Mentari dan batu es.

"Ini, calon Istri Lim? Masih kecil?" tanya Halim.

"Masih SMA, tapi sebentar lagi lulus. Hanya tinggal dua atau tiga bulan lagi." jawab Tuan Tama.

"Baiklah. Asal Papi bahagia, dan kita segera pulang." ucap Lim, dengan nada datar.

"Hah, apa? Baiklah? Baiklah, bagaimana maksudnya, dia menerima pernikahan ini tanpa protes sama sekali?" racau Ais dalam hati.

Ia begitu heran dengan sikap yang di berikan Lim pada keputusan sang Papi. Tanpa senyum, namun tak sama sekali menyangkal. Ia hanya diam dan meng'iyakan, tanpa tahu isi di dalam hatinya.

Lim dibantu Mama Linda membereskan semua barang. Ais hanya bisa diam, karena masih gamang dengan semua yang Ia temukan hari ini. Mendadak, tanpa pemberitahuan.

Mama Linda dibantu Pak Wil, membawa Tuan Tama dengan kursi rodanya. Sedangkan Lim, membawa beberapa perlengkapan menyusul mereka dibelakang.

"Ais, ayo pulang. Kenapa kamu melamun begitu?" ajak Lim, membuyarkan lamunan Ais.

"Eh, iya.." ucap Ais, lalu berlari menyusul Lim keluar dari ruangan.

"Kak Lim, tunggu."

"Ya, kenapa?" tanya Lim, tanpa menoleh.

"Ais mau ngomong, tunggu dulu." pinta Ais, tergopoh gopoh mengejar langkah kaki Lim yang nyaris Dua kali lipat darinya.

"Tunggu...." akhirnya Ais meraih tangan Lim dan berhenti.

" Ada apa?" tatap Lim dengan tajam pada calon istrinya itu.

"Kenapa Kakak ngga nolak di jodohin sama Ais?"

"Kenapa harus nolak?"

"Emang Kakak ngga punya pacar?" tanya Ais.

"Engga."

"Masa ganteng begini jomblo?" lirih Ais.

"Kenapa, heran? Yang penting saya ngga kelainan." jawab Lim.

"Tapi, emang Kakak ngga punya cewek idaman?"

"Engga..." jawab Lim lagi.  

Ais hanya mendengkus kesal. Lim benar-benar dingin dan sulit di ajak bicara. Padahal, Ais ingin mengadakan sebuah rundingan padanya.

Liam kembali melangkah. Ia meninggalkan Ais yang masih diam dibelakang. Wajahnya benar-benar tenang, begitu fokus dengan tatapannya ke depan.

"Lim, mana Ais?" tanya Mama Linda.

"Itu.." tunjuk Lim dengan bibirnya.

Ais tampak berjalan begitu pelan, dengan menggenggam tali tas sandangnya.

"Ais, ayo cepet." panggil sang Mama.

"Mau kemana lagi?" tanya Ais.

"Pulang ke rumah Papi. Nanti, kamu akan tinggal disana setelah menikah dengan Lim." jawab Tuan Tama.

Mama Linda pun hanya mengangguk. Ia pun meminta Ais masuk ke dalam mobil Lim, agar mereka pulang berdua.

"Nanti mabok gimana?"

"Engga... Minta Kak Lim buka atap mobilnya, biar ngga mabuk." bujuk Mama Linda pada sang putri.

Lim membukakan pintu mobilnya ketika Ais datang. Tampak menunjukkan perhatian pada gadis kecilnya, meski yang di tuju belum mengerti arti yang Ia lakukan.

"Ngga usah sok kasih perhatian. Ais tahu, Kakak juga terpaksa mau nikah sama Ais."

"Kenapa harus terpaksa? Saya hanya memenuhi keinginan Papi. Itu saja." jawab Lim.

"Itu namanya terpaksa, Kak." sergah Ais yang mulai kesal.

"Mau terpaksa pun, saya akan tetap menikahi kamu." ucap Lim, dengan menyetir, namun menatap wajah Ais yang cemberut padanya.

Sepanjang jalan, mereka kembali diam. Ais hanya bersedekap sembari mengerucutkan bibirnya. Lim pun diam, karena memang jarang bicara. Berdebat pun, hanya karena Ais yang memancingnya.

***

"Biarkan saja mereka berdua, Lin. Anggap saja, sebagai jalan mereka mengakrabkan diri. Mereka, belum pernah bertemu sama sekali, bukan?"

Ucap Tuan Tama, ketika Mama Ayu beberapa kali menoleh kebelakang.

"Iya, Kak. Mereka, memang butuh pendekatan meski sebentar. Hanya saja, saya ragu jika Lim bisa menerima Ais yang wataknya seperti itu." jawab Mama Linda.

"Satu begitu ceria, dan tak bisa diam. Yang satu, terlalu dingin dan hanya bicara seperlunya. Mereka, akan saling melengkapi, nanti." balasnya, antusias.

Terpopuler

Comments

febby fadila

febby fadila

mantap yg satu bar2 yg satu kutub es

2024-12-27

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

lucu juga sih seru, aja kaya thour, asal ngk ada pelakor pusing kalau ada pelakor 🤭🤭🤭🤭

2023-10-27

1

Iffa Naila

Iffa Naila

ruwet mbuh mumet bacanya 😃😂

2023-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 Mendadak di lamar.
2 Perkenalan pertama
3 Mentari dan batu es.
4 Ais rindu Papa
5 Gaun pengantin si kecil
6 Naluri calon suami.
7 Aku, calon suaminya
8 Sahabat terbaik
9 Salah sangka gara-gara Pak Wil
10 Jika ini mimpi, maka bangunlah
11 Lim akan berusaha merubahnya
12 Hari pernikahan.
13 Kenapa harus menikahi anak kecil?
14 Pengantin baru
15 Malam pertama yang di pantau
16 Senjata untuk mengaturmu.
17 Mama pun pergi meninggalkan Ais.
18 Diam diam perhatian
19 Kak Lim takut hantu
20 Bayang-bayang masa lalu.
21 Jangan bilang siapapun.
22 Dikira menikahi Kakek Tua.
23 Dari Iqra Lima, turun ke Iqra Tiga.
24 Di cium, jangan di tonyor.
25 Tak ingin menjadi contoh untuk orang lain
26 Ketika Aishwa sedih
27 Mamaaaa! Ini apa?
28 Kakak suami, I Love You.
29 Berkah dibalik kesedihan
30 Hadiah semangkuk Ice cream
31 Demi Kak Lim
32 Dan Aku menangis lagi.
33 Bermalam di Rumah sakit
34 Tekanan batin Cinta
35 Suami kejaaam!
36 Ganteng, tapi menakutkan
37 Aku hanya orang baru
38 Bermanja dengan Papi mertua
39 Cemburu kah?
40 Tanggung jawab menjadi istri
41 Uang jajan dari Kakak Suami
42 Terfitnah karena miskin
43 Lagi-lagi Kak Dimas.
44 Aura sang Dimas
45 Apa bedanya, Ibu dengan mereka?
46 Ciuman pertama
47 Keisengan Ais
48 Belajar menjadi istri yang baik
49 Aishwa hamil?
50 Dia istrimu, kenapa tanya aku?
51 Bertanggung jawab, karena mengganggu waktuku
52 Sebentar saja, bermanja..
53 Nanti Ais abisin duitnya
54 Sedikit mencair..
55 Dia anak tiri gue.
56 Jantung ini..
57 Bagaimana aku bisa lupa padanya?
58 Ku tunggu di usia 19
59 Dua malaikatku datang
60 Katakan, kau sayang padaku.
61 Menantu kesayangan Papi
62 Balas dendam Kak Lim
63 Zia masih saja dendam
64 Suami istri Prik.
65 Nisa tersesat
66 Baju baru untuk istri
67 Selalu saja kurang
68 Undangan kelulusan
69 Ais kangen Papa
70 Tragedi lingerie nyasar
71 Selamat ulang tahun, Ais.
72 Kau yakin malam ini?
73 Ais sudah menjadi istri yang baik.
74 Kriteria gadis impian Dimas
75 Tawaran bagus untuk Nisa
76 Zia penebar fitnah
77 Trauma dengan orang kaya
78 Lebih baik jadi pengecut, dari pada membahayakanmu
79 Mama, Ais rindu.
80 Permohonan Nisa
81 Tak bisa diajak mesra
82 I Love You Aishwa.
83 Foto siapa ini?
84 Siapa wanita itu?
85 Jangan pernah tinggalkan aku
86 Aku pun bertemu dengannya.
87 Firasat Ais.
88 Lim dan Almira.
89 Donor jantung milik Almira
90 Dia, tak akan pernah hidup lagi
91 Dia sudah mulai menunjukkan dirinya.
92 Salah sasaran.
93 Hilangnya Nisa
94 Antara masa kini dan masa lalu yang kelam
95 Aku merindukanmu, Al
96 Asal usul Nisa
97 Pemalsuan identitas Al.
98 Jebakan demi jebakan
99 Dimas dan Nisa
100 Baru ku mulai, tapi sudah berakhir.
101 Aku, mencintainya.
102 Jadilah dirimu sendiri, aku suka.
103 Ingin bulan madu
104 Bulan Madu 1
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Mendadak di lamar.
2
Perkenalan pertama
3
Mentari dan batu es.
4
Ais rindu Papa
5
Gaun pengantin si kecil
6
Naluri calon suami.
7
Aku, calon suaminya
8
Sahabat terbaik
9
Salah sangka gara-gara Pak Wil
10
Jika ini mimpi, maka bangunlah
11
Lim akan berusaha merubahnya
12
Hari pernikahan.
13
Kenapa harus menikahi anak kecil?
14
Pengantin baru
15
Malam pertama yang di pantau
16
Senjata untuk mengaturmu.
17
Mama pun pergi meninggalkan Ais.
18
Diam diam perhatian
19
Kak Lim takut hantu
20
Bayang-bayang masa lalu.
21
Jangan bilang siapapun.
22
Dikira menikahi Kakek Tua.
23
Dari Iqra Lima, turun ke Iqra Tiga.
24
Di cium, jangan di tonyor.
25
Tak ingin menjadi contoh untuk orang lain
26
Ketika Aishwa sedih
27
Mamaaaa! Ini apa?
28
Kakak suami, I Love You.
29
Berkah dibalik kesedihan
30
Hadiah semangkuk Ice cream
31
Demi Kak Lim
32
Dan Aku menangis lagi.
33
Bermalam di Rumah sakit
34
Tekanan batin Cinta
35
Suami kejaaam!
36
Ganteng, tapi menakutkan
37
Aku hanya orang baru
38
Bermanja dengan Papi mertua
39
Cemburu kah?
40
Tanggung jawab menjadi istri
41
Uang jajan dari Kakak Suami
42
Terfitnah karena miskin
43
Lagi-lagi Kak Dimas.
44
Aura sang Dimas
45
Apa bedanya, Ibu dengan mereka?
46
Ciuman pertama
47
Keisengan Ais
48
Belajar menjadi istri yang baik
49
Aishwa hamil?
50
Dia istrimu, kenapa tanya aku?
51
Bertanggung jawab, karena mengganggu waktuku
52
Sebentar saja, bermanja..
53
Nanti Ais abisin duitnya
54
Sedikit mencair..
55
Dia anak tiri gue.
56
Jantung ini..
57
Bagaimana aku bisa lupa padanya?
58
Ku tunggu di usia 19
59
Dua malaikatku datang
60
Katakan, kau sayang padaku.
61
Menantu kesayangan Papi
62
Balas dendam Kak Lim
63
Zia masih saja dendam
64
Suami istri Prik.
65
Nisa tersesat
66
Baju baru untuk istri
67
Selalu saja kurang
68
Undangan kelulusan
69
Ais kangen Papa
70
Tragedi lingerie nyasar
71
Selamat ulang tahun, Ais.
72
Kau yakin malam ini?
73
Ais sudah menjadi istri yang baik.
74
Kriteria gadis impian Dimas
75
Tawaran bagus untuk Nisa
76
Zia penebar fitnah
77
Trauma dengan orang kaya
78
Lebih baik jadi pengecut, dari pada membahayakanmu
79
Mama, Ais rindu.
80
Permohonan Nisa
81
Tak bisa diajak mesra
82
I Love You Aishwa.
83
Foto siapa ini?
84
Siapa wanita itu?
85
Jangan pernah tinggalkan aku
86
Aku pun bertemu dengannya.
87
Firasat Ais.
88
Lim dan Almira.
89
Donor jantung milik Almira
90
Dia, tak akan pernah hidup lagi
91
Dia sudah mulai menunjukkan dirinya.
92
Salah sasaran.
93
Hilangnya Nisa
94
Antara masa kini dan masa lalu yang kelam
95
Aku merindukanmu, Al
96
Asal usul Nisa
97
Pemalsuan identitas Al.
98
Jebakan demi jebakan
99
Dimas dan Nisa
100
Baru ku mulai, tapi sudah berakhir.
101
Aku, mencintainya.
102
Jadilah dirimu sendiri, aku suka.
103
Ingin bulan madu
104
Bulan Madu 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!