Pagi menjelang perlahan lahan Serin mengerjab kan matanya dimana ia mendengar suara ribut dari arah luar iapun bergegas bangkit dari tidurnya dengan sisa sisa kesadarannya ia lantas keluar dari kamarnya menuju Arah suara berasal.
Serin terdiam ditempatnya menatap kearah dapur, bibirnya mengatup menahan tawanya penampilan pria yang selalu dingin itu sekarang berubah menjadi chef dadakan dengan mengenakan Apron berwarna hitam bergaris. Jangan lupa spatula ditangannya sesekali ia menghindar jika percikan minyaknya akan mengenainya.
Serin perlahan-lahan menghampiri pria itu Namun saat akan kecipratan minyak pria dingin itu berbalik hingga reflek ia memeluk tubuh mungil serin.
Deg..
Jantung kedua manusia itu berpacu semakin cepat, mereka masih dalam posisi yang sama diam tak bergerak Akal sehatnya menghilang hingga beberapa saat. Tatapan mereka bertemu,
Wajah mereka hanya berjarak beberapa Senti hingga hembusan nafas keduanya sama sama terasa kekulit keduanya
Perlahan lahan Refan mendekat kan wajahnya hingga menyisah kan beberapa Senti Semakin dekat hingga benda kenyal itu menempel sempurna, sering merasakan sensasi yang luar biasa, yang belum pernah dia rasakan sebelumnya Matanya terpejam kuat saat Rafan mulai menggigit bibir bawahnya membuat nya leluasa memainkan rongga mulutnya. Refan terus menyesap, memangut nya saling bertukar Saliva hingga detik berikutnya ciuman itu pun terlepas.
Refan mengusap bibir basah Serin dengan menggunakan jari nya. Jantungnya berdetak sangat kencang seakan ingin melompat keluar.
Terlihat serin masih mengatur Nafasnya ia menghirup Nafas dalam-dalam untuk mengisi kembali oksigen didalam tubuhnya yang berkurang akibat ciuman panas Refan.
Refan tersenyum Menatap gadis itu yang masih mematung ditempatnya. Refan mendekap tubuh gadis itu menikmati hangatnya sentuhan lembut tangan gadis Yang ada di dekapan nya itu
"Maaf " Lirihnya terus mengusap lembut rambut panjang Serin
Serin menggeleng cepat seolah mengatakan tak ada yang salah disini mereka melakukannya hanya reflek .
Sering mengurai pelukannya saat Indra penciuman nya mencium Aroma Hangus bahkan gumpalan Asap sudah banyak diatas penggorengannya.
"Ayamnya Hangus. "Pekik Serin menatap Rafan sekilas lalu menatap penggorengan diatas kompor yang sudah hitam tak berbentuk lagi
"Astagaaaa..Aku lupa. " Refan bergegas mematikan kompor lalu mengangkat Ayam nya yang sudah berubah menjadi hitam.
Serin tertawa kecil melihat Ayam nya sudah gosong.
Melihat itu hati Refan merasa hangat didalam hatinya. Mulutnya melengkung membentuk senyuman. Gadis itu bisa tersenyum, senyum yang tak pernah ia perlihatkan.
"Sini biar saya yang masak. " Serin mengambil Alih spatula yang ditangan Refan kemudian menuntun Pria itu duduk di meja makan kemudian ia mengenakan Apron siap untuk berkutat di dapur, Refan hanya melihatnya sambil tersenyum bahagia melihat gadis itu bisa tertawa seperti itu.
15 menit kemudian makanan sudah tersaji diatas meja makan membuat mata Refan membulat, Bagaimana tidak ia pikir gadis didepannya hanya gadis manja yang tak tau apa apa, Namun nyatanya ia bisa memasak.
Nasi goreng tersaji dengan sangat menggugah selera. Refan pun makan dalam diam, menikmati masakan gadis didepannya.
"Enak. " Satu kata yang bisa membuat Serin terbang keatas Awan pujian yang belum pernah terlontar dari mulut orang orang terdekatnya setiap mereka menikmati masakan nya.
Ada rasa haru menyelimuti hati serin saat ini kenapa justru orang luar begitu peduli dengannya, kenapa keluarganya seolah ingin menjauhinya, bahkan Ayah yang satu satunya ia miliki tega menyerahkannya ke pria kejam seperti Leon.
Melihat raut wajah gadis didepannya tiba tiba sendu, Refan pun memberanikan dirinya menggenggam tangan serin. Menatapnya dalam seakan ingin menyampaikan lewat tatapan nya, bahwa semua akan baik baik saja.
******
Refan berangkat kerja dengan meninggalkan serin seorang diri di Apartemen, Namun sebelum berangkat Refan meminta no ponsel serin untuk berjaga jaga kemungkinan yang terjadi.
" Mana ponselmu. Kamu bisa menyimpan nomor ponselku jika kamu membutuhkan sesuatu kamu bisa menghubungiku" tutur Refan berdiri didepan serin dengan mengulurkan tangannya kedepan
Serin menunduk malu, hingga detik kemudian perlahan ia menggeleng pelan," Aku tidak memiliki ponsel" lirih serin sangat pelan nyaris tak terdengar.
Refan tercengang menatap gadis didepannya yang sudah Menunduk, di zaman sekarang bahkan dia tidak memiliki ponsel" pikir Refan.
"Baiklah, Maafkan saya.! " Sesal Refan
"kamu hati hati di sini, jangan membuka pintunya tunggu sampai saya pulang, pamit Refan yang sudah ingin melangkah keluar Namun suara serin menghentikan langkahnya.
"Kak...Tunggu sebentar. " Panggil serin yang kini melangkah kemeja makan megambil kotak makan untuk Refan,
Laki laki itu berdiri mengamati arah langkah serin hingga sudut bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman, Bagaimana tidak mereka seperti suami istri saja, yang harus membawa bekal dari Istrinya." Refan terkekeh dalam hatinya.
" Ini bekal makan siang untuk kak."serin menyodorkan kotak makan itu lalu mencoba mencium punggung tangan Refan seperti seorang istri mengantar suaminya kerja sampai kedepan pintu.
Serin langsung berlari masuk kedalam tak peduli dengan Refan yang saat ini masih diam mematung ditempatnya, Lagi lagi gadis itu seolah membuatnya menjadi sedikit lebih dihargai sebagai seorang laki-laki.
Refan melangkah meninggalkan unit Apartemen nya Menuju perusahaan tempat ia bekerja menjadi Asisten pribadi seorang CEO yang membuat Refan memiliki kesibukan seperti tuan nya.
"Selamat pagi tuan" Sapa Refan sangat sopan saat masuk keruang kerja tuannya.
"Hem..
Refan terus menunduk tak berani menatap tuannya yang saat ini tengah bercumbu dengan perempuan yang sudah setengah telanjang di depan nya, Bukan hal biasa lagi bagi dia melihat pemandangan didepannya. Bahkan tiap hari merupakan makanan sehari hari Refan harus melihat secara live adegan panas itu.
"Tuan, satu jam lagi kita akan mengadakan meeting penting, para petinggi ikut dalam meeting kali ini.
Leon menghentikan Aktivitas panas nya kemudian menatap Asistennya Yang terus menunduk,
"Baiklah. Kau persiapkan semuanya, setengah jam kita keruang meeting
"Baik tuan." Sahut Refan kemudian bergegas keluar dari ruangan tuan nya.
Begitu sampai di balik pintu Refan terlihat mengatur Nafasnya, Ada rasa Aneh didalam tubuhnya seperti tersengat aliran listrik didalam tubuhnya. Suara ******* wanita itu membuat jiwa lelakinya minta untuk disalurkan.
Ia lantas meninggalkan ruangan tuannya membiarkan tuan Leon bercumbu dengan gadis itu.
Sementara di dalam ruangan leon...
Kini Leon mempercepat gerakannya mengerami wanita itu yang sudah duduk dipangkuanya wanita itu memimpin permainannya, memompa dengan cepat hingga Leon mengerang kenikmatan hentakan demi hentakan, tak lupa tangannya bergerak memainkan kedua bukit kembar wanita itu.
"Aaaakh...lebih cepat lagi "Rancau Leon menikmati goyangan pinggul wanita itu hingga erangan panjang mengakhiri permainan mereka,
Leon dengan kasarnya menyingkirkan wanita itu diatas tubuhnya, meninggalkan begitu saja dan segera masuk kedalam kamar mandi membersihkan dirinya .
Wanita itu hanya mendengus kesal,sikap Leon seakan tak menghargainya, meskipun ia dibayar Namun wanita itupun tidak ingin jika dikasari.
Refan termenung sembari tersenyum sendiri mengingat kembali kejadian tadi pagi, ia sangat menikmati hangatnya ciuman serin. Ciuman itu kali pertamanya ia rasakan, diusia ya yang terbilang cukup matang untuk merasakan indahnya berciuman Namun Refan tidak ingin melakukan nya dengan sembarang perempuan.
"Aaaakh..kenapa aku jadi merindukannya." Teriak Refan frustasi
Refan mengusap wajahnya kasar, kemudian bangkit dari duduknya menuju ruang meeting. Terlihat Tuannya saat ini lebih segar dan sudah mengganti pakaiannya, Refan tau betul jika tuannya sudah menuntaskan hasratnya bersama wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
mintil
ya untung si serin di talak. leon menjijikkan
2022-03-25
1
Berlian An
q mampir
2022-03-08
2