Satu hari terasa bagai mimpi. Ketika kamu pulang sekolah dalam keadaan normal, dan mendadak kamu berstatus calon istri sang Tuan muda. Berkali-kali Ais mencubiti pipinya, bahkan tak segan menampar diri sendiri. Tapi, semua memang nyata.
"Kenapa pipimu merah?" tanya Lim.
"Di gigit nyamuk." jawab Ais.
"Nyamuk raksasa?"
"Iya, nyamuk yang monster yang biasa lawan sama ultramen. Tau?"
"Oh...."
"Oh? Hanya Oh? Ngga ada perhatian, gitu? Elus pipi, cariin minyak telon, atau..... Ah, menyebalkan." gerutu Ais dalam hati.
Mereka yang telah tiba di butik, lalu disambut sang pramuniaga dengan ramah. Mereka mulai memilih berdua, apa yang mereka cari disana. Terlebih lagi, Ais. Bayangan menganai apa yang Ia pakai pun belum jelas. Ia hanya bengong, menatap gaun indah yang berjejer dengan rapi di sana.
"Kakak ngga pilih?" tanya Ais.
"Sesuaikan saja dengan gaunnya. Toh, lelaki hanya memakai setelan jas."
"Oh..." jawab Ais.
"Hmmmm..." balas Lim lagi dengan tatapan dinginnya.
Ais berkeliling, di temani snag pramuniaga. Sedangkan Lim, duduk santai dengan Hpnya. Ia mengurusi perusahaan sang Papi yang tengah berkembang, karena Papi Tama harus benar-benar istirahat dalam beberapa bulan ini.
"Kak... Ini gimana?" panggil Ais, dengan mengenakan salah satu gaun cantiknya.
"Yang mana saja." jawab Lim.
"Lihat dulu. Ais lapor Papi nih." ancamnya dengan keras.
Lim pun mengalihkan pandangannya. Menatap calon istri kecil yang ada di depan mata. Matanya membulat, terbelalak dengan sebuah keajaiban yang baru saja Ia lihat.
"Ais, kenapa mencoba nya?" tanya Lim.
"Badan Nona begitu kecil. Sehingga harus mencoba beberapa yang cocok. Setelah itu, saya akan menyesuaikan dengan lekuk tubuhnya nanti." ujar sang pramuniaga.
"Ais cantik." jawab Lim.
Ais senang pada pujian itu. Meski hanya Dua kata, tapi tampak tulus.
"Terimakakasih, Calon suamiku." jawab Ais, dengan membungkukkan badan penuh hormat dan sanjungan. Membuat Lim tersenyum tipis di ujung bibirnya.
"Dasar, anak kecil." ucap Lim dalam hati.
Usai dengan semua pilihan. Ais mengajak nya segera pulang. Semua tugas sekolah, dan hafalan harus Ia kerjakan untuk setoran menuju ujian akhir. Beruntung saja, karena semua guru mengadakan rapat, hingga tadi Ia diperbolehkan pulang siang hari.
Motor berhenti, tepat di depan rumah Ais. Heran, dari mana Lim tahu rumahnya, padahal belum pernah sama sekali berkunjung kesana. Ais pun turun dari motor, dan menatap Lim penuh tanya.
"Sebelum setuju untuk menikah, aku mencari tahu tentangmu. Bahkan, kenakalanmu di sekolah pun aku tahu." jawab Lim.
"Kenapa masih mau, kalau tahu Ais nakal? Suka berantem? Bukan istri idaman."
"Karena aku tak pernah bisa memilih lagi." jawab Lim, dengan membukakan helm yang di pakai Ais.
Lim menggantungkan helm itu dibelakang, lalu bersiap pergi lagi tanpa mampir. Ketika Ia mulai menyalakan motornya, Ais menjulurkan tangan kanan padanya.
"Apa?" tanya Lim.
"Salim, cium tangan. Katanya calon suami?"
Lim mematikan motornya lagi, lalu membuka sarung tangannya. Menjawab uluran tangan Ais padanya. Dan benar saja, Aiswa mencium tangan Lim dengan wajah yang manis. Hatinya langsung bergetar, tercengang dengan perlakuan bocah tengil yang Ia tahu urakan itu.
"Tak seperti, apa yang diceritakan orang tentangnya. Gadis yang kasar, dan suka berkelahi. Apa mereka salah, atau hanya dia belum menunjukkan wujud aslinya?" tanya Lim dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
masih nyimak thooorr belum bisa komentar
2022-10-17
0
Siti Fatonah
maniss
2022-10-09
0
Siti Mas Ulah Ulah
wkkkwkkkk,,,wujud asli???,emang ais hantu yg bisa berubah wujud???hadeuh,,,lim,,,halim
2022-09-26
0