Ada rindu yang begitu mendalam akan tempat kelahiran. Ada pula rasa benci ditempat yang sama dan berharap untuk tidak akan kembali lagi. Entahlah sebenarnya apa yang terjadi sampai Listi merasa bingung dengan diri sendiri. Namun, ada satu yang ia ingat. Ingin rasanya ia berkunjung ke makam ayahnya dan bercerita disamping batu nisan disana. Rasanya mungkin akan sedikit lega daripada duduk diam menatap langit memandang bintang dan mulai bercerita meski ia tahu tak akan ada jawaban disana. Listi beranjak dan meminta izin untuk pulang ke Jakarta selama dua hari saja.
" Mama ikut."
" Papa juga pergi."
" Papa sama Mama yakin?"
" Iya, dan papa juga tidak akan membiarkan kamu bermalam di rumah lamamu, kita sekeluarga pergi dan menginap di hotel saja. Papa takut, tempat itu akan mengingatkan kamu tentang pahitnya sebuah kehidupan yang pernah kamu alami."
Listi terdiam. Betapa terharunya ia ketika orang tuanya bisa tahu akan perasannya. Dia ingin menangis, tapi dia memilih tersenyum dan memeluk papanya dengan begitu erat. Rasanya sosok ayah ada dalam diri papanya saat itu.
" Kalau begitu, kita berangkat besok pagi. Kan papa juga libur kerja."
" Jadi sekarang kamu bilang sama Novi sama Putri, suruh siap-siap biar besok bisa langsung berangkat."
" iya, pa."
" Novi nggak mau ketemu ibu." Jawab Novi kesal.
" Novi, tidak ada yang akan menemui ibu. Kita ke makam ayah, sayang. Apa Novi nggak rindu sama ayah?nggak mau ketemu ayah??nggak mau doa'in ayah biar tenang bersama Tuhan?."
" Novi mau, tapi Novi takut ketemu sama ibu."
" Sayang, kita pastikan jauh dari ibu, ya."
" Kakak janji?"
" Janji."
...
Malam itu Listi berdiri diantara langit malam. Kebiasaan itu terulang.
" Ayah, besok aku akan datang. Akan aku ceritakan betapa pahitnya hidup anakmu sekarang. Ayah, Tuhan telah mendengar doaku, sampai aku dipertemukan dengan keluarga sebaik itu. Dan ada satu doa lagi,ayah. Tolong sampaikan pada Tuhan bahwa aku ingin ibu kembali. Jangan sampai ibu terbawa akan lelaki tak baik itu." gumam Listi.
" Listi,"
" Putri, ada apa."
" Setiap detik, setiap menit, bahkan setiap saat, aku tahu ada begitu banyak doa diantara yang terucap, ada begitu banyak harapan meski hanya beberapa yang terucapkan. Dan kamu pasti lelah. Meminta untuk mengembalikan orang-orang yang kamu sayang. Tetap doakan yang terbaik untuk ibumu, dan biarkan keadaan menyatukan kalian kembali. Aku yakin, ibumu hanya tengah lupa hanya karena satu titik kebahagiaan sementara. Ia lupa, bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga dan tak akan ada penggantinya. Cukup sabar dan ikhlas. Masih ada keluarga yang ada bersamamu. Yang pasti akan terus menyayangimu, dan berjanji tak akan pernah memberikan kepahitan hidup meski dengan cerita dan kisah yang berbeda. "
" Aku sudah sangat bahagia dengan adanya kalian semua. Pernah aku berpikir Tuhan tak adil, tapi ternyata Tuhan begitu menyayangi aku. Tuhan memberiku cobaan yang begitu berat, namun menggantinya dengan kebahagiaan yang tiada hentinya. Aku dihadapkan dengan begitu banyak cobaan tapi Tuhan menyiapkan begitu banyak bahu untukku bersandar. Dan itulah kekuatanku untuk tetap bertahan. Motivasi untukku terus melangkah. Tanpa kalian aku tak akan berada dititik ini. Tapi bersama kalian aku tak lagi rapuh, aku punya tangan untuk selalu aku genggam. Terimakasih untuk semuanya."
"Berbahagialah."
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments