Aku, calon suaminya

Mobil Lim berhenti tepat di depan gedung sekolah. Ia kemudian keluar dan membuka kan pintu untuk sang calon istri.

"Keluarlah. Sudah sampai."

"Kenapa, ngga di depan gerbang aja, tadi?" jawab Ais, menyembunyikan wajahnya dengan sebuah buku.

"Sudah sampai, ngga mungkin kembali ke gerbang. Keluarlah, aku akan segera ke kantor."

"Yang nyuruh anterin siapa tadi? Ais udah nolak." sergahnya. Ia kemudian turun, dengan memakai tasnya yang berat itu.

Semua siswa yang ada, menatapnya dengan takjub. Bukan hanya karena Ais, tapi karena mobil mewah dan pria tampan yang mengantarnya.

"Ais, itu siapa?" tanya salah seorang teman padanya. "

" Dia? Ehm... Dia."

"Saya, Lim. Calon suami Aishwa." jawab Halim dengan santai, menoleh pada semua orang yang melihatnya.

"Hah... Calon suami?" tanya mereka bersamaan.

Ais terkejut. Menghela nafas panjang sembari memmbulatkan matanya. Tak di sangka, ketika Lim akan dengan santai nya menjawab yang ingin Ia tutupi.

"Sssssh.... Apa-apaan orang ini? Kenapa malah jujur?" gerutu Ais dalam hati.

Untung saja bel masuk segera berbunyi. Sehingga Ais dapat terbebas dari semua cecaran tanya para sahabatnya. Ais segera berlari, tanpa menengok lagi kebelakang.

"Dadaaah Kak Lim. Hati-hati dijalan." teriaknya.

Lim tanpa ekspresi, langsung memajukan kendaraannya lagi menuju kantornya. 

***

"Ais.... Ais...!!" panggil Nisa, salah seorang sahabat terdekatnya.

"Kenapa teriak-teriak? Kayak ngga ada kerjaan aja." tegur Ais padanya.

Nisa yang duduk di sebelah Ais, langsung meletakkan tas nya dan mulai berbicara dengan perlahan. Tema nya tetap sama dengan yang tengah heboh saat ini. Yaitu, tentang pernikahan Aiswa.

" Loe jangan tanya macem-macem untuk saat ini. Please... Gue lgi gamang dan bingung banget. Mau nolak pun, rasanya udah ngga bisa." jawab Ais.

"Yang gue mau tanya, kalian menikah kenapa? Mama punya hutang? Banyak banget emang, sampai Loe harus nikahin itu orang?" tanya Nisa.

"Bukan hutang, bukan taruhan tapi Almarhum Papa dan Papinya jodohin kami sejak dulu. Dan Papinya, ternyata sakit parah terus takut ngga bisa nyaksiin kita menikah." jawab Ais, dengan menekan dahinya kuat hingga matanya melotot.

Keduanya sama-sama bingung. Wajar saja, karena keduanya memang masih awam dengan kata pernikahan. Bahkan, untuk pacaran saja mereka belum punya nyali.

Jam pelajaran di mulai. Ais berusaha konsenstrasi dengan semua pelajaran yang Ia dapat. Karena salah satu janjinya dengan sang Papa, adalah Ia harus lulus meski bukan dengan nilai terbaik. Ya, sang Papa sangat tahu akan kemampuan putrinya. Sehingga Ia tak pernah memaksakan kehendak jika Ais tak mampu atas pencapaian yang cukup berat itu.

***

"Tuan, ini beberapa dokumen ynag harus di tanda tangani." ucap Lara, sekretaris Lim.

"Baik, terimakasih." jawab Lim, yang mulai fokus dengan laptopnya.

"Bapak?"

"Ya?"

"Apa benar, Bapak akan menikah?"

"Ya, besok." jawab Lim dengan santai.

"Dengan siapa? Kenapa, tak ada kabar Bapak berpacaran atau dekat dengan seorang gadis?"

"Urusanmu?"

"Tidak... Hanya penasaran." jawab Lara.

"Papi dan Papanya menjodohkan kami. Dan saya langsung bersedia. Hanya itu." jawab Lim dengan jujur.

"Ah, iya. Selamat ya, Tuan. Semoga bahagia atas pernikahannya." ucap Lara, dengan hati yang patah.

Lara hanya menghela nafas pasrah. Sang Tuan muda pavoritnya, ternyata akan melepas masa lajangnya. Sedih, tapi Ia tak mampu berbuat apapun. Ia pun kembali ke ruangannya, untuk mengerjakan semua laporan yang menumpuk.

Terpopuler

Comments

febby fadila

febby fadila

bapak tuan gimna ini thor

2024-12-27

0

3sna

3sna

lha td bapak skrng tuan

2024-08-10

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

nada2 nya ada pelakor y thour

2023-10-27

0

lihat semua
Episodes
1 Mendadak di lamar.
2 Perkenalan pertama
3 Mentari dan batu es.
4 Ais rindu Papa
5 Gaun pengantin si kecil
6 Naluri calon suami.
7 Aku, calon suaminya
8 Sahabat terbaik
9 Salah sangka gara-gara Pak Wil
10 Jika ini mimpi, maka bangunlah
11 Lim akan berusaha merubahnya
12 Hari pernikahan.
13 Kenapa harus menikahi anak kecil?
14 Pengantin baru
15 Malam pertama yang di pantau
16 Senjata untuk mengaturmu.
17 Mama pun pergi meninggalkan Ais.
18 Diam diam perhatian
19 Kak Lim takut hantu
20 Bayang-bayang masa lalu.
21 Jangan bilang siapapun.
22 Dikira menikahi Kakek Tua.
23 Dari Iqra Lima, turun ke Iqra Tiga.
24 Di cium, jangan di tonyor.
25 Tak ingin menjadi contoh untuk orang lain
26 Ketika Aishwa sedih
27 Mamaaaa! Ini apa?
28 Kakak suami, I Love You.
29 Berkah dibalik kesedihan
30 Hadiah semangkuk Ice cream
31 Demi Kak Lim
32 Dan Aku menangis lagi.
33 Bermalam di Rumah sakit
34 Tekanan batin Cinta
35 Suami kejaaam!
36 Ganteng, tapi menakutkan
37 Aku hanya orang baru
38 Bermanja dengan Papi mertua
39 Cemburu kah?
40 Tanggung jawab menjadi istri
41 Uang jajan dari Kakak Suami
42 Terfitnah karena miskin
43 Lagi-lagi Kak Dimas.
44 Aura sang Dimas
45 Apa bedanya, Ibu dengan mereka?
46 Ciuman pertama
47 Keisengan Ais
48 Belajar menjadi istri yang baik
49 Aishwa hamil?
50 Dia istrimu, kenapa tanya aku?
51 Bertanggung jawab, karena mengganggu waktuku
52 Sebentar saja, bermanja..
53 Nanti Ais abisin duitnya
54 Sedikit mencair..
55 Dia anak tiri gue.
56 Jantung ini..
57 Bagaimana aku bisa lupa padanya?
58 Ku tunggu di usia 19
59 Dua malaikatku datang
60 Katakan, kau sayang padaku.
61 Menantu kesayangan Papi
62 Balas dendam Kak Lim
63 Zia masih saja dendam
64 Suami istri Prik.
65 Nisa tersesat
66 Baju baru untuk istri
67 Selalu saja kurang
68 Undangan kelulusan
69 Ais kangen Papa
70 Tragedi lingerie nyasar
71 Selamat ulang tahun, Ais.
72 Kau yakin malam ini?
73 Ais sudah menjadi istri yang baik.
74 Kriteria gadis impian Dimas
75 Tawaran bagus untuk Nisa
76 Zia penebar fitnah
77 Trauma dengan orang kaya
78 Lebih baik jadi pengecut, dari pada membahayakanmu
79 Mama, Ais rindu.
80 Permohonan Nisa
81 Tak bisa diajak mesra
82 I Love You Aishwa.
83 Foto siapa ini?
84 Siapa wanita itu?
85 Jangan pernah tinggalkan aku
86 Aku pun bertemu dengannya.
87 Firasat Ais.
88 Lim dan Almira.
89 Donor jantung milik Almira
90 Dia, tak akan pernah hidup lagi
91 Dia sudah mulai menunjukkan dirinya.
92 Salah sasaran.
93 Hilangnya Nisa
94 Antara masa kini dan masa lalu yang kelam
95 Aku merindukanmu, Al
96 Asal usul Nisa
97 Pemalsuan identitas Al.
98 Jebakan demi jebakan
99 Dimas dan Nisa
100 Baru ku mulai, tapi sudah berakhir.
101 Aku, mencintainya.
102 Jadilah dirimu sendiri, aku suka.
103 Ingin bulan madu
104 Bulan Madu 1
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Mendadak di lamar.
2
Perkenalan pertama
3
Mentari dan batu es.
4
Ais rindu Papa
5
Gaun pengantin si kecil
6
Naluri calon suami.
7
Aku, calon suaminya
8
Sahabat terbaik
9
Salah sangka gara-gara Pak Wil
10
Jika ini mimpi, maka bangunlah
11
Lim akan berusaha merubahnya
12
Hari pernikahan.
13
Kenapa harus menikahi anak kecil?
14
Pengantin baru
15
Malam pertama yang di pantau
16
Senjata untuk mengaturmu.
17
Mama pun pergi meninggalkan Ais.
18
Diam diam perhatian
19
Kak Lim takut hantu
20
Bayang-bayang masa lalu.
21
Jangan bilang siapapun.
22
Dikira menikahi Kakek Tua.
23
Dari Iqra Lima, turun ke Iqra Tiga.
24
Di cium, jangan di tonyor.
25
Tak ingin menjadi contoh untuk orang lain
26
Ketika Aishwa sedih
27
Mamaaaa! Ini apa?
28
Kakak suami, I Love You.
29
Berkah dibalik kesedihan
30
Hadiah semangkuk Ice cream
31
Demi Kak Lim
32
Dan Aku menangis lagi.
33
Bermalam di Rumah sakit
34
Tekanan batin Cinta
35
Suami kejaaam!
36
Ganteng, tapi menakutkan
37
Aku hanya orang baru
38
Bermanja dengan Papi mertua
39
Cemburu kah?
40
Tanggung jawab menjadi istri
41
Uang jajan dari Kakak Suami
42
Terfitnah karena miskin
43
Lagi-lagi Kak Dimas.
44
Aura sang Dimas
45
Apa bedanya, Ibu dengan mereka?
46
Ciuman pertama
47
Keisengan Ais
48
Belajar menjadi istri yang baik
49
Aishwa hamil?
50
Dia istrimu, kenapa tanya aku?
51
Bertanggung jawab, karena mengganggu waktuku
52
Sebentar saja, bermanja..
53
Nanti Ais abisin duitnya
54
Sedikit mencair..
55
Dia anak tiri gue.
56
Jantung ini..
57
Bagaimana aku bisa lupa padanya?
58
Ku tunggu di usia 19
59
Dua malaikatku datang
60
Katakan, kau sayang padaku.
61
Menantu kesayangan Papi
62
Balas dendam Kak Lim
63
Zia masih saja dendam
64
Suami istri Prik.
65
Nisa tersesat
66
Baju baru untuk istri
67
Selalu saja kurang
68
Undangan kelulusan
69
Ais kangen Papa
70
Tragedi lingerie nyasar
71
Selamat ulang tahun, Ais.
72
Kau yakin malam ini?
73
Ais sudah menjadi istri yang baik.
74
Kriteria gadis impian Dimas
75
Tawaran bagus untuk Nisa
76
Zia penebar fitnah
77
Trauma dengan orang kaya
78
Lebih baik jadi pengecut, dari pada membahayakanmu
79
Mama, Ais rindu.
80
Permohonan Nisa
81
Tak bisa diajak mesra
82
I Love You Aishwa.
83
Foto siapa ini?
84
Siapa wanita itu?
85
Jangan pernah tinggalkan aku
86
Aku pun bertemu dengannya.
87
Firasat Ais.
88
Lim dan Almira.
89
Donor jantung milik Almira
90
Dia, tak akan pernah hidup lagi
91
Dia sudah mulai menunjukkan dirinya.
92
Salah sasaran.
93
Hilangnya Nisa
94
Antara masa kini dan masa lalu yang kelam
95
Aku merindukanmu, Al
96
Asal usul Nisa
97
Pemalsuan identitas Al.
98
Jebakan demi jebakan
99
Dimas dan Nisa
100
Baru ku mulai, tapi sudah berakhir.
101
Aku, mencintainya.
102
Jadilah dirimu sendiri, aku suka.
103
Ingin bulan madu
104
Bulan Madu 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!