Bibir Syeilla bergetar dengan hebat hingga air matanya tak mampu ia halau untuk tidak keluar. Baru saja ia menyecap kebahagiaan namun sudah digantikan dengan kabar duka. Apa ia terlalu bahagia sampai lupa diri hingga Tuhan menghukumnya dengan sangat kejam. Suara dokter sekaligus temannya yang memeriksa kehamilannya beberapa hari yang lalu terus menggema di gendang telinganya.
"Maafkan kami karena harus memberitahu kabar buruk kepada kamu Syei. Tapi sebagai dokter kami tidak diperbolehkan untuk menutupi apapun dari pasien baik dalam bentuk apapun" dokter tersebut menghela napasnya kemudian melanjutkan ucapannya sedangkan Syeilla mendengarkan dengan serius mengenai perihal yang akan disampaikan oleh dokter cantik tersebut.
" kamu mengidap penyakit tumor ganas yang menyerang sel-sel penyokong saraf pusat yang di kenal dengan nama Glioma Cerebri. Kanker ini berkembang dengan pesat dan bersifat agresif dan saya dengan sangat menyesal harus menyampaikan bahwa kamu tidak bisa terus untuk mempertahankan bayinya karena selain berbahaya untuk sang ibu ini juga sangat membahayakan nyawa sang bayi" terang Zia dengan sedih.
"Apa bisa disembuhkan Zi" tanya Syeilla dengan pelan sambil berurai air mata. Ia tidak akan pernah tega jika harus menggugurkan kandungannya.
Zia menggeleng dengan sedih kemudian kembali berkata.
"Glioma cerebri adalah tumor otak yang sangat langka bahkan hanya ada 100 kasus yang pernah di diagnosa menderita penyakit ini. Selain langka penyakit ini juga sangat resisten atau berlawanan dengan pengobatan sehingga belum ada obat atau upaya apapun yang mampu untuk menyembuhkan tumor jenis ini. Penyakit ini tidak sama dengan tumor otak pada umumnya seperti benjolan tetapi ia berupa benang kanker yang menyebar dengan sangat cepat ke dalam jaringan otak dan sekitar nya.
Bibir Syeilla tak mampu bahkan untuk mengucapkan satu patah katapun. Ia sangat syok saat mengetahui kondisinya saat ini.
"Sudah separah apa kondisinya Zi?" tanyanya dengan parau.
"Untuk saat ini masih tahap awal Syei, tapi meskipun masih tahap awal kamu tidak boleh lalai dan harus sering kontrol ke rumah sakit untuk mengantisipasi terjadinya sesuatu yang tidak kita inginkan" terang Zia sembari memberi semangat pada Syeilla walaupun ia tidak tau apakah ini berguna atau tidak namun setidaknya ia sudah berusaha sebagai seorang dokter dan sebagai teman.
Ah kalau kalian heran mengapa Zia berbicara bebas dengan Syeilla itu karena mereka seumuran dan Zia ingin menjalin pertemanan dengan wanita yang ia kagumi karena kelembutan hatinya.
"Bagaimana kalau aku tetap mempertahankan kandunganku? Sebesar apa risikonya?"
"Itu semua pilihan kamu Syei, kami sebagai dokter hanya menyarankan demi keselamatan kamu namun untuk semua keputusan akhirnya tetap ada di tangan kamu" jelas Zia dengan senyuman hangatnya.
"Saat aku dikatakan hamil ada orang yang sangat bahagia atas berita kehamilanku Zi padahal orang itu dulunya sangat membenciku karena aku dinyatakan mandul saat itu oleh seorang dokter. Namun setelah datangnya bayi ini dia berubah menjadi orang yang penuh kasih sayang. Ia bahkan sangat cerewet tentang apa yang boleh dan tidak boleh aku kerjakan dan itu sangat membuatku bahagia karena merasa diperhatikan dan disayangi" cerita Syeilla tersenyum ditemani air mata yang mengalir dengan lamban seolah mencuri dengar cerita Syeilla.
Zia pun tersenyum mendengarnya.
"dan kamu tidak ingin membuatnya kecewa. Suami kamu sungguh beruntung memiliki istri dengan hati selembut dan sepenyayang kamu Syei" seru Zia semakin kagum akan sosok seorang Syeilla.
Syeilla menggelengkan kepalanya dengan pelan sembari menghapus air matanya yang tak kunjung surut.
"Dia mama mertua ku Zi. Aku tidak bisa membuatnya kecewa dan bersedih karena ia sudah menantikan cucu pertama di keluarganya yaitu anakku'"
Syeilla mengelus perut ratanya sambil tersenyum. Senyuman pedih yang sarat akan ketulusan dan kasih. Dokter Zia bahkan tidak tau lagi harus berkata apa sehingga tanpa sadar air matanya ikut jatuh saat mendengar cerita pasien yang merangkap sebagai temannya yang sangat murah akan senyuman meskipun kabar buruk tengah melandanya. Andai ia yang berada di sisi Syeilla mungkin ia sudah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sediri namun hal itu tidak berlaku untuk Syeilla.
"Kamu perempuan yang baik Syei kenapa Tuhan sangat kejam padamu" tangis Zi pecah di hadapan Syeilla yang tetap tegar.
"Aku bukan seperti yang kamu bayangkan Zi. Aku seorang pendosa yang penuh dengan kesalahan di masa lalu dan inilah balasan yang setimpal untuk orang sepertiku" jawab Syeilla dengan suara parau.
"Apa maksudmu" tanya Zi dengan penasaran.
"Kalau kita memiliki waktu luang aku akan menceritakannya padamu tapi tidak sekarang karena aku harus segera pulang"
"Baiklah"
"Terima kasih banyak Zi karena sudah bersedia mendengarkan ceritaku"
"Sama-sama"
Syeilla kemudian beranjak dari tempatnya dan segera berpamitan pada Zi karena ia harus pulang. Ia tidak ingin membuat mama mertuanya khawatir.
"Hati-hati di jalan" teriak Zia saat Syeilla sudah berjalan menjauh.
"Kamu wanita yang baik Syei aku yakin Tuhan akan menolongmu" gumam Zia kemudian kembali masuk ke dalam ruangannya.
*****
"Dari mana saja kamu! Enak ya pergi sesuka hatimu. Kamu tidak lihat mbok Inah sangat kewalahan karena seharian terus bekerja sedangkan kamu malah enak-enakan di luar" teriak Aiden dengan murka saat tidak mendapati Syeilla di rumah.
"Maaf Aiden aku habis dari....."
Kalimat Syeilla terpotong karena bentakan dan hinaan dari suaminya.
"Habis melacur, ia! Dasar murahan" maki Aiden dengan sinis yang berhasil mendapat sebuah tamparan dari Syeilla yang mencoba menahan air matanya yang menganak sungai.
"Kalau tidak tau apa-apa maka tidak perlu berbicara" bisik Syeilla dengan parau.
Aiden menatap Syeilla dengan bengis kemudian menyeret Syeilla ke kamarnya dengan kasar. Ia menampar Syeilla sesampainya disana hingga Syeilla tersungkur ke belakang namun tangannya dengan cepat mencari pegangan. Ia tidak ingin terjadi apa-apa dengan kandungannya.
"Sejak kapan tangan kotormu boleh menyentuh wajahku hah!!! Teriaknya dengan murka.
Syeilla tidak lagi mampu menjawab sepatah pun karena kepalanya kembali berdenyut dengan nyeri namun ia tidak akan menunjukkan sisi lemahnya pada siapapun termasuk suaminya sendiri.
"Maafkan aku karena sudah lancang. Aku tidak akan mengulanginya" ucapnya dengan terbata-bata dan dengan sekuat tenaga menahan sakit di kepalanya. Ia berharap. Aiden segera mengakhiri sesi marahnya karena sakit ini sangat menyiksanya.
"Tentu saja kau tidak boleh mengulangnya karena segalanya tentangmu semuanya kotor dan haram bagimu menyentuh tubuhku tanpa ijinku" desisnya kemudian meninggalkan Syeilla yang sudah memegang kepalanya dengan erat sambil menangis. Dengan perlahan ada sesuatu berwarna merah menetes dan jatuh di atas baju putih yang ia kenakan.
"Kuatkan aku Tuhan" bisiknya dengan lemah dan berjalan dengan tertatih ke arah kamar mandinya.
❤❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Sukliang
dasar suami anjing
2021-10-29
0
Rewna Rewnata
ceritax amburadul
2021-05-15
0
syaa
buat yg bingung ama ceritanya sama kok aku juga
tapi keknya dulu aiden ama elena deh
si syeila suka ama aiden
trus dia kasih obat apalh buat aiden biar bisa tidur bareng
maknnya sekarang hamil kayaknya🤣🤣
mungkin sih
2021-04-15
3