisa tersenyum membalas tatapannya.
“Beberapa kilo meter sebelum masuk ke wilayah ini, aku melihat sebuah kedai kecil. Tapi, apakah kau sanggup berjalan sejauh itu?”
“Jangan khawatir, sekarang pergilah.”
“Aku akan pergi setelah memastikan engkau selesai berbelanja dan kembali ke rumah dengan selamat. Dari kejauhan aku mengawasi mu” Wijaya melaju kendaraan meninggalkannya.
Lisa melanjutkan perjalanan, di sepanjang jalan terlihat rumah-rumah yang berjejer begitu sunyi. Seperti biasa para warga disana tetap menutup jendela meskipun hari berganti siang. Keringat sudah bercucuran di dahi, Lisa mempercepat langkah hingga sampai ke kedai sembako tersebut. Banyak para warga yang sibuk berbelanja disana. Salah satu dari mereka memperhatikan Lisa dengan pandangan misterius.
“Bu silahkan masuk, disini kamu bisa memilih berbagai macam bahan kebutuhan dapur. Kamu juga bisa menggunakan timbangan itu sendiri” ucap sang penjual.
“Terimakasih.”
“Halo, mbak warga baru disini ya? Kenalkan saya Dita” ucap seorang wanita yang tidak asing mengulurkan tangan.
“Halo juga, iya saya warga baru. Saya Lisa yang tinggal di dekat ujung jurang” jawabnya terbata.
Lisa ingat betul siapa wanita itu, dia adalah Dita yang tinggal beberapa jarak dari rumahnya bersama Didi dan Dodo. Lisa merasakan kejanggalan saat melihat raut wajah Dita tidak mengenalinya sama sekali. Dia mendekati Dita yang terlihat sibuk memilih sayuran.
“Maaf kalau boleh saya tau, dimana letak rumah mbak?” tanya Lisa penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Nona Halu
lisa pergi dan menghindar!!!! gimana sih
2022-10-14
1
👑Ria_rr🍁
eeh si Dita itu ... ih makin serem
2022-07-01
1
Astuty Nuraeni
waduh, jadi yang kemarin Dita palsu
2022-06-21
1