Perkenalan pertama

Ais sudah mengganti pakaiannya. Begitu juga dengan Mama Linda. Mereja di minta masuk ke dalam mobil mewah yang sedari tadi sudah menunggu di halaman rumah. Beberapa tetangga pun menghampiri untuk menanyakan apa yang terjadi..

"Ada apa, Mama Ais?"

"Ngga papa. Ada seorang kerabat yang sakit, kami harus menjenguknya." jawab Mama Linda dengan ramah.

Seperti pada umumnya, ada yang percaya, dan ada yang menduga-duga dengan segala teori yang mereka buat sendiri.

Perjalanan cukup jauh, dan mereka terus diam. Apalagi dengan Ais, yang memang mabuk ketika naik mobil dengan jarak yang jauh. Ais selalu memejamkan mata, dan menggelendot manja pada sang Mama.

"Katanya jagoan, tapi kok mabok kendaraan." ledek Mamanya, disambut tawa kecil Pak Wil.

"Beda kasus, Mama. Mending berantem daripada pusing." jawab Ais.

Mama Linda hanya mengulur senyum, sembari mengusap rambut sang anak.

Tiba di sebuah Rumah Sakit besar. Rumah Sakit berskala internasional tampaknya. Dengan fasilitas lengkap, dan bangunan yang begitu mewah. Pak Wil mengajak mereka turun, dan berjalan menuju ruangan dimana Tuan Tama menjalani perawatan.

"Wuiih, ruang VVIP." gumam Ais, yang takjub.

Pak Wil tak mengetuk pintu, karena Ia tahu Tuan nya sudah menunggu. Dan benar saja, Tuan Tama langsung bangun ketika mendengar suara pintu ruangannya terbuka.

"Tuan... Mereka sudah disini." ucap Pak Wil, dengan membungkukkan badannya.

Tuan Tama langsung menatap mereka. Matanya nanar penuh haru dan segala rasa rindu yang menggebu.

"Linda....?" panggil nya lirih.

Mama Linda pun menghampiri, sembari menggandeng lengan Ais. Meski ragu, Ais pun mengikutinya.

"Kakak, apa kabar?" tanya Mama Linda.

"Seperti ini, tak baik-baik saja. Maka dari itu, aku selalu memikirkan Udin. Aku rindu dia, Lin." jawab Tuan Tama.

Mama Linda menggenggam tangan lemah itu. Tangan yang dingin, dan terasa tak bertenaga. Mereka tampak saling menguatkan, saling mengenang masa lalu, ketika persahabatan mereka masih begitu hangat.

Tiba-tiba, Tuan Tama menoleh pada Ais yang diam di dekatnya.

"Ini?"

"Ini Aishwa, keponakan mu." jawab Mama Linda.

"Ya Allah, Ais sudah sebesar ini? Dulu, Papi yang suka gantiin popok Ais kalau ngompol. Sekarang, sudah gadis." puji Tuan Tama.

"Papi?" batin Ais, memiringkan matanya.

Aiswa dengan ramah mencium tangan Tuan Tama, sembari memperkenalkan dirinya secara lengkap. Beserta statusnya yang masih sekolah.

"Katanya, kamu mewarisi sifat papamu, benar?" goda Tuan Tama.

Mama Linda pun tertawa. Ia membenarkan semua pertanyaan itu, Karena mereka yang begitu faham dengan Papa Udin yang dulunya mantan preman di kampung mereka.

Canda tawa mengisi, mengganti suasana sepi di ruangan itu. Untung saja ruangan VVIP, mereka bebas karena leluasa tanpa tetangga dikamar itu.

Kreeeekkkk! Pintu ruangan terbuka.

Seorang pemuda dengan postur tinggi, rambut pendek dan mengenakan setelan jas hitam, masuk  dengan mata melirik ke benda pipih yang Ia pegang.

"Pi, hari ini katanya boleh pulang." ucapnya, hingga Ia menatap ke depan dan menemukan seorang gadis kecil berdiri tepat di depannya.

"Halim, perkenalkan. Ini Mama Linda." ucap Tuan Tama.

"Oh, ini Tante Linda. Maaf, Halim ngga terlalu ingat wajahnya. Udah lama banget soalnya. Dan ini?" tanya Halim, menunjuk Ais yang menatapnya tanpa berkedip.

"Ini Ais, anak Tante. Kalian ketemu, Ais masih Baby. Jadi. Ngga punya kenangan." ucap Mama Linda.

"Hey, Ais. Saya Halim."

"Hay, Kak Lim. Aku Ais."

Mereka pun berjabat tangan dengan saling mengulur senyum.

"Lim, ini calon istrimu. Ais, Lim calon suami kamu. Sebentar lagi, kalian akan menikah." ucap Tuan Tama

"Apa? Calon Suami/istri?" tanya mereka bersamaan, dengan mata membulat besar.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

asik seru nih kayanya yg cewek bar2 yg cowok kalem

2023-10-27

0

ireneeee_

ireneeee_

ndk jatuh jantung kalau tiba2 di suruh menikah begitu... haha

2022-08-16

0

beban suami

beban suami

terkejhot akuh.....

2022-07-11

0

lihat semua
Episodes
1 Mendadak di lamar.
2 Perkenalan pertama
3 Mentari dan batu es.
4 Ais rindu Papa
5 Gaun pengantin si kecil
6 Naluri calon suami.
7 Aku, calon suaminya
8 Sahabat terbaik
9 Salah sangka gara-gara Pak Wil
10 Jika ini mimpi, maka bangunlah
11 Lim akan berusaha merubahnya
12 Hari pernikahan.
13 Kenapa harus menikahi anak kecil?
14 Pengantin baru
15 Malam pertama yang di pantau
16 Senjata untuk mengaturmu.
17 Mama pun pergi meninggalkan Ais.
18 Diam diam perhatian
19 Kak Lim takut hantu
20 Bayang-bayang masa lalu.
21 Jangan bilang siapapun.
22 Dikira menikahi Kakek Tua.
23 Dari Iqra Lima, turun ke Iqra Tiga.
24 Di cium, jangan di tonyor.
25 Tak ingin menjadi contoh untuk orang lain
26 Ketika Aishwa sedih
27 Mamaaaa! Ini apa?
28 Kakak suami, I Love You.
29 Berkah dibalik kesedihan
30 Hadiah semangkuk Ice cream
31 Demi Kak Lim
32 Dan Aku menangis lagi.
33 Bermalam di Rumah sakit
34 Tekanan batin Cinta
35 Suami kejaaam!
36 Ganteng, tapi menakutkan
37 Aku hanya orang baru
38 Bermanja dengan Papi mertua
39 Cemburu kah?
40 Tanggung jawab menjadi istri
41 Uang jajan dari Kakak Suami
42 Terfitnah karena miskin
43 Lagi-lagi Kak Dimas.
44 Aura sang Dimas
45 Apa bedanya, Ibu dengan mereka?
46 Ciuman pertama
47 Keisengan Ais
48 Belajar menjadi istri yang baik
49 Aishwa hamil?
50 Dia istrimu, kenapa tanya aku?
51 Bertanggung jawab, karena mengganggu waktuku
52 Sebentar saja, bermanja..
53 Nanti Ais abisin duitnya
54 Sedikit mencair..
55 Dia anak tiri gue.
56 Jantung ini..
57 Bagaimana aku bisa lupa padanya?
58 Ku tunggu di usia 19
59 Dua malaikatku datang
60 Katakan, kau sayang padaku.
61 Menantu kesayangan Papi
62 Balas dendam Kak Lim
63 Zia masih saja dendam
64 Suami istri Prik.
65 Nisa tersesat
66 Baju baru untuk istri
67 Selalu saja kurang
68 Undangan kelulusan
69 Ais kangen Papa
70 Tragedi lingerie nyasar
71 Selamat ulang tahun, Ais.
72 Kau yakin malam ini?
73 Ais sudah menjadi istri yang baik.
74 Kriteria gadis impian Dimas
75 Tawaran bagus untuk Nisa
76 Zia penebar fitnah
77 Trauma dengan orang kaya
78 Lebih baik jadi pengecut, dari pada membahayakanmu
79 Mama, Ais rindu.
80 Permohonan Nisa
81 Tak bisa diajak mesra
82 I Love You Aishwa.
83 Foto siapa ini?
84 Siapa wanita itu?
85 Jangan pernah tinggalkan aku
86 Aku pun bertemu dengannya.
87 Firasat Ais.
88 Lim dan Almira.
89 Donor jantung milik Almira
90 Dia, tak akan pernah hidup lagi
91 Dia sudah mulai menunjukkan dirinya.
92 Salah sasaran.
93 Hilangnya Nisa
94 Antara masa kini dan masa lalu yang kelam
95 Aku merindukanmu, Al
96 Asal usul Nisa
97 Pemalsuan identitas Al.
98 Jebakan demi jebakan
99 Dimas dan Nisa
100 Baru ku mulai, tapi sudah berakhir.
101 Aku, mencintainya.
102 Jadilah dirimu sendiri, aku suka.
103 Ingin bulan madu
104 Bulan Madu 1
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Mendadak di lamar.
2
Perkenalan pertama
3
Mentari dan batu es.
4
Ais rindu Papa
5
Gaun pengantin si kecil
6
Naluri calon suami.
7
Aku, calon suaminya
8
Sahabat terbaik
9
Salah sangka gara-gara Pak Wil
10
Jika ini mimpi, maka bangunlah
11
Lim akan berusaha merubahnya
12
Hari pernikahan.
13
Kenapa harus menikahi anak kecil?
14
Pengantin baru
15
Malam pertama yang di pantau
16
Senjata untuk mengaturmu.
17
Mama pun pergi meninggalkan Ais.
18
Diam diam perhatian
19
Kak Lim takut hantu
20
Bayang-bayang masa lalu.
21
Jangan bilang siapapun.
22
Dikira menikahi Kakek Tua.
23
Dari Iqra Lima, turun ke Iqra Tiga.
24
Di cium, jangan di tonyor.
25
Tak ingin menjadi contoh untuk orang lain
26
Ketika Aishwa sedih
27
Mamaaaa! Ini apa?
28
Kakak suami, I Love You.
29
Berkah dibalik kesedihan
30
Hadiah semangkuk Ice cream
31
Demi Kak Lim
32
Dan Aku menangis lagi.
33
Bermalam di Rumah sakit
34
Tekanan batin Cinta
35
Suami kejaaam!
36
Ganteng, tapi menakutkan
37
Aku hanya orang baru
38
Bermanja dengan Papi mertua
39
Cemburu kah?
40
Tanggung jawab menjadi istri
41
Uang jajan dari Kakak Suami
42
Terfitnah karena miskin
43
Lagi-lagi Kak Dimas.
44
Aura sang Dimas
45
Apa bedanya, Ibu dengan mereka?
46
Ciuman pertama
47
Keisengan Ais
48
Belajar menjadi istri yang baik
49
Aishwa hamil?
50
Dia istrimu, kenapa tanya aku?
51
Bertanggung jawab, karena mengganggu waktuku
52
Sebentar saja, bermanja..
53
Nanti Ais abisin duitnya
54
Sedikit mencair..
55
Dia anak tiri gue.
56
Jantung ini..
57
Bagaimana aku bisa lupa padanya?
58
Ku tunggu di usia 19
59
Dua malaikatku datang
60
Katakan, kau sayang padaku.
61
Menantu kesayangan Papi
62
Balas dendam Kak Lim
63
Zia masih saja dendam
64
Suami istri Prik.
65
Nisa tersesat
66
Baju baru untuk istri
67
Selalu saja kurang
68
Undangan kelulusan
69
Ais kangen Papa
70
Tragedi lingerie nyasar
71
Selamat ulang tahun, Ais.
72
Kau yakin malam ini?
73
Ais sudah menjadi istri yang baik.
74
Kriteria gadis impian Dimas
75
Tawaran bagus untuk Nisa
76
Zia penebar fitnah
77
Trauma dengan orang kaya
78
Lebih baik jadi pengecut, dari pada membahayakanmu
79
Mama, Ais rindu.
80
Permohonan Nisa
81
Tak bisa diajak mesra
82
I Love You Aishwa.
83
Foto siapa ini?
84
Siapa wanita itu?
85
Jangan pernah tinggalkan aku
86
Aku pun bertemu dengannya.
87
Firasat Ais.
88
Lim dan Almira.
89
Donor jantung milik Almira
90
Dia, tak akan pernah hidup lagi
91
Dia sudah mulai menunjukkan dirinya.
92
Salah sasaran.
93
Hilangnya Nisa
94
Antara masa kini dan masa lalu yang kelam
95
Aku merindukanmu, Al
96
Asal usul Nisa
97
Pemalsuan identitas Al.
98
Jebakan demi jebakan
99
Dimas dan Nisa
100
Baru ku mulai, tapi sudah berakhir.
101
Aku, mencintainya.
102
Jadilah dirimu sendiri, aku suka.
103
Ingin bulan madu
104
Bulan Madu 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!