"Bisa kau jelaskan?" tanya Aiden dengan ambigu.
Syeilla memandang Aiden dengan lemah. Ia tidak tau maksud dari pertanyaan Aiden yang menurutnya ambigu.
"Menjelaskan apa Aiden?"
Aiden berdecih malas saat Syeilla menanyakan maksudnya. Ia sangat muak dengan segala keluguan Syeilla yang menurutnya hanya kamuflase belaka.
"Sudah berapa bulan?"
Aiden menatap Syeilla dengan datar kemudian matanya beralih turun dan berhenti pada perut Syeilla yang sedikit menonjol. Seolah mengerti arti pandangan Aiden Syeilla pun hanya mampu menghela napasnya dengan gusar.
"Ini anu bukan seperti yang kamu bayangkan" ujar Syeilla dengan gugup saat melihat sorot tajam suaminya.
"Memangnya kau pikir apa yang aku bayangkan hm?"
Aiden berdecak malas kemudian melanjutkan ucapannya yang sangat melukai hati Syeilla.
"Apapun yang terjadi aku tidak sudi kalau kau yang mengandung anakku. Aku hanya mengijinkan wanita yang aku cintai yang mengandungnya bukan dirimu. Gugurkan!"
Syeilla memandang Aiden dengan tatapan tidak percaya dan tanpa sadari air matanya perlahan jatuh membasahi wajah pucatnya, dengan bibir bergetar ia mengeluarkan isi hatinya berharap Aiden tau betapa ia sangat menyayangi calon bayinya.
"Kau boleh membenciku sesuka hatimu, sebesar kemauanmu, tapi aku mohon padamu tolong jangan katakan hal menyakitkan mengenai bayiku. Aku tidak masalah jika kau menyiksaku sampai kau sendiri lelah untuk melakukannya tapi satu hal yang harus kamu tau Aiden, aku tidak akan menggugurkan kandunganku sampai waktu ia siap untuk dilahirkan dengan perjuanganku sendiri. Kalau kau tidak mengijinkan aku mengandung anakmu maka anggap saja dia bukan bagian dari dirimu" ucap Syeilla dengan berani dan menantang mata tajam nan dingin yang kini siap memangsa dan mencabiknya.
Aiden mengepalkan kedua tangannya dengan erat saat Syeilla begitu berani menentangnya. Baiklah ia akan menunjukkan bagaimana hukuman untuk orang yang berani membangkangnya.
"Kau! Akan menyesal karena sudah berani menentangku. Kau tidak masalah aku siksa eh" seru Aiden dengan sinis kemudian ia mendekati Syeilla dengan perlahan dan hap tangannya sudah berada di rambut panjang Syeilla. Dengan gerakan perlahan Aiden memulai aksinya, ia membuka laci nakasnya dan mengeluarkan gunting yang membuat Syeilla menangis tertahan.
"Jangan aku mohon. Jangan lakukan itu" pinta Syeilla penuh permohonan namun bukan Aiden namanya jika berhenti di tengah jalan.
Srak
Srak
Ia memotong rambut panjang Syeilla dengan brutal hingga tanpa menghiraukan berontakan Syeilla ia terus memotongnya sampai rambut yang tadinya panjang dan tergerai indah kini hanya tinggal sebahunya saja.
"Aku sudah merawatnya sejak lama kenapa kau malah memotongnya. Apa kau ini tidak punya hati nurani" teriak Syeilla sambil menangis dan meratapi nasib rambutnya yang malang.
Aiden tertawa dengan kencang hingga suara tawanya membahana di setiap sudut ruangan.
"Kau lihat bukan? Itulah hukuman untuk orang pembangkang sepertimu! Aku bahkan mampu melakukan yang lebih daripada ini dan aku akan berhenti kalau kau menggugurkan bayi sialanmu. Ingat itu! Ah satu lagi, hati nurani? Aku tidak memilikinya cih" Aiden kemudian keluar dari kamarnya dengan senyuman penuh kemenangan.
Sedangkan Syeilla menatap kepergian Aiden dengan kemarahan. Ia sangat marah karena nyatanya ia tidak bisa melakukan apapun lantas bagaimana ia bisa melindungi bayinya jika ia saja sangat lemah.
Air matanya tak henti-hentinya mengalir membasahi setiap inci wajahnya.
"Kau tidak tau takdir apa yang sedang menunggumu Aiden. Sekarang kau masih bisa tertawa tapi nanti kau tidak tau apakah masih bisa tertawa atau tidak" gumam Syeilla sambil memasukkan helai rambutnya dalam sebuah kantong plastik lalu menyimpannya.
Ia mengusap perutnya lembut kemudian berkata.
"Sayang, walau langit sekalipun menentang kehadiranmu, mama akan melawannya. Walau seluruh dunia mencemoohmu, mama akan menjadi tameng untukmu dan mama akan menyerahkan nyawa sekali pun untuk melindungimu dari kekejian papamu. Apa kau mendengarnya? Maka jika ia, kau harus tumbuh dengan sehat sampai kau siap untuk melihat dunia ini" ucap Syeilla dengan lembut, air matanya jatuh menginggat betapa beratnya kehidupan yang akan ia lalui setelah ini.
"Aku harus kuat" gumamnya dengan perlahan kemudian ia bangkit dari tempat tidurnya dan berlalu dari sana menuju kamar seharusnya ia berada.
Aiden mengepalkan tangannya dengan kuat sampai urat-uratnya tercetak jelas disana. Ia sangat marah saat mengetahui bahwa Syeilla mengandung anaknya.
"Aku tidak akan membiarkan kau mencecap kebahagiaan walau hanya sedetik Syeilla. Kau akan tau betapa kejamnya seorang Aiden yang akan memastikan kau menyesal karena sudah menjadikanku suamimu"
Desisannya yang menyerupai bisikan iblis seolah siap mengutuk dan mencambik mangsanya di neraka.
****
satu bulan kemudian
"Apa yang sudah kamu lakukan pada wanitaku. Apa!!" teriak Aiden dengan beringas sambil menenggelamkan kepala Syeilla ke sebuah bak yang telah penuh diisi dengan air.
"Aku.. Aku tidak melakukan apapun Aiden" ucap Syeilla dengan napas tersendat-sendat.
Mendengar jawaban dari Syeilla Aiden kembali menenggelamkan kepala Syeilla ke dalam bak tersebut dengan lama kemudian ia mengeluarkannya setelah ia rasa cukup.
"Kenapa kau sangat kejam" bisik Syeilla dengan lemah.
Aiden sampai dibuat terkekeh akan bisikan Syeilla di telingganya. Kenapa ia sangat kejam. Lalu tertawa dengan sinis.
"Inilah aku yang sebenarnya Syeilla, inilah wajah sesungguhnya lelaki yang sudah kau jebak. INILAH AKU!" teriaknya membahana.
Syeilla ikut terkekeh saat Aiden mengatakan kalimatnya. Entah keberanian dari mana atau karena Syeilla sudah lelah sehingga menggali kuburannya sendiri.
"Kau sangat angkuh Aiden"
Mendengar Syeilla menertawakannya kemarahan Aiden kembali pada puncaknya. Dengan gigi bergemeletuk ia menjambak rambut Syeilla kemudian membenturkannya pada sisi bak tersebut yang sedikit tajam hingga kepala Syeilla terluka. Bukannya menyesal Aiden malah semakin tertawa melihat raut kesakitan yang terpatri jelas di wajah pucat Syeilla. Namun kembali Syeilla memancing amarahnya.
"Kau bahkan masih kalah kejam dengan takdir Aiden, aku tidak tau sampai kapan tawamu bisa membahana di setiap sudut rumahmu"
Selesai mengatakannya tubuh Syeilla terjatuh di dada bidang Aiden. Syeilla tidak sadarkan diri.
Seperti biasa Aiden merasakan perasaan lain mulai memasuki relung hatinya. Ia sangat khawatir ketika melihat tubuh lemah Syeilla yang tak lagi bergerak.
Dengan langkah pasti ia segera menggendong tubuh Syeilla dan membawanya ke kamarnya sendiri, kemudian ia merogoh saku celananya yang menepon nomor seseorang.
"Zi segera ke rumah saya secepatnya"
Lalau ia mematikan panggikannya setelah Zi mengatakan OTW.
"Kali ini apa yang terjadi?" tanya Zia kemudian melangkah pelan menuju tubuh Syeilla yang masih nampak jelas tercetak sebuah luka di keningnya.
"Ia terpeleset dan kepalanya membentur kamar mandi tapi untungnya aku segera datang" jawab Aiden culas.
"Syukurlah kandungannya tidak bermasalah" ucap Zia dengan penuh syukur.
Setelah selesai memeriksa Syeilla, Zia berjalan mendekati Aiden.
"Kandungan istri anda masih terbilang rentan walaupun sudah memasuki bulan keempat jadi harap dijaga. Harta bukan hanya berupa material tapi mereka juga" ucap Zi yang entah mengapa bisa mengatakan hal tersebut pada Aiden. Aiden? Hanya berdecih sinis dalam hati.
"Terima kasih dokter" ucap Aiden akhirnya dan seperti biasa ia menggiring dokter tersebut menuju pintu keluar.
"Selamat siang dokter" Aiden melambaikan tangan saat Zia sudah memasuki mobilnya dan menghilang dibalik pagar yang berdiri menjulang.
"Apa mereka begitu berharga haha tentu saja TIDAK" ujar Aiden kemudian kembali masuk ke kamarnya.
"Sungguh wanita yang malang" decak Aiden dengan sinis.
❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Sukliang
pergi la jauh2 dr anjing gila ini
2021-10-29
0
Andrean Brima
knpa gk prgi kabur aja yg jauh...biar Aiden ngerasain gmna kehilangan se² orang yg memperhatikan hal-hal dr sekecil apapun dlm kehidupan sehari-hari nya....
2021-05-26
0
Anonymous
😢😢😢
2021-05-14
0