Delapan tahun yang lalu...
"Apa kamu sayang sama nenek?" tanya Aisyah dengan serius.
"Aku sangat menyayangi nenek lwbih dari yang nenek tau" ujar Syeilla sambil tersenyum hangat menatap kedua mata tajam Aisyah.
"Bagus kalau begitu" ujar Aisyah sambil tersenyum misterius.
"Sayang" teriak Altaf sembari tersenyum manis menatap Syeilla yang sedang bercengkrama dengan Aisyah.
"Kamu sudah datang" ujar Syeilla tersenyum manis menatap kekasih tampannya dan Aisyah pun segera menyambut uluran tangan Altaf yang ingin menyalamunya.
"Nenek apa kabar?" tanya Altaf dengan lembut.
"Seperti yang kamu lihat nak nenek baik-baik saja. Bagaimana denganmu?"
"Aku akan selalu baik nek asal cucu nenek tetap berada disampingku" kekeh Altaf dan menatap Syeilla penuh cinta. Sedangkan Syeilla hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Altaf yang sedang menggodanya.
"Nenek Syeilla keluar sebentar bersama Altaf ya"
"Hati-hati ya sayang. Altaf tolong jaga cucu kesayangan nenek dengan baik ya" Syeilla pun pamit dan berjalan bersama Altaf dan meninggalkan Aisyah disana.
"Sebentar lagi kau akan merasakan akibat dari kebencianku Elena" desis Aisyah dengan sinis dan ia pun berlalu dari sana.
Di lain tempat Elena sedang menatap seseorang dengan penuh cinta. Ia tidak tau sejak kapan cintanya bersemi untuk lelaki bernama Altafian Maleq. Yah perasaan yang sudah ia simpan selama bertahun-tahun lamanya. Ia tau bahwa tidak boleh baginya untuk menyukai Altaf apalagi Altaf merupakan kekasih dari Syeilla, kakaknya. Namun semakin ia coba untuk menghapusnya perasaan cintanya semakin besar untuk Altaf.
"Kakak maafkan aku yang sudah mencintai kekasihmu dalam diam. Aku berjanji kalau aku hanya akan mencintainya dan tidak akan merebutnya darimu" gumam Elena dengan sedih.
"Sayang ayo kita kesana" Syeilla membawa Altaf ke sebuah toko yang menjual berbagai macam aksesoris untuk wanita. Saat ini mereka berada di sebuah pusat perbelanjaan The Queen Mall.
Syeilla melihat banyak deretan aksesoris yang tersusun rapi disana lalu matanya terpaku dengan sepasang lionton dengan gambar hati. Ia meminta pelayan tokonya untuk menggambilkan liontin tersebut untuknya. Setelah "ini mbak" ujar pelayan tersebut dengan senyuman ramah. Syeilla segera mengambilnya dan mencobanya.
"Untuk apa membelinya sepasang sayang, kalau kau mau aku akan membelikanmu yang berlapis permata" ujar Altaf sambil menatap sepasang liontin dengan heran.
"Aku akan membelinya untukku dan Elena. Sesuatu itu tidak harus ditentukan dengan harga sayang tapi dengan kenangan maka pemberian kita akan sangat berharga melebihi permata sekalipun" ujar Syeilla sembari tersenyum.
"Baiklah, baiklah" ujar Altaf pada akhirmya.
****
Elena menangis memandang foto Altaf. Hatinya berdenyut perih saat menyadari bahwa cintanya hanya akan membawanya pada sebuah rasa sakit namun logikanya seolah tidak bisa ia ajak berkompromi.
"Kakak maafkan aku tapi cinta ini sangat menyesakkan" isaknya dengan perih..
Tok tok
Sebuah ketukan pun terdengar di depan kamarnya. "Sayang kakak ada kejutan buat kamu" teriak sebuah suara dengan ceria. Elena pun segera menghapus air matanya dan berjalan dengan pelan menuju pintu kamarnya dan membukanya scara perlahan.
"Tara" ujar sebuah suara dengan ceria sembari memberikan sebuah liontin kepada Elena.
"Apa kamu suka?"
Elena melihat liontin dengan bentuk hati itu pun mengangguk dan tersenyum menatap wajah cantik kakaknya. Mana mungkin dia bisa memghianati kakaknya hanya untuk mengobati sesak di hatinya.
"Kita akan memakai liontin yang sama. Lihat kakak sudah memakainya" tunjuk Syeilla dengan antusias dan Elena pun tersenyum melihatnya. Ia memandang liontin itu dengan seksama dan ada ukiran nama mereka bersua disana.
"Terima kasih kakak. Aku sangat menyukainya dan akan selalu memakainya"
Mereka pun tertawa bersama seperti tidak ada beban sama sekali. Sungguh tawa yang akan menjadi yang terakhir untuk mereka.
"Nanti malam bagaimana kalau kita pergi keluar kan sudah lama kita tidak menghabiskan waktu berdua. Kalau bisa pagi ini tapi kakak sedang ada urisan di kampus" ujar Syeilla pada Elena yang diangguki oleh Elena karena jujur ia juga merindukan momen berdua bersama kakaknya.
"Kalau begitu jangan lupa nanti malam ya kakak pergi dulu"
Senja kini telah beranjak, malam pun segera mengambil alih dan seperti yang mereka janjikan malam ini mereka berdua akan keluar.
Sepuluh menit kemudian mereka sudah siap dan segera berangkat menuju tempat tujuannya. Untuk menghindari macet mereka memutuskan untuk melewati jalan pintas. Namun naas di tengah perjalanan mobil mereka dihadang sekelompok orang yang tidak mereka kenal.
Dengan wajah ketakutan Elena memegang tangan kakaknya dengan erat. Seila yang mengetahui Elena ketakutanpun mencoba menenangkan dengan snyuman lembutnya.
"Semua akan baik-baik saja" ucap Seila dengan lembut.
"Kak bagaimana ini mereka menuju kemari. Tempat ini sangat sepi" ujar Elena dengan khawatir.
"Udah kamu diam disini ya kakak akan menemui mereka agar tidak mengganggu kita" ujar Seila sambil membuka pintu dan menemui mereka.
Syeilla berjalan dan mendekati mereka. Dari tampang dan perawakan mereka bukan penjahat sembarangan atau lebih tepatnya orang suruhan seseorang. Ia tidak tau apakah rencananya akan berhasil atau tidak namun ia harus mencobanya.
"Terserah mau kalian apakan dia aku sama sekali tidak peduli" Seila memainkan aktingnya dengan pura-pura menyerahkan Elena kepada mereka. Mereka pun tampak melihat Syeilla dengan ragu namun Syeilla tampak membisikkan sesuatu dan mereka pun tampak percaya.
Elena yang merasa ada yang tidak beres pun segera bergegas keluar dan bertanya pada kakaknya namun ia melihat Syeilla tersenyum mengerikan saat mata mereka bertemu.
"Kakak ada apa ini" ucap Elena dengan tubuh gemetar.
"Oh sayang maafkan kakak yang harus mengakhiri hidupmu disini" Seila berkata dengan wajah sedihnya tidak lama setelah itu ia pun tertawa dengan menyeramkan. Itu semua dia lakukan untuk mengelabui para penjahat.
"Kakak, apa kakak sedang bercanda. Ini tidak lucu sama sekali" ucap Elena dengan gemetar. Ia berharap bahwa ini smua hanya candaan belaka namun tawa mereka semua sudah menjelaskan bahwa kakaknya tidak sedang bercanda.
"Apa kau pikir setelah usaha yang aku lakukan selama ini untuk mengahkhiri hidupmu selalu sia-sia, dan sekarang saat semua sudah berhasil aku akan melepaskanmu begitu saja?? hahaha jangan mimpi!!!!" teriak Seila dengan bengis. Ia harus berakting se alami mungkin karena jika salah nyawa mereka yang menjadi taruhannya.
"Apa salahku kak. Apa!!! Kenapa kakak tega melakukan ini padaku" isak Elena dengan pilu.
"Kenapa? Hahaha... Kamu tanya kenapa Elena! kamu sudah merebut semuanya dari ku! Andai kamu tidak pernah lahir aku akan menjadi orang satu-satunya yang mendapat semua perhatian itu. Aku sudah muak melihatmu yang selalu disayang dan dibanggakan oleh keluarga kita. Aku sangat membencimu!!" teriak Syeilla dengan marah.
"Jadi kasih sayang, dan perhatian kakak selama ini semuanya bohong belaka?" tanya Elena dengan pilu. Ia menangis bukan karena takut mati namun ia menangis karena orang yang selama ini ia anggap sebagai saudara tidak pernah benar-benar menyayanginya.
'Kakak tulus menyayangimu sayang' monolog batin Syeilla.
"Hahaha aku hanya berpura-pura menyayangimu sayang. Karena kamu terlalu naif" ejek Seila. Elena berhenti menangis. Ia menatap kakaknya dengan tersenyum lembut.
"Baiklah bila kakak tidak pernah bahagia karenaku. Maaf karena kelahiranku kakak kehilangan perhatian dari keluarga kita. Tapi apa kakak tidak pernah tau bahwa perhatian keluarga kita tidak pernah berkurang sedikitpun kak. Aku mohon kembalilah menjadi kakakku yang dulu" ucap Elena dengan senyuman lelahnya.
"TIDAK!" teriak Seila Murka ia mengeluarkan pisau yang sejak tadi ia simpan di saku bajunya dan berniat menikam Elena. Namun naas karena kemarahannya ia tidak melihat sebuah batu hingga kakinya tersandung. Akibatnya pisau yang awalnya untuk mencelakai Elena kini berbalik kearahnya.
"Kakak" teriak Elena menangis histeris. Sedangkan para suruhan sudah melarikan diri, tersisalah Elena dan Syeilla disana.
"Berhasil" gumam Syeilla dengan kesakitan saat melihat mereka berenam sudah meninggalkan dirinya dan Elena. Pandangannya mulai mengabur seiring berjalannya detik dan kegelapan turut membawanya serta.
Jika kalian bertanya apa ia bersunghuh-sungguh akan melukai Elena maka enyahkan pikiran kalian karena semua yang Syeilla lakukan hanya sandiwara untuk mengecoh orang suruhan tersebut demi keselamatan Elena. Ia tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada Elena dan jika kalian berpikir kejadian yang baru saja menimpa Syeilla adalah sebuah kebetulan maka kalian salah. Ia sengaja melakukannya untuk membuat mereka meninggalkan dirinya dan Elena. Tau kenapa?? Karena bos dari kelimanya baru saja mendapat telpon dari orang yang menyuruh mereka dan sandiwaranya pun sudah ketahuan.
Entah kesialan atau keberuntungan yang memanggil keluarga mereka hingga pada saat Elena menangis mereka sudah tiba disana hingga kesalahpahaman itupun terjadi, ditambah hasutan dari Aisyah yang tak lain nenek Elena sendiri.
"Mama... Papa" ucap Elena berlari hendak memeluk mereka namun...
Plak
Plak
Dua tamparan mampir di pipi putihnya hingga memerah. Bibir Elena sampai berdarah. Ia menatap sedih sekaligus bingung kearah papanya.
"Papa ini.. " ucapanya terpotong oleh teriakan seseorang yang sangat ia cintai dalam diam.
"Dasar pembunuh" teriak sebuah suara yang mampu mematikan segala organ tubuhnya.
"Kakak, ini tidak seperti yang kakak lihat. Aku bisa menjelaskan semuanya" isak Elena dengan bahu bergetar.
"Sekalinya pembunuh kau tetap pembunuh. Aku membencimu" teriak suara tersebut sambil berlalu dan menghampiri tubuh Syeilla yang sudah bersimbah darah.
"Kau.. Jika terjadi sesuatu pada tunanganku akan kupastikan kau mendekam di dalam penjara" pria tersebut berlalu sambil membawa tubuh Syeilla memasuki ambulan yang datang selang beberapa menit setelah mereka.
Elena syok mendengar hardikan pujaannya.
Ia mencoba menghampiri kedua orang tuanya meminta pembelaan namun langkah nya terhenti setelah kata yang keluar dari mulut orang yang sangat ia hormati yakni papanya.
"Kau bukan lagi putriku. Putriku bukan seorang pembunuh" setelah mengatakan kalimat tersebut mereka semua berlalu tanpa menghiraukan betapa kacaunya keadaan Elena. Batinnya sangat tertekan di tambah keluarganya tidak ada yang mempercayainya satupun bahkan kini orang yang ia cintai dalam diam pun sangat membencinya.
Tanpa mereka semua sadari ada sebuah senyuman yang terbit di bibir seseorang yang sudah lama menantikan momen ini.
"Inilah akibatnya jika kau berani mengambil apa yang seharusnya menjadi miliki Elena" Aisyah berdesis dengan sinis karena ia sudah berhasil menghasut mereka semua dan sekarang warisan suaminya atas nama Elena akan segera berpindah ke tangannya. "Terima kasih Syeilla karena sudah membantuku menyingkirkan Elena dan sekarang akan tiba gikiranmu yang akan aku singkirkan" ia pun melangkah pergi dari sana dan akan merayakan kemenangannya bersama Roy.
"Tuhan.. Mengapa kau melakukan ini padaku. Apa kau membenciku. Aku mohon jangan perlakukan aku seperti ini" ratapnya dengan pilu.
"Beginikah kejamnya sebuah keluarga" isaknya sambil tertawa perih. Ia melangkah dengan gontai. Ia tidak tahu akan kemana lagi kakinya melangkah. Karena orang yang seharusnya melindunginya kini sudah mengusir ah tidak bahkan kata usir lebih baik dari pada kata buang dan sialnya Elena sudah dibuang oleh keluarganya sendiri.
"Kakak berhasil, kakak sudah berhasil membuat aku dibenci oleh keluarga ku sendiri. KAKAK BERHASIL" teriak Elena di tengah derasnya hujan yang seolah ikut menangis di atas penderitaannya.
"Kelak ketika kalian sadar maka semuanya sudah terlambat mama, papa. Menyesal sekalipun putri kalian tak akan kembali. Karena kaca yang retak akan meninggalkan bekas begitu pula dengan kehancuranku" teriaknya sambil bersimpuh di tanah. Seolah alam mendengarkan doanya, sesaat setelah ia berteriak petir pun ikut mengeluarkan keresahannya.
"Terima kasih kakak karena sudah menghancurkan hidupku" bisiknya ditemani air mata kesedihannya sebelum matanya tertutup dalam kegelapan.
❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Yemina BR Ginting
oh jdi nenekny itu sbnrnya jahat dan sekongkol sma roy melalui sheila .
2021-06-15
0
Andrean Brima
alur ceritanya loncat² bqn yg baca bingung 😇😇😕😕🤔🤔 loncatannya Kya kodok loncat sana, loncat sini balik lg mundur... bingung 😇😇😕😕🤔🤔😕🙄🙄 gk ngerti...
2021-05-26
0
Nenk Dina Lia
masih bingung sama alur ceritanya
2021-04-21
0