Episode 17

"Kakak.." Panggil Novi.

" Iya, sayang."

"Maafin Novi, kak. Novi nggak bisa sembunyikan sakit Novi lagi. Sekarang Novi di rumah sakit, semua orang nangis karena Novi."

"Novi, jangan bicara seperti itu, sekarang bilang sama kakak, kamu sering sakit, ya? kamu sembunyikan semua dari orang-orang? termasuk kakak?"

" Novi sering pusing kak, mual. Tapi Novi nggak mau cerita. Novi pikir itu sakit biasa. Iya kan, kak?"

Listi terdiam. Sedetail apapun Listi menjelaskan, bukan umur yang tepat bagi Novi untuk mengetahui semua itu. Hanya doa dan harapan, serta dukungan untuk Novi yang bia ia lakukan.

" Kamu pasti sembuh, sayang. Kakak yakin, kamu kuat."

" Kata dokter apa, kak?"

" Kamu kecapean, banyak main. Iya kan? Sekarang kamu banyak istirahat, ya."

" Iya, kak."

Listi keluar disusul oleh Putri. Ada air mata yang tak terbendung. Ketika ia merasa Novi tak akan mendengar tangisnya, ia menumpahkan air matanya disana.

" Kenapa Novi sudah bisa berpikir begitu? Menyembunyikan sakit hanya ingin terlihat baik-baik saja dimata semua orang?"

" Listi," Putri memeluknya.

"Novi pasti sembuh, kita lakukan apapun untuk dia. Novi gadis yang kuat, nyatanya dia mampu menyembunyikan semua tanda-tanda sakitnya, bermain layaknya gadis seusianya."

Listi hanya mampu menangis. Bahkan ia hampir tak percaya ketika sang adik yang biasanya sangat ceria kini harus terbaring lemah dengan sakit yang tak terduga selama ini. Rasanya hancur, batinnya teriris sebagai seorang kakak, Harapannya agar keluarganya selalu baik-baik saja, hancur seketika melihat pemandangan rumah sakit yang dihuni oleh adiknya sendiri.

" Yakinkan aku, Putri. Novi akan kembali seperti semula, dia akan baik-baik saja." kata Listi disertai isak tangisnya.

" Novi pasti baik-baik saja, Listi. Percayalah."

...

Mama dan papanya datang.

"Bagaimana keadaan Novi sekarang?" tanya papanya.

" Lagi istirahat, pa." jawab Putri.

" Kita gagal menjadi orang tua yang peka terhadap putri kita." kata mamanya sembari menangis.

" Jangan sesali, ma. Kita tidak pernah tahu rencana apa yang akan terjadi hari ini dan hari selanjutnya, ini sudah menjadi rencana Tuhan. Tapi Novi, gadis yang sangat ceria. Dia bisa menyembunyikan semua sakit yang dia alami selama ini, dia sangat kuat, Putri yakin Novi pasti sembuh, kita lakukan semua cara untuk kesembuhan Novi ya, ma." Kata Putri.

"Pasti, sayang."

Suasana haru, sedih tengah menyelimuti keluarga Listi saat ini.

"Kamu pulang dulu, Putri . Biar mama sama papa yang jaga Novi. Listi kamu pulang sama Putri ya."

" Tapi, pa." Listi seolah tak ingin meninggalkan sang adik.

"Kamu tidak istirahat dari kemarin, biar sekarang kami yang disini, jangan sampai kamu juga sakit karena kurang istirabat." jelas papanya.

" Iya, pa."

Dengan rasa yang begitu berat Listi sebentar menengok sang adik, mencium keningnya dan kemudian meninggalkannya.

...

Hari mulai gelap, Listi termenung. Putripun tak tahu harus berbuat apa. Karena Putri tahu, ini adalah hal yang paling mengecewakan, dan sangat mengecewakan. Mungkin ini titik paling rapuh yang sedang dirasakan oleh Listi.

" Jangan larut dalam memikirkan sesuatu, Listi. "

" Besok kita ke rumah sakit lagi, ya."

" Iya. Sekarang tidurlah."

Bukan menuruti perkataan Putri, Listi malah beranjak dan membuka jendela kamarnya lebar-lebar.

Lihatlah kakakmu ini, Novi. Begitu bodoh menjaga dan menjadi sosok yang peka. Kakakmu ini pernah bilang akan menjadi figur seorang ibu. Tapi tanpa sengaja dia lupa tugasnya menjadi figur itu. Dia menjadi figur bodoh dengan ketidakpekaannya. Maafkanlah dia, sakitmu sakitnya juga. Cepat sembuh sayang, kakak menunggumu kembali ceria seperti biasanya. Kata Listi dalam hati.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!