"Kalian, kalau mau pergi ya pergi saja. Papi sama Pak Wil di rumah."
"Kemana?" tanya Lim, yang tengah santai dengan memainkan Hpnya.
"Kencan lah. Pacaran setelah menikah itu lebih indah. Karena kalian pun sudah bebas. Mau sekalian menginap di hotel pun tak apa." jawab Papi Tama, yang membuat Ais seketika tersedak susu hangat nya.
"Uhuuukkk... Uhuuuk, uhukk!. Aakh, sakitnya tenggorokanku." lirih Ais.
Lim dengan sigap langsun mengambilkan air minum untuknya. Dan membantunya agar rasa perih di tenggorokannya hilang.
"Pa... Ngga usah permasalahin bulan madu terus lah. Ais belum ngerti. Ais masih fokus ke ujian sekolah nya yang sebentar lagi dilaksanakan." tegur Lim, pada sang Papi.
Seketika, wajah Papi Tama tampak murung. Tertunduk lesu, dan matanya berkaca-kaca. Lim menghembus nafas kasar ketika melihatnya.
"Jurusnya, selalu saja itu." batin Lim, kesal.
"Ayo Ais, bersiap."
"Hah, kemana, Kak?" tanya Ais, menatapnya penuh tanya.
"Nonton. Ke bioskop, atau kemana. Aku tunggu diluar. Kita pakai motor saja." ucap Lim.
"I-iya..." Ais langsung berlari ke kamarnya, lalu memakai jaket agar tak kedinginan di jalan.
"Pi, Ais pergi dulu, ya?" pamitnya, dengan mencium tangan Papi mertuanya.
Ais kemudian menghampiri Lim, yang telah siap dimotornya. Begitu tampan dan macho, membuat hati Ais meleleh.
"Aaaah, ini suamiku." batinnya.
Ais menaiki motor itu, dan Lim langsung menggelangkan tangan Ais di pinggangnya. Lalu Lim menyetirnya dengan kencang mulai membelah jalanan.
"Kemana?"
"Katanya nonton?"
"Aku ngga hoby nonton Bioskop. Yang lain aja, asal jangan ke Mall."
"Ish, baru aja mau bilang." batin Ais.
Tanpa di perintah, Lim berhenti di sebuah Minimarket.
"Turun." pintanya pada Ais.
Ia kemudian membawa Ais masuk, dan membelikannya beberapa cemilan dan ice cream kesukaannya.
"Darimana tahu kesukaan Ais?"
"Dari Mama." jawabnya singkat.
"Tapi jangan Ice cream strowbery, karena...."
"Alergi. Aku juga tahu. Ini, makanlah." ucap Lim, dengan memberikan Satu cup kecil Ice cream rasa coklat.
Mereka pun duduk, di sebuah kursi yang ada di sana. Santai, menikmati indahnya malam dengan benyaknya cemilan yang di berikan Lim padanya.
"Ice cream, cilin cilin. Ice cream, Cilin..." senandung Ais, sembari membuka Ice creamnya. Dan tak lupa, menjilat sisa yang ada di tutup cup Ice creamnya agar bersih.
"Kenapa di jilat? Jorok." tegur Lim.
"Kakak orang kaya. Tak tahu, betapa berharganya sisa yang tertempel di tutup cup. Sangat sayang, jika hanya di buang." balas Ais, dengan menyipitkan mata dan menikmati setiap sendok Ice creamnya.
"Hhh, apa-apaan? Hanya seperti itu. Aku bisa membelikannya lebih banyak, daripada begitu. Jika kau belum puas."
"Beda sensasi, Kakak. Coba aja." tantang Ais, yang kini membuka snacknya.
"Apaan." sergah Lim, dengan menikmati kopi dinginnya.
Hari sudah semakin larut. Tak terasa semua snack yang Lim berikan pun telah tandas. Semua berserakan di meja, tapi Ais tengah membersihkan nya.
"Petugas kebersihan ada, kenapa kau turun tangan?"
"Ah, orang kaya ini. Selalu saja protes. Tahu kah Kakak, kalau kita pergi dengan meninggalkan sampah berserakan? Maka, penghuni disini akan selalu mengikuti, dan menghantui kita. Bahkan hingga kerumah."
"AIS... Ah, menyebalkan. Ayo, pulang sekarang. Tinggalkan sampahnya disana. Biarkan pemulung memungutnya." tariknya, pada tangan Ais yang masih memegang bungkusan sampah.
"Kakak takut hantu?"
"Engga. Buat apa takut? Mereka itu ngga ada."
"Itu, yang di sebelah Kakak."
"Aishwa! Jewer kamu nanti." ancam Lim.
Ais pun tertawa terbahak-bahak, melihat wajah suaminya yang tampak begitu pucat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
beban suami
lakik nggk jamin nggk takut hantu
2022-07-12
0
Yanti Yanti
hihihi takut hantu, aaah nnti ais jailin dech
2022-07-09
1
A ai
ais nakal
2022-07-02
1