Mama pun pergi meninggalkan Ais.

Ais mengguyur dirinya dengan air dingin. Ia tak terbiasa dengan air hangat, karena akan memakan waktu ketika harus memasaknya terlebih dulu. Ia lupa, jika yang menikahinya adalah Tuan muda kaya raya..

"Kakak masih dikamar?"

"Ya, kenapa?" tanya Lim.

"Keluar lah, Ais malu."

"Kenapa harus malu? Sudah suami istri." jawab Lim.

"Ayo lah, Ais mohon." rengeknya.

Lim hanya menggelengkan kepalanya, lu Ia keluar menemui mereka yang tengah sarapan bersama.

"Pagi, Pi. Pagi, Ma...." sapa Lim pada keduanya. Di tambah anggukan pada Pak Will dan yang lainnya.

"Pagi, Lim. Ais mana?" tanya Mama Linda.

"Lagi mandi. Mungkin, sebentar lagi keluar." jawabnya.

Lim mengambil sarapannya, dan mulai menikmati santapan pagi itu dengan begitu lahapnya.

"Laper banget?" ledek sang Papi.

"Ya, seperti itulah." jawab Lim, dengan mulut yang penuh makanan.

Tak lama kemudian, Ais keluar dengan penampilan ala ABGnya. Dengan jaket Hoodie, rambut setengah diikat keatas, celana jogger dan sepatu kets putih kesayangannya. Sangat kontras, dengan Lim yang begitu rapi dan elegan.

Ais mengambil sarapannya, memakan makanannya dengan penuh nikmat. Tak kalah dengan Lim, dan membuat kedua orang tuanya tersenyum gemas. Entah apa yang mereka fikirkan  mengenai kedua pasangan pengantin baru itu.

"Ais, kamu tinggal disini. Nurut sama suami dan Papi. Mama mau pulang ke rumah nenek." ucap mama Linda.

"Lama ngga, Ma?" tanya Ais, yang tampak lesu.

"Ais... Mama akan tinggal disana, menghabiskan masa tua Mama. Makam Papa pun disana, Mama ingin terus dekat dengan Papamu."

"Kata Mama, Papa selalu dekat di hati kita? Mama bohong, cuma mau tenangin Ais?" sergah Ais, dengan butiran air mata yang mulai tumpah.

"Hey, Ais ngga pernah nangis. Ingat itu. Papa akan selalu dekat dengan Ais, apalagi kalau Ais terus disini dan patuh pada suami dan Papi. Ingat?" jawab Mama Linda, bernada tegas.

Meski Ia tak faham, apa yang dikatakan sang Mama sebenarnya. Menyimpan sebuah arti tersembunyi baginya.

Sarapan selesai. Lim mulai membawa barang Mama Linda, dan memasukannya ke dalam mobil. Ais tampak lesu, tak ingin naik. Tapi hatinya ingin ikut mengantar Mamanya ke stasiun.

"Ayo..." ajak Lim, pada istri kecilnya itu.

"Mabok...."

"Minum obat. Nih," ucap Lim, yang diam-diam memesankan obat anti mabok untuk Ais.

"Obat ini, diminum satu jam sebelum perjalanan. Kalau sekarang, ngga ada pengaruhnya, Kak."

"Lebih baik telat, daripada tidak sama sekali." jawab Lim, dengan wajah datarnya.

Ais mendengkus kesal. Tapi Ia tetap menuruti untuk meminum obat itu. Ia tak ingin, momen harunya berpisah dengan sang Ibu, hilang hanya karena kepala nya yang berat dan ingin muntah.

" Ayo," ajak Lim, membukakan pintu untuk Ais.

"Mau duduk sama Mama aja, dibelakang."

"Aku bukan supir." jawab Lim.

Ais menghentakkan kakinya, kesal. Mama Linda hanya mengangguk dan berkedip, meminta Ais patuh dan mereka segera berangkat.

"Hari sudah siang." ucap Mama Linda.

Lagi dan lagi, Ais harus pasrah dan mengikuti semua ucapan suaminya.

"Awas aja, nanti kalau Mama udah ngga ada. Ngga akan Ais nurut seperti ini. Pasti Papi lebih sayang ais." ucapnya Bangga.

***

Hiruk pikuk Halte Bus, begitu memekakkan telinga. Lim tengah pergi memesan tiket, dan Ais tengah bermanja pada sang Mama di sebuah bangku kosong. Menyandarkan kepala, dengan usapan yang begitu lembut dan menenangkan.

"Nanti, kalau udah kelulusan. Kamu minta Lim antar ke rumah nenek."

"Emang mau? Kak Lim pelit."

"Kata siapa? Dia begitu royal, kamu aja ngga tahu. Hanya saja, dia begitu mengikuti peraturan yang Papi Tama berikan padanya. Makanya begitu."

"Peraturan apa?"

"Nanti kamu tahu. Perlahan, kalian akan dekat. Turuti semua, demi kebaikan kamu, sayang." kecup sang mama, dengan begitu hangat.

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

heemmmm

2022-05-04

1

Titin Hidayat

Titin Hidayat

visualnya Ais dong kak

2022-04-07

1

Zifa Zifa

Zifa Zifa

genes ma ais🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰

2022-04-05

1

lihat semua
Episodes
1 Mendadak di lamar.
2 Perkenalan pertama
3 Mentari dan batu es.
4 Ais rindu Papa
5 Gaun pengantin si kecil
6 Naluri calon suami.
7 Aku, calon suaminya
8 Sahabat terbaik
9 Salah sangka gara-gara Pak Wil
10 Jika ini mimpi, maka bangunlah
11 Lim akan berusaha merubahnya
12 Hari pernikahan.
13 Kenapa harus menikahi anak kecil?
14 Pengantin baru
15 Malam pertama yang di pantau
16 Senjata untuk mengaturmu.
17 Mama pun pergi meninggalkan Ais.
18 Diam diam perhatian
19 Kak Lim takut hantu
20 Bayang-bayang masa lalu.
21 Jangan bilang siapapun.
22 Dikira menikahi Kakek Tua.
23 Dari Iqra Lima, turun ke Iqra Tiga.
24 Di cium, jangan di tonyor.
25 Tak ingin menjadi contoh untuk orang lain
26 Ketika Aishwa sedih
27 Mamaaaa! Ini apa?
28 Kakak suami, I Love You.
29 Berkah dibalik kesedihan
30 Hadiah semangkuk Ice cream
31 Demi Kak Lim
32 Dan Aku menangis lagi.
33 Bermalam di Rumah sakit
34 Tekanan batin Cinta
35 Suami kejaaam!
36 Ganteng, tapi menakutkan
37 Aku hanya orang baru
38 Bermanja dengan Papi mertua
39 Cemburu kah?
40 Tanggung jawab menjadi istri
41 Uang jajan dari Kakak Suami
42 Terfitnah karena miskin
43 Lagi-lagi Kak Dimas.
44 Aura sang Dimas
45 Apa bedanya, Ibu dengan mereka?
46 Ciuman pertama
47 Keisengan Ais
48 Belajar menjadi istri yang baik
49 Aishwa hamil?
50 Dia istrimu, kenapa tanya aku?
51 Bertanggung jawab, karena mengganggu waktuku
52 Sebentar saja, bermanja..
53 Nanti Ais abisin duitnya
54 Sedikit mencair..
55 Dia anak tiri gue.
56 Jantung ini..
57 Bagaimana aku bisa lupa padanya?
58 Ku tunggu di usia 19
59 Dua malaikatku datang
60 Katakan, kau sayang padaku.
61 Menantu kesayangan Papi
62 Balas dendam Kak Lim
63 Zia masih saja dendam
64 Suami istri Prik.
65 Nisa tersesat
66 Baju baru untuk istri
67 Selalu saja kurang
68 Undangan kelulusan
69 Ais kangen Papa
70 Tragedi lingerie nyasar
71 Selamat ulang tahun, Ais.
72 Kau yakin malam ini?
73 Ais sudah menjadi istri yang baik.
74 Kriteria gadis impian Dimas
75 Tawaran bagus untuk Nisa
76 Zia penebar fitnah
77 Trauma dengan orang kaya
78 Lebih baik jadi pengecut, dari pada membahayakanmu
79 Mama, Ais rindu.
80 Permohonan Nisa
81 Tak bisa diajak mesra
82 I Love You Aishwa.
83 Foto siapa ini?
84 Siapa wanita itu?
85 Jangan pernah tinggalkan aku
86 Aku pun bertemu dengannya.
87 Firasat Ais.
88 Lim dan Almira.
89 Donor jantung milik Almira
90 Dia, tak akan pernah hidup lagi
91 Dia sudah mulai menunjukkan dirinya.
92 Salah sasaran.
93 Hilangnya Nisa
94 Antara masa kini dan masa lalu yang kelam
95 Aku merindukanmu, Al
96 Asal usul Nisa
97 Pemalsuan identitas Al.
98 Jebakan demi jebakan
99 Dimas dan Nisa
100 Baru ku mulai, tapi sudah berakhir.
101 Aku, mencintainya.
102 Jadilah dirimu sendiri, aku suka.
103 Ingin bulan madu
104 Bulan Madu 1
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Mendadak di lamar.
2
Perkenalan pertama
3
Mentari dan batu es.
4
Ais rindu Papa
5
Gaun pengantin si kecil
6
Naluri calon suami.
7
Aku, calon suaminya
8
Sahabat terbaik
9
Salah sangka gara-gara Pak Wil
10
Jika ini mimpi, maka bangunlah
11
Lim akan berusaha merubahnya
12
Hari pernikahan.
13
Kenapa harus menikahi anak kecil?
14
Pengantin baru
15
Malam pertama yang di pantau
16
Senjata untuk mengaturmu.
17
Mama pun pergi meninggalkan Ais.
18
Diam diam perhatian
19
Kak Lim takut hantu
20
Bayang-bayang masa lalu.
21
Jangan bilang siapapun.
22
Dikira menikahi Kakek Tua.
23
Dari Iqra Lima, turun ke Iqra Tiga.
24
Di cium, jangan di tonyor.
25
Tak ingin menjadi contoh untuk orang lain
26
Ketika Aishwa sedih
27
Mamaaaa! Ini apa?
28
Kakak suami, I Love You.
29
Berkah dibalik kesedihan
30
Hadiah semangkuk Ice cream
31
Demi Kak Lim
32
Dan Aku menangis lagi.
33
Bermalam di Rumah sakit
34
Tekanan batin Cinta
35
Suami kejaaam!
36
Ganteng, tapi menakutkan
37
Aku hanya orang baru
38
Bermanja dengan Papi mertua
39
Cemburu kah?
40
Tanggung jawab menjadi istri
41
Uang jajan dari Kakak Suami
42
Terfitnah karena miskin
43
Lagi-lagi Kak Dimas.
44
Aura sang Dimas
45
Apa bedanya, Ibu dengan mereka?
46
Ciuman pertama
47
Keisengan Ais
48
Belajar menjadi istri yang baik
49
Aishwa hamil?
50
Dia istrimu, kenapa tanya aku?
51
Bertanggung jawab, karena mengganggu waktuku
52
Sebentar saja, bermanja..
53
Nanti Ais abisin duitnya
54
Sedikit mencair..
55
Dia anak tiri gue.
56
Jantung ini..
57
Bagaimana aku bisa lupa padanya?
58
Ku tunggu di usia 19
59
Dua malaikatku datang
60
Katakan, kau sayang padaku.
61
Menantu kesayangan Papi
62
Balas dendam Kak Lim
63
Zia masih saja dendam
64
Suami istri Prik.
65
Nisa tersesat
66
Baju baru untuk istri
67
Selalu saja kurang
68
Undangan kelulusan
69
Ais kangen Papa
70
Tragedi lingerie nyasar
71
Selamat ulang tahun, Ais.
72
Kau yakin malam ini?
73
Ais sudah menjadi istri yang baik.
74
Kriteria gadis impian Dimas
75
Tawaran bagus untuk Nisa
76
Zia penebar fitnah
77
Trauma dengan orang kaya
78
Lebih baik jadi pengecut, dari pada membahayakanmu
79
Mama, Ais rindu.
80
Permohonan Nisa
81
Tak bisa diajak mesra
82
I Love You Aishwa.
83
Foto siapa ini?
84
Siapa wanita itu?
85
Jangan pernah tinggalkan aku
86
Aku pun bertemu dengannya.
87
Firasat Ais.
88
Lim dan Almira.
89
Donor jantung milik Almira
90
Dia, tak akan pernah hidup lagi
91
Dia sudah mulai menunjukkan dirinya.
92
Salah sasaran.
93
Hilangnya Nisa
94
Antara masa kini dan masa lalu yang kelam
95
Aku merindukanmu, Al
96
Asal usul Nisa
97
Pemalsuan identitas Al.
98
Jebakan demi jebakan
99
Dimas dan Nisa
100
Baru ku mulai, tapi sudah berakhir.
101
Aku, mencintainya.
102
Jadilah dirimu sendiri, aku suka.
103
Ingin bulan madu
104
Bulan Madu 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!