Sudah beberapa hari belakangan ini Refan tampak diam dan itu menjadi pertanyaan dibenak serin. tidak seperti biasanya Suaminya bermanja-manja dengan dirinya, sekarang terkesan Refan menghindarinya.
Serin tidak ingin mengganggu Suaminya, Serin yakin jika saat ini suaminya sedang Ada masalah. " Mungkin saat ini suaminya tidak ingin membebani nya dengan masalah yang ia hadapi. Begitulah dipikiran serin saat ini
Serin mendekati Suaminya, Kemudian duduk didekat nya. berharap suaminya akan berbagi masalah dengan diri nya.
" Kamu belum tidur.?" Tanya Refan basa basi Namun serin mulai sakit hati melihat perubahan suaminya, Biasanya Refan akan berbincang sambil bercanda sebelum ia kembali kekamar Tapi ini Apa. ia bahkan terkesan cuek dengannya. " Serin berperan dalam pikirannya sendiri
Kehamilannya membuat serin jadi sensitif hingga tanpa berkata Apa apa , sering bangkit dari duduknya dan meninggalkan suaminya seorang diri.
Refan sedikit heran dengan sikap istrinya, ia belum menyadari bahwa dirinya lah penyebab serin seperti itu.
Hingga detik kemudian Refan mulai menyadari kesalahannya dan mengingat kembali, jika selama beberapa hari ini ia bersikap cuek terhadap istrinya. Refan mengusap wajahnya kasar sambil mengumpat dirinya sendiri.
Bodoh.. bodoh..kamu Refan." Gumam nya dengan Nada frustasi
Refan melangkah Menghampiri istrinya di dalam kamar Namun begitu Refan ingin membuka pintu kamarnya. Pintu sudah terkunci dari dalam Membuatnya tambah frustasi
"Sayang...." Panggil Refan lembut
Refan terus mengetuk pintu kamarnya Namun tak ada sahutan dari serin.
"Sayang...Buka pintunya dong.! " Bujuk Refan
Berulang kali Refan berusaha membujuk serin Namun tetap sama tak ada sahutan, Refan mulai khawatir dengan keadaan istrinya didalam.
Refan terus mengetuk pintu nya sampai terdengar suara teriakan dari dalam menyuruhnya untuk tidur dikamar tamu
"Sayang...Buka Pintunya." Lagi lagi Refan membujuk istrinya
"Tidur di kamar tamu sana.." Teriak serin
Refan mengalah mungkin malam ini dirinya benar benar akan tidur sendirian di kamar tamu.
Nasib dah. padahal Refan ingin menjenguk Calon Anaknya malam ini, Semua gagal karena kesalahannya sendiri.
Refan mengerang frustrasi, melangkah masuk kekamar tamu. Malam semakin larut Refan berusaha memejamkan matanya Namun tetap tak bisa ia membolak-balikkan badan nya mencari posisi yang nyaman Namun tetap sama. Refan tak dapat memejamkan matanya.
" Hingga pukul 1 malam, Serin masuk kedalam kamar tamu mencari suaminya, Serin pun merasakan hal sama tak bisa tidur jika tidak berada dalam dekapan suaminya.
Pelan pelan serin menyusup masuk kedalam selimut yang membungkus tubuh Suaminya saat ini. Serin memeluknya dengan erat dari belakang, Membuat senyum Refan terbit dari sudut bibirnya karna Refan belum memejamkan matanya.
Refan membalikkan badannya kearah Istrinya kemudian mendekap tubuh serin begitu erat.
" Maaf." Lirih Refan mencium kening istrinya penuh sayang
Serin tak menyahut ia hanya merapat kan tubuhnya lebih erat lagi kedalam dekapan Suaminya sambil menyesap Aroma tubuh suaminya yang sudah menjadi kebiasaannya saat tidur.
Kehamilan serin tak pernah ia rasakan yang Namanya ngidam makanan yang Aneh-aneh. Cuma serin selalu ingin menghirup aroma tubuh suaminya.
Mereka terlelap dalam tidurnya. Hingga pagi menjemput mereka masih betah dalam balutan selimut yang sama. Baik Refan maupun serin mereka sama sama merasa Nyaman.
Pelan pelan serin membuka matanya pandangannya tertuju pada wajah tampan suaminya, Senyum serin mengembang melihat suaminya masih terlelap dengan tenang.
Tangannya terulur menyentuh wajah Suaminya, serin mengelus nya penuh sayang hingga tangannya digenggam oleh tangan Refan. Reflek serin menarik tangannya dan mendorong tubuhnya kebelakang, Namun Refan menariknya lebih dekat lagi kemudian mengunci pergerakan tubuh serin.
Tatapan mereka sama sama terkunci, hingga beberapa detik kemudian Bibir mereka Sudah menempel sempurna, serin larut dalam ciuman panas suaminya Refan menyesap memangut bibir serin yang selalu menggodanya. mereka terus bermain lidah bertukar Saliva. Hingga serin merasakan kehabisan oksigen barulah Refan melepasnya.
Refan mengusap bibir serin sembari tersenyum.
" Maafkan aku sayang. Beberapa hari ini Aku kurang memperhatikan kamu." Sesal Refan terus mengecup kening istrinya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Weweta Weta
Sama ngak bisa jauhan
2024-02-01
0
Siti Homsatun
sama" saling membutuhkan
2022-03-17
0
Titin Aini
lanjut thor
2022-03-10
1