Kenapa harus menikahi anak kecil?

Pesta semakin ramai. Para tamu mulai berdatangan, menikmati hidangan dan memberi selamat pada kedua mempelai.

"Huftzzzz, capeknya." keluh Ais, dengan menepuk-nepuk betisnya.

"Sebentar lagi selesai. Lagipula, Ais tak pakai hells." bisik Lim padanya.

"Apalagi pakai Hells, pasti lebih capek." ucap Ais yang cemberut.

Lim meraih kaki Ais, lalu memijitinya dengan lembut.

"Eh, jangan. Malu di lihat orang." lerai Ais, tapi Lim tetap saja melakukannya.

"Semua tersenyum, kenapa malu." jawab Lim.

Ais hanya tersenyum, ketika semua orang melihat mereka. Semua tampak gemas dengan pasangan muda ini, meski sebagian mempertanyakan usia Ais, karena memang tampak begitu imut layaknya gadis kecil. Padahal, usianya sebentar lagi 19 tahun.

"Udah, Kak. Ada orang datang kesini." tegur Ais.

Lim langsung menegakkan kepalanya, menatap seorang yang menghampirinya.

"Ayu?"

"Hey, Lim. Selamat atas pernikahanmu. Semoga langgeng, dan kau bahagia dengannya." ucap Ayu, menjabat tangan Ais dan Lim bergantian.

"Kau... Baik-baik saja?" tanya Lim..

"Kau tahu jawabannya, kenapa bertanya? Bahkan kau tak pernah memberitahuku tentang rencana ini, bukan? Aku terkejut bukan kepalang, bahkan rasanya ingin menelan obat tidur sebanyak mungkin agar seketika lupa denganmu." ucap Ayu panjang lebar.

Matanya berkaca-kaca, dan Ia bahkan tak melirik Ais sebagai mempelai wanitanya.

Dimas menyadari sebuah keanehan. Ia pun menatap Lim dengan Ais yang bersama Ayu dihadapan mereka. Dimas langsung berlari, untuk membawa Ayu pergi.

" Kau, apa-apaan?" lirih Dimas.

" A-aku hanya memberi selamat. Salah kah?" tanya Ayu dengan tawanya.

"Tapi tak seperti itu. Kau tampak mabuk." tegur Dimas.

Ia pun membawanya keluar, lalu duduk di sebuah taman yang dekat dari sana.

"Jangan gila, Ayu. Mereka sudah menikah."

"Menikah terpaksa, apa hebatnya? Dengan anak kecil? Ya, gadis itu masih kecil. Tak takutkah, di cap sebagai pedofil?" racau Ayu.

"Dia hanya masih sekolah, tapi bukan berati masih kecil." sergah Dimas.

"Aaah, terserah kau. Aku benci kalian semua. Padahal, Al menitipkan Lim padaku. Kenapa biarkan menikah dengan dia? Kalian tak Amanah! Aku benci kalian semua!" pekik Ayu, lalu berlari pergi meninggalkan Dimas di taman itu.

Dimas pun kembali pada pesta. Karena hari sudah mulai sore, Ia pun harus membantu menyalami para tamu yang berpamitan.

" Dia pergi?"

" Ya, berlari dengan cepat dan begitu jauh." jawab Dimas pada Lim.

Seperti dugaan, para tamu sudah mulai undur diri. Dimas pun mewakili Papi Tama untuk bersalaman dengan para tamunya.

"Kak, Ais capek." keluh Ais lagi.

"Katanya preman, kok capek ginian aja." ledek Lim lagi.

"Mendingan berantem deh, Kak. Yok, berantem yok." tantang Ais yang kesal.

Lim melambaikan tangannya. Ia memanggil sahabat Ais yang daritadi menikmati hidangan yang di sediakan. Nisa pun dengan sigap menghampirinya, meski wajah sedikit cemong karena berbagai kue yang Ia makan.

"Iya, Kak Lim. Kenapa?" tanya Nisa.

"Kamu dan Dimas, disini. Saya bawa Ais ke kamar untuk istirahat."

"Apa? Berdua disini?" tanya Dimas dan Nisa bersamaan, dengan wajah kaget yang sama.

"Iya, sebentar. Dan lagi, acara akan segera selesai."

Lim pun menggendong Ais ala Bridal Style. Ia membawanya ke kamar pengantin mereka. Dan di sana, Lim mulai membuka sepatu Ais secara perlahan.

"Sepatunya, murah. Bahannya jelek. Pantas, kakimu sakit.."

"Ais tahu kalau murah menurut Kakak. Tapi, itu sangat mahal buat Ais dan Mama."

"Aku tak menghina, hanya jujur." jawab Lim, lalu mengusap kaki Ais dengan air hangat yang baru saja Ia minta dengan pelayannya.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

semoga lim seterusnya tetap baik ya thour, kasihan juga Ais dari orok udh di jodohin, ya mumet aja. 🤭🤭🤭🤭

2023-10-27

1

Ida Blado

Ida Blado

org udah di jodohin dri orok,emang bakal di bolehin nikah sama yg lain,,, srkalipun saling cinta ?

2022-11-30

1

Junita Junita

Junita Junita

udah SMA makan kok msih cemong,yg benar aja thor..

2022-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 Mendadak di lamar.
2 Perkenalan pertama
3 Mentari dan batu es.
4 Ais rindu Papa
5 Gaun pengantin si kecil
6 Naluri calon suami.
7 Aku, calon suaminya
8 Sahabat terbaik
9 Salah sangka gara-gara Pak Wil
10 Jika ini mimpi, maka bangunlah
11 Lim akan berusaha merubahnya
12 Hari pernikahan.
13 Kenapa harus menikahi anak kecil?
14 Pengantin baru
15 Malam pertama yang di pantau
16 Senjata untuk mengaturmu.
17 Mama pun pergi meninggalkan Ais.
18 Diam diam perhatian
19 Kak Lim takut hantu
20 Bayang-bayang masa lalu.
21 Jangan bilang siapapun.
22 Dikira menikahi Kakek Tua.
23 Dari Iqra Lima, turun ke Iqra Tiga.
24 Di cium, jangan di tonyor.
25 Tak ingin menjadi contoh untuk orang lain
26 Ketika Aishwa sedih
27 Mamaaaa! Ini apa?
28 Kakak suami, I Love You.
29 Berkah dibalik kesedihan
30 Hadiah semangkuk Ice cream
31 Demi Kak Lim
32 Dan Aku menangis lagi.
33 Bermalam di Rumah sakit
34 Tekanan batin Cinta
35 Suami kejaaam!
36 Ganteng, tapi menakutkan
37 Aku hanya orang baru
38 Bermanja dengan Papi mertua
39 Cemburu kah?
40 Tanggung jawab menjadi istri
41 Uang jajan dari Kakak Suami
42 Terfitnah karena miskin
43 Lagi-lagi Kak Dimas.
44 Aura sang Dimas
45 Apa bedanya, Ibu dengan mereka?
46 Ciuman pertama
47 Keisengan Ais
48 Belajar menjadi istri yang baik
49 Aishwa hamil?
50 Dia istrimu, kenapa tanya aku?
51 Bertanggung jawab, karena mengganggu waktuku
52 Sebentar saja, bermanja..
53 Nanti Ais abisin duitnya
54 Sedikit mencair..
55 Dia anak tiri gue.
56 Jantung ini..
57 Bagaimana aku bisa lupa padanya?
58 Ku tunggu di usia 19
59 Dua malaikatku datang
60 Katakan, kau sayang padaku.
61 Menantu kesayangan Papi
62 Balas dendam Kak Lim
63 Zia masih saja dendam
64 Suami istri Prik.
65 Nisa tersesat
66 Baju baru untuk istri
67 Selalu saja kurang
68 Undangan kelulusan
69 Ais kangen Papa
70 Tragedi lingerie nyasar
71 Selamat ulang tahun, Ais.
72 Kau yakin malam ini?
73 Ais sudah menjadi istri yang baik.
74 Kriteria gadis impian Dimas
75 Tawaran bagus untuk Nisa
76 Zia penebar fitnah
77 Trauma dengan orang kaya
78 Lebih baik jadi pengecut, dari pada membahayakanmu
79 Mama, Ais rindu.
80 Permohonan Nisa
81 Tak bisa diajak mesra
82 I Love You Aishwa.
83 Foto siapa ini?
84 Siapa wanita itu?
85 Jangan pernah tinggalkan aku
86 Aku pun bertemu dengannya.
87 Firasat Ais.
88 Lim dan Almira.
89 Donor jantung milik Almira
90 Dia, tak akan pernah hidup lagi
91 Dia sudah mulai menunjukkan dirinya.
92 Salah sasaran.
93 Hilangnya Nisa
94 Antara masa kini dan masa lalu yang kelam
95 Aku merindukanmu, Al
96 Asal usul Nisa
97 Pemalsuan identitas Al.
98 Jebakan demi jebakan
99 Dimas dan Nisa
100 Baru ku mulai, tapi sudah berakhir.
101 Aku, mencintainya.
102 Jadilah dirimu sendiri, aku suka.
103 Ingin bulan madu
104 Bulan Madu 1
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Mendadak di lamar.
2
Perkenalan pertama
3
Mentari dan batu es.
4
Ais rindu Papa
5
Gaun pengantin si kecil
6
Naluri calon suami.
7
Aku, calon suaminya
8
Sahabat terbaik
9
Salah sangka gara-gara Pak Wil
10
Jika ini mimpi, maka bangunlah
11
Lim akan berusaha merubahnya
12
Hari pernikahan.
13
Kenapa harus menikahi anak kecil?
14
Pengantin baru
15
Malam pertama yang di pantau
16
Senjata untuk mengaturmu.
17
Mama pun pergi meninggalkan Ais.
18
Diam diam perhatian
19
Kak Lim takut hantu
20
Bayang-bayang masa lalu.
21
Jangan bilang siapapun.
22
Dikira menikahi Kakek Tua.
23
Dari Iqra Lima, turun ke Iqra Tiga.
24
Di cium, jangan di tonyor.
25
Tak ingin menjadi contoh untuk orang lain
26
Ketika Aishwa sedih
27
Mamaaaa! Ini apa?
28
Kakak suami, I Love You.
29
Berkah dibalik kesedihan
30
Hadiah semangkuk Ice cream
31
Demi Kak Lim
32
Dan Aku menangis lagi.
33
Bermalam di Rumah sakit
34
Tekanan batin Cinta
35
Suami kejaaam!
36
Ganteng, tapi menakutkan
37
Aku hanya orang baru
38
Bermanja dengan Papi mertua
39
Cemburu kah?
40
Tanggung jawab menjadi istri
41
Uang jajan dari Kakak Suami
42
Terfitnah karena miskin
43
Lagi-lagi Kak Dimas.
44
Aura sang Dimas
45
Apa bedanya, Ibu dengan mereka?
46
Ciuman pertama
47
Keisengan Ais
48
Belajar menjadi istri yang baik
49
Aishwa hamil?
50
Dia istrimu, kenapa tanya aku?
51
Bertanggung jawab, karena mengganggu waktuku
52
Sebentar saja, bermanja..
53
Nanti Ais abisin duitnya
54
Sedikit mencair..
55
Dia anak tiri gue.
56
Jantung ini..
57
Bagaimana aku bisa lupa padanya?
58
Ku tunggu di usia 19
59
Dua malaikatku datang
60
Katakan, kau sayang padaku.
61
Menantu kesayangan Papi
62
Balas dendam Kak Lim
63
Zia masih saja dendam
64
Suami istri Prik.
65
Nisa tersesat
66
Baju baru untuk istri
67
Selalu saja kurang
68
Undangan kelulusan
69
Ais kangen Papa
70
Tragedi lingerie nyasar
71
Selamat ulang tahun, Ais.
72
Kau yakin malam ini?
73
Ais sudah menjadi istri yang baik.
74
Kriteria gadis impian Dimas
75
Tawaran bagus untuk Nisa
76
Zia penebar fitnah
77
Trauma dengan orang kaya
78
Lebih baik jadi pengecut, dari pada membahayakanmu
79
Mama, Ais rindu.
80
Permohonan Nisa
81
Tak bisa diajak mesra
82
I Love You Aishwa.
83
Foto siapa ini?
84
Siapa wanita itu?
85
Jangan pernah tinggalkan aku
86
Aku pun bertemu dengannya.
87
Firasat Ais.
88
Lim dan Almira.
89
Donor jantung milik Almira
90
Dia, tak akan pernah hidup lagi
91
Dia sudah mulai menunjukkan dirinya.
92
Salah sasaran.
93
Hilangnya Nisa
94
Antara masa kini dan masa lalu yang kelam
95
Aku merindukanmu, Al
96
Asal usul Nisa
97
Pemalsuan identitas Al.
98
Jebakan demi jebakan
99
Dimas dan Nisa
100
Baru ku mulai, tapi sudah berakhir.
101
Aku, mencintainya.
102
Jadilah dirimu sendiri, aku suka.
103
Ingin bulan madu
104
Bulan Madu 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!