Saat ini Syeilla sedang di tangani oleh tim medis, Aiden tidak berhenti mondar mandir di depan ruangan UGD. Ia sangat khawatir saat melihat betapa kacaunya keadaan Syeilla saat ia temukan. Mata nya terus melihat ke arah pintu dan berharap pintu itu akan terbuka secepatnya.
Beberapa menit kemudian pintu itu pun terbuka dan keluar lah seorang dokter dari sana, Aiden segera mendekati dokter tersebut dan menanyakan bagaimana keadaan Syeilla. Tampak dokter tersebut menghela napasnya dengan susah payah dan menatap Aiden dengan serius.
"Kondisi istri anda jauh dari kata baik-baik saja pak, kandungannya sangat lemah saat ini di tambah ia juga sedang mengandung bayi kembar. Saya menyarankan agar istri anda sementara waktu di rawat di rumah sakit dulu mengingat kondisinya bisa drop kapan saja" terang dokter tersebut panjang lebar.
Aiden pun mengangguk tanda mengerti. Ia tidak tau ada apa dengannya, ia bahkan tidak mencintai Syeilla sedikit pun namun dia menjadi khawatir seperti ini. Apa dia sudah mulai mencintai istrinya. Tidak, pasti bukan itu alasannya, bantah batin Aiden.
"Aku pasti hanya kasihan saja padanya" gumam Aiden menyakinkan hatinya.
Setelah Syeilla di pindahkan ke ruang rawat inap VIP Aiden masuk dan menemani Syeilla disana. Ia melihat tubuh kurus istrinya dengan perut yang menonjol besar terbaring lemah disana. Ia melihat wajah cantik istrinya begitu damai meskipun terlihat sangat pucat.
Mungkin dari kalian ada yang bertanya mengapa dokter tersebut hanya mengatakan kondisi Syeilla kurang baik tanpa mengatakan penyebab utamanya, karena dokter yang menangani Syeilla adalah Ariel, masih ingat? Ariel sudah berjanji akan menjaga rahasia Syeilla dari suaminya.
"Sebenarnya apa yang terjadi padamu Syeilla? Kau bahkan sudah beberapa kali masuk rumah sakit. Apa kau memang selemah itu" desah Aiden.
Dret
Dret
Suara handphone nya berbunyi yang menandakan adanya panggilan. Ia segera merogoh kantong celananya dan mengambilnya. Ia melihat nama si penelpon.
"Halo sayang" jawabnya sesaat setelah mengangkat panggilan tersebut.
"Aku akan segera kesana" Aiden mematikan panggilannya dan melihat sejenak wajah pucat istrinya kemudian berlalu dari sana. Ia harus menemani kekasihnya untuk chek up karena setahun yang lalu Jeslyn di vonis gagal jantung oleh dokter yang menanganinya. Kabar tersebut sekaligus membuat Aiden menjadi lebih protektif pada Jeslyn dan dimana pun Jeslyn membutuhkannya ia akan datang seperti hari ini. Sebenarnya Jeslyn sudah lama menderita gagal jantung hanya saja ia tidak menyadarinya. Ia berfikir nyeri di dadanya dan cepat kelelahan itu biasa untuknya mengingat jadwalnya yang sangat padat sebagai top model.
Engh
Lenguh Syeilla saat ia sadar kepalanya sangat sakit. Ia melihat ke sekelilingnya tidak ada orang disana.
"Apa aku akan pergi dengan cara yang menyedihkan seperti ini nantinya" gumamnya dengan lirih.
"Ya ampun Syeilla syukurlah kau sudah sadar" Zia masuk dengan tergesa-gesa saat mengetahui kabar dari Ariel kalau Syeilla masuk ke rumah sakit.
Syeilla menatap Zia dengan sendu dan memegang tangan Zia dengan erat.
"Zia kalau sampai terjadi sesuatu padaku aku mohon padamu, tempatkan aku di sebelah makam kedua orang tuaku. Aku mohon padamu untuk mencari makam mereka untukku. Aku mohon" pinta Syeilla dengan sedih. Ia bahkan tidak tau dimana keluarga besarnya memakamkan kedua orang tuanya.
"Kau ini bicara apa? Aku sungguh tidak suka. Kau pasti akan sembuh Syeilla" geram Zia sambil menangis.
Syeilla tersenyum menatap manik yang kini sudah dipenuhi air mata dengan senyuman tulusnya.
"Kita berdua tau bahwa penyakitku tidak akan bisa disembuhkan Zia"
Senyuman yang terbit di wajah Syeilla sangat menggangu bagi Zia, ia tidak suka jika Syeilla sudah berbicara tentang kematian. Ia sungguh tidak suka namun kenyataan kembali menamparnya. Ia sunghuh teman yang tidak berguna. Kenapa ia tidak mampu menolong Syeilla dari penderitaannya.
"Aku berjanji paramu tapi kau juga harus berjanji padaku satu hal Syeilla" Zia menahan tangisannya agar tidak kembali keluar.
"Iya Zia aku berjanji padamu"
"Tetaplah kuat dan lahirkan kedua bayimu dengan selamat dan teruslah berjuang untuk orang-orang yang menyayangimu. Masih ada aku yang selalu menyayangimu Syeilla jadi anggaplah aku menjadi orang terpenting dalam hidupmu" tangis Zia kembali pecah. Ia sampai memukul dadanya dengan kuat.
"Aku akan bertahan untuk kalian Zia, kedua bayiku dan seorang dahabat baikku. aku tidak akan lagi lemah melawan takdirku. Aku berjanji padamu" ucap Syeilla dengan yakin. Zia benar. Setidaknya masih ada yang menyayanginya di dunia ini. Ia tidak boleh menyerah karena ada dua nyawa yang harus ia perjuangkan.
****
"Keadaan jantung pasien mulai memburuk pak. Mungkin beliau hanya mampu bertahan selama enam bukan dari sekarang" dokter tersebut tampak menghela napasnya.
Aiden yang mendengar nya pun bagai disambar petir dengan kenyataan yang menyakitkan baginya. Sedangkan Jeslyn tampak baik-baik saja. Toh kabar seperti ini akan menghampirinya juga.
"Apa tidak ada yang bisa dilakukan dok?" tanya Aiden dengan susah payah.
"Masih ada satu cara yaitu donor jantung. Jika sudah ada pendonor jantungnya maka kita bisa melakukan operasi dwngan segera pak tentunya sebwlum masa enam bulan" jelas dokter tersebut.
Namun masih ada harapan bukan? Aiden hanya perlu mencari orang yang bersedia mendonorkan jantungnya untuk Jeslyn. Ia harus mencarinya untuk kesembuhan Jeslyn.
Bukankah menurut kalian Tuhan itu adil?
****
Genap sudah Syeilla dirawat selama empat hari dan hari ini ia sudah diijinkan pulang karena kondiainya sudah kembali stabil namun ia harus sering-sering chek up untuk mengetahui perkembangan tumornya dan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan mengingat Syeilla sedang mengandung dua nyawa.
"Selamat datang kembali non. Rumah sangat sepi tanpa non" ujar Linda dengan lesu lalu kemudian ia tersenyum senang karena orang yang mereka rindukan akhirnya pulang juga ke rumah.
"Terima kasih Linda"
Linda dan Zia mengantar Syeilla ke kamarnya yang berada di lantai dua. Sempat terbesit dalam benak Zia agar kamar Syeilla di bawah saja menginggat penyakit Syeilla bisa kumat kapan saja dan tidak terkecuali saat ia sedang di tangga.
"Syeilla kenapa tidak pindah ke kamar yang ada di bawah saja. Kan lebih aman. Aku khawatir terjadi sesuatu padamu" ucap Zia menyuarakan isi hatinya.
"Aku juga inginnya begitu tapi tuan rumahnya tidak mengijinkan siapapun untuk memasuki kamar yang di bawah. Jadi ya harus bagaimana lagi selain harus berhati-hati"
Zia benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran Aiden. Apa dia tidak melihat bahwa Syeilla sedang hamil besar begini. Benar-benar keterlaluan dengus Zia dengan geram.
"Nona dokter kenapa malah mendengus begitu" tanya Linda dengan heran saat melihat Zia mendengus seperti sedang kesal sedari tadi.
"Hanya sedang ingin makan orang saja Linda" ucap Zia ngaur yang berhasil membuat mata Linda melotot dengan sempurna. Tanpa basa basi Linda segera keluar dari kamar Syeilla dengan tergesa-gesa.
"Dia kenapa?" tanya Zia dengan bingung.
"Tanyakan saja pada dirimu" decak Syeilla dengan gemas.
Seolah sadar akan ucapannya barusan Zia pun hanya mampu menggaruk lehernya yang tidak gatal kemudian cengengesan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Dwi Puspa Rini
kok sakitnya ngeri semua ya canser, gagal jantung 😱😱😱
2022-04-19
0
Rena Agustina
emang ada ya orang kaya si syeila dlm dunia nyata rela disiksa lahir batin cuman Nerima.....
2022-01-31
1
arin
kalo smpe Shella ninggl trs jantungnya buat dnor jesslyn sy bner"kecewa dan jdi mles baca
2021-12-09
0