Bayang-bayang masa lalu.

"Tuan, mereka belum juga pulang." ucap Pak Wil.

"Biarkan saja, Wil. Mereka sudah halal, dan butuh waktu pacaran."

"Tapi... Nona besok sekolah."

"Libur sehari agi, tak masalah, bukan? Asal mereka bahagia, Wil. Hanya itu yang ingin ku lihat."

Papi Tama lalu merebahkan dirinya. Ia sedikit ngantuk, stelah meminum obat malamnya. Sakit jantung, yang telah mengakibatkan komplikasi kemana-mana. Membuat tubuhnya semakin lemah, bahkan terasa tinggal sebentar. Oleh Karena itu, Ia sangat ingin segera menikahkan kedua anaknya itu.

Pak Wil segere pergi, setelah yakin jika Papi Tama sudah benar-benar tidur dengan pulas. Ia turun ke kamarnya,

Tampak sebuah motor masuk. Tampak begitu kencang, dan mengerem mendadak tepat didepan pintu rumah besar itu.

buuugh! Ais memukul punggung Lim dengan sekuat tenaga.

"Bisa lebih kenceng dari itu ngga? balapan sekalian. Kalau jatuh gimana?" omel Ais, sembari melangkahkan kakinya turun dari motor itu.

Lim bergeming, tak perduli dengan omelan Ais padanya. Ia menarik gas, dan memarkirkan motornya di dalam garasi. Sedangkan Ais, dengan tubuh terhubung, langsung masuk ke dalam rumah.

" Baru pulang, Nona?" sapa Pak Wil.

"Malam, pak. Belum tidur? Papi mana?" tanya Ais, menormalisasi wajahnya yang kesal.

"Papi sudah tidur. Sebaiknya, Nina juga segera tidur. Kamar atas sudah di bereskan." ucap Pak Wil.

"Oke, terimakasih, Bapak." balas Ais dengan ceritanya.

Tak lama kemudian, Lim masuk dan menyapa. Pertanyaan dan jawaban yang sama persis dilontarkan. Dan berakhir dengan perintah yang sama pula.

"Apa ini, pertanda jika mereka jodoh?" batin pak Wil. Tersenyum membayangkan mereka berdua yang tengah menyesuaikan diri.

Lim naik ke kamarnya. Rasa lelah menghampiri, apalagi esok harus mulai sibuk kembali dengan segala rutinitas di kantornya. Ia pun membuka pintu kamar yang tak terkunci itu, menyaksikan Ais tengah mengganti pakaiannya di depan mata.

"Aaaargghhh! Bisa ngga, masuk ketok pintu dulu?" pekik Ais, menutupi tubuhnya dengan handuk.

"Kenapa, harus ketuk pintu? Ini kamarku?"

"Ya, tapi ada Ais lagi ganti baju." kesalnya.

Lim hanya memiringkan bibirnya, lalu mengganti pakaiannya sendiri. Tanpa risirh, tepat di depan mata Ais yang akhirnya menutup matanya dengan tangan.

Lim pun mengambil beberapa bantal, lalu membwanya ke sofa yang tersedia disana.

" Kakak ngapain?"

"Tidur disini. Apa, kau mau aku tidur disana?"

"Ah, tidak. Tak apa, disana saja. Ais akan tidur dengan manis disini."

"Manis? Semanis apa jika kaki mu saja nyasar ke dadaku?" sergah Lim.

"Hah, benarkah? Jangan bohong. Ais tidur nya anteng kok."

"Ya, terserah. Tidurlah, besok sekolah. Berangkat sendiri, karena aku tak bisa mengantar..." ucap Lim panjang lebar. Tapi, Ais sepertinya tak sempat mendengarkannya lagi.

"Dasar..." lirik Lim, pad istri kecilnya yag telah pulas dan bermimpi.

Lim mulai memejamkan matanya. Berharap, dapat bermimpi dengan indah. Atau bahkan tidak sama sekali. Bayang-bayang masa lalu, selalu menghantui dan masuk ke dalam inti fikirannya itu. Bahkan, jantungnya pun selalu membawanya pada ingatan buruk akan masa lalu.

***

Suara Ambulance, hiruk pikuk cahaya merah. Semua membisingkan telinga. Jantung Lim begitu sakit, bernafas pun terasa begitu sulit.

Matanya meremang, hanya sekelebat cahaya yang tampak di balik lemah tubuhya kala itu.

"Al... Kamu dimana?" lirihnya, dengan sisa tenaga yang ada.

Ia pun meringkuk, menahan sakit diatas brankarnya. Dan sebuah brankar di sebelahnya, dengan wanita yang tertidur begitu tenang, dengan segala luka dikepala dan wajahnya. Rambutnya yang panjang, serta gaun putih yang Ia pakai lengkap dengan sebuah mahkota indahnya.

"Al... Itu kah kamu? Kenapa diam saja? Bangunlah, Aku akan menikahimu. Al... Almiraaa!"

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

kaya nya Lim mulai ekting nya nih, mm udh plng kampung, papi hanya tau kalau di rmh😡😡😡

2023-10-27

0

Adiza Erlita

Adiza Erlita

hmm paling gabisa klo si cwo belom lepas dri masalalu

2023-04-26

1

beban suami

beban suami

almira meninggal y...

2022-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 Mendadak di lamar.
2 Perkenalan pertama
3 Mentari dan batu es.
4 Ais rindu Papa
5 Gaun pengantin si kecil
6 Naluri calon suami.
7 Aku, calon suaminya
8 Sahabat terbaik
9 Salah sangka gara-gara Pak Wil
10 Jika ini mimpi, maka bangunlah
11 Lim akan berusaha merubahnya
12 Hari pernikahan.
13 Kenapa harus menikahi anak kecil?
14 Pengantin baru
15 Malam pertama yang di pantau
16 Senjata untuk mengaturmu.
17 Mama pun pergi meninggalkan Ais.
18 Diam diam perhatian
19 Kak Lim takut hantu
20 Bayang-bayang masa lalu.
21 Jangan bilang siapapun.
22 Dikira menikahi Kakek Tua.
23 Dari Iqra Lima, turun ke Iqra Tiga.
24 Di cium, jangan di tonyor.
25 Tak ingin menjadi contoh untuk orang lain
26 Ketika Aishwa sedih
27 Mamaaaa! Ini apa?
28 Kakak suami, I Love You.
29 Berkah dibalik kesedihan
30 Hadiah semangkuk Ice cream
31 Demi Kak Lim
32 Dan Aku menangis lagi.
33 Bermalam di Rumah sakit
34 Tekanan batin Cinta
35 Suami kejaaam!
36 Ganteng, tapi menakutkan
37 Aku hanya orang baru
38 Bermanja dengan Papi mertua
39 Cemburu kah?
40 Tanggung jawab menjadi istri
41 Uang jajan dari Kakak Suami
42 Terfitnah karena miskin
43 Lagi-lagi Kak Dimas.
44 Aura sang Dimas
45 Apa bedanya, Ibu dengan mereka?
46 Ciuman pertama
47 Keisengan Ais
48 Belajar menjadi istri yang baik
49 Aishwa hamil?
50 Dia istrimu, kenapa tanya aku?
51 Bertanggung jawab, karena mengganggu waktuku
52 Sebentar saja, bermanja..
53 Nanti Ais abisin duitnya
54 Sedikit mencair..
55 Dia anak tiri gue.
56 Jantung ini..
57 Bagaimana aku bisa lupa padanya?
58 Ku tunggu di usia 19
59 Dua malaikatku datang
60 Katakan, kau sayang padaku.
61 Menantu kesayangan Papi
62 Balas dendam Kak Lim
63 Zia masih saja dendam
64 Suami istri Prik.
65 Nisa tersesat
66 Baju baru untuk istri
67 Selalu saja kurang
68 Undangan kelulusan
69 Ais kangen Papa
70 Tragedi lingerie nyasar
71 Selamat ulang tahun, Ais.
72 Kau yakin malam ini?
73 Ais sudah menjadi istri yang baik.
74 Kriteria gadis impian Dimas
75 Tawaran bagus untuk Nisa
76 Zia penebar fitnah
77 Trauma dengan orang kaya
78 Lebih baik jadi pengecut, dari pada membahayakanmu
79 Mama, Ais rindu.
80 Permohonan Nisa
81 Tak bisa diajak mesra
82 I Love You Aishwa.
83 Foto siapa ini?
84 Siapa wanita itu?
85 Jangan pernah tinggalkan aku
86 Aku pun bertemu dengannya.
87 Firasat Ais.
88 Lim dan Almira.
89 Donor jantung milik Almira
90 Dia, tak akan pernah hidup lagi
91 Dia sudah mulai menunjukkan dirinya.
92 Salah sasaran.
93 Hilangnya Nisa
94 Antara masa kini dan masa lalu yang kelam
95 Aku merindukanmu, Al
96 Asal usul Nisa
97 Pemalsuan identitas Al.
98 Jebakan demi jebakan
99 Dimas dan Nisa
100 Baru ku mulai, tapi sudah berakhir.
101 Aku, mencintainya.
102 Jadilah dirimu sendiri, aku suka.
103 Ingin bulan madu
104 Bulan Madu 1
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Mendadak di lamar.
2
Perkenalan pertama
3
Mentari dan batu es.
4
Ais rindu Papa
5
Gaun pengantin si kecil
6
Naluri calon suami.
7
Aku, calon suaminya
8
Sahabat terbaik
9
Salah sangka gara-gara Pak Wil
10
Jika ini mimpi, maka bangunlah
11
Lim akan berusaha merubahnya
12
Hari pernikahan.
13
Kenapa harus menikahi anak kecil?
14
Pengantin baru
15
Malam pertama yang di pantau
16
Senjata untuk mengaturmu.
17
Mama pun pergi meninggalkan Ais.
18
Diam diam perhatian
19
Kak Lim takut hantu
20
Bayang-bayang masa lalu.
21
Jangan bilang siapapun.
22
Dikira menikahi Kakek Tua.
23
Dari Iqra Lima, turun ke Iqra Tiga.
24
Di cium, jangan di tonyor.
25
Tak ingin menjadi contoh untuk orang lain
26
Ketika Aishwa sedih
27
Mamaaaa! Ini apa?
28
Kakak suami, I Love You.
29
Berkah dibalik kesedihan
30
Hadiah semangkuk Ice cream
31
Demi Kak Lim
32
Dan Aku menangis lagi.
33
Bermalam di Rumah sakit
34
Tekanan batin Cinta
35
Suami kejaaam!
36
Ganteng, tapi menakutkan
37
Aku hanya orang baru
38
Bermanja dengan Papi mertua
39
Cemburu kah?
40
Tanggung jawab menjadi istri
41
Uang jajan dari Kakak Suami
42
Terfitnah karena miskin
43
Lagi-lagi Kak Dimas.
44
Aura sang Dimas
45
Apa bedanya, Ibu dengan mereka?
46
Ciuman pertama
47
Keisengan Ais
48
Belajar menjadi istri yang baik
49
Aishwa hamil?
50
Dia istrimu, kenapa tanya aku?
51
Bertanggung jawab, karena mengganggu waktuku
52
Sebentar saja, bermanja..
53
Nanti Ais abisin duitnya
54
Sedikit mencair..
55
Dia anak tiri gue.
56
Jantung ini..
57
Bagaimana aku bisa lupa padanya?
58
Ku tunggu di usia 19
59
Dua malaikatku datang
60
Katakan, kau sayang padaku.
61
Menantu kesayangan Papi
62
Balas dendam Kak Lim
63
Zia masih saja dendam
64
Suami istri Prik.
65
Nisa tersesat
66
Baju baru untuk istri
67
Selalu saja kurang
68
Undangan kelulusan
69
Ais kangen Papa
70
Tragedi lingerie nyasar
71
Selamat ulang tahun, Ais.
72
Kau yakin malam ini?
73
Ais sudah menjadi istri yang baik.
74
Kriteria gadis impian Dimas
75
Tawaran bagus untuk Nisa
76
Zia penebar fitnah
77
Trauma dengan orang kaya
78
Lebih baik jadi pengecut, dari pada membahayakanmu
79
Mama, Ais rindu.
80
Permohonan Nisa
81
Tak bisa diajak mesra
82
I Love You Aishwa.
83
Foto siapa ini?
84
Siapa wanita itu?
85
Jangan pernah tinggalkan aku
86
Aku pun bertemu dengannya.
87
Firasat Ais.
88
Lim dan Almira.
89
Donor jantung milik Almira
90
Dia, tak akan pernah hidup lagi
91
Dia sudah mulai menunjukkan dirinya.
92
Salah sasaran.
93
Hilangnya Nisa
94
Antara masa kini dan masa lalu yang kelam
95
Aku merindukanmu, Al
96
Asal usul Nisa
97
Pemalsuan identitas Al.
98
Jebakan demi jebakan
99
Dimas dan Nisa
100
Baru ku mulai, tapi sudah berakhir.
101
Aku, mencintainya.
102
Jadilah dirimu sendiri, aku suka.
103
Ingin bulan madu
104
Bulan Madu 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!