Syeilla sudah bisa membuka matanya dengan perlahan. Dua hari yang lalu ia dinyatakan meninggal namun Tuhan menunjukkan keajaibannya melalui Syeilla.
"Dimana ini?" tanya nya dengan bingung saat matanya masih menyesuaikan diri dengan cahaya lampu di ruang rawatnya.
"Syukurlah kamu sudah sadar Syei" ucap Zia dengan penuh syukur. Ia berdiri bersama Linda yang selalu setia menungguinya saat Zia harus ke rumah sakit tempatnya bekerja.
"Nona Syeilla. Apa anda bisa melihat jari saya" ucap Ariel saat mengetahui Syeilla telah sadar ia langsung bergegas kesana.
"Bisa dok. Dokter sedang melambaikan tangan" jawab Syeilla.
Ariel melanjutkan dengan menunjukkan ke dua jarinya hingga membentuk huruf V. Syeilla pun menjawabnya.
"Ini berapa nona?"
"Dua, tiga, empat" dan begitulah seterusnya. Ariel kemudian segera pamit setelah selesai memeriksa Syeilla.
"Haus" Ucapnya dengan pelan. Linda kemudian menyodorkan segelas air dan Zia membantu Syeilla mengangkat kepalanya untuk minum.
"Aku kenapa Zi" tanya Syeilla dengan lemah. "Kamu ditemukan Linda pingsan di kamarmu dengan hidung berdarah Syei. Sebenarnya apa yang terjadi malam itu sampai kamu pingsan. Kau bahkan hampir kehilangan nyawamu dua hari yang lalu" ucap Zia memberitahu.
Syeilla kemudian teringat hal apa yang terakhir ia lakukan sebelum ia jatuh pingsan dan berakhir di rumah sakit ini.
"Ah saat itu aku mual dan muntah-muntah di kamar mandi, setelah selesai aku berjalan ke ranjangku untuk istirahat lalu tiba-tiba kepalaku berdenyut nyeri bahkan sakitnya seperti menancapkan paku dengan paksa di kepalaku. Ingin pecah rasanya. Kemudian di susul darah yang tiba-tiba mengalir dari hidungku Zi. Aku takut tidak sempat melihat bayi ku saat lahir Zi" tangis Syeilla pecah mengingat keterbatasannya.
"Tenang lah Syei aku akan merawatmu sampai kau bisa melihatnya lahir. Aku berjanji dengan nyawaku Syei. Akan aku pastikan kau bisa melihatnya bahkan merawatnya" janji Zia dengan sungguh-sungguh tanpa ada niat hanya untuk menyenangkan hati Syeilla tapi ia tulus mengatakannya bukan atas dasar kasihan.
"Terima kasih Zia, Linda karena sudah menjagaku" ucap Syeilla dengan tulus. Lalu matanya melihat ke sekitar namun tidak ada tanda-tanda ada orang lain disana.
"Linda Aiden kemana?" tanya Syeilla dengan pelan.
Linda bahkan sampai gelagapan antara harus menjawab yang sebenarnya atau ia harus berbohong. Tapi jika ia berkata yang sebenarnya maka nonanya akan sangat sedih karena orang yang ia butuhkan yang seharusnya ada di sampingnya malah pergi liburan bersama kekasihnya. Tapi kalau ia berbohong sama saja ia memberi kebahagiaan semu pada nona nya. Linda kemudian meminta pertolongan pada Zia yang juga sedang menatapnya.
"Linda kenapa tidak menjawab"
"Begini nona anu tuan Aiden anu sudah empat hari tidak pulang ke rumah" jawab Linda dengan takut-takut. Ia takut bukan karena takut dimarahi tapi takut melukai hati nona nya yang sangat baik pada mereka yang hanya seorang pelayan.
"Dia pergi berlibur bersama kekasihnya Syei. Dia bahkan tidak tau kalau kamu hampir meregang nyawa dua hari yang lalu. Wanita itu benar-benar tidak punya perasaan karena sudah menjadi duri dalam daging di antara hubungan kalian cih. Aku bahkan malu sebagai perempuan" ucap Zia panjang lebar, ada nada geram tercetak jelas di setiap bait kalimatnya.
Syeilla teesenyum mendengar penuturan sahabatnya. Siapa yang tidak terluka jika dihadapkan dengan hal tersebut. Bahkan luka di hati Syeilla tidak bisa lagi dijabarkan melalui kata-kata. Namun ia kembali sadar diri. Memangnya siapa dia yang berhak melarang dan mengharapkan agar Aiden agar tetap berada di sampingnya bahkan pada saat seperti ini sekalipun.
"Wanita itu tidak bersalah Syei, disini akulah yang menjadi duri di antara mereka meskipun statusku lebih unggul darinya. Tapi aku lah yang masuk ke kehidupan Aiden sampai ia sendiri muak melihatku. Bukankah sudah sewajarnya aku tidak mengharapkan dia berada disini" ujar Syeilla dengan pedih namun ia mencoba agar tetap terlihat baik-baik saja.
Linda bahkan sampai menitikkan air mata mendengar cerita dari nona nya. Ia bahkan tidak tau apa yang akan terjadi jika hal tersebut menimpanya. Mungkin sudah lama gantung diri atau menceburkan dirinya ke danau yang paling dalam di dunia.
"Nona wanita yang sangat baik. Nona bahkan tidak pernah membedakan status sosial kami tapi kenapa nona harus mengalami hal menyakitkan seperti ini" sesal Linda dengan sedih.
"Apa kalian percaya dengan karma?" tanya Syeilla pada mereka berdua. Mereka pun menganguk dengan serentak.
"Inilah karma ku dari Tuhan" ucap Syeilla dengan sendu.
"Apa maksud nona. Nona bahkan sangat baik"
Kembali Syeilla tersenyum mendengarnya. "Kau bahkan tidak tau sekejam apa aku di masa lalu. Aku tidak sebaik yang kau bayangkan Linda. Aku manusia yang penuh dengan lumpur dosa bahkan sampai aku mati pun mungkin tidak akan pernah bisa membersihkan lumpur tersebut dari tubuhku ini. Aku sungguh tidak layak kau sebutkan sebagai orang baik Linda" ucap Syeilla sambil tersenyum dengan lirih.
"Tapi itu hanya masa lalu Syei, kau bahkan sudah menyadarinya dan sudah berubah. Untuk apa terus berpangku pada masa lalu jika nyatanya ada masa depan yang bisa kau raih" seru Zia sambil menatap Syeilla dengan lembut.
"Aku ragu apakah orang sepertiku masih memiliki masa depan Zi" kekeh Syeilla dengan pelan.
"Aku tidak suka mendengar kau pesimis begini. Ayolah Syei semua orang pasti memiliki masa depan. Tidak ada yang tidak memilikinya ya kecuali mereka meninggal di usia muda" kekeh Zia sambil bercanda namun mampu menerbitkan seulas senyuman tipis di bibir pucat Syeilla.
"Kau benar Zi seharusnya aku tidak pesimis seperti tadi. Kita tidak tau takdir Tuhan akan seperti apa. Mulai sekarang aku akan semangat agar bisa melihatnya lahir ke dunia ini" seulas senyuman kembali terbit dan menghiasi wajah ayunya yang masih terlihat cantik.
"Maaf nona apa yang kalian bicarakan sampai nona harus takut tidak bisa melihat tuan muda saat dilahirkan" tanya Linda dengan bingung skaligus penasaran.
Mereka berdua menjadi gelagapan. Mereka lupa bahwa hanya Zia dan dirinya beserta Ariel yang tau mengenai penyakitnya.
"Syeilla itu hanya khawatir kalau saat ia melahirkan nanti tiba-tiba terjadi sesuatu seperti pendarahan. Makanya ia takut tidak bisa melihat bayinya saat sudah dilahirkan. Bukan begitu Syei" tanya Zia sambil memberi kode pada Syeilla berupa sebuah kedipan.
"Iya benar Linda. Biasa terjadi pada ibu hamil kan. Rasa khawatir pasti selalu ada"
"Oh syukurlah saya kira ada yang serius nona. Kalau begitu saya permisi dulu nona Syeilla dan Nona Zia" pamitnya dan berlalu dari sana.
Di lain tempat seaeorang sedang mencak-mencak di rumahnya karena tidak mendapati Syeilla di manapun.
"Mana Syeilla" teriak nya pada Asisten rumah tangganya.
"Anu.. tuan nona Syeilla anu... " jawab ART nya dengan gugup.
"Anu... Anu.. Katakan yang jelas" bentak Aiden dengan murka.
"Beberapa hari yang lalu nona dilarikan ke rumah sakit. Nona jatuh pingsan dengan hidung berdarah" jelas salah satu ART yang melihat kejadian.
Deg
Deg
Entah mengapa rasa khawatir tiba-tiba menyeruak melingkupi hatinya.
"Di rumah sakit mana ia di rawat"
"Rumah Sakit Citra Bunda tuan"
Aiden segera meluncur kesana untuk melihat langsung orang yang sudah membuatnya khawatir.
"Aku harap kau akan baik-baik saja Syeilla" gumamnya kemudian mengemudikan mobilnya dengan kecepatan maksimal.
❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
arin
halah kentut loh blaga sok khwtir,seneng"aj sno sama kekasih'nya,klo di nikahin cuman mau di siksa mending lepas aja
2021-12-09
0
Ida Geni
hahaha lucu kalau kawatir
suami iblis
2021-06-20
0
✰͜͡v᭄pit_hiats
baledog ku bubuy jui tutung salaki kitu patut mh😠😠😠😠😠
2021-06-13
0