“Aku tidak boleh takut, sekarang musuh utama ku adalah Transo. Lelaki bajingan itu akan aku habisi jika sekali lagi menyakiti adik ku.” Yuno berjongkok mengambil sebuah serpihan arang, dia mengamati bekas arang yang baru padam itu.
“Arghh..” jeritan dari dalam rumah.
Lisa membuka mata melompat dari ranjang menuju jendela. Wijaya tidak berani masuk ke dalam kamar, dia hanya melihat dari pintu sedangkan Transo menebar kemenyan. Yuno segera menghampiri Transo, dia merampas piringan berisi kemenyan lalu membuangnya.
“Transo, apa yang sudah kau lakukan? Apakah kau sudah gila? Dia istri mu!” bentar Yuno.
Dia mengulurkan tangan membantu Lisa turun dan menggiring menuju ruang tengah. “Adik, abang tidak memaksa kamu untuk berpisah dari Transo setelah kelahiran anak mu. Tapi, hidup dengan lelaki gila seperti dia akan membuat mu dan anak ini sengsara.”
“Abang, aku sangat mencintainya. Hiks” jawab Lisa sambal menangis.
Wijaya mengantarkan air putih hangat untuk Lisa. Dia hanya terdiam tidak mengatakan sepatah kata pun. Semua keputusan berada di tangannya. “Terimakasih mas Wijaya, tapi aku mohon kau pergi dan jangan ganggu aku lagi” kata Lisa lalu meneguk air pemberiannya.
"Lisa, mas Yuno aku pamit pulang ya” ucap Wijaya pergi berlalu.
Yuno hanya bisa menghela nafas, mengangguk melepas kepergiannya dengan senyuman.
“Abang, kau juga harus pulang, anak dan istri mu membutuhkan mu.”
“Tidak sampai kau benar-benar yakin untuk membuat keputusan yang tepat.”
“Bang, nasi sudah menjadi bubur. Masa depan ku kini di tangan mas Transo. Aku sudah memilihnya menjadi suami ku” desak Lisa mengguncang lengannya.
“Baiklah, aku dan Wijaya sudah memanggil dua orang suster untuk merawat mu.”
“Terimakasih bang, aku akan baik-baik saja.”
Dengan berat hati Yuno meninggalkan Lisa, banyak yang ingin dia tanyakan kepada Transo. Perasaan Yuno tidak tega melepas sang adik.
“Lisa, abang akan segera Kembali lagi” gumamnya.
Senja kini berganti malam, meskipun Lisa baru saja menjalani pemulihan tapi harus melakukan pekerjaan rumah seperti biasanya. Lisa membersihkan seluruh isi rumah sampai kegiatannya berhenti mendongakkan kepala melihat jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 20:00 WiB dan Transo belum juga pulang.
“Kemana perginya mas Transo? Seharusnya dia sudah pulang lima jam yan lalu” gumamnya.
Tempat terakhir yang belum dia rapikan adalah tumpukan pakaian di atas ranjang. Dengan sabar Lisa menanti sambil melipat pakaian dan memasukkan ke dalam lemari. Selembar kertas terjatuh dari selipan pakaian. Lisa perlahan berjongkok meraih kertas tersebut.
Surat untuk kekasih ku Laila, cinta kita tidak akan terpisah walau aku sudah ada yang memiliki. Uang bulanan akan segera aku kirim minggu ini. Jangan lupa pertemuan kita tiga bulan lagi di tempat biasa.
Ttd. Transo.
Kertas putih beraroma parfum sangat harum, tulisan itu tidak asing terlihat. Tangan Lisa bergetar membacanya. Air mata tumpah, Lisa memukul-mukul dadanya sendiri tidak percaya akan kenyataan yang di hadapi.
“Mas Transo, aku tidak percaya kau sanggup menghianati ku!” gumam Lisa tersedu-sedu.
Tok, tok (Suara ketukan pintu).
Lisa mengusap air mata, membuka pintu melihat seorang suster berdiri tersenyum. Pakaiannya sedikit lusuh melihat perut Lisa.
“Permisi, saya Suster Sarah.”
“Oh silahkan masuk sus. Kenalkan saya Lisa” balasnya berjabatan tangan.
“Aura suster itu sangat mencurigakan. Lisa berdiri di dekat pintu berharap Transo segera pulang.
“Sus, kita tunggu suami saya terlebih dahulu.”
“Baiklah.”
Rintik gerimis, angin kencang dan aungan suara suara serigala menggema di tengah gelapnya malam.
“Non, sebaiknya pintu rumah di tutup saja” ucap suster Sarah bersuara pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
👑Gre_rr
gila istri sudah cantik malah di tingbal anu sama cewek lain
2022-07-04
1
👑Ria_rr🍁
ikat aja si transo itu ,iih sebel kali aku
2022-06-29
1
Author yang kece dong
Lanjut thor ❤😍🤩
2022-06-20
1