Halo semuanya...
Btw aku cuma mau ngasih tau sama kalian tolong sediakan tissu sebelum membacanya ya... Untuk antisipasi aja biar nggak kecolongan tuh air mata hahahah...
Semoga kalian suka.😘😘😘
❤❤❤❤
Pagi itu Syeilla merapikan rambut pendeknya dengan lesu. Ia menatap cermin dan memandangi perut buncitnya yang kini sudah memasuki usia enam bulan.
"Sayang mama tidak tau apakah nanti masih bisa melihat kalian atau tidak?" serunya sembari mengelus perut buncitnya yang kemudian mendapat balasan berupa tendangan kecil di perutnya.
"Apa kalian mendengar mama? Maaf sayang mama tidak bermaksud membuat kalian cemas. Mama mencintai kalian" ujar Syeilla sembari tersenyum. Ada perasaan asing masuk ke relung hatinya. Perasaan semangat seolah membakar di hatinya.
"Mulai hari ini mama akan selalu tersenyum untuk kalian. Mama tidak akan menangis lagi seperti sebelumnya karena mama tau kalian juga pasti akan sedih"
"Syeilla!!" teriak Aiden dari luar kamarnya.
Syeilla pun bangkit dengan susah payah lalu membukakan pintu. Ia melihat Aiden berdiri dengan angkuh di depan kamarnya sembari melipat kedua tangan di depan dadanya.
"Ada apa Aiden" ujar Syeilla sembari tersenyum lembut.
"Temani aku nanti malam ketemu klien yang kemarin sempat membatalkan perjanjian kerjasamanya" ujar Aiden yang sontak membuat wajah Syeilla pucat pasi.
"Itu.. Aku" ucapannya tertahan di tenggorokan saat mata tajam. Aiden menatapnya dengan dingin.
"Baiklah"
"Ingat! Jangan mempermalukan aku" peringat Aiden dengan ketus kemudian segera berlalu dari hadapan Syeilla.
"Apa aku sudah siap bertemu dengan mereka?" tanya Syeilla dengan bibir bergetar. Menolak pun ia tidak berdaya. Lalu apa yang akan Elena dan Altaf lakukan jika melihatnya kembali setelah sekian lama tidak bertemu.
"Tidak, aku harus bisa menghadapinya. Aku tidak tau kapan ajal akan menghampiruku jika aku sendiri terus-terusan tidak siap. Apapun itu aku harus berani" tegas Syeilla menguatkan hatinya. Ia kemudian kembali masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan dirinya di sebuah sofa panjang yang cukup lebar yang ada disana.
"Aku sangat lelah" lirihnya. Matanya pun kian sayu dan tertidur dengan nyenyak.
Hari sudah menunjukkan pukul 12:30 Syeilla pun terbangun dari tidurnya. Ia kemudian berjalan menuju kamar mandi lalu membersihkan wajahnya.
Tes
Tes
Darah segar kembali menetes dari hidungnya. Syeilla segera mengambil tisu lalu menyumpalnya di kedua lubang hidungnya agar darahnya berhenti. Ia melakukannya selama satu menit..
"Sepertinya sudah berhenti" gumamnya lalu membersihkan sisa darah di hidungnya. Ia berjalan gontai ke arah kasur king size nya lalu kembali merebahkan diri disana. Entahlah hari ini ia sangat kelelahan.
Tok
Tok
"Nona makan siang dulu" teriak Linda dari luar kamarnya. Syeilla lalu meyuruhnya masuk karena pintunya memang tidak ia kunci.
"Terima kasih Linda" ucap Syeilla dengan tulus setelah Linda meletakkan nampan makanannya di meja kecilnya.
"Tidak perlu berterima kasih nona karena itu sudah menjadi tugas saya. Kalau begitu saya permisi non" Linda pun undur diri dari sana. Syeilla menatap nampan yang dibawa Linda barusan. Ia kemudian segera makan dengan diam namun hanya separuh dari makanannya yang bisa ia habiskan karena perutnya sudah kenyang.
Matanya kembali sayu lalu tertidur untuk kedua kalinya.
Beberapa jam kemudian
Syeilla tampak mengerjabkan kedua bola matanya lalu menatap sebuah jam yang tergantung manis di kamarnya.
"Ah sudah jam tujuh malam rupanya" ia pun segera bangkit dengan perlahan lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.
Selesai mandi ia pun mematut dirinya di depan cermin lalu mengoleskan make up tipis ke permukaan wajahnya.
Ia juga mengambil sebuah gaun khusus ibu mengandung dari almarinya dan segera berganti pakaian.
Aiden sudah selesai dengan penampilannya. Ia sudah menunggu Syeilla di bawah.
"Bi apa Syeilla sudah siap" tanya Aiden pada Linda.
Saat hendak beranjak Linda sudah melihat Syeilla yang sedang menuruni anak tangga dengan hati-hati.
"Nona sudah siap tuan. Beliau masih menuruni tangga" ujar Linda yang langsung di angguki Aiden dan sejenak matanya menatap Syeilla dengan lekat.
Syeilla dengan gaun merah mudanya yang sepanjang mata kakinya yang dipadukan dengan flat shoes yang senada. Rambut pendeknya ia cepol asal dengan hiasan rambut berukuran kecil bertengger manis di tambah kehamilannya yang sudah terlihat besar menambah kesan seksi. Aiden bahkan sampai tak berkedip melihat penampilan Syeilla yang menurutnya sangat menggoda imannya.
"Ayo" ujar Syeilla saat ia sudah sampai di hadapan Aidn yang masih menatapnya tanpa berkedip.
"Aiden, ayo" ujar Syeilla sembari mengibaskan tangannya di depan wajah Aiden yang membuat Aiden tersadar.
"Ganti bajunya" geram Aiden dengan tertahan.
"Aiden kita sudah terlambat. Lagi pula kenapa dengan bajunya?" tanya Syeilla dengan bingung.
"Bajunya terlalu terbuka" jawab Aiden dengan asal.
Syeilla memperhatikan bajunya yang menurutnya sangat sopan.
"Bajunya sangat sopan Aiden. Pergi atau tidak. Atau kita tetap disini sambil berdebat mengenai bajuku" ujar Syeilla dengan kesal.
Aiden pun menarik napasnya dengan perlahan lalu kemudian berjalan lebih dulu ke mobilnya. Jantungnya memberontak kuat saat melihat penampilan Syeilla yang entah mengapa terlihat sangat seksi.
"Sial" rutuknya dengan kecil.
Syeilla pun kemudian masuk ke mobil dengan susah payah lalu Aiden segera mengemudikan mobilnya menuju restoran Ebeya Steakhouse tempat mereka akan makan malam.
Sesampainya disana terlihat Elena dan Altaf sudah duduj manis di meja yang sudah di pesan oleh Aiden sebelumnya. Mereka berdua segera menuju kesana.
Syeilla dengan perasaan yang tidak menentu sudah berkeringat dingin.
"Selamat malam pak Altaf maaf karena saya terlambat" ujar Aiden dengan sopan lalu kemudian di susul oleh Syeilla yang masih berdiri kaku di samping Aiden.
Aiden menarik sebuah kursi untuk di duduki oleh Syeilla dan menarik kursi untuk dirinya sendiri.
Syeilla menatap perlahan wajah cantik Elena yang sedang menatapnya dengan datar. Syeilla pun tersenyum kecut.
"Bagaimana kabarmu" tanya Syeilla dengan lembut.
"Seperti yang anda lihat" jawab Elena dengan cuek. Ia masih menyimpan amarah terhadap kakak yang dulu pernah ia sayangi ini.
"Syukurlah" ujar Syeilla lalu matanya menatap Altaf yang kini sedang menatapnya dengan tajam. Syeilla kembali merasakan perasaan sesak menghimpit paru-parunya hingga bernapas pun rasanya sangat sulit.
"Aiden aku ke kamar mandi sebentar" Syeilla segera bangkit setelah mendapat anggukan dari Aiden. Ia berjalan dengan perlahan menuju toilet karena hidungnya kembali mengeluarkan darah. Ia tidak ingin membuat mereka yang ada disana merasa jijik saat melihat darah dari hidungnya.
"Apa anda bahagia sekarang?" tanya sebuah suara dari belakangnya. Syeilla masih enggan berbalik karena darah di hidungnya masih mengalir dan disana tidak ada tissu.
"Saya bertanya apa anda bahagia sekarang setelah menghancurkan saya" ujar Elena dengan marah.
"Kakak minta maaf Elena" ujar Syeilla dengan pelan. Ia masih sibuk menghentikan darah di hidungnya.
"Maaf? Kakak? Sejak kapan seorang kakak tega mencoba mencelakai adiknya. Sejak kapan?" teriak Elena dengan napas memburu. Jujur ia sagat merindukan sosok yang saat ini sedang membelakanginya namun perasaan marah di masa lalunya lebih mendominasinya saat ini.
"Maaf Elena kakak tidak pernah bermaksud mencelakaimu"
"Semudah itu mengatakan maaf setelah apa yang kakak lakukan padaku. Semudah itu? Karena perbuatan kakak aku menderita kak. Aku sangat menderita dan kakak? Tuhan bahkan sangat menyayangi kakak setelah apa yang kakak perbuat." Elena menatap tubuh Syeilla dengan terluka.
"Tatap mataku kak. Tatap" ujar Elena.
"Kakak tidak bisa Elena"
"Kenapa? Kakak takut akan selalu merasa bersalah setiap melihat wajahku. Iya?"
Syeilla menggelengkan kepalanya dengan pelan.
Karena geram Elena pun membalikkan tubuh Syeilla yang masih mencoba menghentikan darah di hidungnya. Mata mereka pun bertemu. Syeilla menatap wajah syok Elena dengan lembut.
"Ssttt jangan katakan apapun" ujar Syeilla dengan lemah.
"Kakak ini... " Elena bahkan tidak sanggup melanjutkan perkataannya.
"Ini hanya mimisan biasa. Tidak perlu megasihani kakak" ujar Syeilla dengan lembut.
Tidak, Elena tidak percaya semudah itu. Ia tau yang mana mimisan dan yang mana bukan mimisan karena ia jyga pernah berada di posisi ini.
"Sudah berapa lama" ujar Elena dengan sedih.
"Baru beberapa menit yang lalu"
"Kakak tau bukan itu jawabannya" kesal Elena.
"Sudah tujuh bulan yang lalu" Ujar Elena dengan lesu.
"Apa suami kakak mengetahuinya"
"Tidak. Dia tidak boleh tau Elena" isak Syeilla dengan perlahan.
Elena tau apa yang dirasakan oleh Syeilla karena ia lebih dulu ada di posisi itu. Ia tau betapa Syeilla sangat beruntung karena begitu dicintai dimasa sulitnya tudak seperti dirinya pada masa itu.
"Sayang..." teriak sebuah suara dari luar toilet dan itu suara Altaf.
"Sebentar mas" ujar Elena lalu keluar diikuti oleh Syeilla. Setelah Elena berjalan terlebih dahulu Altaf mencekal pergelangan tangan Syeilla lalu menatapnya dengan tajam.
"Apa yang kau lakukan pada istriku" ujarnya dengan tajam.
"Aku tidak melakukan apapun Altaf" ujar Syeilla dengan kesakitan.
"Lalu kenapa ia menangis"
"Aku tidak tau. Altaf kau melukai tanganku" lirih Syeilla dengan sendu.
"Aku tidak peduli kau kesakitan sekalipun. Tapi ingat jangan pernah macam-macam" ancam Altaf lalu melepaskan tangan Syeilla dengan kasar.
"Aww" Syeilla memegang kepalanya yang terasa sakit.
"Apa kau sedang bersandiwara untuk menarik perhatianku" seru Altaf dengan dingin.
Syeilla menatap Altaf dengan lemah. Pandangannya sudah mulai mengabur lalu tubuhnya ambruk di dada bidang Altaf. Ia menatap Altaf dengan lembut. Boleh aku mengatakan sesuatu" bisiknya dengan lemah.
"Maaf sudah pernah membuatmu dan Elena menderita " ujar Syeilla dan setetes air matanya lolos membasahi pipinya sebelum ia tidak sadarkan diri dalam pelukan Altaf.
❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Fryy Sweet
Sekecewa apapun itu jika saudara pasti tetap ada ikatan batin, sedih gw thor 😢
2021-05-08
0
tukang nyimak
kliennya altaf dan elena,, itu ketemunya kn tidak terencana taunya syeila ketemu klien tanpa tau siapa mereka pas liat mereka lg ko tidak terkejut ya syeillanya secara merasa bersalah atas mereka,,dan.. dan.. alur2 nya kaya sengaja dibikin berantakan alias bingung? jdinya mau kebakaran tunggu part lanjutannta
2021-04-11
0
Noprie Rygie
ternyata syeila gak jahat,itu semua kamu lakukan buat orang2 yang kamu sayang,,itu bukan dosa syeila,,apakah mungk8n syeila bisa bahagia setelah selama hidupnya menderita,semoga ada keajaiban buat syeila,,
2021-04-09
3